DIABETES MELITUS
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
INDAH SUWANDEWI(201801109)
IBRAHIM KADIR(201801107)
SINTA(201801135)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “DIABETES MELITUS”
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 3
A. Latar Belakang………………………………………………..... 3
B. Rumusan Masalah…………………………………………….... 3
C. Tujuan.......................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 5
A. Pengertian …………………………………………................... 5
B. Anatomi Dan Fisiologi…………………………………............. 5
C. Etiologi........................................................................................ 7
D. Patofisiologi................................................................................. 8
E. Klasifikasi.................................................................................... 9
F. Manifestasi Klinis........................................................................ 10
G. Komplikasi................................................................................... 11
H. Patwey......................................................................................... 12
I. Pemeriksaan Diagnostik............................................................... 13
J. Penatalaksanaan........................................................................... 14
K. Pencegahan.................................................................................. 14
L. Pengkajian................................................................................... 19
A. Kesimpulan…………………………………………………….. 24
B. Saran……………………………………………………………. 24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 25
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit degeneratif dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta ditandai dengan tingginya
kadar glukosa darah dan urine. Saat ini, diabetes melitus menjadi penyakit
dengan angka kejadian yang cukup tinggi di berbagai negara dan merupakan
salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah kasus diabetes melitus di
Indonesia yang berada di urutan ke- 4 setelah negara India, China dan Amerika
dengan jumlah Diabetesi sebesar 8,4 juta orang dan diperkirakan akan terus
meningkat sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 2. Dilihat dari semakin
meningkatnya jumlah pendeita diabetes, maka perlu adanya kesadaran dari
masyarakat terhadap pentingnya peran dari masyarakat untuk peduli terhadap
masalah ini. Maka dari itu, tujuan penulisan makalah ini akan memberikan
pengetahuan tentang diabetes serta cara untuk mengendalikannya, dengan
harapan agar tingkat kematian penderita diabetes dapat berkurang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi diabetes mellitus ?
2. Bagaiamana etiologi diabetes mellitus ?
3. Bagaimana anatomi fisiologi pankreas pada diabetes melitus?
4. Bagaimana klasifikasi diabetes mellitus ?
5. Bagaimana patofisiologi diabetes mellitus ?
6. Bagaimana manifestasi klinis diabetes mellitus ?
7. Bagaimana komplikasi diabetes mellitus ?
8. Bagaimana penatalaksanaan diabetes mellitus ?
9. Bagaimana pencegahan diabetes mellitus ?
10. Bagaimana diagnosa keperawatan diabetes melitus ?
iv
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi diabetes mellitus
2. Untuk mengetahui etiologi diabetes mellitus
3. Untuk mengetahui anatomi fisiologi pankreas pada diabetes melitus
4. Untuk mengetahui klasifikasi diabetes melitus
5. Untuk mengetahui patofisiologi diabetes mellitus
6. Untuk mengetahui manifestasi klinis diabetes mellitus
7. Untuk mengetahui komplikasi diabetes mellitus
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan diabetes mellitus
9. Untuk mengetahui pencegahan diabetes mellitus
10. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan diabetes melitus
v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi & Fisiologi
Pankreas
adalah suatu organ
yang terdiri dari
jaringan
eksokrin dan
endokrin.
Bagian
eksokrin
mengeluarkan larutan encer alkalis serta enzim pencernaan melalui duktus
pankreatikus ke dalam lumen saluran cerna. Di antara sel-sel eksokrin di seluruh
pankreas terbesar kelompok-kelompok atau “pulau” sel endokrin yang di kenal
sebagai pulau (islets).
Langerhans. Sel endokrin pankreas yang terbanyak adalah sel β (beta),
tempat sintesis dan sekresi insulin, dan sel α (alpa) yang menghasilkan glukagon.
Sel D (delta) yang lebih jarang adalah tempat sintesis somatostatin (Sherwood L,
2009)
Insulin memiliki efek penting pada metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein. Hormon ini menurunkan kadar glukosa, asam lemak dan asam amino
darah serta mendorong penyimpanan bahan-bahan tersebut. Sewaktu molekul
nutrien ini masuk ke darah selama keadaan absorptif, insulin mendorong
penyerapan bahan-bahan ini oleh sel dan pengubahannya masing-masing menjadi
glikogen, trigliserida dan protein. Insulin melaksanakan banyak fungsinya dengan
mempengaruhi transpor nutrien darah spesifik masuk ke dalam sel atau mengubah
aktifitas enzim-enzim yang berperan dalam jalur-jalur metabolik tertentu
(Sherwood L, 2009).
1
Pancreas terdiri dari jaringan utama, yaitu :
Molekul insulin terdiri dari dua rantai polipeptida yang tidak sama, yaitu
rantai A dan B. kedua rantai ini dihubungkan oleh dua jembatan ( perangkai ),
yang terdiri dari disulfide. Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B 30
asam amino. Insulin dapat larut dalam PH 4/7 dengan titik isoelectric pada
5,3. Sebelum insulin dapat berfungsi, ia harus berkaitan dengan protein
reseptor yang besar didalam membrane sel.
Insulin di sintesis sel beta pancreas dari prionsulin dan disimpan dalam
butiran berselaput yang berasal dari kompleks golgi. Peraturan sekresi
2
dipengaruhi efek umpan balik kadar glukosa darah pada pancreas. Bila kadar
glukosa darah meningkat diatas 100 mg/100 ml darah, sekresi insulin
meningkat cepat. Bila kadar glukosa normal atau rendah, produksi insulin
akan menurun.
Selain kadar glukosa darah, factor lain dari asam amino, asam lemak, dan
hormone gastrointestinal merangsang sekresi insulin dalam derajat berbeda-
beda fungsi metabolism utama insulin untuk meningkatkan kecepatan
transport glukosa melalui membrane sel kejaringan terutama sel-sel otot,
fibroblast dan sel lemak.
3
c. mendorong reaksi-reaksi kimia yang akhirnya menggunakan turunan asam
lemak dan glukosa untuk sintesis trigliserida.
d. Insulin menghambat lipolisis (penguraian lemak), mengurangi pembebasan
asam lemak dari jaringan lemak ke dalam darah.
Secara kolektif, efek-efek ini cenderung mengeluarkan asam lemak dan glukosa
dari darah dan mendorong penyimpanan keduanya sebagai trigliserida.
Hasil keseluruhan dari efek-efek ini adalah efek anabolik protein. Karena itu,
insulin esensial bagi pertumbuhan normal (Sherwood L., 2009).
B. Konsep Medis
1. Definisi
DM atau sering disebut dengan kencing manis adalah suatu
penyakit kronik yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi
cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin (resistensi insulin),
dan di diagnosa melalui pengamatan kadar glukosa di dalam darah. Insulin
merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang berperan
dalam memasukkan glukosa dari aliran darah ke sel-sel tubuh untuk
digunakan sebagai sumber energi (IDF, 2015).
DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena gangguan sekresi insulin,
4
penurunan efektivitas insulin, atau keduanya. Hiperglikemia didefinisikan
sebagai kadar glukosa dalam darah yang tinggi pada rentang non puasa
sekitar 140-160 mg/100ml darah (Riyadi dan Sukarmin, 2008).
Hiperglikemia kronik pada DM berhubungan dengan kerusakan jangka
panjang dan disfungsi beberapa organ tubuh seperti mata, ginjal, saraf,
jantung, maupun pembuluh darah (Purnamasari, 2009).
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang umum terjadi pada
dewasa yang membutuhkan supervisi medis berkelanjutan dan edukasi
perawatan mandiri pada pasien. Namun, bergantung pada tipe DM dan usia
pasien, kebutuhan dan usuhan keperawatan pasien sangat berbeda. (Lemone
dkk, 2015)
2. Aspek Epidemiologi
Secara epidemiologi DM seringkali tidak terdeteksi. Berbagai faktor
genetik, lingkungan dan cara hidup berperan dalam perjalanan penyakit
diabetes. Ada kecenderungan penyakit ini timbul dalam keluarga. Disamping
itu juga ditemukan perbedaan kekerapan dan komplikasi diantara ras, negara
dan kebudayaan.
Dari segi epidemiologi, ada beberapa jenis diabetes. Dulu ada yang
disebut diabetes pada anak, atau diabetes juvenilis dan diabetes dewasa atau
“maturity-onset diabetes”. Karena istilah ini kurang tepat, sekarang yang
pertama disebut DM tipe 1 dan yang kedua disebut DM tipe 2. Ada pula jenis
lain, yaitu diabetes melitus gestasional yang timbul hanya pada saat hamil,
dan diabetes yang disebabkan oleh karena kerusakan pankreas akibat kurang
gizi disebut MRDM (Malnutrition Related DM) atau Diabetes Melitus Terkait
Malnutrisi (DMTM).
Kekerapan DM tipe 1 di negara Barat ± 10% dari DM tipe 2. Bahkan
di negara tropik jauh lebih sedikit lagi. Gambaran kliniknya biasanya timbul
pada masa kanak-kanak dan puncaknya pada masa akil balik. Tetapi ada juga
yang timbul pada masa dewasa.
5
DM tipe 2 adalah jenis yang paling banyak ditemukan (lebih dari
90%). Timbul makin sering setelah umur 40 dengan catatan pada dekade ke 7
kekerapan diabetes mencapai 3 sampai 4 kali lebih tinggi daripada rata-rata
orang dewasa.
Pada keadaan dengan kadar glukosa darah tidak terlalu tinggi atau
belum ada komplikasi, biasanya pasien tidak berobat ke rumah sakit atau ke
dokter. Ada juga yang sudah di diagnosis sebagai diabetes tetapi karena
kekurangan biaya biasanya pasien tidak berobat lagi. Hal ini menyebabkan
jumlah pasien yang tidak terdiagnosis lebih banyak daripada yang
terdiagnosis. Menurut penelitian keadaan ini pada negara maju sudah lebih
dari 50% yang tidak terdiagnosis dan dapat dibayangkan berapa besar angka
itu di negara berkembang termasuk Indonesia (Slamet Suyono Dalam Pusat
Diabetes dan Lipid, 2007).
Penelitian lain menyatakan bahwa dengan adanya urbanisasi, populasi
DM tipe 2 akan meningkat menjadi 5 – 10 kali lipat karena terjadi perubahan
perilaku rural-tradisional menjadi urban. Faktor resiko yang berubah secara
epidemiologis adalah bertambahnya usia, jumlah dan lamanya obesitas,
distribusi lemak tubuh, kurangnya aktivitas jasmani dan hiperinsulinemia.
Semua faktor ini berinteraksi dengan beberapa faktor genetik yang
berhubungan dengan terjadinya DM tipe 2 (Soegondo, 1999).
Tanpa intervensi yang efektif, kekerapan DM tipe 2 akan meningkat
disebabkan oleh berbagai hal misalnya bertambahnya usia harapan hidup,
berkurangnya kematian akibat infeksi dan meningkatnya faktor resiko yang
disebabkan oleh karena gaya hidup yang salah seperti kegemukan, kurang
gerak/ aktivitas dan pola makan tidak sehat dan tidak teratur (Slamet Suyono
Dalam Pusat Diabetes dan Lipid, 2007).
6
3. Etiologi
Etiologi atau faktor penyebab penyakit Diabetes Melitus bersifat
heterogen, akan tetapi dominan genetik atau keturunan biasanya menjanai
peran utama dalam mayoritas Diabetes (Riyaldi, 2011).
Adapun faktor-faktor lain sebagai kemungkinan etiologi penyakit
Diabetes melitus antara lain:
1. Kelainan pada sel B pankreas, berkisar dari hilangnya sel B sampai dengan
terjadinya kegagalan pada sel B melepas insulin.
2. Faktor lingkungan sekitar yang mampu mengubah fungsi sel B, antara lain
agen yang mampu menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan
karbohidrat serta gula yang di proses secara berlebih, obesitas dan
kehamilan.
3. Adanya ganguan system imunitas pada penderita / gangguan system
imunologi
4. Adanya kelainan insulin
5. Pola hidup yang tidak sehat
4. Patofisiologi
DM adalah kumpulan penyakit metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemia akibat kerusakan sekresi insulin, Kinerja insulin, atau
keduanya. Ada empat tipe utama DM. DM tipe 1 (5%-10% kasus
terdiagnosis). DM tipe 2 (90%-95%), DM gestasional (2%-5% dari semua
kehamilan), dan DM tipe spesifik lain (1%-2% kasus terdiagnosis).
Diabetes melitus yang merupakan penyakit dengan gangguan pada
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak karena insulin tidak dapat bekerja
secara optimal, jumlah insulin yang tidak memenuhi kebutuhan atau
keduanya. Gangguan metabolisme tersebut dapat terjadi karena 3 hal yaitu
pertama karena kerusakan pada sel-sel beta pankreas karena pengaruh dari
luar seperti zat kimia, virus dan bakteri. Penyebab yang kedua adalah
7
penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas dan yang ketiga karena
kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer (Fatimah, 2015).
Insulin yang disekresi oleh sel beta pankreas berfungsi untuk mengatur
kadar glukosa darah dalam tubuh. Kadar glukosa darah yang tinggi akan
menstimulasi sel beta pankreas untuk mengsekresi insulin (Hanum, 2013). Sel
beta pankreas yang tidak berfungsi secara optimal sehingga berakibat pada
kurangnya sekresi insulin menjadi penyebab kadar glukosa darah tinggi.
Penyebab dari kerusakan sel beta pankreas sangat banyak seperti contoh
penyakit autoimun dan idiopatik (NIDDK, 2014).
Kadar glukosa darah yang tinggi selanjutnya berakibat pada proses
filtrasi yang melebihi transpor maksimum. Keadaan ini mengakibatkan
glukosa dalam darah masuk ke dalam urin (glukosuria) sehingga terjadi
diuresis osmotik yang ditandai dengan pengeluaran urin yang berlebihan
(poliuria). Banyaknya cairan yang keluar menimbulkan sensasi rasa haus
(polidipsia). Glukosa yang hilang melalui urin dan resistensi insulin
menyebabkan kurangnya glukosa yang akan diubah menjadi energi sehingga
menimbulkan rasa lapar yang meningkat (polifagia) sebagai kompensasi
terhadap kebutuhan energi.
Penderita akan merasa mudah lelah dan mengantuk jika tidak ada
kompensasi terhadap kebutuhan energi tersebut (Hanum, 2013).
8
5. Patway
Pathway
-faktor genetik kerusakan sel beta keseimbangan insulin gula darah tidak
dibawa masuk di sel
-infeksi virus hiperglikemia anabolisme
protein menurun
-Peruskan imunologik
Glikosuria batas melebihi ambang ginjal syok hipergilemik kerusakan
pada antibody
Resiko infeksi
Resiko syok
Kehilangan elektrolit alirah darah lambat neuropati
sensori perifer
Dalam sel isemik jaringan
Ketidakefektifan
Dehidrasi jaringang perifer luka
Kehilangan kalori
Sel kekurangan bahan BB menurun keletihan ganggren
menurun
Untuk metabolisme protein dan lemak di bakar
Kerusakan
integritas jaringan
8. Pencegahan
a. Pengelolaan makan
Diet yang dianjurkan yaitu diet rendah kalori, rendah lemak, rendah
lemak jenuh, diet tinggi serat. Diet ini dianjurkan diberikan pada setiap
orang yang mempunyai risiko DM. Jumlah asupan kalori ditujukan untuk
mencapai berat badan ideal. Selain itu, karbohidrat kompleks merupakan
pilihan dan diberikan secara terbagi dan seimbang sehingga tidak
menimbulkan puncak glukosa darah yang tinggi setelah makan
(Goldenberg dkk, 2013).
Pengaturan pola makan dapat dilakukan berdasarkan 3J yaitu jumlah,
jadwal, dan jenis diet (Tjokroprawiro, 2006).
1) Jumlah yaitu jumlah kalori setiap hari yang diperlukan oleh seseorang
untuk memenuhi kebutuhan energi. Jumlah kalori ditentukan sesuai
dengan IMT (Indeks Massa Tubuh) dan ditentukan dengan satuan kilo
kalori (kkal).
2
IMT = BB (kg)/TB (m )
Setelah itu kalori dapat ditentukan dengan melihat indikator berat badan ideal yaitu:
Tabel 1. Kisaran kalori tubuh
Jenis Anjuran
C. Terapi Komplementer
Terapi komplomenter adalah cara penanggulangan penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung kepada pegobatan medis konfensional atau
sebagai pengobatan pilihan lain di luar pengobatan medis yang konvensional
Terapi herbal medik yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan
alam,baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun
berupa fitofarmaka.Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji
preklinik pada call line atau hewan coba,baik terhadap keamanan maupun
efektivitasnya . terapi dengan menggunakan herbal ini akan di atur lebih lanjut
oleh departemen kesehatan republik indonesia.ada beberapa persyaratan yang
harus di penuhu yaitu:
1. sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah
memiliki kompetensi.
2. bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk
ketersediaan farmasi
3. rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan peneliyian harus telah
mendapatkan izin dari depertemen kesehatan republik indonesia dan akan
dilakukan pemantauan terus menerus.
Diabetes merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia dan dikenal
dengan kencing manis . nama lengkapnya adalah diabetes melitus,berasal dari
kata yunani diabetes berarti
pancuran, melitus berarti
madu atau gula.
Contoh pemakaian :
c. Bungur (Lagerstroemia Speciosa Pers)
Bungur adalah salah satu tanaman obat yang tumbuh di Indonesia.
Tanaman ini banyak di jumpai sebagai peneduh jalan, akan tetapi
tanaman ini bisa digunakan untuk obat diabetes melitus. Dalam
pengobatan
tradisional sebagai
obat diabetes,
tanaman bungur
biasanya
digunakan dalam
bentuk rebusan.
Daun bungur memiliki kandungan kimia seperti saponin, flavonoid dan
tanin sedangkan pada kulit batang bungur mengandung flavonoid dan
tanin.
Sambiloto
merupakan
tanaman terna semusim yang masuk ke dalam familia Achanthaceae.
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat diabetes adalah daun. Hasil
penelitian yang di lakukan Suryadhana (UNIKA Widya Mandala
Surabaya), dengan menggunakan binatang percobaan tikus dinyatakan,
bahwa ekstrak daun sambiloto dengan dosis 0,5 g/kg bb, 1 g/kg bb dan
1,5 g/kg bb dapat menghambat kanaikan kadar glukosa darah tikus
normal.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makalah yang dibuat, dapat disimpulkan bahwa diabetes mellitus
adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan hormone yang mengakibatkan
sel-sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari darah.penyakit ini
timbul ketika di dalam darah tidak terdapat cukup insulin atau ketika sel-sel
tubuh kita dapat bereaksi normal terhadapinsulin dalam darah. Paling sedikit
terdapat tuga bentuk diabetes mellitus tioe 1, tipe II, dan diabetes gestastional.
Gejala awal dari diabetes adalah merasa lemas, tidak bertenaga, ingin
sering makan, dan sering buang air kecil. Untuk pengobatan dapat dilakukan
dengan penyuntikan insulin, pendidikan, dan kepatuhan terhadap diet, dan
programolahraga. Diabetes mellitus dapat terjadi komplikasi akut. Macam-
macam komplikasi akut, yaitu ketoasidosis diabetes, efek somogyi, dan
fenomena fajar.
B. Saran
Sebaiknya mahasiswa, mahasiswi harus lebihmemahami mengenai penyakit
diabetes mellitus, beserta dengan gejala dan pengobatannya.
DAFTAR PUSTAKA