PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan komplikasi Burst Abdomen secara komperehensif.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi definisi Burst Abdomen.
1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami
dan mampu membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan Busrt
Abdomen serta mampu mengimplementasikannya dalam proses
keperawatan.
2. Operasi
Kerugian:
b. Cara penjahitan (lapis demi lapis lebih rentan daripada satu lapis).
c. Tehnik penjahitan (terputus cenderung lebih aman daripada kontinu)
dan pemilihan benang.
3. Sinar X abdomen
Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya tinggi kadar gas
dalam usus atau obstruksi usus.
a. Hemoglobin: menurun
Nilai normal dewasa: pria 13.5-18.0 gram/dL, wanita 12-16
gram/dL, wanita hamil 10-15 gram/dL
Nilai normal: anak 11-16 gram/dL, balita 9-15 gram/dL, bayi
10-17 gram/dL, neonatus 14-27 gram/dL
b.Leukosit: meningkat
Nilai normal 4500-10000 sel/mm3
Neonatus 9000-30000 sel/mm3, Bayi sampai balita rata-rata
5700-18000 sel/mm3, Anak 10 tahun 4500-13500/mm3, ibu
hamil rata-rata 6000-17000 sel/mm3, dan postpartum 9700-
25700 sel/mm3
c. Limfosit: menurun
d.Monosit: normal atau menurun
Nilai normal : Limfosit 25-35% (absolut 1750-3500
sel/mm3) Monosit 4-6% (absolut 200-600 sel/mm3)
e. Hematokrit: menurun
Nilai normal dewasa pria 40-54%, wanita 37-47%, wanita
hamil 30-46%
Nilai normal anak 31-45%, batita 35-44%, bayi 29-54%,
neonatus 40-68%
f. Eritrosit : menurun
1. Bila kulit tetap tertutup, tutuplah luka dengan pembalut kering dan
pasanglah beberapa bentuk penopang (tali pengikat atau plester)
2. Berikan morfin atau sejenisnya melalui intavena dalam dosis kecil
dan siapkan untuk pemeriksaan luka
3. Bila nyata terjadi pembukaan luka komplit, tutup usus yang terpapar
dengan tumpukan kasa lebar yang dibasahi larutan garam dan
kuatkan. Jangan menggunakan pembalut usap biasa, karena akan
hilang di antara lipatan-lipatan usus.
1. Penumpukan Jahitan :
Berikut prinsip penumpukan jahitan adalah :
Cara ini tidak boleh digunakan jika ada suatu prolaps usus, suatu
fistula tidak terhindarkan akan terjadi.Meskipun pendekatan nir-operatif
tampak berbahaya, namun hasilnya memuaskan. Sementara
penyembuhan berlangsung, luka mengkerut dan hernia ventral mungkin
mengecil dan mudah diperbaiki.
Berikut faktor resiko untuk ILO menurut Barbara J.G & Billie F
(2006) :
1. Faktor penjamu
1) Lama perawatan praoperasif
2) Usia (lansia)
3) Penyakit yang mendasari, seperti penyakit kronik pada diabetes
melitus
2. Faktor pembedahan
a. Usaha pencegahan
b. Operasi singkat
c. Pembedahan kulit menggunakan zat kimia antibakteri dan detergen
(untuk kulit pasien, dokter bedah dan perawat)
d. Filtrasi udara pada daerah operasi
e. Masker dan jubah bedah yang menutup seluruh tubuh (oklusif)
f. Antibiotik profilaktik (bakteriosid dan mempunyai kadar tinggi
dalam jaringan). Satu dosis antibiotik praoperasi diberikan 1 jam
sebelum pembedahan, kecuali operasi terkontaminasi berat atau
kotor atau pasien mengalami gangguan sistem imun.Diberikan
untuk pasien dengan bahan prostetik yang diimplantasi, misal katup
jantung, cangkok vaskular, prostesis sendi.
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Kasus
Ny. M berumur 45 tahun, datang ke RSUA dengan keluhan nyeri
hebat (skala 8) di perut pada bagian luka bekas operasi, dan bekas operasi
pasien sedikit terbuka. Setelah dilakukan anamnesa pasien mengatakan
bahwa, lima hari yang lalu pasien dilakukan operasi Laparotomi karena usus
buntu.
Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien terlihat lemah, pasien hanya
menghabiskan 5 sendok dalam satu porsi makan dan tubuh pasien tampak
kurus, dengan BB 50 kg dengan TB 165 cm, LILA 27cm, pernapasan Ny. M
saat ini meningkat 23x/menit dengan irama napas cepat, dan pengguanaan
otot bantu napas, TD 130/90 mmHg, nadi 95 x/menit, suhu 38 °C, akral
hangat. Sekitar luka operasi terlihat kemerahan dan lembab, pasien
mengalami abdomen.
Dari hasil laboratorium didapatkan Hemoglobin 12,3 gr/l, Leukosit
27.500 mm3, Hematokrit 36% dan trombosit 264.000 mm3, serta Albumin
3,3 gr/dl.
2. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
keperawatan
BB → 50 Kg, sedangkan BB
idealnya Kg distensi abdomen
TB → 165 cm
LILA→27 cm nafsu makan menurun
3. Diagnosa Keperawatan
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan distensi abdomen.
b. Nyeri berhubungan dengan luka post operasi.
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan
menurun.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan port de entri luka pembedahan.
4. Intervensi Keperawatan
a. Pola napas tidak efektif b/d distensi abdomen
Tujuan : Dalam 2x24 jam pasien menunjukkan pola napas
efektif
Kriteria hasil :
1) Bunyi napas tambahan tidak ada
2) Kecepatan dan irama pernapasan teratur
3) Pasien tidak menggunakan alat bantu napas
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Burst abdomen atau abdominal wound dehiscence adalah
terbukanya tepi-tepi luka sehingga menyebabkan evirasi atau pengeluaran
isi organ-organ dalam seperti usus, hal ini merupakan salah satu komplikasi
post operasi dari penutupan luka di dalam perut.(Kumalasari, 2011).
Diagnosa Burst Abdomen dapat diketahui dengan mengamati luka
psien yang telah dilakukan operasi. Beberapa hari setelah operasi akan
didapati pasien merasakan nyeri hebat pada abdome disertai keluarnya
cairan merah pada bekas jahitan atau bahkan keluar nanah, dan luka bekas
jahitan menjadi lembek dan merah (hiperemi). Terkadang disertai dengan
distended abdomen (perut yang membesar dan tegang) yang menandai
adanya infeksi di daerah tersebut.
Terapi yang dapat dilakukan jika terjadi hal tersebut adalah dengan
terlebih dahulu menangani gejala yang timbul pada pasien. Memperbaiki
luka jahitan dapat dilakukan dengan membuka kembali dinding abdomen,
kemudian memperbaiki (repair) jahitan dengan terlebih dahulu mencari
penyebab infeksi tersebut.
Dudley, Hugh A.F. (1992). Hamilton Bailey Ilmu Bedah Gawat Darurat Edisi 11.
Gallup DG, Incision for gynecologic surgery. In: Rock JA, Thompson JD, eds.
,1997; 290-29110.
Hiyama DT, Zinner MJ, Surgical complication. In: Schwartz SI, Shires
GT,Spencer FC.
Husser WC, eds. Principles of surgery. 6thed. New York:McGraw-Hill. 1994; 441-
452
(http://bedahmalang.com/tulisan-ilmiah/61-penatalaksanaan-burst-
Salemba.
18:21 WIB
Sjamsuhidajar R. dan Wim de Jong. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Sloane, Ethel. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC.
http://istanakeperawatan.blogspot.com/2011/11/asuhan-keperawatan-
wib.
Peningkatan tekanan Memperlambat proses Kesalahan menutup ketika Risiko tinggi terbukanya
intra abdominal penyembuhan luka pembedahan abdomen jahitan operasi abdomen
Terjadi peningkatan tekanan intra abdomen Burst abdomen Luka post Op terbuka
Nafsu makan
Distensi abomen
Insisi pada Perdarahan Menstimulasi Perlukaan pada daerah
kulit, luka hebat rangsangan nyeri di abdomen
Otot diafragma Intake makanan operasi terbuka saraf pusat
terganggu berkurang
MK : Resiko syok Inflamasi Luka abd.
Eksudasi hipovolemik Nyeri hebat
Ekspansi paru MK : Kebutuhan Jelek & rusak
peritoneum pada bagian
tidak optimal Nutrisi kurang dari
viseral atau usus abdomen suhu
kebutuhan tubuh
(tanda dehisensi Muncul tubuh MK :
Dipsnea fasia atau otot) gangren MK :Nyeri akut Kerusakan
integritas
MK : Pola nafas Keluar cairan PK:Hipertermi kulit
tidak efektif
serosanguinolen Keluarnya
Terjadi dalam 1 organ-organ di Terpapar MK : Resiko
atau beberapa hari abdomen (usus) udara luar tinggi infeksi
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Burst Abdomen | 40