Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keadaan kadar glukosa darah meningkat dapat menyebabkan terjadinya ulkus
kaki yang sukar disembuhkan antara lain penurunan kemampuan pembuluh darah dalam
berkontraksi maupun relaksasi akibatnya perfusi jaringan bagian distal dari tungaki
kurang baik dan keadaan hiperglikemia merupakan lingkungan yang subur untuk
berkembang biaknya kuman pathogen yang bersifat anaerob karena plasma darah
penderita diabetes yang tidak terkontrol baik dan memiliki kekentalan (viskositas) yang
tinggi akibatnya aliran darah melambat dan suplai oksigen berkurang. Faktor terjadinya
ulkus kaki meliputi usia, lama menderita diabetes mellitus, jenis kelamin, neuropati
diabetes, penyakit arteri perifer, riwayat ulserasi kaki atau amputasi, control gula darah
yang buruk, deformitas kaki dan merokok. Sedangkan faktor yang mempengaruhi gula
darah antara lain yaiuru diet yang tidak teratur, olahraga yang kurang, obat-obatan, stress,
dan penyakit atau infeksi lainnya. Beberapa komplikasi diabetes mellitus baik akut
maupun kronis. Menurut klasifikasi derajat ulkus kaki diabetik Wager terdapat rentang
derajat ulkus dari 0 sampai 5. Semakin tinggi derajat ulkus, semakin parah tingkat luka
diabetik yang dialami. Seiring dengan lamanya waktu menderita diabetes dan
mikroangiopati, maka neuropati diabetikum dapat menyebabkan ulkus pada kaki.
Deformitas bahkan amputasi. Ulkus kaki pada neuropati sering kali terjadi pada
permukaan plantar kaki yaitu di area yang mendapat tekanan tinggi, seperti area yang
melapisi kaput metatarsal maupun area lain yang melapisi deformitas tulang. Ulkus kaki
diabetic berkontribusi terhadap >50% ulkus kaki penderita diabetes dan sering tidak
menimbulkan rasa nyeri disertai lebam. Orang yang menderita DM >5 tahun
berkemungkinan hampir dua kali untuk menderita ulkus disbanding dengan orang yang
menderita DM <5 tahun. Perawat mempunyai peranan sangat penting antara lain sebagai
educator untuk mendidik penderita diabetes agar melakukan pemantauan kadar glukosa
darah dengan baik supaya upaya pencegahan awal terjadinya komplikasi diabetes
mellitus, sebagai konseling untuk memberikan informasi mengenai pengobatan,
pengendalian dan perawatan ulkus kaki diabetic, serta sebagai care giver memberikan
asuhan keperawatan yang tepat pada penderita ulkus kaki diabetic. Peranan perawat
haruslah benar-benar dilakukan agar dapat menekan angka biaya perawatan kaki dan
amputasi akibat kejadian ulkus diabetik.

B. TUJUAN PENULISAN
BAB II
LANDASAN TEORI

1. Definisi
Ulkus diabetik merupakan salah satubentuk dari komplikasi kronik penyakit
diabetes mellitus berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai
adanya kematian jaringan setempat (Frykberb, 2002). Ulkus diabetik merupakan luka
terbuka pada permukaan kulit akibat adanya penyumbatan pada pembuluh darah di
tungkai dan neuropati perifer akibat adanya penyumbatan pada pembuluh darah di
tungkai dan neuropati perifer akibat kadar gula darah yang tinggi sehingga klien
sering tidak merasakan adanya luka, luka terbuka dapat berkembang menjadi infeksi
disebabkan oleh bakteri aerob maupun anaerob (Waspadji, 2009). Ulkus kaki pada
klien diabetes mellitus yang telah berlanjut menjadi pembusukan memiliki
kemungkinan besar untuk diamputasi ( Situmorang, 2009). Ulkus kaki diabetik adalah
komplikasi umum dari diabetes mellitus yang penyebab paling sering penderita DM
di rawat di rumah sakit dan penyebab utama tindakan amputasi tindakan amputasi
pada kaki diabetik, selain itu ulkus kaki diabetik dapat menurunkan fungsi dan
kualitas hidup penderita diabetes mellitus.
2. Epidemiologi
3. Anatomi dan Fisiologi
Pankreas adalah kelenjar berwarna merah muda keabuan dengan panjang 12-15 cm
dan tranversal membentang pada dinding abdomen posterior dibelakang lambung,
kelenjar inilah yang mengekresikan insulin melalui pulau langerhans yang berada
dalam kelenjar pankreas. Dalam kelenjar pankreas terdapat sel beta yang
menghasilkan insulin, didalam pankreas mengandung kurang lebih 100.000 pulau
langerhans dan tiap pulau berisi 100 sel beta. Selain itu pankreas juga terdapat sel
alfa,yang bekerja sebaliknya insulin, sel ini menghasilkan glukagon yang berfungsi
untuk meningkatkan gula darah.
Insulin adalah suatu hormon yang menurunkan kadar gula darah dengan merangsang
perubahan glukosa selular. Dan berfungsi memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk
mengobservasi dan menggunakan glukosa serta lemak. Asupan glukosa yang terdapat
dalam darah dihasilkan dari pemecahan karbohidrat dalam berbagai bentuk termasuk
monosakarida dan unit-unit kimia yang komplek, disakarida dan polisakarida.
Karbohidrat dikosumsi didalam tubuh dan dipecahkan menjadi monosakarida
kemudian diserap dalam tubuh melalui duodenum dan jejunum proksimal.
4. Etiologi
Diabetik neuropati (kerusakan saraf)
Komponen saraf yang terlibat adalah saraf sensori dan autonomik dan sistem
pergerakan. Kerusakan pada saraf sensori akan menyebabkan klien kehilangan
sensasi nyeri dapat sebagian atau keseluruhan pada kaki yang terlibat.
Peripheral vascular diseases.
Pada peripheral vascular diseases ini dapat terjadi karena arteriosklerosis dan
aterosklerosis. Pada aterosklerosis adalah menurunnya elastisitas dinding arteri. Pada
aterosklerosis adanya akumulasi “plaques” pada dinding arteri dapat berupa :
kolesterol, lemak, sel-sel otot halus,monosit,pagosit dan kalsium. Untuk kedua tipe
ini dapat dibedakan sebagai berikut :
Diabetik :
 Multi segmen
 Dapat melibatkan pembuluh yag berdekatan menjadi tersumbat
 Melibatkan pembuluh berkolateral
 Melibatkan kedua ekstremitas bagian bawah (bilateral)
 Pembuluh yang terlibat adalah arteri tibia, arteri peroneal, pembuluh kecil dan
arteriole
 Gangren : pada area kaki dan jari-jari
Bukan Diabetik :
 Pada segmen tunggal
 Tidak melibatkan pembuluh yang berdekatan menjadi tersumbat
 Pembuluh berkolateral secara normal
 Tidak melibatkan kedua ekstremitas (unilateral)
 Pembuluh yang terlibat adalah arteri aortik, iliak arteri, femoral arteri
 Gangren : dapat meluas (extensive)
Selain itu ada beberapa hal yang mempengaruhi terjadinya ulkus diabetik
yaitu :
a. Neuropati diabetik
Adalah kelainan urat saraf akibat DM karena tinggi kadar dalam darah
yang bisa merusak urat saraf penderita dan menyebabkan hilang atau
menurunnya rasa nyeri pada kaki, sehingga apabila penderita mengalami
trauma kadang-kadang tidak terasa. Gejala-gejala neuropati :
Kesemutan,rasa panas (wedangan :bahasa jawa), rasa tebal ditelapak
kaki,kram,badan sakit,semua terutama malam hari.
b. Angiopati Diabetik (penyempitan pembuluh darah)
Pembuluh darah besar atau kecil pada penderita DM mudah menyempit
dan tersumbat oleh gumpalan darah. Apabila sumbatan terjadi di
pembuluh darah sedang/besar pada tungkai maka tungkai akan mudah
mengalami gengren diabetik yaitu luka pada kaki yang merah kehitaman
dan berbau busuk. Adapun angiopati menyebabkan asupan nutrisi, oksigen
serta antibiotik terganggu sehingga menyebabkan kulit sulit sembuh.
c. Infeksi
Infeksi sering merupakan komplikasi akibat berkurangnya aliran listrik
(neoropati).
5. Tanda dan Gejala
6. Patofisiologi
Penyakit neuropati dan vasuklar adalah faktor utama yang mengkontribusi terjadinya
luka. Masalah luka yang terjadi pada pasien dengan diabetik terkait dengan adanya
pengaruh pada saraf yang terdapat pada kaki dan biasanya dikenal sebagai neuropati
perifer. Pada pasien dengan diabetik sering kali mengalami gangguan pada sirkulasi.
Gangguan sirkulasi ini adalah yag berhubungan dengan “peripheral vascular diseases
“. Efek sirkulasi inilah yang menyebabkan kerusakan pada saraf. Hal ini terkait
dengan diabetik neuropati yang berdampak pada sistem saraf autonomi, yang
mengontrol fungsi otot-otot halus, le;enjar dan organ viseral. Dengan adanya
gangguan pada saraf autonomi pengaruhnya adalah terjadi perubahan tonus otot yang
menyebabkan abnormalnya aliran darah. Dengan demikian kebutuhan akan nutrisi
dan oksigen maupun pemberian antibiotik tidak mencukupi atau tidak dapat mencapai
jaringan perifer, dan atau untuk kebutuhan metabolisme pada lokasi tersebut. Efek
pada autonomi neuropati ini akan menimbulkan kulit menjadi keering, anhidrosis,
yang memudahkan kulit menjadi rusak dan luka yang sukar sembuh, dan dapat
menimbulkan infeksi dan mengkontribusi untuk terjadi gangren. Dampak lain adalah
karena adanya neuropati perifer yang mempengaruhi pada saraf sensori dan sistem
motor yang menyebabkan hilangnya sensasi ranya nyeri, tekanan dan perubahan
temperatur.
7. Pathway (kritikal thingking) perawat

Anda mungkin juga menyukai