APRIL 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
pertolongan Nya-lah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah mengenai Upaya
Upaya Pencegahan Primer Sekunder dan Tersier Pada Masalah Gangguan Sistem
Perkemihan. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Heri Suroso, S.Kep.,Ns.,
M.Kep selaku Dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2 di STIKes Widya
Cipta Husada yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai hubungan warga negara dan negara secara
keseluruhan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui Sistem Perkemihan.
1.3.2 Untuk Mengetahui Fungsi Sistem Pekemihan.
1.3.3 Untuk Mengetahui Organ-Organ Sistem Perkemihan.
1.3.4 Untuk Mengetahui Pengertian Pencegahan Pada Masalah Sistem
Perkemihan.
1.3.5 Untuk Mengetahui Upaya-Upaya Pencegahan Primer, Sekunder, dan
Tersier Pada Sistem Perkemihan.
BAB II
PENDAHULUAN
2.1 Definisi Sistem Perkemiha
Sistem perkemihan merupakan organ vital yang berperan penting dalam
melakukan eskresi dan melakukan eliminasi sisa-sisa hasil metabolisme tubuh, dan
dalam keseimbangan cairan dan elektrolit. Sistem ini secara kontinu membuang dan
mereabsorbsi air dan substansi terlarut dalam darah, serta mengeliminasi setia
substansi yang tidak dibutuhkan dalam tubuh (Wylie,2011).
Sistem perkemihan terdiri atas ginjal, kandung kemih, dan uretra. Sistem
perkemihan mempunyai dua ginjal untuk menjaga fungsi ekskresi. Organ ini
memproduksi urin yang berisikan air, ion-ion, dan senyawa-senyawa solute yang kecil.
Urin meinggalkan kedua ginjal dan melewati sepasang ureter menuju dan ditampung
sementara pada kandung kemih, selanjutnya terjadi proses ekskresi urin yang
dinamakan miksi, terjadi ketika adanya kontraindikasi dari otot-otot kandung kemih
menekan urin untuk keluar melewati uretra dan keluar dari tubuh (Muttaqin & Sari,
2014).
2.4 Pengertian Pencegahan Pada Masalah Sistem Perkemihan
1. Pencegahan Primer
2. Pencegahan Sekunder
Sasaran utama pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang
terancam akan menderita penyakit tertentu melalui diagnosis dini serta
pemberian pengobatan yang cepat dan tepat. Tujuan utama pencegahan tingkat
kedua ini, antara lain untuk mencegah meluasnya penyakit dan untuk
menghentikan proses penyakit lebih lanjut, serta mencegah komplikasi. Dengan
pengertian lain pencegahan ini sekurang-kurangnya dapat menghambat atau
memperlambat progresifitas penyakit, mencegah komplikasi, dan membatasi
kemungkinan kecacatan. (Nur Nasry, 2008).Seperti diagnosis dan pengobatan
dini penyakit pada gangguan sistem perkemihan.
3. Pencegahan Tersier
3.1 Simpulan
Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan terlebih
dahulu sebelum kejadian. Dalam mengambil langkah-langkah pencegahan, haruslah
didasarkan pada data atau keterangan yang bersumber dari hasil analisis dari
epidemiologi. Pencegahan penyakit berkembang secara terus menerus dan
pencegahan tidak hanya ditujukan pada penyakit infeksi saja, tetapi pencegahan
penyakit non-infeksi, seperti yang dianjurkan oleh James Lind yaitu makanan sayur
dan buah segar untuk mencegah penyakit scorbut. Bahkan pada saat ini pencegahan
dilakukan pada fenomena non-penyakit seperti pencegahan terhadap ledakan
penduduk dengan keluarga berencana.
Tujuan dari pencegahan primer adalah untuk mencegah agar tidak terjadinya
penyakit BSK dengan cara mengendalikan faktor penyebab dari penyakit BSK.
Sasarannya ditujukan kepada orang-orang yang masih sehat, belum pernah
menderita penyakit BSK. Kegiatan yang dilakukan meliputi promosi kesehatan,
pendidikan kesehatan, dan perlindungan kesehatan. Contohnya adalah untuk
menghindari terjadinya penyakit BSK, dianjurkan untuk minum air putih minimal 2
liter per hari.
Tujuan dari pencegahan sekunder adalah untuk menghentikan perkembangan
penyakit agar tidak menyebar dan mencegah terjadinya komplikasi. Sasarannya
ditujukan kepada orang yang telah menderita penyakit BSK. Kegiatan yang
dilakukan dengan diagnosis dan pengobatan sejak dini. Diagnosis Batu Saluran
Kemih dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik, laboraturium, dan radiologis
Tujuan dari pencegahan tersier adalah untuk mencegah agar tidak terjadi
komplikasi sehingga tidak berkembang ke tahap lanjut yang membutuhkan
perawatan intensif. Sasarannya ditujukan kepada orang yang sudah menderita
penyakit BSK agar penyakitnya tidak bertambah berat
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA