Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN

Pada Ny.S dengan

Diabetes Melitus
Di Ruangan Lontara I Atas Belakang
RS WAHIDIN SUDIRHUSODO MAKASSAR.

OLEH :

Nur Syahraeny Ramli


(21.04.018)

STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR


Definisi
Diabetes melitus adalah penyakit
hiperglikemia yang ditandai dengan
ketidakadaan absolute insulin atau
penurunan relative insensitivitas sel
terhadap insulin.
What is
Diabetes Diabetes melitus adalah golongan penyakit kronis yang
ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah
sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme
Melitus? dalam tubuh, di mana organ pankreas tidak mampu
memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.
Penderita diabetes melitus mengalami gangguan
dalam mengubah bahan makanan menjadi energi.
Setelah makan, makanan diubah menjadi gula yang
juga sering disebut sebagi glukosa.
Etiologi Diabetes Melitus

Diabetes mellitus tipe I:


disebabkan oleh beberapa faktor
seperti faktor genetik (Penderita Diabetes mellitus tipe II: Pada penderita
diabetes tidak mewarisi diabetes diabetes mellitus tipe dua, pancreas tetap
tipe I itu sendiri tetapi mewarisi menghasilkan insulin, namun kadarnya
suatu presdisposisi atau lebih tinggi dari normal. Akibatnya, tubuh
kecenderungan genetic kearah membentuk kekebalan terhadap efeknya,
terjadinya diabetes tipe I. sehingga menyebabkan kekrangan insulin
Kecenderungan genetic ini cukup banyak. Penyakit ini bisa terjadi pada
ditentukan pada individu yang anak-anak dan dewasa, tetapi biasanya
memililiki tipe antigen tejadi setelah usia 30 tahun. Sebenarnya,
HLA (Human Leucocyte factor utama penyebab diabetes tipe dua
Antigen) tertentu. HLA adalah obesitas. Karena itu, diabetes
merupakan kumpulan gen yang mellitus tipe dua cenderung diturunkan
bertanggung jawab atas antigen secara genetic dalam keluarga. Biasanya,
tranplantasi dan proses imun penderita diabetes mellitus tkipe dua tidak
lainnya) menunjukan gejala selama bebrapa tahun.
Patofisiologi

Pada diabetes tipe II terdapat dua


masalah utama yang berhubungan
dengan insulin yaitu resistensi
insulin dan gangguan sekresi
insulin.
Resistensi insulin pada diabetes Diabetes tipe II paling sering terjadi
tipe II disertai dengan penurunan pada penderita diabetes yang
reaksi intrasel ini. Dengan demikian berusia lebih dari 30 tahun dan
insulin menjadi tidak efektif untuk obesitas. Akibat intoleransi glukosa
menstimulasi pengambilan glukosa yang berlangsung lambat (selama
oleh jaringan. bertahun-tahun) dan progresif,
maka awitan diabetes tipe II dapat
berjalan tanpa terdeteksi
Manifestasi klinik
Polyuria
Polydipsia
Polyphagia

Cepat lelah dan lemah setiap waktu Glykosuria

Apabila luka/tergores (korengan)


lambat penyembuhannya, dan Penurunan berat badan
mudah terkena infeksi

Mengalami rabun penglihatan secara tiba- Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf
tiba ditelapak tangan dan kaki (parestesia)
Pemeriksaan Diagnostik

Glukosa plasma sewaktu


Kadar glukosa darah Glukosa plasma puasa Tes laboratorium DM Tes saring pada DM Tes diagnostic
Glukosa plasma dari sampel adalah Tes monitoring
yang diambil 2 jam kemudian GDP, GDS terapi
sesudah mengkonsumsi 75 gr Tes glukosa urin Tes mendeteksi
karbohidrat (2 jam post komplikasi
prandial
Komplikasi
Hipertensi dan Penyakit Jantung: Gula yang terlalu tinggi dalam darah
dapat menempel pada dinding pembuluh darah, sehingga pembuluh darah
menebal.

Katarak: Katarak dalah penyalit atau kerusakan pada mata yang


menyebabkan lensa mata berselaput dan rabun

Gagal Ginjal: terjadi ketika kedua ginjal mengalami kerusakan permanen


dan tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya, yaitu untuk
menyaring darah.

Gangguan pada Saraf: Jika saraf yang terhubung ke tangan, tngkai,


dan kaki mengalami kerusakan, maka penderita akan sering
mengalami sensasi kesemutan atau nyeri, seperti terbakar, dan terasa
lemah pada lengan dan tungkai.

Luka yang Susah Sembuh dan Gangren: Berkurangnya aliran darah


ke sel-sel kulit juga bisa menyebabkan penderita mudah luka dan
proses penyembuhan luka berjalan lambat
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan
diabetes (Amin Huda Nurarif, 2015):
1. Diet
 Kurangi konsumsi makanan yang banyak
mengandung gula dan karbohidrat
 Perbanyak konsumsi makanan yang banyak
mengandung serat seperti sayuran dan sereal
 Hindari konsumsi makanan tinggi lemak dan
yang mengandung banyak kolesterol LDL,
antara lain: daging merah, prosuk susu,
kuning telur, mentega, saus salad dan
makanan berlemak lain
 Hindari minuman beralkohol dan kurangi
konsumsi garam
2. Lakukan olahraga secara rutin dan
pertahankan BB yang ideal.
3. Pemantauan.
4. Terapi (jika diperlukan) obat anti diabetic.
5. Pendidikan (Edukasi, Informasi dan
Kepedulian).
Pencegahan

Makan seimbang artinya yang dimakan dan yang dikeluarkan seimbang disesuiakan dengan
aktifitas fisik dan kondisi tubuh, dengan menghindari makanan yang mengandung tinggi lemak
karena bisa menyebabkan penyusutan konsumsi energi

Meningkatkan kegiatan olah raga yang berpengaruh pada sensitifitas


insulin dan menjaga berat badan agar tetap ideal.

Kerjasama dan tanggung jawab antara instansi kesehatan,


masyarakat, swasta dan pemerintah, untuk melakukan
penyuluhan kepada masyarakat.
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai