Disusun Oleh :
Karina Dwi Hapsari
1901014
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat
defisiensi insulin atau resistensi insulin. (Suyono, 2018).
B. KLASIFIKASI
Menurut Rudijanto (2014) klasifikasi Diabetes melitus menurut American
Diabetes Association, yaitu :
1. Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes tipe ini terjadi akibat kerusakan pankreas yang menyebabkan
terjadinya defisiensi insulin yang absolut dan seringkali didiagnosa pada usia
anak-anak atau remaja. Kerusakan tersebut disebabkan oleh proses autoimun dan
proses yang tidak diketahui (idiopatik). Kelangsungan hidup bagi diabetisi
tipe 1 ini memerlukan asupan insulin dari luar.
2. Diabetes Melitus Tipe 2
Sekitar 95% penyandang diabetes merupakan penyandang diabetes melitus
tipe 2. Tingginya kadar glukosa darah disebabkan karena penurunan produksi
insulin oleh pankreas dengan latar belakang resistensi insulin. Pada tipe ini
terkadang diperlukan pemberian insulin dari luar apabila produksi insulin
oleh pankreas sudah sangat menurun, sehingga glukosa darah tidak dapat lagi
dikendalikan dengan pengaturan pola hidup sehat bersama pemberian obat-obatan
yang diminum (obat anti diabetes oral)
3. Diabetes Melitus Gestasional
Diabetes gestasional merupakan kelompok para ibu dengan peningkatan kadar
glukosa darah yang abnormal pada saat kehamilan dan akan kembali normal
setelah melahirkan. Tipe ini merupakan faktor risiko terjadinya diabetes melitus
pada masa mendatang.
C. TANDA DAN GEJALA
Menurut Hasdianah (2014) tanda dan gejala diabetes melitus dapat
digolongkan menjadi gejala akut dan gejala kronis, yaitu :
1. Gejala akut : Gejala penyakit diabetes melitus dari satu penderita ke penderita
lain sangat bervariasi dan mungkin tidak menunjukkan gejala apapun sampai saat tertentu.
a. Pada permulaan gejala yang ditunjukkan meliputi serba banyak (poly), yaitu :
b. Bila keadaan tersebut tidak segera diobati akan timbul gejala : Gejala kronik yang
sering dialami oleh penderita diabetes melitus adalah sebagai berikut :
1) Kesemutan
2 ) Kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum
3 ) Rasa tebal di kulit
4 ) Kram
5 ) Lelah
6 ) Mudah mengantuk
7 ) Pandangan kabur
8 ) Gatal disekitar kemaluan
9 ) Gigi mudah goyah dan lepas
10) Pada ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian
janin dalam kandungan atau dengan berat badan bayi ≥ 4 kg.
D . PATOFISIOLOGIS
Menurut Brunner dan Suddarth (2002) dalam Nuari (2017) pada DM tipe I
terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel pankreas telah
dihancurkan oleh proses autoimun. Glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat
disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan
hiperglikemia postprandial (sesudah makan). Jika konsentrasi glukosa dalam darah
cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring
keluar akibatnya glukosa tersebut diekskresikan dalam urine (glukosuria). Ekskresi
ini akan disertai oleh pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan, keadaan ini
dinamakan diuresis osmotic. Pasien mengalami peningkatan dalam berkemih
(polyuria) dan rasa haus (polidipsi).
F. PATOGENESIS
Menurut Suyono (2018) pathogenesis diabetes melitus, dibagi menjadi dua yaitu :
1. Patogenesis diabetes tipe 1
Diabetes ini terjadi karena adanya reaksi autoimun sehingga produksi
insulinnya tidak ada. Pada individu dengan diabetes tipe 1, terdapat adanya ICA
(Islet Cell Antibody) yang meningkat kadarnya oleh karena beberapa faktor
pencetus seperti infeksi virus, contohnya virus rubella, herpes, dll hingga
timbulnya peradangan pada sel beta (insulitis) yang akhirnya menyebabkan
kerusakan permanen sel beta. Namun yang diserang hanya pada sel beta, sel alfa
dan delta tetap utuh.
2. Patogenesis diabetes tipe 2
Diabetes tipe ini ditandai dengan adanya resistensi insulin. Pada stadium
prediabetes, mula-mula timbul resistensi insulin yang kemudian disusul oleh
peningkatan sekresi insulin untuk mengkompensasi resistensi insulin tersebut agar
kadar glukosa darah tetap normal. Namun, lama kelamaan sel beta tidak sanggup
lagi mengkompensasi resistensi insulin itu hingga kadar glukosa darah meningkat
dan fungsi sel beta makin menurun. Saat itulah diagnosis diabetes melitus
ditegakkan. Penurunan sel beta berlangsung progresif sampai akhirnya sama
sekali tidak mampu lagi mengeksresi insulin sehingga kadar glukosa darah
semakin meningkat.
G. DATA PENUNJANG
Menurut Wijawanti (2016) ada beberapa data penunjang diabetes melitus
dengan hiperglikemia yaitu :
1. Glukosa darah: gula darah puasa > 130 ml/dl, tes toleransi glukosa > 200 mg/dl,
2 jam setelah pemberian glukosa.
9. Insulin darah : menurun/ tidak ada (Tipe I) atau normal sampai tinggi (Tipe II)
11. Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya ISK, infeksi pernafasan dan
infeksi luka
H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang berkaitan dengan kedua tipe DM (Diabetes Melitus)
digolongkan sebagai akut dan kronik (Mansjoer dkk, 2007 dalam Wijayanti, 2016)
1. Komplikasi akut
Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka pendek dari
glukosa darah
a. Hipoglikemia / Koma Hipoglikemia
Hipoglikemik adalah kadar gula darah yang rendah. Kadar gula darah
yang normal 60-100 mg% yang bergantung pada berbagai keadaan. Salah satu
bentuk dari kegawatan hipoglikemik adalah koma hipoglikemik. Pada kasus
spoor atau koma yang tidak diketahui sebabnya maka harus dicurigai sebagai
suatu hipoglikemik dan merupakan alasan untuk pembarian glukosa. Koma
hipoglikemik biasanya disebabkan oleh overdosis insulin. Selain itu dapat pula
disebabkan oleh karana terlambat makan atau olahraga yang berlebih.
b. Hiperglikemik
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripoada
rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa
sekitar 140 –160 mg /100 ml darah. Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi
insulin yang dapat disebabkan oleh proses autoimun, kerja pancreas yang
berlebih, dan herediter. Insulin yang menurun mengakibatkan glukosa sedikit
yang masuk kedalam sel. Hal itu bisa menyebabkan lemas dengan kadar glukosa
dalam darah meningkat.
c. Ketoasidosis Diabetic (KAD)
DM Ketoasidosis adalah komplikasi akut diabetes mellitus yang ditandai
dengan dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis. Tidak adanya insulin atau
tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata, yang dapat disebabkan oleh :
J. Manajemen DM
Menurut Mahmudin (2012) tujuan utama terapi diabetes adalah dengan menormalkan
aktivitas insulin dan kadar gula darah dalam upaya untuk mengurangi terjadinya
komplikasi vaskuler serta neuropatik. Merujuk pada hasil konsensus PERKENI tahun
2011 menyebutkan 5 pilar manajemen DM tipe 2, meliputi :
1. Manajemen diet
2. Latihan fisik
4. Terapi
5. Edukasi Kesehatan DM
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
a. Nama : Tn. A
b. Umur : 57 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Alamat : Kedungmundu
f. Pendidikan : SD
g. Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
h. Tanggal masuk : 8 Desember 2021
i. Ruang : Yudistira
j. No. RM : 479246
k. Diagnosa : Diabetes Melitus
2. Status : Menikah
3. Riwayat Keluarga
Genogram
X *Ket
X = Pasien
4. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama : Pasien mengeluh kelemahan anggota gerak
terutama tangan kiri , pelo dan linglung sejak 2 hari yang lalu memberat hari ini,
mual muntah disangkal. Riwayat DM tidak terkontrol
b. Riwayat kesehatan sekarang : Pasien mengatakan datang ke IGD RSUD
KRMT Wongsonegoro pada Hari Rabu,8 Desember 2021 pukul 10.45 dengan
membawa rujukan dari klinik pratama Dx Hemiparese (s) DM. Pasien mengeluh
kelemahan anggota gerak kiri tertuama tangan kanan, pelo dan linglung sejak 2
hari yang lalu memberat hari ini, mual muntah disangkal. Riwayat DM tidak
terkontrol. KU sedang, Kesadaran CM, TD : 150/89 mm/Hg, N 86: x/mnt, RR :
20 x/mnt , S : 36,5 C , SpO2 : 98% ,GDS: 294 ,Motorik atas 5555/4444
Bawah : 5555/5555
Pada pukul 14.40 wib pasien dipindahkan ke ruang Yudistira.
c. Riwayat kesehatan dahulu : Pasien mengatakan memiliki riawayat DM, HT
d. Riwayat kesehatan keluarga : Tidak ada
5. Riwayat pekerjaan : Pengadaan barang dan jasa
6. Pemeriksaan kesehatan
a. TD : 150/89 x/mennit
b. N : 89 x/menit
c. Suhu : 36,5 C
d. RR : 20 x/mnt
e. SPO2 : 98%
7. Aktivitas sehari-hari
8. Tinjauan sistem
a. Keadaan umum : Sedang
b. Tingkat kesadaran : Composmentis
c. Glasgow Coma scale :E4 M6 V5
d. Oksigen : Normal
e. Nutrisi : Kurang
f. Eliminasi : BAB ,BAK Normal
g. Aktivitas : Mandiri
h. Istirahat tidur : Tidur cukup
i. Persna hygiene : Pasien mandi,toileting secara mandiri
9. Psikologi
a. Presepsi klien : Pasien mampu mendiskusikan masalah kesehatan saat
ini yang telah diketahui
b. Konsep diri klien : Pasien mnerima masukan orang lain, pasien
mengetahui persis apa yang dinginkannya, Pasien selalu berfikir positif, mampu
menghargai diri sendiri
c. Emosi : Stabil/normal
Kuisioner Kecemasan
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
1 Perasaan Ansietas
Cemas Firasat Buruk
Takut Akan Pikiran Sendiri
Mudah Tersingggung
2 Ketegangan
Merasa Tegang
Lesu
Tak Bisa Istirahat Tenang
Mudah Terkejut
Mudah Menangis
Gemetar
Gelisah
3 Ketakutan
Pada Gelap
Pada Orang Asing
Ditinggal Sendiri
Pada Binatang Besar
Paa Keramaian Lalu Lintas
Pada Kerumunan Orang
Banyak
4 Gangguan Tidur
Sukar Masuk Tidur
Terbangun Malam Hari
Tidak Nyenyak
Bangun Dengan Lesu
Banyak Mimpi-Mimpi
Mimpi Burk
Mimpi Menakutkan
5 Gangguan Kecerdasan
Sukar Konsentrasi
Daya Ingat Buruk
6 Perasaan Depresi
Hilangnya Minat
Berkurangnya Kesenangan
Pada Hobi
Sedih
Bangun Dini Hari
Perasaan Berubah-Ubah
Sepanjanng Hari
7 Gejala Somatik (Otot)
Sakit Dan Nyeri Di Otot-Otot
Kaku
Kedutan Otot
Gigi Gemrutuk
Suara Tidak Stabil
8 Gejala Somatik(Sensori)
Tinitus
Penglihatan Kabur
Muka Merah Atau Pucat
Merasa Lemah
Perasaan Ditusuk-Tusuk
9 Gejala Kardiovaskuler
Takhikardia
Berdebar
Nyeri Di Dada
Denyut Nadi Mengeras
Perasaan Lesu/Seperti Mau
Pingsan
Detak Jantung Berhenti
Sekejap
10 Gejala Respiratori
Rasa Tertekan Atau Sesak Di
Dada
Perasaan Tercekik
Sering Menarik Napas
Napas Pendek/Sesak
11 Gejala Gastrointestinal
Sulit Menelan
Perut Melilit
Gangguan Pencernaan
Nyeri Sebelum Dan Sesudah
Makan
Perasaan Terbakar Diperut
Rasa Penuh Atau Kembung
Mual
Muntah
Buang Air Besar Lembek
Kehilangan Berat Badan
Suka Uang Air Besar
12 Gejala Urogenital
Sering Buang Air Kecil
Tidak Dapat Menahan Air
Seni
Amenorrhoe
Menorhagia
Menjadi Dingin
Ejakulasi Praecocks
Ereksi Hilang
Impotensi
13 Gejala Otonom
Mulut Kering
Muka Merah
Mudah Berkeringat
Pusing Sakit Kepala
Bulu-Bulu Berdiri
14 Tingkah Laku Pada Wawancara
Gelisah
Tidak Tenang
Jari Gemetar
Kerut Kening
Muka Tegang
Tonus Otot Meningkat
Napas Pendek Dan Cepat
Muka Merah
10. Mekanisme pertahanan diri
Pasien mampu mengontrol/melindungi pikiran, diri sendiri, dan ego dari kecemasan
dan sanksi sosial.
11. Skala jatuh
1. Hasil radiologi
CT Scan Kepala 08/12/2021 12:51:05
2. Hasil Laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
HFLC 0.2 % 0.0 – 1.4
Immature Granulositik 0.0
Neutrofil 3.16 10^3/ul 1.8 – 8
NLCR 1.76
Limfosit Absolut (ALC 1.8 10^3/ul
Glukosa Darah Sewaktu 306 mg/dL 70 – 100
Calsium 1.25 mmol/L 1.00 – 1.15
Kalium 5.20 mmol/L 3.50 – 5.0
Natrium 134.0 mmol/L 135.0 - 147.0
Netrofil 58.1 % 50.0 – 70.0
MCH 18.1 Pg 26 – 34
MCHC 31.6 % 32 – 36
MCV 57.1 fL 80 – 100
Monosit 8.7 % 2.0 – 8.0
Basofil 0.4 % 0–1
Limfosit 32.2 % 25.0 – 40.0
Eosinofil 0.6 % 2–4
Hemoglobin 13.1 g/dL 13.2 – 17.3
Hematokrit 41.40 % 40 – 52
Jumlah trombosit 413 /uL 150 – 400
Jumlah Eritrosit 7.25 /uL 4.7 – 6.1
Jumlah Lekosit 5.4 /uL 3.8 – 10.6
Calsium 1.28 mmol/L 1.00 – 1.15
Kalium 4.60 mmol/L 3.50 – 5.0
Creatinin 1.0 mg/dL 0.6 – 1.1
Ureum 45.4 mg/dL 17.0 – 43.0
HBsAG Kualitatif Negatif S/CO Negatif
CKMB 38 U/L 0 – 24
Kolesterol total 175 mg/dL < 200
Asam urat 4.2 mg/dL 2.4 – 7.4
Albumin 3.9 g/Dl 3.4 – 4.8
SGPT 12 U/L 0 – 50
Trigliserida 18 U/L 0 – 50
Glukosa (POCT) 245 mg/dL <=150
Glukosa (POCT) 113 mg/dL 70 – 110
Glukosa (POCT) 309 mg/dL 70 – 110
Glukosa (POCT) 146 mg/dL 70 – 110
Glukosa (POCT) 195 mg/Dl 70 – 110
Glukosa (POCT) 227 mg/Dl 70 – 110
3. Pemberian Obat
Infus RL 20tpm
IV Mecobalamin 500 mg
Per Oral Metformin 500 mg
IV Ranitidine 2x1
IV Citicolin 2x 250mg
Per oral Fenofibrate 300mg 1x1
Per oral Fenitoin cap 2x1
14. ANALISA DATA
1. DS : Resistensi Ketidakstabilan
insulin gula darah
Pasien mengatakan badan lemah dan
letih
DO :
DO :
Pasien tampak gelisah
Kekuatan otot :
5 4
5 5
1. Ketidakstabilan gula darah b.d resistensi insulin d.d Pasien mengatakan badan lemah
dan letih , Pasien mengatakan sering merasa haus
2. Risiko perfusi perifer tidak efektif b.d hiperglikemi d.d Pasien mengatakan kelemahan
pada tangan kiri , terasa kebas
3. Gangguan komunikasi verbal b.d Penurunan sirkulasi serebral d.d Pasien mengatakan
bicaranya susah, bicara pelo
7. Kolaborasi pemberian
insulin, cairan,
DO ; TD : 150/89 mm/Hg, N
86: x/mnt, RR : 20 x/mnt , S :
36,5 C , SpO2 : 98%
3. Menyesuaikan
gaya komunikasi
dengan kebutuhan
4. Mengulangi apa
yang disampaikan
pasien
5. Menganjurkan
berbicara pelan
3. DS : Pasien mengatakan
sudah menggerakan tangan
kirinya saat kebas
4. Menganjurkan
berbicara pelan
4. Menganjurkan
berbicara pelan
18. EVALUASI
P: Lanjutkan intervensi
Dx 2 S: Pasien mengatakan lemah pada tangan KARINA
kirinya, terasa kebas
08.15
O: Pasien tampak gelisah, tampak lemah , KU :
cukup, ekstremitas atas 5555/4444
P: Lanjutkan intervensi
P: Lanjutkan intervensi
P: Lanjutkan intervensi
P: Lanjutkan intervensi
P: Lanjutkan intervensi
P: Hentikan intervensi
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi