Anda di halaman 1dari 15

Aktivitas dan Latihan Fisik

Icca Presilia Anggreyanti, S.Kep., Ns., M.Kep


Aktivitas
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Kemampuan
seseorang untuk melakukan suatu aktivitas seperti berdiri, berjalan dan
bekerja merupakan salah satu dari tanda kesehatan individu tersebut dimana
kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem
persarafan dan muskuloskeletal.

Latihan
Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkkan
untuk menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh. Latihan dapat
memelihara pergerakan dan fungsi sendi sehingga kondisinya dapat setara
dengan kekuatan dan fleksibilitas otot.
Activity Daily Living (ADL)
Aktivitas sehari-hari (ADL) merupakan salah satu bentuk latihan aktif pada
seseorang termasuk didalamnya adalah makan/minum, mandi, toileting,
berpakaian, mobilisasi tempat tidur, berpindah dan ambulasi/ROM.

Mobilitas/mobilisasi
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak
secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
guna mempertahankan kesehatannya.
Kategori tingkat kemampuan aktivitas
Tingkat aktivitas / Kategori
mobilitas
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri
secara penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau
pengawasan orang lain
Tingkat 3 Memerlukan bantuan,
pengawasan orang lain dan
peralatan
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak
dapat melakukan atau
berpartisipasi dalam
perawatan
Hal-hal yang perlu dikaji pada klien yang mengalami gangguan kebutuhan
aktivitas dan latihan:
1. Tingkat aktivitas sehari-hari
• Pola aktivitas sehari-hari
• Jenis, frekuensi dan lamanya latihan fisik
2. Tingkat kelelahan
• Aktivitas yang membuat lelah
• Riwayat sesak nafas
3. Gangguan pergerakan
• Penyebab gangguan pergerakan
• Tanda dan gejala
• Efek dari gangguan pergerakan
4. Pemeriksaan fisik
• Tingkat kesadaran
• Postur/bentuk tubuh (skoliosis, kifosis, lordosis, cara berjalan)
• Ekstremitas (kelemahan, gangguan sensorik, tonus otot, atropi, tremor,
gerakan tak terkendali, kekuatan otot, kemampuan jalan, kemampuan
duduk, berdiri, nyeri sendi, kekakuan sendi)
Diagnosa yang mungkin muncul
1. Gangguan mobilitas fisik
2. Intoleransi aktivitas
3. Defisit perawatan diri
Contoh kasus
Tn. Y berusia 54 tahun yang mengalami hipertensi sejak 6 bulan
terakhir. Saat di kamar mandi tiba-tiba Tn.Y terjatuh sehingga
menyebabkan Tn.Y mengalami stroke. Saat dibawa ke rumah sakit
didapatkan pemeriksaan fisik: TD 160/100 mmHg, suhu 36,2 derajat
Celsius, Nadi: 90x/menit RR: 18x/menit. Saat dilakukan pengkajian
didapatkan kategori tingkat kemampuan aktivitas dengan skor 3. Saat
dilakukan pengkajian klien mengeluh nyeri kepala, kaki terasa sulit
digerakkan. Asuhan keperawatan apa yang cocok dengan kondisi Tn. Y
saat ini?
Pengkajian
Nama : Tn Y
Peekrjaan: sopir
Riwayat penyakit: hipertensi
Pemeriksaan fisik:
TD: 160/100 mmHg
Suhu: 36,2 derajat celsius
Nadi: 90x/menit
RR: 18x/menit
Skor aktivitas: 3 (Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain dan
peralatan)
Analisa data
Data Etiologi Masalah keperawatan
DS: Hipertensi Hambatan mobilitas fisik
- Tn. Y mengeluh kepala
pusing, kaki sulit untuk
digerakkan Peningkatan daya
rentang pada dinding
DO: arteri
- TD: 160/100 mmHg
- Suhu: 36,2
- RR: 18x/mnt Ruptur dibnding arteri
- Nadi 90x/mnt yang melemah
- Klien tampak lemah
- Aktivitas klien terbatas
Perdarahan di jaringan
otak

TIK meningkat

Hambatan mobilitas
fisik
Asuhan keperawatan
Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskular,
kelemahan
Setelah dilakukan perawatan selama 3 x 24 jam, pasien
menunjukkan:
pasien peningkatan dalam aktifitas fisik dengan indikator

No Outcome 1 2 3 4 5
1. Keseimbangan √
2. Cara berjalan √
3. Bergerak dengan √
mudah
Rencana keperawatan/Intervensi
Terapi latihan ambulasi
1. Sediakan tempat tidur berketinggian rendah
2. Konsultasikan pada ahli terapi fisik mengenai rencana
ambulasi, sesuai kebutuhan
3. Monitor penggunaan kruk pasien atau alat bantu berjalan
lainnya
4. Bantu pasien untuk berdiri dan ambulasi dengan jarak
tertentu
Con’t
Terapi latihan: keseimbangan
5. Tentukan kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan yang membutuhkan keseimbangan
6. Evaluasi fungsi sensorik (misalnya, penglihatan, pendengaran)
7. Sediakan alat-alat bantu (misal kruk, tongkat)
Implementasi
1. Menyediakan tempat tidur berketinggian rendah
2. Konsultasikan pada ahli terapi fisik mengenai rencana
ambulasi, sesuai kebutuhan
3. Memonitor penggunaan kruk pasien atau alat bantu berjalan
lainnya
4. Membantu pasien untuk berdiri dan ambulasi dengan jarak
tertentu
5. Menenentukan kemampuan pasien untuk berpartisipasi
dalam kegiatan-kegiatan yang membutuhkan
keseimbangan
6. Mengevaluasi fungsi sensorik (misalnya, penglihatan,
pendengaran)
7. Menyediakan alat-alat bantu (misal kruk, tongkat)
Evaluasi
S:
- Klien mengatakan nyeri pada kaki ketika digerakkan
- Klien mengatakan jika dibuat tidur nyeri hilang
- Klien mengatakan lemas berkurang
O:
- Aktivitas klien terbatas
- Aktivitas klien dibantu keluarga
- Klien tampak sulit menggerakkan kaki
- Klien menggunakan kruk untuk alat bantu berjalan
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lenjutkan intervensi ke 1, 4, dan 5

Anda mungkin juga menyukai