Anda di halaman 1dari 11

ANALISA SINTESA TINDAKAN RANGE OF MOTION (ROM)

PASIEN DENGAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK


DI RUANG CEPLOK RS. ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO
SURAKARTA

Disusun oleh
MUCHAMMAD FARID AZADIN SN 171119

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2017
Analisis Sintesis Tindakan Latihan ROM Pada Sdr. H

Di Ruang Ceplok Rumah Sakit Ortopedi Soeharso Surakarta

Hari : Kamis

Tanggal : 2 November 2017

Jam : 09.30 WIB

A. Keluhan Utama

Kesulitan menggerakkan kaki pasca operasi ORIF hari ke 2, bila digerakkan sakit.

B. Diagnosa Medis

Post ORIF Tibia Plateu sinistra H2

C. Diagnosis Keperawatan

Hambatan Mobilitas Fisik b.d nyeri

D. Data yang mendukung diagnosis keperawatan

DS :

- Pasien mengatakan kaki sebelah kiri, nyeri ketika digerakkan


- Pasien mengatakan masih takut menggerakkan kaki sebelah kiri bawah
DO :
Kanan Kiri Kemampuan Perawatan Diri 1 2 3 4

Makan/Minum
Kekuatan Otot 5 2
Mandi
Rentang Gerak Bebas bergerak Terbatas
Toileting
Akral Hangat Hangat
Berpakaian
Edema Tidak ada Tidak ada Mobilitas ditempat tidur

CRT <3detik <3detik Berpindah

Keluhan Tidak ada Nyeri Ambulasi ROM

E. Dasar Pemikiran

1. Definisi Pengertian
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah
dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi
diperlukan untuk meningkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit
khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi (Mubarak, 2008)
Mobilitas adalah pergerakan yang memberikan kebebasan dan kemandirian bagi
seseorang (Ansari, 2011).
2. Etiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat mobilisasi seseorang diantaranya
menurut Aziz Alimul (2009) :
a) Gaya Hidup. Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi kemampuan
mobilisasi seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau
kebiasaan sehari-hari.
b) Proses Penyakit/Cedera. Proses penyakit dapat memengaruhi kemampuan
mobilisasi karena dapat memengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh,
orang yang mengalami fraktur femur akan mengalami keterbatasan
pergerakan dalam ekstremitas bawah. Ada kalanya klien harus istirahat di
tempat tidur karena menderita penyakit tertentu misalnya penyakit stroke
yang berakibat kelumpuhan typoid dan penyakit kardiovaskuler.
c) Kebudayaan. Kemampuan melakukan mobilisasi dapat juga dipengaruhi
kebudayaan. Contohnya orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh
memiliki kemampuan mobilisasi yang kuat; sebaliknya ada orang yang
mengalami gangguan mobilisasi (kaki) karena adat dan kebudayaan tertentu
dilarang untuk beraktivitas.
d) Tingkat Energi. Energi adalah sumber untuk melakukan mobilisasi. Agar
seseorang dapat melakukan mobilisasi dengan baik, dibutuhkan energi yang
cukup.
e) Usia dan Status Perkembangan. Terdapat perbedaan kemampuan
mobilisasi pada tingkat usia yang berbeda dalam Potter and Perry (2005).
Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan
dengan perkembangan usia

F. Prinsip Tindakan Keperawatan


PERSIAPAN PASIEN
1. Memberikan salam, memperkenalkan diri, dan
mengidentifikasi pasiendengan memeriksa identitas pasien
secara cermat.
2. Menjelaskan tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan,memberikan kesempatan kepada pasien untuk
bertanya dan menjawabseluruh pertanyaan pasien.
3. Meminta pengunjung untuk meninggalkan ruangan,
memberi privasi pasien.
4. Mengatur posisi pasien sehingga merasa aman dan
nyaman
PERSIAPAN ALAT 1. Handuk kecil
2. Lotion/ baby oil
3. Minyak penghangat bila perlu (misal: minyak telon)

PROSEDUR 1. Prosedur umum


PELAKSANAAN
- Cuci tangan untuk mencegah transfer organisme.

- Jaga privasi klien dengan menutup pintu atau memasang sketsel

- Beri penjelasan kepada klien mengenai apa yang akan anda


kerjakan dan minta klien untuk dapat bekerja sama.

- Atur ketinggian tempat tidur yang sesuai agar memudahkar


perawat dalam bekerja, terhindar dari masalah pada penjajarar
tubuh dan pergunakan selalu prinsip-prinsip mekanik tubuh.

- Posisikan klien dengan posisi supinasi dekat dengan perawat dar


buka bagian tubuh yang akan digerakkan.

- Rapatkan kedua kaki dan letakkan kedua lengan pada


masirymasing sisi tubuh.

- Kembalikan pada posisi awal setelah masing-masing gerakan.


Ulangi masing-masing gerakari 3 kali.

- Selama latihan pergerakan, kaji rentang gerak (ROM) dari


masing-masing perserudian yang bersangkutan.

- Setelah latihan pergerakan, kaji denyut nadi dan ketahanart tubuh


terhadap latihan.

- Catat dan laporkan setiap masalah yang tidak diharapkan atau


perubahan pada pergerakan klien, misalnya adanya kekakuan dan
kontraktur.

b. Prosedur Khusus

1. Pergerakan bahu

- Pegang pergerakan tangan dan siku penderita, lalu angkat selebar


bahu, putar ke luar dan ke dalam
- Angkat tangan gerakan ke atas kepala dengan di bengkokan, lalu
kembali ke posisi awal
- Gerakan tangan dengan mendekatkan lengan kearah badan,
hingga menjangkau tangan yang lain
2. Pergerakan siku
- Buat sudut 90 pada siku lalu gerakan lengan keatas dan ke
bawah dengan membuat gerakan setengah lingkaran
- Gerakan lengan dengan menekuk siku sampai ke dekat dagu

3. Pergerakan tangan
- Pegang tangan pasien seperti bersalaman, lalu putar
pergelangan tangan
- Gerakan tangan sambil menekuk tangan ke bawah
- Gerakan tangan sambil menekuk tangan keatas
4. Pergerakan jari tangan
- Putar jari tangan satu persatu
- Pada ibu jari lakukan pergerakan menjauh dan mendekat dari
jari telunjuk, lalu dekatkan pada jari jari yang lain.
5. Pergerakan kaki
- Pegang pergelangan kaki dan bawah lutut kaki lalu angkat
sampai 30 o lalu putar
- Gerakan lutut dengan menekuknya sampai 90 o
- Angkat kaki lalu dekatkan kekaki yang satu kemudian gerakan
menjauh
6. Putar kaki ke dalam dan ke luar
- Lakukan penekanan pada telapak kaki keluar dan kedalam
- Jari kaki di tekuk tekuk lalu di putar
7. Pergerakan Leher
- Pegang pipi pasien lalu gerakan kekiri dan kekanan
- Gerakan leher menekuk kedepan dan kebelakang
Terminasi 1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

G. Analisis Tindakan

Tindakan perawat lakukan berdasar clinical pathways yang tellah ada di RS


Ortopedi Surakarta. Serta merujuk pada jurnal-jurnal yang telah ada, salah satunya
yang penulis lampirkan yaitu PENGARUH ROM EXERCISE DINI PADA PASIEN
POST OPERASI FRAKTUR EKSTREMITAS BAWAH (FRAKTUR FEMUR DAN
FRAKTUR CRURIS) TERHADAP LAMA HARI RAWAT DI RUANG BEDAH
RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI. Dari jurnal tersebut mobilisasi dini pasca
operasi fraktur ekstremitas bawah sangat mempengaruhi lamanya hari perawatan,
hal ini tentu saja berhubungan dengan biaya yang ditanggung oleh pasien serta hal
ini mempengaaruhi psikis pasien karena lamanya hari perawatan.
Mobilisasi dini juga disebutkan mempengaruhi sirkulasi darah yang
berakibat pada adanya tingkat nyeri pasien. Dimana sirkulasi tersebut membawa
oksigen dan nutrisi bagi jaringan tubuh guna proses metabolism. Karena kita
ketahui proses metabolisme yang tidak cukup oksigen justru akan menghasilkan
Laktat yang berperan dalam proses nyeri. Sehingga apabila sirkulasi terpenuhi maka
tingkat nyeri justru akan semakin berkurang.

H. Bahaya dilakukan Tindakan.


Sudah penulis jabarkan pada pembahasan sebelumnya bahwa teknik
mobilisasi dini pasien pasca operasi sangat berperan dalam lama perawatan dan
tingkat nyeri pasien. Tetapi tindakan mobilisasi tentu ada aturannya, seperti apabila
pada pasien pasca operasi ekstremitas bawah tentu kita hanya dapat melatih ROM
secara pasif pada hari pertama. Tidak serta merta kita latih dengan ROM aktif.
Teknik-teknik ROM pun harus kita pegang supaya tidak membahayakan
pasien, karena bila dilakukan ROM secara berlebihan justru akan menambah tingkat
keparahan cidera. Hal ini tentu sudah diantisipasi oleh RS dengan adanya SOP serta
clinical pathways pada pasien fraktur serta pasca operasinya.

I. Tindakan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1 Hambatan NOC Label : NIC Label :
Mobilitas Fisik Ambulasi Terapi aktivitas, ambulasi :
berhubungan Mobilitas 1. Bantu pasien/keluarga untuk
dengan Perawatan diri mengidentifikasi keterbatasan dalam
intoleransi Pergerakan sendi melakukan aktivitas.
aktivitas Setelah dilakukan asuhan 2. Bantu melakukan aktivitas secara
ditandai dengan keperawatan ...x24jam reguler (ambulasi).
keterbatasan diharapkan pasien dapat 3. Berikan reinforcement positif di
kemampuan tetap mempertahankan setiap aktivitas dimana pasien ikut
melakukan pergerakannya, dengan berpartisipasi.
keterampilan criteria:
motorik kasar
mampu berjalan dari satu Terapi aktivitas : mobilitas sendi :
tempat ke tempat lain 1. Bantu pasien/keluarga untuk

secara mandiri dengan mengidentifikasi keterbatasan dalam

atau tanpa alat bantu melakukan aktivitas.

Penilaian terhadap 2. Berikan lingkungan yang aman

indikator 1-5 : untuk pergerakan otot nya.

ketergantungan (tidak 3. Berikan aktivitas motorik untuk


berpartisipasi), meringankan tekanan pada otot.

membutuhkan bantuan 4. Berikan reinforcement positif di


orang lain dan alat, setiap aktivitas dimana pasien ikut

membutuhkan bantuan berpartisipasi.

orang lain, mandiri


dengan pertolongan alat Mobilitas ::
bantu, atau mandiri 1. Jelaskan pada pasien jika akan
penuh dilakukan perubahan posisi, jika

mampu untuk melakukan diperlukan.

tugas fisik paling dasar 2. Fasilitasi pasien agar dapat

dan aktivitas perawatan meningkatkan perubahan posisi, jika

diri. diperlukan.

rentang pergerakan sendi 3. Monitor status oksigenasi sebelum


dengan gerakan atas dan setelah dilakukan perubahan

inisiatif sendiri. posisi.


4. Berikan premedikasi sebelum
dilakukan perubahan posisi, jika
diperlukan.
J. Hasil Didapat setelah Tindakan
S:
Pasien dapat menggerakkan kaki sebelah kiri bawah kembali tanpa adanya nyeri
O:
Pasien tampak segar, sesekali pasien tampak berdiri untuk memenuhi kebutuhan
ADLnya. Wajah pasien ceria

Kanan Kiri Kemampuan Perawatan Diri 1 2 3 4

Makan/Minum
Kekuatan Otot 5 4
Mandi
Rentang Gerak Bebas bergerak Terbatas
Toileting
sebagian
Akral Hangat Hangat Berpakaian

Edema Tidak ada Tidak ada Mobilitas ditempat tidur

CRT <3detik <3detik Berpindah

Ambulasi ROM
Keluhan Tidak ada Tidak ada

A:
Masalah hambatan mobilitas fisik teratasi sebagian
Sebagian ADL terpenuhi secara mandiri
P:
Lanjutkan intervensi
1. Observasi kemampuan mobilitas pasien
2. Bantu pemenuhan kebutuhan mobilitas pasien dalam mobilisasi
3. Ajarkan latihan gerak ROM aktif dan pasif
4. Ajarkan gerak latihan secara bertahap

K. Evaluasi Diri
Perawat melakukan teknik ROM pasif dan mobilisasi sesuai SOP dan Clinical
Patways yang telah ada di Rumah Sakit Ortopedi Soeharso Surakarta
DAFTAR PUSTAKA

Alimul Aziz, 2009. Kebutuhan Dasar Manusia, Jilid 2.Jakarta : Salemba Medika.
Alimul H., A. Aziz. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia-Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan. Buku 1.Jakarta : Salemba Medika.
Asmadi. 2008. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta : Salemba Medika
Joanne&Gloria. 2013. Nursing Intervension Classification (NOC)Sixth Edition, USA:
Mosby Elsevier
Moorhead, Sue. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition. USA:
Mosby Elseviyer.
Mubarak, Wahit & Chayatin. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan
Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik,Ed.4. Vol.2. Jakarta : EGC.
T. Heather Herdman. 2015. NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2015-2017, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai