Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ANALISIS TINDAKAN

PEMBERIAN ROM PASIF PADA PASIEN SNH PADA Ny. S


DI BANGSAL ALAMANDA RS GONDO SUWARNO SEMARANG

Disusun Oleh :
Nama : Vivit Oktaviani fatma Lutfia N.
NIM : SN231195

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
ANALISIS SINTESIS TINDAKAN
PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM PADA Ny. Y

A. Keluhan Utama
Kesemutan dan pusing
B. Diagnosis keperawatan
Gangguan Mobilitas Fisik b.d gangguan neuromuskuler d.d Pasien mengeluh sulit
menggerakkan ektermitas kiri dan pasien terlihat lemas (D.0001).
C. Data yang mendukung diagnosis keperawatan
DS :
 pasien mengatakan kesemutan
DO :

 Tekanan Darah : 179/85 mmHg

 Nadi : 71x/menit

 RR: 21x/menit

 Suhu : 36,6 ℃
D. Dasar pemikiran
Stroke adalah penyakit cerebrovascular dimana terjadinya gangguan fungsi
otak yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah yang mensuplai darah ke
otak. Manifestasi stroke meliputi hemiparesis transien (tidak permanen), kehilangan
kemampuan berbicara, kehilangan sensori setengah/hemisensori. Hemiparesis adalah
kondisi adanya kelemahan salah satu sisi tubuh atau ketidakmampuan untuk
menggerakkan satu sisi anggota tubuh. Peningkatan angka kejadian stroke dan

kecacatan yang ditimbulkan dapat diatasi dengan range of motion (ROM).


Memberikan latihan ROM secara dini dapat meningkatkan kekuatan otot karena dapat
menstimulasi motor unit sehingga semakin banyak motor unit yang terlibat maka akan
terjadi peningkatan kekuatan otot, kerugian pasien hemiparese bila tidak segera
ditangani maka akan terjadi kecacatan yang permanen.
Tujuan dari penerapan latihan ROM adalah untuk mengetahui keefektifan
ROM terhadap peningkatan kekuatan otot setelah dilakukan ROM pasif . Latihan
pasif pada hakekatnya merupakan cara memelihara ekstensibilitas otot dan
mencegah perlengketan otot sehingga memperoleh efek relaksasi dan perlemasan
otot. Teknik relaksasi dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan,
menurunkan kelelahan sehingga akan meningkatkan kontrol nyeri. Teknik relaksasi
ini efektif digunakan pada pasien nyeri akut dan tidak memerlukan biaya.
E. Prinsip tindakan keperawatan
1. Prinsip tindakan : bersih
2. Prosedur pelaksanan
a. Pra interaksi
1. Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien (jika ada)
2. Siapkan alat
3. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra
indikasi
4. Cuci tangan
b. Tahap orientasi
5. Beri salam dan panggil klien dengan namanya
6. Jelaskan tujuan prosedur, dan lamanya tindakan pada klien/keluarga
c. Tahap kerja
7. Melakukan latihan bahu
a) Fleksi
Gerakan lengan keatas menuju kepala tempat tidur
b) Axtensi
Kembalikan ke posisi semula
c) Abduksi
Gerakan lengan menjauhi tubuh dan menuju kepala sampai tangan
diatas kepala
d) Adduksi
Gerakkan lengan keatas tubuh samapi menyentuh tangan satunya
e) Rotasi eksternal
Letakkan tangan disamping tubuh sejajat dengan bahu, siku
membentuk sudut 90 derajat dengan Kasur, gerakkan lengan keatas
hingga punggung tangan menyentuh bed
f) Rotasi internal
Letakkan lengen disamping tubuh sejajr dengan bahu, siku
membentuk sudut 90 derajat dengan Kasur, gerakkan lengan
kebawah hingga telapak tangan menyentuh Kasur
8. Melakukan latihan siku
a) Flexi
Bengkokkan siku hingga jari-jari tangan menyentuh siku
b) Extensi
Luruskan siku kembali ketempat semula
c) Pronasi dan supinasi
Genggam tangan klien seperti orang yang sedang berjabat tangan
kemudian putar telapak tangan klien kebawah dan ke atas pastikan
hanya terjadi pergerakkan siku, bukan bahu
9. Melakukan latihan pergelangan tangan
a) Flexi
Genggam telapak tangan dengan satu tangan, tangan yang lainnya
menyangga lengan bawah, bengkokkan pergelakan tangan kedepan
b) Extensi
Dari posisi refleksi, tegakkan kembali pergelangan tangan ke atas
c) Flexi radial(abduksi)
Bengkokkan pergelangan tangan secara lateral menuju ibu jari
d) Flexi ulnar (adduksi)
Bengkokkan pergelangan tangan secara lateral kearah jari yang
kelima
10. Melakukan latihan jari-jari tangan
a) Flexi
Bengkokkan jari-jari tangan dan ibu jari kearah telapak
tangan/tangan menggenggam
b) Extensi
Buka genggaman tangan klien
c) Hiperextensi
Bengkokkan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin
d) Abduksi
Buka dan pisahkan jari-jari tangan
e) Adduksi
Dari posisi fleksi, kembalikan ke posisi semula
f) Sirkumduksi
Masing-masing jari diputar-putar
g) opposisi
sentuhkan masing-masing jari tangan ke ibu jari
11. melakukan latihan pinggul dan lutut
a) fleksi
angkat kaki dan bengkokkan lutut, gerakkan lutut ke atas menuju
dada sejauh mungkin
b) extensi
dari posisi fleksi kembalikan lutut kebawah, tegakkan
lutut,rendahkan kaki sampai pada kasur
c) abduksi
gerakkan kaki ke samping menjauhi klien
d) adduksi
kembalikan kaki sampai menyebrang diatas kaki yang lainnya
e) rotasi internal
putar kaki kedalam
f) rotasi eksternal
putar kaki keluar
12. melakukan latihan telapak kaki dan pergelangan kaki
a) dorsoflexi telapak kaki
letakkan satu tangan dibawah tumit, tekan kaki klien dengan lengan
anda gerakkannya kearah kaki/keatas
b) plantarflexi telapak kaki
letakkan satu tangan pada punggung kaki dan tangan yang lainnya
berada pada tumit, dorong telapak kaki menjauh dari kaki
c) flexi jari-jari kaki
letakkan tangan pada punggung kaki klien, letakkan tangan yang
lainnya pada pergelangan kaki, bengkokkan jari-jari kebawah
d) extensi jari-jari kaki
bengkokkan jari jari kaki keatas.
d. Terminasi
13. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan klien)
14. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
15. Cuci tangan
e. Dokumentasi
16. Catat waktu pelaksanaan tindakan
17. Catat respon pasien
18. Paraf dan nama perawat
F. Analisis tindakan
Berdasarkan hasil penelitian Bagus Ari Permadhi tentang penerapan rom pasif
terhadap peningkatan kekuatan otot pasien dengan stroke non hemoragik Kesimpulan dari
penelitian ini adalah Penerapan telah dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2021.
Penerapan dilakukan sebanyak dua kali sehari selama tiga hari. Penerapan ini
dilakukan pada pasien stroke non hemoragik yang mengalami kelemahan otot.
Sebelum diberikan penerapan ROM pasif, kekuatan otot pada bahu kiri responden
mempunyai nilai 4 (baik), otot siku kiri bernilai 3 (cukup), pada otot pergelangan
tangan kiri dengan nilai 4 (baik) dan kekuatan otot pada jari-jari tangan kiri dengan
nilai 4 (baik). Sedangkan pada bagian paha kiri responden memiliki nilai 4 (baik),
lutut kiri dengan nilai 4 (baik), pergelangan kaki kiri dengan nilai 3 (cukup) dan jari
kaki kiri dengan nilai 4 (baik). Setelah responden diberikan ROM pasif selama tiga
hari, kekuatan otot pada bahu kiri memiliki nilai 4 (baik), otot siku kiri bernilai 3
(cukup), otot pergelangan tangan kiri bernilai 4 (baik) dan kekuatan otot pada jari-jari
tangan dengan nilai 4 (baik). Lalu kekuatan otot pada paha kiri bernilai 4 (baik), lutut
kiri dengan nilai 4 (baik), pergelangan kaki kiri bernilai 3 (cukup) dan kekuatan otot
pada jari-jari kaki kiri dengan nilai 4 (baik).
Karya tulis ilmiah ini dimaksudkan untuk mengetahui pentingnya penerapan
teknik Range of Motion (ROM) pasif untuk meningkatkan kekuatan otot, serta
evaluasi pelaksanaan sebelum dan setelah penerapan teknik ROM pada pasien stroke.
Penulis pada study kasus ini menggunakan subyek dengan riwayat penyakit stroke
non hemoragik dengan keluhan utama kelemahan otot, mampu berkomunikasi dengan
baik menggunakan Bahasa Indonesia dan mempunyai kesadaran penuh (kompos
mentis). Instrumen penerapan dalam penelitian ini adalah kuisioner karakteristik
pasien dan lembar pengukuran kekuatan otot (MMT). Penelitian ini menggunakan 2
responden dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Setelah diberikan terapi relaksasi nafas
pada Ny.Y mendapatkan hasil yang cukup memuaskan, pasien mengatakan nyerinya
berkurang, pasien tampak tidak kesakitan, tidak meringis.
G. Bahaya dilakukan tindakan
Jika tidak saling percaya dan klien tidak kooperatif, maka latihan ROM pasif
tidak akan efektif dan lingkungan yang tidak nyaman akan menyebabkan pasien tidak
akan berkonsentrasi saat melakukan terapi latihan rom pasif. Penerapan ROM pasif
memerlukan latihan dan durasi waktu yg lama untuk memperoleh hasil yg maksimal
Diharapkan pasien tetap terus melakukan terapi ROM pasif secara mandiri dan
berkelanjutan demi mendapat manfaat yang diinginkan.
H. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan
1. Mengobservasikan tanda-tanda vital
2. Memberikan posisi nyaman pada klien
3. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat analgesik
I. Daftar pustaka/referensi
Bagus Ari Permadhi PENERAPAN ROM PASIF TERHADAP PENINGKATAN
KEKUATAN OTOT PASIEN DENGAN STROKE NON HEMORAGIK
https://id.scribd.com/document/401120875/Tools-Rom-Pasif diakses pada tanggal 13
Desember 2023 pukul 11.31

Anda mungkin juga menyukai