Anda di halaman 1dari 7

SOP Range Of Motion (ROM)

1. Tujuan:

Menurut Tseng, et al. (2007), Rhoad & Meeker (2009), Smith, N. (2009) dan
Smeltzer & Bare (2008), tujuan latihan ROM adalah sebagai berikut :
a. Mempertahankan fleksibilitas dan mobilitas sendi
b. Mengembalikan kontrol motorik
c. Meningkatkan/mempertahankan integritas ROM sendi dan jaringan lunak
d. Membantu sirkulasi dan nutrisi sinovial
e. Menurunkan pembentukan kontraktur terutama pada ekstremitas yang mengalami
paralisis.
f. Memaksimalkan fungsi ADL
g. Mengurangi atau menghambat nyeri
h. Mencegah bertambah buruknya system neuromuscular
i. Mengurangi gejala depresi dan kecemasan
j. Meningkatkan harga diri
k. Meningkatkan citra tubuh dan memberikan kesenangan

2. Ruang Lingkup:
1) Indikasi
a. ROM Pasif
 Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila
dilakukan pergerakan aktif akan menghambat proses penyembuhan
 Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk bergerak aktif
pada ruas atau seluruh tubuh, misalnya keadaan koma, kelumpuhan atau
bed rest total

b. ROM Aktif
 Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan
menggerakkan ruas sendinya baik dengan bantuan atau tidak
 Pada saat pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat menggerakkan
persendian sepenuhnya, digunakan ROM aktif.
2) Kotraindikasi
a. Latihan ROM tidak boleh diberikan apabila gerakan dapat mengganggu proses
penyembuhan cedera
b. ROM tidak boleh dilakukan bila respon pasien atau kondisinya membahayakan
(life threatening)
 ROM pasif dilakukan secara hati-hati pada sendi-sendi besar, sedangkan
AROM pada persendian dan kaki untuk meminimalisasi venous stasis dan
pembentukan trombus
 Pada keadaan setelah infark miokard, operasi arteri koronaria, dan lain-lain,
ROM aktif pada ekstremitas atas masih dapat diberikan dalam pengawasan
yang ketat

3. Referensi:

Fitria, C. N. (2012). Keefeektifan Range Of Motion (Rom) Terhadap Kekuatan Otot


Ekstremitas Pada Pasien Stroke. Profesi (Profesional Islam): Media Publikasi
Penelitian, 9.
Rahayu, K. I. N. (2016). Pengaruh Pemberian Latihan Range Of Motion (ROM)
Terhadap Kemampuan Motorik Pada Pasien Post Stroke Di RSUD
Gambiran. Jurnal Keperawatan, 6(2).

Standar Operasional Prosedur Range Of Motion oleh Ida Rosidawati


https://www.academia.edu/33473747/STANDAR_OPERASIONAL_PROSEDU
R_RANGE_OF_MOTION

Standar Operasional Prosedur ROM Laboratorium Keperawatan Stikes Hang Tuah


Surabaya https://www.academia.edu/23893240/ROM_Range_Of_Motion

4. Definisi:
Range Of Motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan
atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian
secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter &
Perry, 2005).
Latihan Range Of Motion (ROM) merupakan salah satu bentuk latihan dalam
proses rehabilitasi yang dinilai masih cukup efektif untuk mencegah terjadinya
kecacatan pada pasien dengan stroke. Latihan ini adalah salah satu bentuk intervensi
fundamental perawat yang dapat dilakukan untuk keberhasilan regimen terapeutik
bagi pasien dan dalam upaya pencegahan terjadinya kondisi cacat permanen pada
pasien paska perawatan di rumah sakit sehingga dapat menurunkan tingkat
ketergantungan pasien pada keluarga. Lewis (2007) mengemukakan bahwa sebaiknya
latihan pada pasien stroke dilakukan beberapa kali dalam sehari untuk mencegah
komplikasi. Semakin dini proses rehabilitasi dimulai maka kemungkinan pasien
mengalami defisit kemampuan akan semakin kecil (National Stroke Association,
2009). Oleh karena itu, untuk menilai latihan ROM aktif dan pasif dapat
meningkatkan mobilitas sendi sehingga mencegah terjadinya berbagai komplikasi.

5. Prosedur:
Persiapan:
a. Persiapan Pasien
 Pastikan identitas pasien
 Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan dan tujuan dilakukan tindakan
keperawatan, berikan kesempatan keapda pasien untuk bertanya dan jawab
seluruh pertanyaan pasien
 Pastikan pasien pada posisi aman dan nyaman
 Jaga privasi pasien
b. Persiapan Alat
 Bantal
 Tempat duduk/pegangan
 Minyak penghangat (bila diperlukan)
c. Persiapan Perawat
 Lakukan pengecekan program terapi yang dijalani klien
 Cuci tangan
6. Alur Proses:
1. Latihan pasif anggota gerak atas
a. gerakkan menekuk dan meluruskan sendi bahu :
 Tangan satu penolong memegang siku, tangan lainnya memegang lengan.
 Luruskan siku, naikkan dan turunkan lengan dengan siku tetap lurus.
b. Gerakkan menekuk dan meluruskan siku :
 Pegangan lengan atas dengan lengan satu, tangan lainnya menekuk dan
meluruskan siku
c. Gerakkan memutar pergelangan tangan :
 Pegangan lengan bawah dengan lengan satu, tangan lainnya menggenggam
telapak tangan pasien.
 Putar pergelangan tangan pasien ke arah luar (terlentang) dan ke arah
dalam (telungkup).
d. Gerakkan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan :
 Pegang lengan bawah dengan lengan satu, tangan lainnya memegang
pergelangan tangan pasien.
 Tekuk pergelangan tangan keatas dan kebawah.
e. Gerakkan memutar ibu jari :
 Pegang telapak tangan dan keempat jari dengan tangan satu, tangan
lainnya memutar ibu jari tangan.
2. Latihan pasif anggota gerak bawah.
a. Gerakkan menekuk dan meluruskan pangkal paha :
 Pegang lutut dengan tangan satu, tangan lainnya memegang tungkai.
 Naikkan dan turunkan kaki dengan lutut tetap lurus.
b. Gerakkan menekuk dan meluruskan lutut :
 Pegang lutut dengan tangan satu, tangan lainnya memegang tungkai.
 Tekuk dan luruskan lutut.
c. Gerakkan untuk pangkal paha :
 Gerakkan kaki pasien menjauh dan mendekati badan (kaki satunya)
d. Gerakkan memutar pergelangan kaki :
 Pegang tungkai dengan tangan satu, tangan lainnya memutar pergelangan
kaki.
3. Latihan aktif anggota gerak atas dan bawah
a. Latihan 1
 Angkat tangan yang lumpuh menggunakan tangan yang sehat keatas.
 Letakkan kedua tangan diatas kedua kepala
 Kembalikan tangan ke posisi semula
b. Latihan 2
 Angkat tangan yang lumpuh melewati dada kearah tangan yang sehat
 Kembali ke posisi semula
c. Latihan 3
 Angkat tangan yang lemah menggunakan tangan yang sehat keatas
 Kembali seperti semula
d. Latihan 4
 Tekuk siku yang lumpuh menggunakan tangan yang sehat
 Luruskan siku, kemudian angkat keatas
 Letakkan kembali tangan yang lumpuh ditempat tidur
e. Latihan 5
 Pegang pergelangan tangan yang lumpuh menggunakan tangan yang sehat,
angkat keatas dada

4. Dokumentasi:
Terlampir
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Sub Pokok Bahasan : Pada Pasien Stroke dan Keluarga

Waktu : 25 Menit

Hari / Tgl : Senin, 10 Desember 2018

Sasaran : Pasien Stroke

Tempat : Jalan Sukajadi

Penyuluh : Mahasiswi S1 Keperawatan STIKes Dharma Husada


Bandung tingkat 3 (Siti Ratna Nurpiyah)

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah diberikan penyuluhan selama 25 menit diharapkan sasaran mampu memahami
tentang penyakit stroke.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 25 menit, diharapkan sasaran mampu :
o Menjelaskan pengertian penyakit stoke
o Menjelaskan gejala stroke
o Menjelaskan penyebab stroke
o Menjelaskan pencegahan stroke

C. ALOKASI WAKTU ( 30 menit )

No
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu Hamil
.
1. 5 menit  Mengucapkan salam  Peserta menjawab

 Memperkenalkan diri  Peserta menyimak


 Membuat kontrak  Peserta menyimak
pertemuan dan tujuan
penyuluhan

 Menyebutkan topik  Peserta menyimak

yang akan
disampaikan
2. 15 menit  Menjelaskan  Peserta menyimak
pengertian Stroke

 Menjelaskan tanda
dan gejala stroke  Peserta menyimak

 Menjelaskan
penyebab stroke
 Peserta menyimak

 Menjelaskan
pencegahan stroke  Peserta menyimak

3. 5 menit  Membuka sesi tanya  Peserta bertanya


jawab
 Memberikan evaluasi  Peserta menjawab
secara lisan
 Memberikan  Peserta menyimak
kesimpulan yang telah
disampaikan
 Salam penutup  Peserta memberi
salam

D. STRATEGI PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Diskusi atau Tanya Jawab
E. MEDIA PENGAJARAN
Video
F. DAFTAR PUSTAKA
Batticaca, Fransisca B.2008.Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
persarafan.Jakarta:Salemba Medika.

G. MATERI
a. Pengertian Stroke
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran
darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga
mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian.( Batticaca,
Fransisca B.2008hlm:56)
b. Gejala Stroke
Kenali gejala stoke dengan kata “WASPADA”
o Wajah perot
o Anggota gerak lemah
o Sensibilitas atau rasa raba terganggu separuh
o Pelo atau bicara tidak jelas
o Afasia atau sukar berkomunikasi
o Disorientasi atau bingung mendadak
o Apabila ada salah satu gejala diatas segera ke RS

c. Penyebab Stroke
o Kekurangan suplai oksigen yang menuju otak.
o Pecahnya pembuluh darah di otak karena kerapuhan pembuluh darah otak.
o Adanya sumbatan bekuan darah di otak
o Faktor resiko medis : hipertensi (tekanan darah tinggi), Kolesterol,
Gangguan Jantung, Diabetes, Riwayat stroke dalam keluarga.
o Faktor resiko perilaku : merokok, makanan tidak sehat, alkohol, kurang
olahraga.

d. Pecegahan Stroke
o Periksa tekanan darah secara rutin. Riset menunjukkan, rajin kontrol
mengurangi 40 persen risiko stroke.
o Singkirkan tembakau. Hasil studi memperlihatkan, menjauhi tembakau
mengurangi risiko stroke sampai 33 persen.
o Lakukan latihan olahraga. Riset menunjukkan, mereka yang mulai latihan
pada usia antara 25-40 tahun, risikonya terserang stroke berkurang 57
persen. Sedangkan yang mulai latihan saat usianya 40-55 tahun,
kesempatannya 37 persen lebih baik untuk terhindar dari stroke.
o Konsumsi makanan yang bergizi
o Kurangi makanan berlemak.
o Jauhi alkohol.

Anda mungkin juga menyukai