PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bidang kedokteran gigi, kasus karies gigi merupakan salah satu
penyakit gigi dan mulut yang banyak dijumpai di negara maju maupun di negara
2016 karies gigi permanen merupakan salah satu penyakit dengan prevalensi
memiliki masalah gigi dan mulut yaitu sebesar 57,6% dan prevalensi provinsi
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang
salah satunya yaitu status gizi yang dapat diukur melalui penilaian antropometri.
Variabel tinggi badan per umur (TB/U) dan indeks massa tubuh menurut umur
(IMT/U) dapat digunakan untuk mengetahui prevalensi status gizi anak sekolah
status gizi anak sekolah dan remaja umur 5-12 tahun di Indonesia berdasarkan
TB/U sebesar 19,4% untuk anak pendek pendek dan 8,3% untuk anak sangat
pendek serta berdasarkan IMT/U sebesar 7,5% anak dengan status gizi kurus dan
1
Serupa dengan status gizi, karies gigi merupakan kondisi kompleks yang
terdapat hubungan antara status gizi dengan karies gigi yang menandakan anak
obesitas menderita karies gigi lebih tinggi daripada anak normal. 6 Studi lain
mengatakan bahwa tidak ada perbedaan berarti skor DMFT/deft pada anak
Kejadian karies gigi yang banyak terjadi muncul pada gigi permanen
oleh Kumar et al di India pada tahun 2014 menunjukkan bahwa gigi molar
pertama bawah permanen memiliki persentase karies gigi sebesar 65,77%. 10 Hal
ini terjadi karena bentuk anatomis gigi molar pertama bawah permanen dapat
menjadi tempat retensi makanan sehingga beresiko terkena karies gigi, terlebih
kelurahan Bahu yang dekat dengan pusat perekonomian kota Manado. Dilihat
mana akan memengaruhi status gizinya pada saat ini. Lokasinya yang dekat
preventif dan promotif yang dilaksanakan setelah hasil penelitian ini didapat.
pasti dicapai mengenai apakah ada hubungan status gizi dengan karies gigi pada
2
gizi dengan karies pada gigi molar pertama bawah permanen pada anak usia 6-8
B. Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan status gizi dengan karies pada gigi molar pertama
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan status gizi dengan karies pada gigi molar pertama
2. Tujuan khusus
Manado.
Manado.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
3
gigi molar pertama bawah permanen pada anak usia 6-8 tahun di SDN 36
Manado.
2. Manfaat praktis
a. Bagi pendidikan
b. Bagi instansi
status gizi dengan karies pada gigi molar pertama bawah permanen
c. Bagi masyarakat
pada gigi molar pertama bawah permanen pada anak usia 6-8 tahun
di SDN 36 Manado..
d. Bagi peneliti
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Status Gizi
1. Definisi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Status gizi sangat ditentukan oleh ketersediaan zat
gizi dalam jumlah cukup dan dalam kombinasi waktu yang tepat di tingkat
sel agar tubuh dapat berkembang dan berfungsi dengan normal.11 Status gizi
sebagai suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat
dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi dalam tubuh.12
Secara klasik, kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu
kebutuhan gizi pada anak usia sekolah dan remaja, antara lain:
5
a. Usia
usia maka akan semakin meningkat pula kebutuhan zat tenaga bagi
menerima dan menyerap setiap ilmu yang didapat di sekolah. Hal ini
zat gizi lain. Pada bangsa yang frekuensi makannya dua kali sehari
bahwa frekuensi makan sering dengan jumlah yang sedikit lebih baik
banyak.13,14
6
c. Asupan energi, protein, karbohidrat, dan lemak
20-35% lemak, dan sisanya karbohidrat. Pada anak usia 7-9 tahun,
sel dan jaringan tubuh. Fungsi lain dari protein yaitu menyediakan
d. Tingkat pendidikan
7
makanan untuk memenuhi asupan zat gizi yang seimbang. Tingkat
Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu secara
langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung dapat
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dilakukan melalui cara
a. Langsung
i. Antropometri
ukuran dan fungsi sel, jaringan, organ tingkat individu yang diukur
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
8
energi dan protein. Metode ini memiliki keunggulan dimana alat
iii. Biokimia
iv. Biofisik
9
Contoh dari penilaian biofisik yaitu tes adaptasi dalam gelap pada
b. Tidak langsung
10
merupakan hasil interaksi antara faktor fisik, biologis, dan
lingkungan budaya.12
terbentuk pada usia ini serta makanan yang disukai atau tidak disukai
merupakan dasar bagi pola konsumsi makanan dan asupan gizi usia
selanjutnya. Pada masa sekolah, anak usia 6–12 tahun banyak berhubungan
serta lingkungan baru dalam kehidupannya. Pada usia ini, anak mempunyai
oleh derajat kebutuhan fisik, energi, dan zat-zat gizi yang diperoleh
badan dan IMT/U untuk memantau status gizi yang berkaitan dengan
11
kekurangan atau kelebihan berat badan. Parameter yang berkaitan
dan berat badan. Tinggi badan diukur dalam keadaan berdiri tegak
12
melihat tinggi badan anak berdasarkan umurnya pada CDC BMI-for-
age Growth Charts untuk anak dan remaja usia 2-20 tahun, sedangkan
IMT/U diukur dengan cara membagi berat badan anak dalam satuan
kilogram (kg) dengan tinggi badan anak dalam satuan meter kuadrat
anak dan remaja usia 2-20 tahun dan lihat di mana IMT/U tersebut.18
tiga cara, yaitu presentase, pensentil dan z-skor, atau simpangan baku
13
Tabel 1. Status Gizi TB/U Berdasarkan Kriteria CDC 200018
Indeks Antropometri Persentil Status Gizi
TB/U < 5th Pendek
Sumber: (WHO/NHCS, Antropometric Interpretation)
dengan kapasistas 200 cm, dan berat badan dengan timbangan injak
kapasitas 150 kg, kemudian beri titik potong berat badan dan tinggi
14
pengukuran sesuai dengan KMS. Jika titik potong berada diatas P97
berati gizi lebih (gemuk), titik potong berada diantara P3-P97 berati
B. Karies Gigi
1. Definisi
dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik
bahan organiknya.20
Proses ini dimulai dengan kerusakan jaringan email yang menjadi lunak dan
faktor tersebut berlandaskan pada tiga faktor utama yaitu host (pejamu),
disebabkan karena sinergi dari ketiga faktor tersebut dan didukung oleh
15
2. Etiologi
dalam tempo 1-3 menit. Penurunan pH yang berulang dalam waktu tertentu
karies pun dimulai. Karies baru bisa terjadi hanya jika paduan keempat
Gigi adalah bagian tubuh yang terkeras dan terkuat dari anggota
juga sering terjadi pada tempat yang sering terselip sisa makanan.22
antara lain berhubungan dengan jenis kelamin dan usia. Volume dan
dewasa.22,23
16
b. Mikroflora
dalam suasana asam dan dapat menempel pada permukaan gigi karena
melekat pada gigi serta saling melekat satu sama lain dan karena plak
semakin tebal maka hal ini akan menghambat fungsi saliva dalam
tetapi berasal dari luar rongga mulut yang penyebarannya dapat terjadi
penularan dapat terjadi secara vertikal melalui ibu atau pengasuh dan
17
c. Substrat
dan sukrosa menjadi asam laktat melalui sebuah proses glikolisis yang
gula akan menurunkan pH plak dengan cepat sampai pada level yang
dibutuhkan waktu 30-60 menit. Oleh karena itu konsumsi gula yang
d. Waktu
perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Oleh karena itu apabila
18
menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu melainkan
yang saling berpotongan, sehingga bila salah satu faktor tersebut tidak
berperan maka tidak akan terjadi proses karies. Demikian pula faktor waktu
yang sangat menentukan proses terjadinya karies gigi. Bila dalam waktu
yang singkat rantai di antara ketiga faktor tersebut diputus, maka masing-
terjadinya proses lebih lanjut karies gigi. Proses karies gigi akan terjadi bila
keempat faktor yang telah disebutkan di atas saling bekerja sama dan
19
mikroflora, substrat, serta faktor waktu sebagai penentu, di samping itu
dikenal tiga faktor lain yang menyebabkan karies gigi yang dapat dijabarkan
sebagai berikut.21,22
karies itu timbul, dengan demikian lesi bisa dimulai dari pit dan fisur atau
sementum, dan dentin akar yang terbuka. Kemungkinan lain karies bisa
timbul pada tepian restorasi yang disebut sebagai karies rekuren atau karies
sekunder.20,22
20
Karies dapat juga digolongkan berdasarkan keparahan atau kecepatan
jika yang terkena karies adalah daerah yang sangat rentan terhadap karies
parah jika karies telah menyerang gigi anterior, yang biasanya bebas
karies.20
a. Demineralisasi
saliva yang diperkaya oleh ion-ion Ca2+ dan PO42+. Bila HA bereaksi
21
b. Remineralisasi
netral dan terdapat cukup ion-ion Ca2+ dan PO43+ pada lingkungannya
ion Ca2+ dan PO43+ yang terdapat di dalam saliva dapat memghambat
proses disolusi melalui efek ion. Hal ini dapat mengembalikan kristal
apatit yang telah terdisolusi sebagian dan hal ini dikenal sebagai
peristiwa remineralisasi.21
akibat reaksi ion-ion asam, kandungan fosfat dalam saliva dan plak
Lesi awal pada email terjadi bila tingkat pH pada permukaan gigi
22
permukaan gigi. Ion asam dapat berpenetrasi ke dalam prisma yang
namun permukaan gigi dapat terlihat utuh. Karakteristik klinis lesi ini
mencakup:21
Tiga faktor utama karies gigi yaitu diet, mikroflora, dan gigi yang rentan
diidentifikasi hampir 100 tahun yang lalu. Diet telah lama dicurigai
23
asupan gula berkontribusi terhadap munculnya karies gigi. Diet merupakan
gigi antara lain bentuk gigi dan faktor resiko umum antara lain yaitu
usia.22,28
a. Diet
24
i. Karbohidrat kompleks, merupakan karbohidrat yang terdiri
median. Pada umumnya gigi ini adalah gigi yang terbesar di rahang
bawah. Gigi ini terdiri dari lima cusp: dua cusp bukal (cusp mesio-
bukal, cusp disto-bukal), distal cusp, dan dua cusp lingual (cusp
25
bertumbuh baik: satu mesial dan satu distal, yang lebar buko-lingual
dan pada apeksnya nyata terpisah.30 Pada sebagian besar anak, gigi
terbuka ke lingkungan mulut untuk periode waktu yang lebih lama dan
c. Usia
Usia 6-12 tahun merupakan periode gigi campuran, di fase ini gigi
permanen pertama tetap menjadi situs yang paling umum untuk karies
Serupa dengan status gizi, karies gigi adalah kondisi kompleks yang
status gizi dengan karies gigi yang menandakan anak overweight menderita
karies gigi lebih tinggi daripada anak normal. 6 Studi yang dilakukan Frias-
26
perbedaan berarti skor DMFT/deft pada anak dengan status gizi yang
yang dihadapi dunia saat ini dan jumlah anak stunting Indonesia tertinggi ke
menggambarkan status gizi pada masa lampau yang dapat dikaitkan dengan
proses terjadinya karies gigi karena proses ini terjadi sejak konsumsi
makanan yang dimulai dari usia pertumbuhan anak dan IMT/U dapat
27
D. Kerangka Teori
Status gizi
Karies gigi
Pejamu : gigi
molar satu Mikroflora Substrat Waktu
bawah permanen
Keterangan :
1. : Diteliti.
2. : Tidak diteliti.
E. Kerangka Konsep
F. Hipotesis
28
H0 : Tidak terdapat hubungan status gizi dengan kejadian karies pada gigi
molar pertama bawah permanen pada anak usia 6-8 tahun di SDN 36
Manado.
Ha : Terdapat hubungan status gizi dengan kejadian karies pada gigi molar
pertama bawah permanen pada anak usia 6-8 tahun di SDN 36 Manado.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
sectional study.
1. Populasi
2. Sampel
36 Manado yang berusia 6-8 tahun pada tahun 2019 berjumlah 58 orang
30
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
D. Variable Penelitian
E. Definisi Operasional
Growth Chart 5th and 95th percentile. Pengukuran berat badan dinilai
31
Tabel 1. Status Gizi TB/U Berdasarkan Kriteria CDC 200018
Indeks Antropometri Persentil Status Gizi
TB/U < 5th Pendek
Sumber: (WHO/NHCS, Antropometric Interpretation)
2. Karies pada gigi molar pertama bawah permanen adalah adanya rongga pada
gigi terbesar di rahang bawah yang diperiksa dengan menggunakan alat kaca
mulut, sonde, alat penerang, serta gigi diisolasi menggunakan chip blower,
cotton roll, dan cotton pellet agar tetap kering. Gigi dikatakan karies jika
ada bercak putih atau berwarna coklat kehitaman jika dilihat dengan
sonde secara perlahan pada permukaan oklusal maka sonde akan tersangkut.
F. Instrumen Penelitian
1. Alat
kaca mulut, sonde, nierbeken, chip blower, alat tulis menulis, dan kamera.
2. Bahan
32
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Pertimbangan etik
kepada orang tua melalui wali kelas kemudian dikumpulkan kembali oleh
peneliti tiga hari sebelum hari penelitian, jika pada saat hari pengumpulan
informed consent belum semua terkumpul maka peneliti akan kembali lagi
2. Pengumpulan data
pada TB/U dan IMT/U untuk menilai status gizi responden lalu
33
b. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengambil data
3. Prosedur penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh tim yang berjumlah lima orang. Dua orang
mengambil data berat badan responden, dua orang mengambil data tinggi
badan responden, dan satu orang melakukan pemeriksaan karies pada gigi
diminta untuk melepaskan jaket, sabuk, sepatu dan kaos kaki yang
karies.
meter. Angka nol berada pada lantai yang rata. Responden diminta
melepaskan sepatu dan kaos kaki. Responden harus berdiri tegak dan
34
pada dinding, serta wajah menghadap lurus dengan pandangan ke
depan. Stature meter ditarik sampai rapat pada vertex lalu angka pada
karies.
Data berat badan dan tinggi badan anak diolah menggunakan rumus
yang ada kemudian hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan di-
untuk pencahayaan dan kaca mulut untuk melihat gigi molar pertama
agar gigi tetap kering, jika pada gigi tersebut terdapat karies maka
(√) dan yang tidak mengalami karies gigi diberi tanda (X) pada
35
H. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan data
2. Analisis data
hubungan status gizi dengan karies pada gigi molar pertama bawah
36
I. Alur Penelitian
Populasi penelitian :
Siswa SDN 36 Manado yang berusia 6-8 tahun
Besar sampel
Sampling Frame :
Kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
Hasil pemeriksaan
Kesimpulan
37
DAFTAR PUSTAKA
5. Direktorat Gizi Masyarakat. Buku saku pemantauan status gizi tahun 2017.
Jakarta: Kemenkes RI; 2017. h.61-2.
38
11. Muliadi. Peranan gizi yang berkualitas dalam mencegah malnutrisi pada
anak sekolah dasar. J Samudra Ilmu 2007;356-8.
13. Macek MD, Mitola DJ. Exploring the association between overweight and
dental caries among US children. Pediatr Dent 2006;28(4):375-80.
14. Utari LD, Ernalia Y. Gambaran status gizi dan asupan zat gizi pada siswa
sekolah dasar kecamatan Sunga Sembilan kota Dumai. J Oral Med FK
2016;3(1):1-17.
15. Sroda R. Nutrition for a healthy mouth. 2nd ed. Philadelphia: Wolters
Kluwer Health; 2010. p.5, 61, 107.
16. Kusumawati R. Hubungan tingkat keparahan karies gigi dengan status gizi
siswa kelas dua SDN 01 Ciangsana kabupaten Bogor tahun 2010. J Ilmu
Kesmas FK dan Ilmu Kes 2010:3-5.
17. Alatas SS. Status gizi anak usia sekolah (7-12 tahun) dan hubungannya
dengan tingkat asupan kalsium harian di Yayasan Kampung Kids Pejaten.
FK UI; 2011. h.8.
18. Centers for Disease Control. Use and interpretation of the WHO and CDC
growth charts for children from birth to 20 years in the United States. Nat
Cent for Chronic Disease Prevent and Health Prom; 2013. p.1-4.
19. Sjarif DR, Nasar SS, Devaera Y, Tanjung CF. Asuhan nutrisi pediatrik.
IDAI; 2011. h.4-6.
22. Rao A, Rao A, Shenoy R. Principles and practice of pedodontics. In: Rao A,
editor. 3rd ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2012. p.103,
175,180,184-5.
23. Kartikasari HY, Nuryanto. Hubungan kejadian karies gigi dengan konsumsi
makanan kariogenik dan status gizi pada anak sekolah dasar (Studi pada
anak kelas III dan IV SDN Kadipaten I dan Bojonegoro). J of Nutr College
2014;3(3):414-21.
39
24. Wang JD, Chen X, Frecken J. Dental caries and first permanent molar pit
and fissure morphology in 7-to 8-year-old children in Wuhan, China. Intl J
of Oral Science 2012;(4):157-60.
25. Kuswardani S, Putri S, Fitria S. Pengaruh pola makan dan menyikat gigi
terhadap kejadian karies molar pertama permanen pada murid SD Negeri 26
Rimbo Kaluang, kecamatan Padang Barat. Majalah Kedokteran Andalas
2012;36(2):12-4.
26. Hongini SY, Aditiawarman M. Kesehatan gigi dan mulut buku lanjutan
dental terminology. Bandung: Pustaka Reka Cipta; 2012. h.40.
27. Rashkova M, Peneva M, Doychinova M. Study of the risk factors for the
development of dental caries and creation of a system for assessment the
risk of caries in children in Bulgaria. OHDMBSC 2008;7(2):3-11.
30. Scheid RC, Weiss G. Woelfel’s dental anatomy. 9th ed. Philadelphia:
Wolters Kluwer Health; 2017. p.138-40.
40