Disusun oleh :
A. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri dan sulit menggerakkan ekstremitas
B. Diagnosa medis
CVA
C. Diagnosa keperawatan
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dibuktikan dengan
gerakan terbatas.
G. Analisis tindakan
Latihan ROM dikatakan dapat mencegah terjadinya penurunan
fleksibilitas sendi dan kekakuan sendi (Adamovich et al, 2005; Lewis, 2007).
Pernyataan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tseng et al
(2007) yang mengungkapkan bahwa latihan Range of Motion (ROM) dapat
meningkatkan fleksibilitas dan luas gerak sendi pada pasien stroke. Latihan
ROM dapat menimbulkan rangsangan sehingga meningkatkan aktivitas dari
kimiawi neuromuskuler dan muskuler. Rangsangan melalui neuromuskuler
akan meningkatkan rangsangan pada serat saraf otot ekstremitas terutama
saraf paasimpatis yang merangsang untuk produksi asetilcholin, sehingga
mengakibatkan kontraksi. Mekanisme melalui muskulus terutama otot polos
ekstremitas akan meningkatkan metabolism pada metakonderia untuk
menghasilkan ATP yang dimanfaatkan oleh otot ekstremitas sebagai energi
untuk kontraksi dan meningkatan tonus otot polos ekstremitas (Sanchez, et
al, 2006; Battie et al, 2008 dalam Rahayu 2015).
K. Evaluasi diri
Dalam melakukan asuhan keperawatan diperlukan adanya hubungan saling
percaya dengan pasien dan keluarga untuk bisa melakukan asuhan
keperawatan dengan maksimal. Kerjasama antara perawat, pasien, dan
keluarga sangat dibutuhkan dalam kesembuhan pasien. Cara
menyampaikan informasi oleh perawat kepada pasien sangat berpengaruh
nantinya terhadap tingkat pemahaman pasien.
L. Daftar pustaka / referensi
Rahayu, Kun Ika Nur. (2015). Pengaruh Pemberian Latihan Range of Motion
(ROM) Kemampuan Motorik pada Pasien Stroke di RSUD Gambiran.
Jurnal Keperawatan Volume 6, Nomor 2.
Mengetahui
Mahasiswa Pembimbing Praktik
Pembimbing Akademik