(glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah
akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh.
Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang
membahayakan nyawa penderita.
https://www.alodokter.com/diabetes
Klasifikasi
https://prodiaohi.co.id/diabetes-melitus
etiologi
Dengan hilangnya air dari tubuh karena sering buang air kecil,
penderita merasa haus dan butuhkan banyak air. Rasa haus yang
berlebihan berarti tubuh Anda mencoba mengisi kembali cairan
yang hilang itu. Sering ‘pipis‘ dan rasa haus berlebihan merupakan
beberapa "cara tubuh Anda untuk mencoba mengelola gula darah
tinggi,"
Kelaparan
Rasa lapar yang berlebihan, merupakan tanda diabetes lainnya.
Ketika kadar gula darah merosot, tubuh mengira belum diberi
makan dan lebih menginginkan glukosa yang dibutuhkan sel.
Kulit jadi bermasalah
Kulit gatal, mungkin akibat kulit kering seringkali bisa menjadi tanda
peringatan diabetes, seperti juga kondisi kulit lainnya, misalnya kulit
jadi gelap di sekitar daerah leher atau ketiak.
Penyembuhan lambat
Infeksi, luka, dan memar yang tidak sembuh dengan cepat
merupakan tanda diabetes lainnya. Hal ini biasanya terjadi karena
pembuluh darah mengalami kerusakan akibat glukosa dalam jumlah
berlebihan yang mengelilingi pembuluh darah dan arteri. Diabetes
mengurangi efisiensi sel progenitor endotel atau EPC, yang
melakukan perjalanan ke lokasi cedera dan membantu pembuluh
darah sembuhkan luka.
Infeksi jamur
"Diabetes dianggap sebagai keadaan imunosupresi," demikian Dr.
Collazo-Clavell menjelaskan. Hal itu berarti meningkatkan
kerentanan terhadap berbagai infeksi, meskipun yang paling umum
adalah candida dan infeksi jamur lainnya. Jamur dan bakteri tumbuh
subur di lingkungan yang kaya akan gula.
Iritasi genital
Kandungan glukosa yang tinggi dalam urin membuat daerah genital
jadi seperti sariawan dan akibatnya menyebabkan pembengkakan
dan gatal.
Keletihan dan mudah tersinggung
"Ketika orang memiliki kadar gula darah tinggi, tergantung berapa
lama sudah merasakannya, mereka kerap merasa tak enak badan,"
kata Dr. Collazo-Clavell. Bangun untuk pergi ke kamar mandi
beberapa kali di malam hari membuat orang lelah. Akibatnya, bila
lelah orang cenderung mudah tersinggung.
patofisiologi DM
Sedangkan pada diabetes mellitus tipe 2 terjadi karena reseptor yang berada di
permukaan sel kurang. Hal ini tentu akan sia-sia meskipun jumlah mempunyai
jumlah insulin yang normal. Keadaan yang sama dengan diabetes mellitus tipe 1
namun berbeda dalam jumlah insulin dan kualitas insulin yang dimiliki. Faktor
keturunan bisa saja menjadi penyebab seseorang terjangkit diabetes mellitus.
Penyebab lain yang juga bisa menyebabkan diabetes mellitus adalah infeksi,
kehamilan dan juga obat-obatan.
pemeriksaan penunjang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
a. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan dua jam
post prandial > 200 mg/dl.
b. Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan cara
Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau ( + ),
kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ).
penatalaksanaan
Tujuan Penatalaksanaan
1. Evaluasi medis
a. Riwayat Penyakit
b. Pemeriksaan Fisik
2. Pilar penatalaksanaan DM
a. Edukasi
Diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan
perilaku telah terbentuk dengan mapan. Pemberdayaan
penyandang diabetes memerlukan partisipasi aktif pasien, keluarga
dan masyarakat.
c. Latihan jasmani
d. Intervensi farmakologis
pengkajian
1. Pengkajian
2. Identitas
Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada seorang yang anggota keluarganya memiliki
riwayat diabetes. Diabetes tipe 1 ini biasa mulai terdeteksi pada usia kurang dari 30
tahun. Diabetes tipe 2 adalah tipe DM paling umum yang biasanya terdiagnosis setelah
usia 40 tahun dan lebih umum diantara dewasa tua dan biasanya disertai obesitas.
Diabetes gestasional merupakan yang menerapkan untuk perempuan dengan
intoleransi glukosa atau ditemukan pertama kali selama kehamilan (Black, 2014, pp.
632-63).
Riwayat Pengobatan
Pengobatan pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 menggunakan terapi injeksi insulin
eksogen harian untuk kontrol kadar gula darah. Sedangakan pasien dengan diabetes
mellitus biasanya menggunakan OAD(Obat Anti Diabetes) oral seperti sulfonilurea,
biguanid, meglitinid, inkretin, amylonomimetik, dll (Black, 2014, p. 642).
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
1. Kesadaran
Pasien dengan DM biasanya datang ke RS dalam keadaan komposmentis dan
mengalami hipoglikemi akibat reaksi pengguanaan insulin yang kurang tepat. Biasanya
pasien mengeluh gemetaran, gelisah, takikardia(60-100 x per menit), tremor, dan
pucat (Bararah, 2013, p. 40).
1. Sistem Pencernaan
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrasi, perubahan berat
badan, peningkatan lingkar abdomen. (Bararah, 2013, p. 41).
Neuropati aoutonomi sering mempengaruhi Gl. Pasien mungkin dysphagia, nyeri perut,
mual, muntah, penyerapan terganggu, hipoglikemi setelah makan, diare, konstipasi dan
inkontinensia alvi (Black, 2014, p. 681).
1. Sistem integumen
Inspeksi: Melihat warna kulit, kuku, cacat warna, bentuk, memperhatikan jumlah
rambut, distribusi dan teksturnya.
Parpasi: Meraba suhu kulit, tekstur (kasar atau halus), mobilitas, meraba tekstur
rambut (Bararah, 2013, p. 40).
Diagnosa
Menurut PPNI (2017) diagnose keperawatan Diabetes Mellitus yang muncul antara
lain :
6) Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat (mis. Merokok, gaya
hidup monoton, trauma, obesitas, asupan garam, imobilitas)
7) Kurang terpapar informasi tentang proses penyakit (mis. Diabetes mellitus,
hyperlipidemia)
7) Varises
1. Defisit Nutrisi
Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Penyebab
1) Ketidakmampuan menelan makanan
2) Ketidakmampuan mencerna makanan
5) Sariawan
Subjektif
1) Cepat kenyang setelah makan 6) Serum albumin menurun
10) Infeksi
11) Kanker
12) AIDS
1. Resiko Syok
Definisi
Beresiko mengalami ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh, yang dapat
mengakibatkan disfungsi seluler yang mengancam jiwa
Fektor Resiko
1) Hipoksemia
2) Hipoksia
3) Hipotensi
5) Sepsis
3) Pneumothoraks
7) Anafilaksis
8) Sepsis
1. Retensi Urine
Definisi
Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap
Penyebab
1) Peningkatan tekanan uretra
2) Kerusakan arkus reflex
4) Rektore
9) Kelembaban
2) Perdarahan
3) Kemerahan
Subjektif
(tidak tersedia) 4) Hematoma
1. Resiko Infeksi
Definisi
Beresiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik
Faktor Resiko
1) Penyakit kronis (mis. Diabetes mellitus)
2) Efek prosedur invasive
3) Malnutrisi
b) Imunosupresi
c) Leukopenia
9) Kanker
11) Imunosupresi
12) Lymophedema
13) Leukositopenia
3. Intervensi
4. Gangguan perfusi jaringan
Tujuan :
1. menunjukkan keseimbangan cairan, yang di buktikan oleh indikator berikut:
Tekanan darah
Nadi perifer
Turgor kulit
1. Menunjukkan integritas jaringan: kulit dan membran mukosa, yang di buktikan
oleh indikator berikut:
Suhu, sensasi, elastisitas, hidrasi, keutuhan dan ketebalan kulit
Perfusi jaringan
1. Menunjukkan perfusi jaringan: perifer, yang di buktikan oleh indikator berikut:
Pengisian ulang kapiler
Warna kulit
Sensasi
Integritas kulit
Kriteria hasil NOC:
1. Aliran darah yang tidak obstruksi dan satu arah pada tekanan yang sesuai
melalui pembuluh darah besar sirkulasi sistemik dan pulmonal.
2. Keparahan cairan berlebihan pada kompartemen instrasel dan ekstrasel tubuh.
3. Tingkat stimulasi kulit di rasakan dengan tepat.
4. Keutuhan struktural dan fungsi fisiologis normal kulit dan membran mukosa.
5. Keadekuatan aliran darah melalui pembuluh darah kecil ekstremitas untuk
mempertahankan fungsi jaringan.
Intervensi NIC
Aktifitas keperawatan
1. Kaji ulkus statis dan gejala selulitis
2. Perawatan sirkulasi (insufisiensi Arteri dan Vena) (NIC):
Lakukan pengkajian kompherensif terhadap sirkulasi perifer.
Pantau tingkat ketidak nyamanan atau nyeri saat melakukan latihan fisik, pada
malam hari, atau saat istirahat.
Pantau status cairan, termasuk asupan dan haluaran.
1. Managemen sensasi perifer (NIC)
Pantau pembedan ketajaman atau ketumpulan, panas atau dingin (pada perifer)
Pantau parestesia :kebas, kesemutan, hiperestesia dan hipoestesia
Pantau tromboflebitis dan trombosis vena provunda
Pantau kesesuaian alat penyangga, prostesis, sepatu dan pakaian
Penyuluhan untuk pasien / keluarga
1. Ajarkan pasien untuk menghindari suhu yang ekstrim pada ekstremitas
2. Pentingnya mematuhi program diet dan program pengobatan
3. Tenda dan gejala yang dapat di laporkan kepada dokter
4. Ajarkan pasien untuk melakukan perawatan kaki yang tepat
5. Pentingya mencegah statis vena
6. Managemen sensasi perifer (NIC) :
Anjurkan pasien atau keluarga untuk memantau posisi bagian tubuh saat pasien
mandi, duduk, berbaring, atau mengubah posisi
Anjurkan pasien atau keluarga untuk memeriksa kulit setiap hari untuk
mengetahui perubahan integritas kulit
Aktifitas kolaboratif
1. Beri obat nyeri, beritahu dokter jika nyeri tidak kunjung reda
2. Perawatan sirkulasi (insufisiensi Arteri dan Vena) (NIC): berikan obat anti
trombosit atau antikaogulan, jika di perlukan.
Aktifitas lain
1. Hindari trauma kimia, mekanis atau panas yang melibatkan ekstremitas
2. Kurang rokok dan penggunaa stimulan
3. Perawatan sirkulasi: Insufisiensi Arteri (NIC):
Letakkan ekstremitas pada posisi menggantung jika perlu.
1. Infeksi, resiko
2. Membran mukosa, kerusakan
3. Persepsi/sensori (penglihatan), gangguan
4. Integritas kulit, kerusakan
5. Integritas kulit, resiko kerusakan
6. Perfusi jaringan, ketidakefektifan (perifer)
1. Resiko Infeksi
Tujuan
Pasien dan keluarga akan terbebas dari tanda dan gejala infeksi, memperlihatkan higine
personal yang adekuat, mengindikasi status gastrointestinal, pernapasam,
genitourinaria, dan imun dalam batas normal serta menggambarkan faktor yang
menunjang penularan infeksi.
Pengkajian
1. Pantau tanda dan gejala infeksi (mis. Suhu tubuh, denyut jantung, drainasi,
penampilan luka, sekresi, penampilan urine, suhu kulit, lesi kulit, dan malaise)
2. Kaji faktor yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi (mis. Usia
lanjut, usia kurang dari 1 tahun, luluh imun, dan malnutrisi)
3. Pantau hasil laboratorium (mis. Hitung darah lengkap, hitung granulosit absolut,
hitung jenis, protein serum, dan albumin)
4. Amati penampilan praktik higine personal untuk perlindungan terhadap infeksi
Penyuluhan untuk pasien/ keluarga
1. Jelaskan kepada pasien dan keluarga mengapa sakit atau terapi meningkatkan
resiko terhadap infeksi
2. Intruksikan untuk menjaga higine personal untuk melindungi tubuh terhadap
infeksi (mis. Mencuci tangan)
3. Jelaskan rasional dan manfaat serta efek samping imunisasi
4. Berikan pasien dan keluarga metode untuk mencatat imunisasi (mis. Formulir
imunisasi, buku catatan harian)
5. Pengendalian infeksi (NIC)
Ajarkan pasien tehnik mencuci tangan yang benar
Ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan sewaktu masuk dan meninggalkan
ruangan pasien
Aktivitasi Kolaboratif
1. Ikuti protocol institusi untuk melaporkan infeksi yang dicurigai atau kultur
positif
2. Pengendalian Infeksi (NIC) : berikan terapu antibiotic, bila diperlukan
(Wilkinson, Diagnosis Keperawatan edisi 10, 2017, p. 234)
1. Resiko syok
Tujuan
Pasien tidak akan mengalami syok, yang ditunjukkan dengan perfusi jaringan : Seluler
adekuat dan tanda – tanda vital dalam rentang normal
Aktifitas keperawatan untuk masalah potensial ini fokus pada memantau dan mencegah
syok aktual, dan juga mengkaji faktor resiko. Pilih tindakan pencegahan untuk menekan
faktor resiko pasien anda (mis. Hipovolemia, infeksi)
Pengkajian
1. Pantau kondisi yang dapat mengarah ke hipovolemia (mis. Pembedahan, terapi
antikolagulan, diare dan muntah yang lama, gagal jantung kogestif berat)
2. Kaji kondisi jantung (infark jantung, disritmia ventrikel, henti jantung, hipertensi
maligna, gagal jantung kogestif)
3. Kaji kondisi sirkulasi (mis. Embolus paru, tension pneumothorax, stenosis aorta)
4. Pantau asupan dan haluaran, termasuk luka, drain, muntah dan diare
5. Pantau tanda – tanda vital (TRP dan tekanan darah)
6. Pantau warna dan kelembapan kulit
Penyuluhan untuk pasien atau keluarga
1. Ajarkan pasien/keluarga tentang menvegaj infeksi (mis. Perawatan luka dan
kulit, higine tangan, menghindari keramaian juka mengalami luluh imun)
2. Ajarkan tanda dan gejala syok (mis. Perdarahan berlebihan, kehilangan cairan,
nyeri dada) ; ajarkan untuk melaporkan gejala ini
Aktivitas Kolaboratif
1. Pantau parameter hemodinamik invasive, jika ada (mis. Tekanan vena sentral,
curah jantung, tekanan arteri rerata)
2. Berikan medikasi yang diprogramkan untuk menangani faktor resiko (mis. Obat
vasoaktif, antimikroba, glikosida jantung)
3. Berikan oksigen, jika gejala mengindikasikan perkembangan ke syok aktual, atau
jika diperlukan untuk pengobatan tanpa henti faktor resiko
4. Rujuk ke dokter gizi jika diperluikan diet khusus untuk meningkatkan kesehatan
atau penyembuhan sistem imun
Semua jenis karbohidrat seperti nasi, bubur, roti, mie, kentang, singkong, ubi,
sagu, gandum, pasta, jagung, talas, havermout, sereal dan kentang
diperbolehkan namun dibatasi sesuai kebutuhan. Enam langkah makan sehat
bagi penderita diabetes diantaranya :
4. Kurangi gula dan makanan manis. Diet bebas gula tidak perlu benar- benar
dipatuhi dengan ketat, gula dapat dipakai sebagai salah satu bahan
didalam makanan, misalnya didalam sereal sarapan gandum utuh.
Konsumsi maksimum gula sebesar 5% dari total kebutuhan energi sehari.
Minuman manis dapat diganti dengan minuman bebas gula.