Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

SISTEM KARDIOVASKULER (HIPERTENSI)

Disusun guna memenuhi tugas :


Mata Kuliah : Praktik Keperawatan Dewasa I
Dosen Pembimbing : Ns. Nur Isnaini, S.Kep., M.Kep

DISUSUN OLEH :

Nama : Firli Madani Akbariza


NIM : 1811020081
Kelas : 4B Keperawatan S1

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg.
2. Etiologi
Genetik, jenis kelamin dan usia, diet, gaya hidup, berat badan.
3. Tanda dan Gejala
Sakit kepala,Lemas,Masalah dalam penglihatan,Nyeri dada, Sesak napas, Aritmia,
Adanya darah dalam urine
4. Patofisiologi
Pada saat bersamaan dimana system simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respon rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, mengakibatnkan pelepasan rennin.
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, saat vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut
cenderung mencetuskan keadaan hipertens.
5. Pathway
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan
menentukan adanya kerusakan organ dan factor resiko lain atau mencari penyebab
hipertensi. Pemeriksaan EKG. EKG (pembesaran jantung, gangguan konduksi), IVP
(dapat mengidentifikasi hipertensi, sebagai tambahan dapat dilakukan pemerisaan lain,
seperti klirens kreatinin, protein, asam urat, TSH dan ekordiografi.
7. Penatalaksanaan
Diet rendah garam/kolesterol, mengurangi asupan garam, olahraga teratur, berhenti
merokok.
8. Focus Pengkajian
Demografi, Riwayat penyakit,pengkajian fisik, pola makan, gaya hidup.
9. Diagnosa yang Mungkin Muncul
 Kurang pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi
 Perubahan kenyamanan (nyeri kepala) b.d peningkatan tekanan vascular otak
10. Intervensi
Dx : Kurang pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi
Tujuan : Memberikan pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi
Kriteria Hasil : Klien memahami proses penyakit dan penatalaksanaan
Intervensi :
1. Kaji kesiapan klien dan keluarga untuk belajar
2. Diskusikan definisi tekanan darah normal
3. Hindari mengatakan tekanan darah normal tetapi gunakan terkontrol baik saat
menggambarkan tekanan darah klien dalam rentang yang diharapkan
Dx : Perubahan kenyamanan (nyeri kepala) b.d peningkatan tekanan vascular otak
Tujuan : Mengurangi nyeri dan menurunkan tekanan pembuluh darah
Intervensi :
1. Berikan tindakan kenyamanan untuk mengurangi rasa sakit kepala
2. Kurangi aktivitas yang merangsang aktivitas simpatis yang makin memperberat
sakit kepala
3. Bantu klien saat ambulasi
4. Kolaborasi pemberian obat
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : Firli Madani Akbariza
NIM : 1811020081
Kasus : Hipertensi (Sistem Kardiovaskuler)

Deskripsi kasus/rangkuman : Tn.J berusia 49 tahun mengeluh kaki dan tangan sulit
pengkajian digerakkan. Pasien mengatakan ketika duduk belum
bisa dan ketika jalan kaki sakit untuk digerakkan.
Pasien sering sakit kepala. Yang dilakukan pasien saat
kambuh hanya istirahat. Saat ditanya mengenai ROM
untuk memudahkan pergerakkan sendi pasien
mengatakan tidak tahu. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan hasil TD : 180/90, N : 85/menit, S : 36 C,
RR : 20 x/menit

Diagnose utama : Dx : Intoleransi aktivitas b.d imobilitas


Ds : Pasien mengeluhh kaki dan tangan sulit
digerakkan
Do : Pasien tampak tidak bisa menggerakkan kakinya,
TD : 180/90, N : 85/menit, S : 36 C, RR : 20 x/menit

Intervensi : Outcome :
Toleransi terhadap aktivitas : Kemudahan dalam
melakukan aktivitas
Intervensi :
1. Monitor lokasi dan kecenderungan adanya nyeri
dan ketidaknyamanan selama
pergerakan/aktivitas
2. Bantu untuk melakukan pergerakan sendi yang
ritmis dan teratur sesuai kadar nyeri yang bisa
ditoleransi, pertahanan dan pergerakan sendi
3. Jelaskan pada pasien atau keluarga manfaat dan
tujuan melakukan latihan sendi
4. Kolaborasikan dengan ahli terapi fisik dalam
mengembangkan dan menerapkan sebuah
program latihan

Tindakan Prioritas : Mengajarkan pasien tentang ROM

Evaluasi : Pasien sudah bisa melakukan aktivitas (kaki dan tangan


bisa digerakkan), dan sudah memahami tentang cara
ROM
Masalah sudah teratasi sebagian.

Salem, 03 Mei 2020

Ketua Rt 04/Rw 01

Desa Salem

Anda mungkin juga menyukai