Anda di halaman 1dari 41

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELITUS

1. Definisi Diabetes Melitus

Diabetes melitus suatu penyakit kekurangan atau resistensi insulin yang kronis
,diabetes melitus ditandai dengan gangguan metabolisme karbohidrat,protein dan
lemak.peranan insulin ditubuh adalah untuk mengangkut glukosaka ke dalam sel untuk bahan
bakar atau simpenan glikogen.insulin juga merangsang sintesis proteindan penyimpanan asam
lemak bebas dalam jaringan adiposa.kekurangan insulin menghambat kemampuan tubuh untuk
mengakses nutrien yang penting untuk bahan bakar dan simpanan.karena insiden diabetes
meningkat seiiring pertambahan usia ,profesional perawatan kesehatan yang merawat lansia
harus memiliki pemahaman yang lengkap mengenai penyakit umum ini.

Diabetes dapat terjadi dalam dua bentuk utama :tipe 1,diabtes melitus yang
bergantung insulin,dan yang lebih prevalen tipe 2,diabetes melitus yang tidak bergantung
insulin.pada lansia,diabetes tipe 2 terhitung 90% kasus

2. Patofisiologi
Dalam proses metabolisme, insulin memegang peranan penting yaitu memasukkan
glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormon
yang dihasilkan oleh sel beta di pankreas. Bila insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk
sel dengan akibat glukosa akan tetap berada di pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di
dalam darah meningkat.
Pada Diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Pasien
diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan predisposisi untuk kerusakan
autoimun sel beta pankreas. Respon autoimun dipacu oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap
sel pulau langerhans dan terhadap insulin itu sendiri.
Pada diabetes melitus tipe 2 yang sering terjadi pada lansia, jumlah insulin normal tetapi
jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang sehingga glukosa yang
masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam darah menjadi meningkat

1
3. Etiologi

Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan bertambahnya umur, intoleransi terhadap


glukosa juga meningkat, jadi untuk golongan usia lanjut diperlukan batas glukosa darah yang
lebih tinggi dari pada orang dewasa non usia lanjut.Pada NIDDM, intoleransi glukosa pada lansia
berkaitan dengan obesitas,aktivitas fisik yang berkurang,kurangnya massa otot, penyakit
penyerta, penggunaaan obat-obatan, disamping karena pada lansia terjadi penurunan sekresi
insulin dan insulin resisten. Lebih dari 50% lansia diatas 60 tahun yang tanpa keluhan,
ditemukan hasil Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) yang abnormal.Intoleransi glukosa ini masih
belum dapat dikatakan sebagai diabetes. Pada usialanjut terjadi penurunan maupun
kemampuan insulin terutama pada post reseptor.Pada lansia cenderung terjadi peningkatan
berat badan, bukan karena mengkonsumsi kalori berlebih namun karena perubahan rasio
lemak-otot dan penurunan laju metabolisme basal. Hal ini dapat menjadi faktor predisposisi
terjadinya diabetes mellitus. Penyebab diabetes mellitus pada lansia secara umum dapat
digolongkan ke dalam dua besar :

a. Proses menua/kemunduran (Penurunan sensitifitas indra pengecap, penurunan fungsi


pankreas, dan penurunan kualitas insulin sehingga insulin tidak berfungsi dengan baik).

b. Gaya hidup (life style) yang jelek (banyak makan, jarang olahraga, minum alkohol,
dll.)Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress juga dapat menjadi penyebab terjadinya
diabetes mellitus.Selain itu perubahan fungsi fisik yang menyebabkan keletihan dapat menutupi
tanda dan gejala diabetes dan menghalangi lansia untuk mencari bantuan medis.Keletihan,
perlu bangun pada malam hari untuk buang air kecil, dan infeksi yang sering merupakan
indikator diabetes yang mungkin tidak diperhatikan oleh lansia dan anggota keluarganya karena
mereka percaya bahwa hal tersebut adalah bagian dari proses penuaan itu sendiri.

4. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :

1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)

IDDM ditandai oleh defisiensi mutlak insulin ,onset gejala yang berat timbul secara
mendadak ,cenderung menjadi ketosis,dan untuk menopang kehidupan tergantung
pada insulin dari luar,Usia saat timbulnya gejala klinis atau diagnosis biasanya dibawah
30 tahun,meskipun gangguan tersebut dapat pada semua usia.

2
Karakteristik diabetes melitus tipe 1:

1. Mudah terjadi ketoasidosis


2. Pengobatan harus dengan insulin
3. Biasanya kurus
4. Biasanya terjadi pada umur yang masih muda
5. Didapatkan antibodi set islet
6. Berhubungan dengan HLA
7. 10%nya adariwayat diabetes pada keluarga

2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)

Bervariasi mulai yang predominan resistesiinsulin disertai defisiensi insulin relatif sampai
yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin .karakteristik DM
tipe II:

1. Sukar terjadi ketoasidosis


2. Pengobatan tidak harus dengan insulin
3. Onsel lambat
4. Biasanya terjadi pada umur >45 tahun
5. Tidak berhubungan dengan HLA
6. Tidak ada antibodi sel islet
7. 30% ada riwayat diabetespada keluarga
5. Komplikasi Diabetes Melitus

Komplikasi diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi akut dan kronis. Yang termasuk
dalam komplikasi akut adalah hipoglikemia, diabetes ketoasidosis (DKA), dan hyperglycemic
hyperosmolar nonketocic coma (HHNC). Yang termasuk dalam komplikasi kronis adalah
retinopati diabetic, nefropati diabetic, neuropati, dislipidemia, dan hipertensi.
a. Komplikasi akut
1) Diabetes ketoasidosis
Diabetes ketoasidosis adalah akibat yang berat dari deficit insulin yang berat pada
jaringan adipose, otot skeletal, dan hepar. Jaringan tersebut termasuk sangat sensitive terhadap
kekurangan insulin. DKA dapat dicetuskan oleh infeksi ( penyakit)
b. Komplikasi kronis
1) Retinopati diabetic

3
Lesi paling awal yang timbul adalah mikroaneurism pada pembuluh retina. Terdapat pula
bagian iskemik, yaitu retina akibat berkurangnya aliran darah retina. Respon terhadap iskemik
retina ini adalah pembentukan pembuluh darah baru, tetapi pembuluh darah tersebut sangat
rapuh sehingga mudah pecah dan dapat mengakibatkan perdarahan vitreous. Perdarahan ini bisa
mengakibatkan ablasio retina atau berulang yang mengakibatkan kebutaan permanen.
2) Nefropati diabetic
Lesi renal yang khas dari nefropati diabetic adalah glomerulosklerosis yang nodular yang
tersebar dikedua ginjal yang disebut sindrom Kommelstiel-Wilson. Glomeruloskleriosis nodular
dikaitkan dengan proteinuria, edema dan hipertensi. Lesi sindrom Kommelstiel-Wilson
ditemukan hanya pada DM.
3) Neuropati
Neuropati diabetic terjadi pada 60 – 70% individu DM. neuropati diabetic yang paling
sering ditemukan adalah neuropati perifer dan autonomic.
4) Displidemia
Lima puluh persen individu dengan DM mengalami dislipidemia.
5) Hipertensi
Hipertensi pada pasien dengan DM tipe 1 menunjukkan penyakit ginjal,
mikroalbuminuria, atau proteinuria. Pada pasien dengan DM tipe 2, hipertensi bisa menjadi
hipertensi esensial. Hipertensi harus secepat mungkin diketahuin dan ditangani karena bisa
memperberat retinopati, nepropati, dan penyakit makrovaskular.
6) Kaki diabetic
Ada tiga factor yang berperan dalam kaki diabetic yaitu neuropati, iskemia, dan sepsis.
Biasanya amputasi harus dilakukan. Hilanggnya sensori pada kaki mengakibatkan trauma dan
potensial untuk ulkus. Perubahan mikrovaskuler dan makrovaskuler dapat mengakibatkan
iskemia jaringan dan sepsis. Neuropati, iskemia, dan sepsis bisa menyebabkan gangrene dan
amputasi.

4
7) Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan dengan kadar glukosa darah di bawah 60 mg/dl, yang
merupakan komplikasi potensial terapi insulin atau obat hipoglikemik oral. Penyebab
hipoglikemia pada pasien sedang menerima pengobatan insulin eksogen atau hipoglikemik oral
6. Tanda dan Gejala

 Penurunan berat badan dan kelelahan ( tanda dan gejala klasik pada pasien lansia )
 Kehilangan selera makan
 Inkontinesia
 Penurunan penglihatan
 Konfusi atau derajat delirium
 Konstipasi atau pembentukan katarak
 Perubahan kulit,khususnya pada tungkai dan kaki,akibat kerusakan sirkulasi
perifer;kemungkinan kondisi kulit kronis,seperti selulitis atau luka yang tidak kunjumg
sembuh;turgor kulit buruk dan membran mukosa kering akibat dehidrasi
 Penurunan nadi perifer,kulit dingin,penurunan refleks,dan kemungkinan nyeri perifer atau
kebas

7. Pemeriksaan diagnostik

 Kadar glukosa serum puasa dan pemeriksaan toleransi glukosa memberikan diagnosis
definitif diabtes.akan tetapi,pada lansia,pemeriksaan glukosa serum postprandial 2jam
dan pemeriksaan toleransi glukosa oral lebih membantu menegakkan diagnosis karena
lansia mungkin memiliki kadar glukosa puasa hampir normal tetapi mengalami
hiperglikemia berkepanjangan setelah makan.

Diagnosis biasanya di buat setelah satu daritiga kriteria berikut ini terpenuhi:

 Konsentrasi glukosaplasma acak 200 mg/dl atau lebih tinggi.


 Konsentrasi glukosa darah puasa 126 mg/dl atau lebih tinggi.
 Kadar glukosa darah puasa setelah asupan glukosa per Oral 200 mg/dl atau lebih.

5
 Pemeriksaan hemoglobin terglikosilasi ( hemoglobin A atau HbA1c)
Yang menggambarkan kadar rata-rata glukosa serum dalam 3bulan sebelumnya,biasanya
dilakukan untuk membantu keefektifan terapi antiabetik.pemeriksaan ini sangat
berguna,tetapi peningkatan hasil telah ditemukan pada lansia dengan toleransi
glukosanormal.
 Fruktosamina serum,yang menggambarkan kadar glukosa serum rata-rata selama 2
sampai 3 minggu sebelumnnya,merupakan indikatoryang lebih baik pada lansia karena
kurang menimbulkan kesalahan.

8. Penatalaksanaan

Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati.
Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.Ada 5
komponen dalam penatalaksanaan diabetes :

a. Diet Suatu perencanaan makanan yang terdiri dari 10% lemak, 15% Protein,75% Karbohidrat
kompleks direkomendasikan untuk mencegah diabetes.Kandungan rendah lemak dalam diet ini
tidak hanya mencegah arterosklerosis,tetapi juga meningkatkan aktivitas reseptor insulin.

b. Latihan Latihan juga diperlukan untuk membantu mencegah diabetes. Pemeriksaan sebelum
latihan sebaiknya dilakukan untuk memastikan bahwa klien lansia secarafisik mampu mengikuti
program latihan kebugaran. Pengkajian pada tingkat aktivitas klien yang terbaru dan pilihan
gaya hidup dapat membantu menentukan jenis latihan yang mungkin paling berhasil. Berjalan
atau berenang, dua aktivitas dengan dampak rendah, merupakan permulaan yang sangat baik
untuk para pemula. Untuk lansia dengan NIDDM, olahraga dapat secara langsung meningkatkan
fungsi fisiologis dengan mengurangi kadar glukosa darah,meningkatkan stamina dan
kesejahteraan emosional, dan meningkatkan sirkulasi,serta membantu menurunkan berat
badan.

c. Pemantauan Pada pasien dengan diabetes, kadar glukosa darah harus selalu diperiksa secara
rutin. Selain itu, perubahan berat badan lansia juga harus dipantau untuk mengetahui
terjadinya obesitas yang dapat meningkatkan resiko DM pada lansia.

d. Terapi (jika diperlukan)Sulfoniluria adalah kelompok obat yang paling sering diresepkan dan
efektif hanya untuk penanganan NIDDM. Pemberian insulin juga dapat dilakukan untuk
mepertahankan kadar glukosa darah dalam parameter yang telah ditentukan untuk membatasi
komplikasi penyakit yang membahayakan.

6
e. Pendidikan

1) Diet yang harus dikomsumsi

2) Latihan

3) Penggunaan insulin

9. Penanganan

Pasien yang menderita diabetes tipe 1 membutuhkan penggantian insulin dan pemantauan
kadar glukosa serum dan diet serta regimen latihan yang ketat.

pasien yang menderita tipe 2 dapat memerlukan obat antidiabetik oral untuk merangsang
produksi insulin endogen ,peningkatan sensitivitas insulit di tingkat seluar ,menekan
glukoneogenis hepatik,peningkatan sensitivitas insulin ditingkat selular,menekan glikoneogenis
hepatik,dan memperlambat absorpsi karbohidrat di GI .untuk beberapa pasien ,kadar glukosa
darah dapat dikontrol dengan diet dan perubahan gaya hidup saja.

Olahraga merupakan sarana yang penting dalam menangani diabetes tipe 2 aktivitas fisik
meningkatkan sensitivitas insulin ,memperbaiki toleransi glukosa,dan meningkatkan
pengendalian berat badan.penelitian juga menunjukan bahwa olahraga sedang dapat
memperlambat atau mencegah awitan diabetes tipe 2 pada kelompok resiko tinggi . adapun
olahraga yang dipilih untuk lansia mencakup berjalan,berenang,dan bersepeda.

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Diabetes Mellitus


A. Pengkajian

1. Riwayat Kesehatan Keluarga


Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
2. Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin
jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang
dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
3. Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
4. Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus
pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah

7
5. Integritas Ego
Stress, ansietas
6. Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
7. Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus,
penggunaan diuretik.
8. Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan
penglihatan.
9. Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
10. Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
11. Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

B. Diagnosis keperawatan utama dan kriteria hasil


 Resiko cedera yang berhubungan dengan komplikasi diabetes melitus
Kriteria hasiltindakan: pasien tidak akan mengalami cedera akibat diabetes.
 Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.
Kriteria Hasil tindakan : Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya

 Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan diabetes melitus dan regimen


pengobatan yang kompleks.
Kriteria hasil tindakan :pasien mengungkapkan pemahaman akan regimen yang
diresepkan dan akan memperlihatkan keterampilan dalam melaksanakan regimen
tersebut
C. Intervensi keperawatan
 Ingat juga bahwa lansia cnderung menolak perubahan gaya hidup yang drastis.anda
mungkin perlu menyesuaikan intervensi anda dengan lansia dan memusyawarahkan
untuk mencapai tujuan pengobatan.
 Pertama,anda memerlukan catatan rinci mengenai tanda-tanda vital,berat badan,asupan
cairan,haluaran urine,dan asupan kalori.

8
 Berikan insulin atau obat antidiabetik oral sesuai resep.
 Jika regimen teraupetik telah ditetapkan ,pantau kadar glukosa serum atau hemoglobin
terglikosilasi setiap6 sampai 8 minggu.
 Pantau apakah ada komplikasi akut terapi diabetik,khususnya hipoglikemia ( serebrasi
lambat,pusing,kelemahan,pucat,takikardi,diaporesis,kejang,dan koma)
 Perhatikan apakah ada tanda-tanda neuropatidiabetik (kebas atau nyeri pada tangan dan
dan kaki ,lunglai kaki,gastroparesis,diare,konstipasi,disfungsi erektil,dan kandung kemih
neurogenik).perhatikan juga apakah ada tanda-tanda infeksi pada saluran kemih dan
vagina.
 Berikan perawatan kulit yang seksama,khususnya pada kaki dan tunkai.rawat semua
cedera,luka teriris,ataulepuh dengan cepat.hindari mengerutkankaus kaki,sandal atau
linen tempat tidur.rujuk lansia ke ahli penyakit kaki atau perawatan kaki dan kuku yang
teratur jika perlu.
 Dorong pasien mengungkapkan perasaannya mengenai diabtes dan efeknya pada gaya
hidup dan harapan hidup pasien.
 Bantu pasien mengembangkan strategi koping yang baru .rujuk pasien dan anggota
keluarga untuk konsoling,atau anjurkan mereka mengikuti kelompok pendukung jika
perlu.
 Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
 Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang
dapat dihabiskan pasien.
 Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual, muntahan
makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan
indikasi.
 Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan
segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
 Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.
 Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit
lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
 Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.

D. Penyuluhan pasien
 Ajarkan pasien mengenai proses penyakit,dan tekankan pentingnya mengikuti rencana
terapi yang diprogramkan dengan baik.sesuaikan penyuluhan anda dengan kebutuhan
dan kemampuan pasien.diskusikan mengenai diet ,pengobatan( termasuk teknik
pemerian),olahraga ,teknik pemantauan,higiene,dan bagaimana
mencegah,mengenali,serta mengatasi hipoglikemia dan hiperglikemia.

9
 Dorong pasien untuk mengikuti semua pertemuan dengan dokter dan pemeriksaan
laboratorium serta mempertahankan catatan hasil glukosa darah normal.jelaskan bahwa
ia masih dapat melakukan aktivitas yang ia senangi ,termasuk berpergian dan makan
direstoran.
 Untuk mendorong kepatuhan dengan perubahan gaya hidup yang diperlukan, jelaskan
bagaimana pengontrolan glukosa darah memengaruhi kesehatan jangka panjang
pasien.beri tahu mengenai alat bantu yang dapat membuat kepatuhanlebih
mudah,seperti kaca pembesar yang melekat pada spuit dan lapisan serta pegangan anti
licin untuk lansia yang menderita kelemahan pada tangan.
 Instruksikan perawatan kaki pada pasien .beri tahu untuk mencuci kakinya setiap
hari,dengan hati-hati keringkan celah diantara jemari kakinya,dan inspeksi apakah ada
kapalan,kalus,kemerahan,bengkak,memar,dan luka lecet pada kulit.
 Jelaskan tanda dan gejala neuropatidiabetik dan tekankan mengenai perlunya tindakan
kewaspadaan, karena penurunan sensasi dapat menyebabkan cedera.
 Dorong pasien untuk melakukan pemeriksaan mata setiap tahun untuk deteksi ringan
seperti pilek,flu,atau masalah lambung.
 Anjurkan pasien dan anggota keluarga cara memantau diet pasien dan menggunakan
daftar perubahan makanan .pastikan daftar perubahan tsb. Berisi makanan yang sesuai
dengan budaya pasien.tunjukkan pada mereka cara membaca label di supermarket
untuk mengidentifikasi kandungan lemak,karbohidrat,protein dan gula.
 Ajarkan pasien dan anggota keluarga untuk menggunakan monitor glukosa dirumah jika
di programkan .kemudian minta mereka mendemonstrasikan kembali prosedur tersebut
.rencanakan agar perawat kunjungan rumah memeriksa kemampuan pasien setelah
pemulangan.
 Anjurkan pasien dan anggota keluarga menghubungi yayasan diabetes indonesia untuk
informasi tambahan.

10
BAB II

CONTOH KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


PADA Tn. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELLITUS

Hari &Tanggal pengkajian : Senin, 23 Januari 2017


A. IDENTITAS UMUM
Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 70 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Alamat : RT 03 RW 02 Candirejo
Pekerjaan/Riwayat pekerjaan : Pedagang
Diagnosa Medis/masalah KDM : Diabetes Mellitus
Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. T
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : RT 03 RW 02 Candirejo
Hub dengan klien : Anak kandung

B. KELUHAN UTAMA

11
Klien mengeluh kedua kakinya terasa kesemutan namun tidak mati rasa.

C. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Klien mengatakan sudah lama mengalami keluhan seperti yang dirasakan saat ini yaitu sejak 3
bulan yang lalu. Klien mengatakan sudah minum obat untuk DM dan kolesterol namun tidak rutin.
Klien rutin datang ke Posbindu setiap satu bulan sekali. Kontrol terakhir hasil GDS = 251 mg/dl,
kolesterol = 386 mg/dl. Obat yang diminum Metformin 500 mg 3x1, Simvastatin 10 mg 1x1. Klien
mengatakan masih suka makan gorengan dan makanan bersantan dan minum yang manis. Klien
mengatakan sejak 3 bulan yang lalu mempunyai keluhan cepat merasa lelah saat beraktivitas.

D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


Klien mengatakan mengetahui menderita penyakit DM dan kolesterol tinggi sejak 5 tahun yang
lalu. Selama 5 tahun klien tidak rutin minum obat untuk DM dan kolesterol, klien juga tidak
mengatur pola makannya, klien masih mengkonsumsi banyak gula dan makanan berminyak. Klien
pernah menjalani operasi hernia pada tahun 2011.

E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Anak klien mengatakan tidak mengetahui riwayat kesehatan anggota keluarga terdahulu, namun
anak-anak klien belum ada yang menderita penyakit DM maupun kolesterol tinggi.

F. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Tn. S tinggal dirumah bersama dengan istrinya. Rumah anak-anak Tn. S bersebelahan dengan
rumah Tn. S. Lingkungan tempat tinggal Tn. S bersih, jalan rata namun agak licin karena berlumut,
tidak ada sampah berserakan, kamar tidur klien tampak rapi, lantai rumah dari keramik, lantai
kamar mandi agak licin dan tidak ada pegangan dinding, penerangan di rumah Tn. S cukup terang
pada siang karena terdapat jendela dan ventilasi yang dibuka setiap pagi dan pada malam hari
lampu penerangan cukup terang namun penerangan di kamar mandi agak redup.
G. RIWAYAT REKREASI
Klien mengatakan tidak pernah berpergian jauh. Sehari-hari klien menghabiskan waktu di dalam
rumah, klien mengisi waktu luang dengan membaca majalah
H. SUMBER/SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN

12
1. Sumber Pendapatan :
Selama ini, biaya kehidupan Tn. S tercukupi oleh anak-anak Tn. S, makan dan keperluan sehari-
hari Tn. S disediakan oleh anak-anak Tn.S.

2. Sumber Support Sosial :


Ny. S mendapat dukungan sosial dari istri, anak, menantu, cucu dan cicit yang tinggal saling
berdekatan dengan rumah Tn. S. Tn. S juga mendapat dukungan dari teman-teman lansia di
lingkungannya yang rutin bertemu saat datang di Posbindu
I. TINJAUAN PER SISTEM
1 Keadaan Umum : Baik
a Tekanan darah : 130/80 mmHg

b Nadi : 82 x/menit

c RR : 23 x/menit

d Suhu : 36,5 C

2 Kulit dan kuku

Inspeksi

a Warna kulit : Coklat


Warna kuku tampak kecoklatan, tampak
menebal dan mengeras
b Lesi : tidak ada lesi

c Pigmentasi berlebih : tidak ada pigmentasi berlebih

d Jaringan parut : tidak ada jaringan parut

e Distribusi rambut : rambut tipis, beruban

f Kebersihan kuku : kuku terpotong pendek, rapi


dan bersih
g Kelainan pada kuku : tidak ada kelainan pada kuku

13
h Bulla (lepuh) : tidak terdapat bulla (lepuh)

i Ulkus : tidak terdapat ulkus

Palpasi

a Tekstur : tekstur kulit keriput


b Turgor : turgor kulit kering, akral
dingin
c Pitting edema : tidak terdapat pitting edema

d Capilarry refill time : 4 detik

3 Kepala

Inspeksi

a Bentuk kepala : Bentuk kepala mesocepal


b Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe dan
kotoran
c Warna rambut : Putih beruban

d Kulit kepala : Bersih, tidak terdapat ketombe,


tidak terdapat lesi.
e Distribusi rambut : Merata

f Kerontokan rambut : Tidak ada

g Benjolan di kepala : Tidak ada benjolan di kepala

h Temuan/keluhan lain : Tidak ada

Palpasi

a Nyeri kepala : Tidak ada nyeri kepala


b Temuan/keluhan lain : Tidak ada

4 Mata

Inspeksi

a Ptosis : Ya, ada penurunan kelopak


mata bagian atas.
b Iris : Warna kecoklatan

c Konjungtiva : Konjungtiva tidak anemis

14
d Sklera : Sklera tidak ikterik

e Kornea : Kornea jernih

f Pupil : Isokor

g Peradangan : Tidak ada peradangan

h Katarak : Tidak ada katarak

j Gerak bola mata : Gerakan bola mata simetris

k Alat bantu penglihatan : Klien menggunakan kaca mata


baca
Palpasi

a Kelopak mata : Tidak terdapat nyeri tekan


pada kelopak mata, tidak
terdapat kantung mata
5 Telinga

Inspeksi

a Bentuk telinga : Bentuk telinga simetris


b Lesi : Tidak terdapat lesi

c Peradangan : Tidak tampak adanya


peradangan pada telinga
d Kebersihan telinga luar : Telinga luar tampak bersih

e Kebersihan lubang telinga : Tampak adanya sedikit


serumen pada kedua telinga
f Membran timpani : Membran timpani utuh

g Fungsi pendengaran : Fungsi pendengaran mulai


menurun, klien sudah tidak
mampu mendengar suara yang
pelan
Palpasi

a Daun telinga : Tidak terdapat benjolan dan


tidak ada nyeri tekan pada
daun telinga
6 Hidung dan sinus

15
Inspeksi

a Bentuk : Bentuk hidung simetris


b Peradangan : Tidak tampak adanya
peradangan pada hidung
c Penciuman : Fungsi penciuman baik, klien
dapat membedakan bau
Palpasi

a Sinusitis : Tidak tampak adanya sinusitis


b Temuan / keluhan lainnya : Tidak terdapat nyeri tekan
pada hidung
7 Mulut dan tenggorokan

Inspeksi

b Mukosa : Mukosa bibir lembab


c Bibir pecah-pecah : Tidak ada

d Kebersihan gigi : Gigi tampak bersih

e Gigi berlubang : Tidak ada

f Gusi berdarah : Tidak ada perdarahan pada


gusi
g Kebersihan lidah : Lidah tampak kotor

h Pembesaran tonsil : Tidak tampak adanya


pembesaran tonsil
i Temuan yang lain : Tidak ada stomatitis, tidak ada
kesulitan menelan makanan,
namun klien mempunyai
kesulitan untuk mengunyah
makanan karena sudah banyak
gigi yang tanggal
8 Leher

Inspeksi kesimetrisan leher : Leher tampak simetris


Palpasi

a Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar


limfe

16
b Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
9 Dada dan tulang belakang

Inspeksi

a Bentuk dada : Bentuk dada simetris


b Kelainan bentuk dada : Tidak ada kelainan bentuk
dada
c Kelainan tulang belakang : Tidak terdapat kelainan tulang
belakang
10 Pernafasan
Inspeksi

a Pengembangan dada : Pengembangan dada simetris


b Pernafasan : Irama nafas teratur

c Retraksi interkosta : Tidak ada retraksi interkosta

d Nafas cuping hidung : Tidak ada pernafasan cuping


hidung
Palpasi

a Taktil fremitus : Taktil fremitus kanan = taktil


fremitus kiri
b Pengembangan dada : Pengembangan dada simetris

Perkusi : Perkusi sonor

Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler

a Suara tambahan : Tidak ada suara nafas


tambahan seperti wheezing,
ronchi dan krekles
b Temuan / keluhan lainnya : Tidak teraba massa dan nyeri
tekan pada area dada
11 Kardiovaskuler

Inspeksi : Ictus cordis tampak


Palpasi : Ictus cordis teraba pada IC V
midclavicula sinistra
a Iktus kordis : Tidak tampak

17
b Nadi radialis : 82 x/menit teraba teratur

Perkusi : Redup

Auskultasi

a Bunyi jantung : Bunyi jantung I, dan II murni.


Tidak terdengar suara
tambahan
12 Gastrointestinal

Inspeksi : Bentuk abdomen datar


Auskultasi : Peristaltik usus 10 x/menit

Perkusi : Timpani

Palpasi : Tidak teraba massa, tidak


terdapat nyeri tekan pada
abdomen.
14 Perkemihan

a Warna urin : Warna urin kuning


b Jumlah urin : ± 1500 cc/hari

c Nyeri saat BAK : Tidak nyeri saat BAK

d Hematuria : Tidak ada hematuria

e Rasa terbakar saat BAK : Tidak ada rasa terbakar saat


BAK
f Perasaan tidak lampias : Tidak ada
(anyang-anyangan)
g Mengompol : Tidak ada

h Tidak bisa BAK : Tidak ada

15 Muskuloskeletal

Inspeksi

a Lesi kulit : Tidak ada


b Tremor : Ada
Klien jarang memakai alas
kaki

18
Palpasi

a Tonus otot ekstremitas atas : Baik


b Tonus otot ekstremitas : Baik
bawah
c Kekuatan ekstremitas atas : Kuat (skor 5)

d Kekuatan ekstremitas : Kuat (skor 5)


bawah
e Rentang gerak : Klien mampu bergerak dengan
bebas
f Edema kaki : Tidak terdapat edema

g Refleks Bisep : Kanan (+) Kiri (+)

h Refleks Trisep : Kanan (+) Kiri (+)

j Refleks patella : Kanan (+) Kiri (+)

j Refleks Achilles : Kanan (+) Kiri (+)

k Deformitas sendi : Tidak ada

l Nyeri ekstremitas : Kesemutan pada kedua kaki

16 SSP (N I – XII)

a Olfaktori : Fungsi penciuman baik. Klien


masih dapat membedakan bau
b Optikus : Fungsi penglihatan sudah
berkurang. Klien tidak mampu
lagi melihat jarak jauh dengan
jelas, klien menggunakan alat
bantu kaca mata untuk
membaca
c Okulomotorius : Gerakan bola mata simetris

d Throklear : Klien mampu menggerakan


bola mata ke atas dan ke
bawah
e Trigeminus : Klien mampu mengunyah

f Abdusen : Baik

19
g Facialis : Bentuk bibir simetris

h Auditori : Fungsi pendengaran sudah


mulai menurun
i Glosofaringeal : Klien mampu merasakan
sensasi rasa pada lidah
j Vagus : Klien mampu menelan
makanan
k Aksesorius : Klien mampu menoleh ke kiri
dan ke kanan, klien mampu
mengangkat kedua bahu
dengan simetris
l Hipoglosus : Pengucapan kata masih jelas,
tidak ada pelo
17 Sistem Endokrin

a Pembesaran tiroid : Tidak ada pembesaran tiroid


b Riwayat penyakit metabolik : Terdapat riwayat penyakit
metabolik seperti DM
18 Genetalia dan anal

a Kebersihan : Bersih
b Haemoroid : Tidak ada haemoroid

c Kesan (bau) : Tidak ada bau pesing atau bau


tidak enak

J. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL, EKONOMI DAN SPIRITUAL


1 Psikososial

Hubungan dengan orang lain : Klien mampu berinteraksi


dengan baik dengan
istri, anak, menantu ,cucu,
cicit dan orang-orang lain di
sekitarnya.
Kebiasaan lansia : Tn. S berinteraksi dengan
berinteraksi dengan teman teman lansia saat datang di
Posbindu.
Stabilitas emosi : Tn. S selalu tenang dan tidak
pernah marah-marah.

20
Harapan klien : Klien mengatakan ingin
tubuhnya sehat.
Frekuensi kunjungan keluarga : Keempat anak Tn. S tinggal
berdekatan dengan rumah
Tn.S, hanya 1 anak Tn. S yang
tinggal di luar kota dan
mengunjungi Tn. S 3 bulan
sekali.
Pertengkaran dengan teman : Klien mengatakan tidak ada
pertengkaran dengan teman-
temannya
Curiga dengan teman : Tidak ada

2 Sosial Ekonomi

Pekerjaan : Klien Tn. S sudah tidak


bekerja lagi, dulu Tn. S bekerja
sebagai pedagang.
Penghasilan : Saat ini biaya kehidupan Tn. S
dipenuhi oleh anak-anak Tn.S
Asuransi kesehatan/jaminan : Klien Tn. S memiliki jaminan
pelayanan kesehatan kesehatan (BPJS).
Jumlah keluarga : Klien memiliki 5 orang anak, 5
orang menantu, 12 cucu dan 3
cicit

3 Identifikasi masalah emosional


Pertanyaan tahap 1 :

Mengalami kesulitan tidur? : Klien tidak mengatakan


mengalami kesulitan tidur.
Klien dapat tidur pada siang
hari dan pada malam hari tidak
sering terbangun.
Merasa gelisah? : Klien mengatakan tidak
mempunyai perasaan gelisah.
Sering murung dan menangis : Klien mengatakan tidak pernah
sendiri? merasa murung dan menangis.

21
Klien mengatakan selalu
bahagia dan bersyukut.
Sering khawatir? : Klien mengatakan kawatir bila
badan tidak sehat.

K. PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN


Katz index
No. Kegiatan Mandiri Bantuan Sebagian Bantuan Penuh
1. Mandi

2. Berpakaian

3. Ke Kamar Kecil

4. Berpindah Tempat

5. BAK/BAB

6. Makan/Minum

Tn. S dapat beraktivitas secara mandiri tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan aktif
dari orang lain. Hasil dari pengkajian , Tn. S termasuk ke dalam Katz Indeks kategori A

Barthel Indeks
No Kriteria Skor Keterangan
1. Makan 10 Frekuensi 3 x sehari
5 : bantuan Jumlah 1 piring/sekali
10 : mandiri makan
Jenis nasi, sayur, lauk
2. Minum 10 Frekuensi 5 x sehari
5 : bantuan Jumlah ± 1000 cc
10 : mandiri Jenis air putih
3. Berpindah dari kursi roda 15
ke tempat tidur/sebaliknya
10 : bantuan

22
No Kriteria Skor Keterangan
15 : mandiri
4. Personal toilet (cuci muka, 5 Frekuensi 1 x sehari
menyisir rambut, gosok gigi) pada sore hari
0 : bantuan
5 : mandiri
5. Keluar masuk toilet 10
(mencuci pakaian, menyeka
tubuh dan menyiram)
5 : bantuan
10 : mandiri
6. Mandi 15
5 : bantuan
15 : mandiri
7. Jalan di permukaan datar 5
0 : bantuan
5 : mandiri
8. Naik turun tangga 10
5 : bantuan
10 : mandiri
9. Mengenakan pakaian 10
5 : bantuan
10 : mandiri
10. Kontrol Bowel (BAB) 10 Frekuensi 2 hari sekali
5 : bantuan Konsistensi lunak
10 : mandiri
11. Kontrol Bladder (BAK) 10 Frekuensi 5-7 x/hari
5 : bantuan Warna kuning
10 : mandiri
12. Olahraga/latihan 10 Klien berolahraga jalan
5 : bantuan kaki setiap pagi hari.
10 : mandiri
13. Rekreasi/pemanfaatan 10 Frekuensi setiap hari
waktu luang dengan membaca
5 : bantuan majalah.
10 : mandiri
Keterangan :
130 : Mandiri

23
65-125 : Ketergantungan sebagian
60 : Ketergantungan total

Interpretasi hasil pemeriksaan : Klien Tn. S saat dilakukan pemeriksaan dengan Barthel Indeks
(instrument untuk mengukur kemandirian dalam hal perawatan diri dan mobilitas), Tn. S
memperoleh total skor 130 yang berarti Tn. S dalam kategori mandiri.
L. PENGKAJIAN STATUS MENTAL KLIEN
1. Identifikasi tingkat intelektual dengan SPMSQ (Short Portable Mental Status Quesioner)
No. Pertanyaan Benar Salah Ket.
1. Tanggal berapa hari ini? √ Klien menjawab
tanggal 23
2. Hari apa sekarang? √ Klien menjawab
hari ini hari Senin
3. Apa nama tempat ini? √ Klien menjawab ini
adalah rumahnya
4. Dimana alamat anda? √ Klien menjawab di
RT 3 RW 2
Candirejo
5. Berapa umur anda? √ Klien menjawab 87
tahun
6. Kapan anda lahir (minimal √ Klien menjawab
tahun lahir)? 1930
7. Siapa presiden Indonesia √ Klien menjawab
sekarang? tidak
8. Siapa presiden Indonesia √ Klien menjawab
sebelumnya? tidak tahu
9. Siapa nama ibu anda? √ Klien menjawab
Nasti
10. Berapa 20-3? Tetap √ Klien menjawab 20-
pengurangan 3 dari setiap 3 = 17
angka baru, semua secara 17 -3 = 13
menurun berurutan.
Jumlah

Interpretasi Hasil :

24
Salah 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Salah 3-4 : Kerusakan intelektual ringan
Salah 5-7 : Kerusakan intelektual sedang
Salah 8-10 : Kerusakan intelektual berat

Interpretasi/kesimpulan :
Klien Tn. S saat dilakukan pemeriksaan dengan kuesioner SPMSQ, Tn. S menjawab 7
pertanyaan dengan benar dan menjawab 3 pertanyaan dengan salah. Berdasarkan hasil
pemeriksaan, Tn. S termasuk dalam kategori kerusakan intelektual ringan.
2. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini Mental
Status Exam)
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
□Tahun : 2017 (benar)
□Musim : Hujan (benar)
□Tanggal : 23 (benar)
□Hari: Senin (benar)
□Bulan : Januari(benar)
Orientasi 5 5 Dimana kita sekarang
□Kabupaten Semarang (benar)
□Kecamatan Ungaran (benar)
□Kelurahan Candi (benar)
□Dusun Siroto (benar)
□RW 02 (benar)
2 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 obyek (oleh pemeriksa)
1 detik untuk mengatakan masing-
masing obyek. Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga obyek tadi
(untuk disebutkan)
□ Obyek 1 : Rumah Sakit (benar)
□ Obyek 2 : Kantor (benar)
□ Obyek 3 : Puskesmas (benar)

25
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
3 Perhatian dan 5 1 Minta klien untuk memulai dari
kalkulasi angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali
100 - 7 = 93
93 - 7 = 87

4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi


ketiga obyek pada no 2 tadi, bila
benar 1 point untuk masing-masing
obyek
□ Obyek 1 : Rumah Sakit (benar)
□ Obyek 2 : Kantor (benar)
□ Obyek 3 : Puskesmas (benar)
5 Bahasa 9 5 Tunjukkan pada klien suatu benda
dan tanyakan namanya pada klien
□ Mengetahui nama : kertas (benar)
Minta pada klien untuk mengulang
kata berikut “tak ada jika, dan,
atau, tetapi”. Bila benar, nilai 1
poin.
□ Tak ada jika (salah)
□ Dan (salah)
□ Atau (salah)
□ Tetapi (salah)

Minta klien untuk mengikuti


perintah berikut yang terdiri dari 3
langkah : “Ambil kertas di tangan
anda. Lipat dua dan taruh di lantai”
□ Ambil kertas (benar)
□ Lipat dua (benar)
□ Taruh di lantai (benar)

Perintahkan pada klien untuk hal


berikut Tutup mata anda

26
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
□ Aktifitas sesuai perintahTutup mata
anda (benar)
Total nilai 22

>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik


18-22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤ 17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

Interpretasi hasil :
Klien Tn. S saat dilakukan pemeriksaan dengan kuesioner MMSE, Tn.S memperoleh total skor
sebanyak 22, Tn. S termasuk dalam kategori kerusakan aspek fungsi mental ringan
3. Penilaian Keseimbangan

Komponen
utama dalam Langkah-langkah Kriteria Nilai
bergerak
A. perubahan 1. Bangun dari 1. Tidak bangun dari tempat duduk 1
posisi atau kursi dengan satu gerakan, tetapi mendorong
gerakan tubuhnya keatas dengan tangan atau
keseimbangan bergerak kedepan kursi terlebih dahulu,
tidak stabil pada saat berdiri pertama kali.
2. Menjatuhkan diri kekursi, duduk 1
2. Duduk ke kursi ditengah kursi
3. Pemeriksa mendorong sternum 1
3. Menahan (perlahan-lahan sebanyak 3 kali). Klien
dorongan pada menggerakkan kaki memegang objek
sternum untuk dukungan, kaki tidak menyentuh
sisi-sisinya.

(mata ditutup) 0

27
4. Bangun dari 4. Kriteria sama dengan kriteria untuk
kursi mata terbuka 0
5. Duduk ke kursi 5. Kriteria sama dengan kriteria untuk
mata terbuka 0
6. Menahan 6. Kriteria sama dengan kriteria untuk
dorongan pada mata terbuka
sternum 0
7. Perputaran 7. Menggerakkan kaki, memegang obyek
leher untuk dukungan kaki tidak menyentuh sisi-
sisinya, keluhan vertigo, pusing atau
keadaan tidak stabil. 1
8. Tidak mampu untuk menggapai
sesuatu dengan bahu fleksi max, sementara
8. Gerakan berdiri pada ujung-ujung jari kaki tidak
menggapai sesuatu stabil, memegang sesuatu untuk dukungan.
0
9. Tidak mampu membungkuk untuk
mengambil objek-objek kecil dari lantai,
9. Membungkuk memegang onjek untuk bisa berdiri,
memerlukan usaha-usaha multiple untuk
bangun.

B. gaya 10. minta klien 10. ragu-ragu, tersandung, memegang 1


berjalan/gerak untuk berjalan objek untuk dukungan
ketempat yang
ditentukan
11. ketinggian 11. kaki tidak naik dari lantai secara
langkah kaki (saat konsisten (menggeser atau menyeret kaki), 1
berjalan) mengangkat kaki terlalu tinggi (>50 cm)
12. setelah langkah-langkah awal,
langlkah menjadi tidak konsisten, memulai 0

28
12. Kontinuitas mengangkat satu kaki sementara yang lain
langkah kaki menyentuh tanah.
(diobservasi dari 13. Tidak berjalan pada garis lurus,
samping klien) bergelombang dari sisi ke sisi. 0
13. Kesimetrisan
langkah
(diobservasi dari
samping klien) 14. Tidak berjalan pada garis lurus,
14. Penyimpangan bergelombang dari sisi ke sisi. 0
jalur pada saat
berjalan
(diobservasi dari
belakang klien)
15. Berbalik 15. Berhenti sebelum berbalik, jalan
sempoyongan, bergoyang, memegang 1
onjek untuk dukungan.
Intervensi hasil
0-5 = resiko jatuh rendah
6-10 = resiko jatuh sedang
11-15 = resiko jatuh tinggi
Interpretasi hasil :
Setelah dilakukan penilaian keseimbangan skor nya yaitu 7 , Tn.s beresiko jatuh sedang

M. PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN


Kebiasaan merokok : Tn. S pernah merokok,
nemun sejak 3 tahun yang
lalu Tn. S sudah berhenti
merokok
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1 Kebutuhan nutrisi

Frekuensi makan : 3 x sehari, teratur

29
Jumlah makanan yang : 1 porsi habis
dihabiskan
Snack : Kadang-kadang

2 Pemenuhan cairan

Frekuensi minum : 6 gelas


Jenis minuman : Air putih, susu, kopi

3 Pola kebiasaan tidur

Jumlah waktu tidur : 8 jam


Gangguan tidur : Tidak ada. Tn.S dapat tidur
nyenyak pada malam hari dan
dapat tidur siang
Penggunaan waktu luang : Membaca majalah

4 Pola eliminasi BAB

Frekuensi BAB : 1 hari sekali


Konsistensi : Lembek

Gangguan BAB : Tidak ada gangguan dalam BAB

5 Pola eliminasi BAK

Frekuensi : 6-7 kali/hari


Warna urin : Kuning jernih

Gangguan BAK : Tidak ada gangguan dalam BAK

6 Pola aktifitas

Kegiatan produktif yg : Tidak ada. Tn. S hanya


dilakukan menghabiskan waktu dirumah
7 Pola pemenuhan personal
hygiene
Mandi : 1x sehari pada oagi hari
Memakai sabun : Ya

Sikat gigi : 2x sehari pagi dan sore

Menggunakan pasta gigi : Ya

Berganti pakaian bersih 1x sehari pagi setelah mandi

30
N. PROGRAM TERAPI
No Nama obat Dosis
1 Metformin 500 mg 3x1
2 Simvastatin 10 mg 1x1

O. ANALISA DATA
Hari/ Tgl/ Data Etiologi Problem
Jam
Senin DS : Hiperglikemi (DM) Ketidak-
23/01/17 - Klien mengeluh kedua efektifan
13.00 kakinya terasa perfusi
kesemutan namun tidak jaringan
mati rasa. perifer
- Klien mengatakan (00204)
sudah lama mengalami
keluhan kesemutan Komplikasi
seperti yang dirasakan vaskuler
saat ini yaitu sejak 3
bulan yang lalu.
DO :
Mikro vaskuler
- CRT 4 detik.
- Turgor kulit kering,
akral dingin
Neuropati

Parestesia
Senin DS : Hiperglikemi (DM) Keletihan
23/01/17 - Klien mengatakan sejak (00090)
13.05 3 bulan yang lalu
mempunyai keluhan
cepat merasa lelah saat
beraktivitas.
DO :
- Indeks KATZ Klien Tn. Glukosa intrasel
S termasuk dalam menurun

31
kategori mandiri dalam
makan, kontinensia Proses pembentukan
(BAB dan BAK), ATP/energi
menggunakan pakaian, terganggu
mandi, pergi ke toilet
dan berpindah.
- TD : 130/80 mmHg
- Nadi : 82 x/menit
- RR : 23 x/menit

Kelesuan fisiologis

Keletihan
Senin DS: Hiperglikemi (DM) Resiko
23/01/17 - Klien mengatakan Cedera
13.10 fungsi penglihatannya (00035)
sudah berkurang, sudah
tidak mampu lagi
melihat jarak jauh
dengan jelas, dan
menggunakan alat bantu Komplikasi
kaca mata untuk vaskuler
membaca.
- Klien mengeluh
kakinya kesemutan tapi
Mikro vaskuler
tidak mati rasa.
- Klien mengatakan
jarang memakai alas Retinopati
kaki.
DO :
- Lingkungan tempat Penglihatan tidak
tinggal Tn. S bersih, jelas
jalan rata namun agak
licin karena berlumut, Gangguan sensasi
tidak ada sampah
berserakan, kamar tidur
klien tampak rapi, lantai
rumah dari keramik,
lantai kamar mandi agak
licin dan tidak ada
pegangan dinding,
penerangan di rumah
Tn. S cukup terang pada
siang karena terdapat

32
jendela dan ventilasi
yang dibuka setiap pagi
dan pada malam hari
lampu penerangan
cukup terang namun
penerangan di kamar
mandi agak redup.
- Klien mampu bergerak
dengan bebas.
- Ada tremor.
- Barthel Indeks Tn. S
memperoleh total skor
130 yang berarti Tn. S
dalam kategori mandiri.
Senin DS : Ketidak-
23/01/17 - Klien mengatakan Kurangnya efektifan
13.10 masih suka makan informasi tentang manajemen
gorengan dan makanan penyakit kesehatan
bersantan dan minum (00078)
yang manis.
- Klien mengatakan Kurang pengetahuan
mengetahui menderita tentang program
penyakit DM dan terapeutik
kolesterol tinggi sejak 5
tahun yang lalu. Selama
5 tahun klien tidak rutin
minum obat untuk DM
dan kolesterol, klien
juga tidak mengatur
pola makannya, klien
masih mengkonsumsi
banyak gula dan
makanan berminyak.
DO :
- GDS = 251 mg/dl,
kolesterol = 386 mg/dl.
- Terdapat parestesia dan
retinopati diabetik.
- SPMSQ : Tn. S
termasuk dalam
kategori kerusakan
intelektual ringan.
- MMSE : Tn. S termasuk
dalam kategori
kerusakan aspek fungsi
mental ringan.

33
- Skala Depresi : Tn. S
dapat dikategorikan
dalam kategori
kemungkinan depresi.

P. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan diabetes melitus (00204).
2. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (00090).
3. Resiko cedera berhubungan dengan gangguan sensasi (00035).

34
No. Hari/ Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan
Tgl/J Keperawat Hasil
am an
1. Senin Ketidakefe Domain II : Domain II : Fisiologis Kompleks
23/01 ktifan Kesehatan Kelas : Manajemen Perfusi Jaringan
/17 perfusi Fisiologi Intervensi : Pencegahan Sirkulasi (4070)
13.15 jaringan Kelas : Jantung a. Lakukan penilaian sirkulasi perifer (nadi perifer) secara komprehensif.
berhubunga Paru b. Monitor panas, kemerahan, nyeri, parestesia pada ekstremitas.
n dengan Outcomes : c. Ajarkan klien cara perawatan kaki dan kuku.
d. Ajarkan senam kaki diabetik.
diabetes Perfusi Jaringan
e. Anjurkan klien menggunakan pelembab pada kulit kaki yang kering.
melitus Perifer (0407)
(00204). Indikator :
a. Pengisian kapiler
jari (4 - 5)
b. Suhu kulit ujung
kaki dan tangan
(3 - 4)
c. Parestesia (3 - 4)
2. Senin Keletihan Domain I : Domain I : Fisiologis Dasar
23/01 berhubunga Fungsi Kelas : Manajemen Aktivitas dan Latihan
/17 n dengan Kesehatan Outcomes : Manajemen Energi (0180)
13.20 kelesuan Kelas : a. Diskusikan dengan klien jenis dan banyaknya aktivitas yang bisa dilakukan.
fisiologis Pemeliharaan b. Anjurkan klien menjaga asupan nutrisi adekuat.
(00090). Energi c. Monitor sistem kardiorespirasi klien (TD, nadi, RR).
d. Lakukan ROM aktif/pasif untuk mengurangi ketegangan otot.
Outcomes :
e. Anjurkan tidur siang.
Tingkat
Kelelahan (0007)
Indikator :
a. Kelelahan (3 - 4)
b. Kelesuan (3 - 4)
c. Tingkat stres (3 -
4)
3. Senin Resiko Domain IV : Domain IV : Keamanan
23/01 cedera Pengetahuan Kelas : Manajemen Risiko
/17 berhubunga tentang Outcomes : Pencegahan Jatuh (6490)
13.25 n dengan Kesehatan & a. Anjurkan keluarga klien menyediakan pencahayaan yang cukup terang.
gangguan Perilaku b. Anjurkan klien menggunakan alas kaki yang aman.
sensasi Kelas : c. Anjurkan klien menghindari permukaan lantai yang licin.
d. Ajarkan klien untuk memodifikasi gaya berjalan (terutama kecepatan dan
(00035). Pengetahuan
pergerakan).
tentang
Kesehatan
Outcomes :
Pengetahuan
Pencegahan
Jatuh (1828)
Indikator :

35
a. Alas kaki yang
tepat (2 - 4)
b. Penggunaan
pencahayaan
lingkungan yang
benar (2 - 4)
c. Strategi untuk
menjaga
permukaan lantai
tetap aman (2 - 4)
d. Kondisi kronis
yang
meningkatkan
risiko jatuh (2 - 4)
4. Senin Ketidakefe Domain IV : Domain III : Perilaku
23/01 ktifan Pengetahuan Kelas : Pendidikan Pasien
/17 manajemen tentang Outcomes : Pengajaran : Proses Penyakit (5602)
13.25 kesehatan Kesehatan & a. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang proses penyakit.
berhubunga Perilaku b. Berikan penyuluhan tentang penyakit klien (Diabetes Mellitus).
n dengan Kelas : c. Jelaskan tentang program terapi.
d. Diskusikan tentang perubahan gaya hidup.
kurang Manajemen
e. Ajarkan teknik relaksasi otot progresif.
pengetahua Kesehatan
n tentang Outcomes :
program Manajemen Diri
terapeutik : Diabetes (1619)
(00078). Indikator :
a. Melakukan
tindakan
pencegahan
dengan perawatan
kaki (1 - 4)
b. Menjalani aturan
pengobatan sesuai
resep (2 - 4)
c. Memantau
glukosa darah (3 -
5)
d. Mengikuti diet
yang
direkomendasikan
(2 - 4)
e. Berpartisipasi
dalam olahraga
yang

36
direkomendasikan
(1 – 4)
f. Melakukan
kebiasaan hidup
secara rutin (2 -
4)
4. Ketidakefektifan manajemen kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
program terapeutik (00078).

Q. INTERVENSI KEPERAWATAN & IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


No. Tanggal Implementasi Respon TTD
DX
1. Selasa 1. Mengajarkan senam S : Tn. S mengatakan sudah Novias
24/01/17 kaki diabetik. memahami langkah-langkah
09.30 senam kaki diabetik dan akan
rutin mempraktekkan senam.
O : Tn. S mampu mempraktekkan
senam kaki diabetik.
1. Selasa 2. Mengajarkan klien caraS : Tn. S mengatakan sudah Novias
24/01/17 perawatan kaki dan memahami cara merawat kaki
10.00 kuku. dan kuku, dan akan
mempraktekkannya.
O : Tn. S mampu menyebutkan
kembali cara merawat kaki dan
kuku.
1. Selasa 3. Menganjurkan klien S : Tn. S mengatakan akan Novias
24/01/17 menggunakan pelembab menggunakan lotion pada kulit
10.30 pada kulit kaki yang kakinya.
kering.
O : Tn. S mengoleskan lotion pada
kulit kaki dan kulit yang
kering.
2. Rabu 4. Berdiskusi dengan klienS : Tn. S mengatakan aktivitas Novias
25/01/17 jenis dan banyaknya yang bisa dilakukan hanya
09.00 aktivitas yang bisa kebutuhan dasar seperti ke
dilakukan.
kamar mandi dan makan, dan
mengisi waktu luang dengan
membaca majalah.
O : Tn. S mampu memilih dan
membatasi aktivitas fisiknya.

37
2. Rabu 5. Melatih ROM aktif S : Tn. S mengatakan otot-ototnya Novias
25/01/17 untuk mengurangi terasa lemas setelah dilatih.
09.15 ketegangan otot. O : Tn. S mampu mengikuti
gerakan dengan benar.
2. Rabu 6. Menganjurkan klien S : Tn. S mengatakan akan tetap Novias
25/01/17 menjaga asupan nutrisi makan 3 kali sehari dan tidur
09.45 adekuat dan siang jika bisa.
menganjurkan untuk
O : Tn. S tampak segar.
tidur siang.
1. Rabu 7. Monitoring panas, S : Tn. S mengatakan kesemutan Novias
25/01/17 kemerahan, nyeri, sudah berkurang dan sudah
10.00 parestesia pada berlatih senam kaki.
ekstremitas, pengisian
O : Tidak ada kemerahan pada
kapiler perifer.
ekstremitas. CRT 3 detik.
2. Rabu 8. Monitoring sistem S : Tn. S mengatakan sudah Novias
25/01/17 kardiorespirasi klien membatasi aktivitasnya.
10.00 (TD, nadi, RR). O : TD = 130/80 mmHg, Nadi =
85 x/menit, RR = 22 x/menit.
3. Kamis 9. Menganjurkan klien S : Tn. S mengatakan akan Novias
26/01/17 menyediakan mengganti lampu dirumahnya
13.00 pencahayaan yang dengan lampi yang lebih
cukup terang.
terang.
O : Penerangan rumah Tn. S
redup.
3. Kamis 10. Menganjurkan klien S : Tn. S mengatakan akan Novias
26/01/17 menggunakan alas kaki memakai alas kaki yang aman.
13.10 yang aman. O : Tn. S memakai alas kaki yang
aman.
3. Kamis 11. Menganjurkan klien S : Tn. S mengatakan akan berhati- Novias
26/01/17 menghindari permukaan hati bila berjalan di permukaan
13.15 lantai yang licin. lantai yang licin.
O : Lantai dikamar mandi Tn. S
licin.
3. Kamis 12. Mengajarkan klien S : Tn. S mengatakan akan Novias
26/01/17 untuk memodifikasi berjalan pelan-pelan.
13.20 gaya berjalan. O : Tn. S tampak mempraktekkan
gaya berjalan yang pelan-pelan.
4. Kamis 13. Memberikan S : Tn. S mengatakan sudah Novias
26/01/17 penyuluhan tentang lima memahami tentang lima pilar
13.20 pilar Diabetes Mellitus. Diabetes Mellitus.

38
O : Tn. S mampu menyebutkan
lima pilar DM : obat, diet,
edukasi, latihan fisik dan
monitor kadar gula darah.
2,3. Kamis 14. Monitoring sistem S : Tn. S mengatakan sudah rutin Novias
26/01/17 kardiorespirasi klien senam kaki sehingga
13.30 (TD, nadi, RR), kesemutan sudah mulai
parestesia, kemerahan
berkurang.
ekstremitas.
O : TD = 120/80 mmHg, Nadi =
80 x/menit, RR = 20 x/menit,
tidak tampak adanya
kemerahan pada ekstremitas.
4. Jumat 15. Mengajarkan teknik S : Tn. S mengatakan otot Novias
27/01/17 relaksasi otot progresif. tubuhnya terasa rileks.
09.00 O : Tn. S mampu mengikuti teknik
relaksasi otot progresif seperti
yang diajarkan.

U. EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal Diagnosa Evaluasi TTD
Keperawatan
Rabu Ketidakefektifan S: Novias
25/01/17 perfusi jaringan - Tn. S mengatakan sudah memahami
12.00 berhubungan dengan langkah-langkah senam kaki diabetik
diabetes melitus dan sudah rutin mempraktekkan senam.
- Tn. S mengatakan sudah memahami
(00204).
cara merawat kaki dan kuku, dan sudah
mempraktekkannya.
- Tn. S mengatakan akan menggunakan
lotion pada kulit kakinya.
- Tn. S mengatakan kesemutan sudah
berkurang dan sudah berlatih senam
kaki.
O:
- Tn. S mampu mempraktekkan senam
kaki diabetik.

39
- Tn. S mampu menyebutkan kembali
cara merawat kaki dan kuku.
- Tn. S mengoleskan lotion pada kulit
kaki dan kulit yang kering.
- Tidak ada kemerahan pada
ekstremitas.
- CRT 3 detik.
A : Masalah ketidakefektifan perfusi
jaringan teratasi.
P:
- Motivasi klien untuk mempertahankan
senam kaki secara rutin.
- Motivasi klien untuk rutin melakukan
perawatan kaki dan kuku secara rutin.
Rabu Keletihan S: Novias
25/01/17 berhubungan dengan - Tn. S mengatakan aktivitas yang bisa
12.15 kelesuan fisiologis dilakukan hanya kebutuhan dasar
(00090). seperti ke kamar mandi dan makan, dan
mengisi waktu luang dengan membaca
majalah.
- Tn. S mengatakan otot-ototnya terasa
lemas setelah dilatih ROM.
- Tn. S mengatakan mempertahankan
asupan nutrisi dan tidur siang jika bisa.
O:
- Tn. S mampu memilih dan membatasi
aktivitas fisiknya
- Tn. S mampu mengikuti gerakan ROM
dengan benar.
- Tn. S tampak segar.
- TD = 130/80 mmHg, Nadi = 85
x/menit, RR = 22 x/menit
A : Masalah keletihan teratasi.
P:
- Motivasi klien untuk mempertahankan
jenis aktivitas yang bisa dilakukan.
- Monitor sistem kardiorespirasi klien.
Jumat Resiko cedera S: Novias
27/01/17 berhubungan dengan - Tn. S mengatakan sudah mengganti
11.15 gangguan sensasi lampu rumah dengan yang lebih terang
(00035). dan sudah berhati-hati saat berjalan.
O:
- Penerangan rumah Tn. S sudah cukup
terang.

40
- Gaya berjalan Tn. S pelan dan berhati-
hati.
- Tn. S memakai alas kaki yang nyaman
dan aman.
- TD = 120/80 mmHg, Nadi = 80
x/menit, RR = 20 x/menit, tidak tampak
adanya kemerahan pada ekstremitas.
A : Masalah resiko cedera teratasi.
P:
- Motivasi klien untuk mempertahankan
gaya berjalan yang pelan dan berhati-
hati.

Jumat Ketidakefektifan S:
27/01/17 manajemen kesehatan- Tn. S mengatakan sudah memahami
11.15 berhubungan dengan tentang lima pilar Diabetes Mellitus
kurang pengetahuan dan akan mempraktekkan kelima pilar
tersebut.
tentang program
- Tn. S mengatakan otot tubuhnya terasa
terapeutik (00078). rileks setelah diajarkan teknik relaksasi.
O:
- Tn. S mampu menyebutkan lima pilar
DM : obat, diet, edukasi, latihan fisik
dan monitor kadar gula darah.
- Tn. S mampu mengikuti teknik
relaksasi otot progresif seperti yang
diajarkan.
A : Masalah ketidakefektifan
manajemen kesehatan teratasi.
P:
- Monitor perubahan gaya hidup klien.

41

Anda mungkin juga menyukai