1. PENGKAJIAN
a. Riwayat keperawatan
Pengkajian riwayat keperwatan meliputi gangguan mobilitas ( misalnya
nyeri, kelemahan otot, dan kelelahan ), tingkat mobilitas, daerah yang
mengalami gangguan mobilitas, lama terjadi gangguan mobilitas.
Selain itu, hal yang perlu dikaji adalah riwayat penyakit yang pernah di derita
seperti riwayat penyakit sistem neurologis ( misalnya trauma kepala dan
cedera medula spinalis ), riwayat penyakit sistem kardiovaskuler ( misalnya
gagal jantung kongesif ), riwayat penyakit sistem muskuluskeletal ( misalnya
fraktur, osteoporosis ), riwayat penyakit sistem pernapasan ( misalnya
pneumonia ) dan lain-lain.
b. Kemampun fungsi motorik
Pengkajian fungsi motorik antara lain dilakukan pada tangan kanan, tangan
kiri, kaki kanan, dan kaki kiri untuk menilai ada tidaknya kelemahan,
kekuatan dan spastis.
c. Kemampuan rentang gerak ( range of motion/ROM )
d. Perubahan intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas yang dikaji adalah intoleransi aktivitas yang berhubungan
dengan sistem kardiovaskuler yang meliputi suara napas, analisa gas darah,
gerakan dinding thoraks, seta ada tidaknya mukus, batuk produktif disetai
panas, nyeri saat bernapas.
Pengkajian intoleransi aktivitas berhubungan dengan perubahan sistem
kardiovaskuler meliputi nadi dan tekanan darah, serta ada tidaknya gangguan
sirkulasi perifer, trombus, dan perubahan TTV setelah beraktivitas atau saat
bergerak.
e. Kemampuan mobilitas
Untuk menilai kemampuan gerak keposisi miring, duduk, berdiri, bangun,
dan berpindah tanpa bantuan. Kategori tingkat kemampuan aktivitas sebagai
berikut :
Tingkat aktivitas / mobilitas Kategori
Mampu merawat diri sendiri
Tingkat 0
secara penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat
Memerlukan bantuan atau
Tingkat 2
pengawasan orang lain
Memerlukan bantuan, pengawasan
Tingkat 3
ataupun alat
Sangat tergantung dan tidak dapat
Tingkat 4 melakukan atau berpartisipasi
dalam perawatan.
f. Pemeriksaan fisik
1. Tingkat kesadaran
2. Postur/bentuk tubuh
Skoliosis
Kiposis
Lordosis
Cara berjalan
3. Ekstremitas
Kelemahan
Gangguan sensorik
Tonus otot
Atropi
Tremor
Gerakan tak terkendali
Kekuatan otot
Kemampuan jalan
Kemampuan duduk
Kemampuan berdiri
Nyeri sendi
Kekakuan sendi
g. Pemeriksaan diagnostic
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan pertahanan otot
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring atau imobilisasi
3. INTERVENSI
Tujuan dan intervensi menurut NOC & NIC
a. Hambatan mobilitas fisik berhubungan penurunan pertahanan otot
Tujuan manurut NOC
Tujuan
1) Join movement : active
2) Mobility level
3) Self care : ADL
4) Transfer performance
Kriteria hasil
1) Klien meningktkan dalam aktivitas fisik
2) Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
3) Mengverbalisasikan perasaan dalam meningkatkn kekuatan dan
kemampuan berpindah
Intervensi menurut NIC
1) Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
Rasional : untuk mengetahui kemampuan gerak klien
2) Observasi vital sign sebelum dan sesudah latihan dan lihat
respon pasien saat latihan
Rasional : mengetahui TTV klien dan mengetahui apakah ada
hambatan saaf bergerak
3) Berikan alat bantu jika klien memerlukan
Rasional : alat bantu dapat memperlancar klien dalam bergerak
4) Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan alat bantu
jika diperlukan
Rasional : alat bantu dapat mempercepat dan memperlancar klien
dalam bergerak
5) Konsultasikan dengan tenaga rehabilitasi medik dalam
merencanakan program terapi
Rasional: tehnik profram terapi dapat membantu mempercepat
penyembuhan
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring atau
imobilitas
Tujuan dan intervensi menurut NOC & NIC
Tujuan menurut NOC
1) Energy conservation
2) Activiti tolerance
3) Self care : ADLs
Kriteria hasil
1) Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan
tekanan darah, nadi dan RR
2) Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
3) TTV dalam batas normal
4) Sirkulasi status baik
Intervensi menurut NIC
1) Kaji derajat imobilisasi pasien dengan menggunakan skala
ketergantungan 0-4
Rasional : Pasien mampu berdiri ( I ) karena memerlukan
bantuan untuk berdiri
2) Observasi TTV klien
Rasional : Untuk mengetahui apakah TTV klien itu semua
normal sebelum dan sesudah beraktivitas
3) Bantu klien untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti
kursi roda dll
Rasional : alat bantu aktivitas dapat membantu aktivitas
pergeraan klien
4) Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
Rasional : untuk mengetahui hambatan atau keluhan saat
beraktivitas
5) Konsultasikan dengan tenaga rehabilitasi medik dalam
merencanakan program terapi
Rasional: tehnik profram terapi dapat membantu mempercepat
penyembuhan
4. IMPLEMENTASI
Dilaksanakan berdasarkan intervensi keperawatan yang telah ditentukan
sebelumnya
5. EVALUASI
Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf
keberhasialan dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan
untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan.