Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS PADA LANSIA

Nama : M. Afdi Putra Wardhana


Nim : P07520117085
Kelas : IIIB/3B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN


KESEHATAN MEDAN
JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D-III
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS PADA LANSIA

Pendahuluan
Proses menua adalah keadaan yang tidak dapat dihindarkan. Manusia
seperti halnya semua makhluk hidup didunia ini mempunyai batas keberadaannya
dan akan berakhir dengan kematian. Perubahan-perubahan pada usia lanjut dan
kemunduran kesehatannya kadang-kadang sukar dibedakan dari kelainan patologi
yang terjadi akibat penyakit. Dalam bidang endokrinologi hampir semua produksi dan
pengeluaran hormon dipengaruhi oleh enzim-enzim yang sangat dipengaruhi oleh
proses menjadi tua.
Diabetes mellitus yang terdapat pada usia lanjut gambaran klinisnya
bervariasi luas dari tanpa gejala sampai dengan komplikasi nyata yang kadang-
kadang menyerupai penyakit atau perubahan yang biasa ditemui pada usia lanjut.

A.     Konsep Dasar Penyakit


1.      Definisi
Diabetes melitus merupakan kelainan metabolisme yang kronis terjadi
defisiensi insulin atau retensi insulin, di tandai dengan tingginya keadaan glukosa
darah (hiperglikemia) dan glukosa dalam urine (glukosuria) atau merupakan
sindroma klinis yang ditandai dengan hiperglikemia kronik dan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sehubungan dengan kurangnya sekresi
insulin secara absolut / relatif dan atau adanya gangguan fungsi insulin.
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Mansjoer, 2000).
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan
Suddarth, 2002).
Diabetes mellitus merupakan penyakit sistemis, kronis, dan multifaktorial
yang dicirikan dengan hiperglikemia dan hipoglikemia. ( Mary,2009)

2.      Epidemiologi
Diabetes terutama prevalen diantara kaum lanjut usia. Diantara individu yang
berusia lebih dari 65 tahun, 8,6% menderita diabetes tipe II. Angka ini mencakup
15% populasi pada panti lansia.
  
3.      Etiologi
Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan bertambahnya umur, intoleransi
terhadap glukosa juga meningkat, jadi untuk golongan usia lanjut diperlukan batas
glukosa darah yang lebih tinggi daripada orang dewasa non usia lanjut.
Pada NIDDM, intoleransi glukosa pada lansia berkaitan dengan obesitas,
aktivitas fisik yang berkurang,kurangnya massa otot, penyakit penyerta,
penggunaaan obat-obatan, disamping karena pada lansia terjadi penurunan sekresi
insulin dan insulin resisten. Lebih dari 50% lansia diatas 60 tahun yang tanpa
keluhan, ditemukan hasil Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) yang abnormal.
Intoleransi glukosa ini masih belum dapat dikatakan sebagai diabetes. Pada usia
lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan insulin terutama pada post reseptor.
Pada lansia cenderung terjadi peningkatan berat badan, bukan karena
mengkonsumsi kalori berlebih namun karena perubahan rasio lemak-otot dan
penurunan laju metabolisme basal. Hal ini dapat menjadi faktor predisposisi
terjadinya diabetes mellitus. Penyebab diabetes mellitus pada lansia secara umum
dapat digolongkan ke dalam dua besar :
a.       Proses menua/kemunduran (Penurunan sensitifitas indra pengecap, penurunan
fungsi pankreas, dan penurunan kualitas insulin sehingga insulin tidak berfungsi
dengan baik).
b.      Gaya hidup (life style) yang jelek (banyak makan, jarang olahraga, minum alkohol,
dll.)
Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress juga dapat menjadi penyebab
terjadinya diabetes mellitus.
Selain itu perubahan fungsi fisik yang menyebabkan keletihan dapat menutupi tanda
dan gejala diabetes dan menghalangi lansia untuk mencari bantuan medis.
Keletihan, perlu bangun pada malam hari untuk buang air kecil, dan infeksi yang
sering merupakan indikator diabetes yang mungkin tidak diperhatikan oleh lansia dan
anggota keluarganya karena mereka percaya bahwa hal tersebut adalah bagian dari
proses penuaan itu sendiri.

4.      Klasifikasi
a.       Diabetes melitus tipe I :
Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut baik
melalui proses imunologik maupun idiopatik. Karakteristik Diabetes Melitus tipe I:
1)      Mudah terjadi ketoasidosis
2)      Pengobatan harus dengan insulin
3)      Onset akut
4)      Biasanya kurus
5)      Biasanya terjadi pada umur yang masih muda
6)      Berhubungan dengan HLA-DR3 dan DR4
7)      Didapatkan antibodi sel islet
8)      10%nya ada riwayat diabetes pada keluarga
b.      Diabetes melitus tipe II :
Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin
relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin.
Karakteristik DM tipe II :
1)      Sukar terjadi ketoasidosis
2)      Pengobatan tidak harus dengan insulin
3)      Onset lambat
4)      Gemuk atau tidak gemuk
5)      Biasanya terjadi pada umur > 45 tahun
6)      Tidak berhubungan dengan HLA
7)      Tidak ada antibodi sel islet
8)      30%nya ada riwayat diabetes pada keluarga
9)      ± 100% kembar identik terkena

5.      Manifestasi Klinis
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada lansia
umumnya tidak ada. Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang
ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau
bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan,
akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi
polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut. Sebaliknya yang sering mengganggu
pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah
dan saraf.
Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua,
sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus
dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan
penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot
(neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan
lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering
ditemukan adalah :
a.       Katarak
b.      Glaukoma
c.       Retinopati
d.      Gatal seluruh badan
e.       Pruritus Vulvae
f.       Infeksi bakteri kulit
g.       Infeksi jamur di kulit
h.      Dermatopati
i.        Neuropati perifer
j.        Neuropati viseral
k.      Amiotropi
l.        Ulkus Neurotropik
m.    Penyakit ginjal
n.      Penyakit pembuluh darah perifer
o.      Penyakit koroner
p.      Penyakit pembuluh darah otak
q.      Hipertensi

6.      Patofisiologi
Dalam proses metabolisme, insulin memegang peranan penting yaitu
memasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar. Insulin
adalah suatu zat atau hormon yang dihasilkan oleh sel beta di pankreas. Bila insulin
tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel dengan akibat glukosa akan tetap
berada di pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di dalam darah meningkat.
Pada Diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas. Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan
predisposisi untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas. Respon autoimun dipacu
oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel pulau langerhans dan terhadap insulin itu
sendiri.
Pada diabetes melitus tipe 2 yang sering terjadi pada lansia, jumlah insulin
normal  tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang
kurang sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam darah
menjadi meningkat

7.      Pathway

8.      Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan
aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi
vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah
mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
a.       Diet
Suatu perencanaan makanan yang terdiri dari 10% lemak, 15% Protein, 75%
Karbohidrat kompleks direkomendasikan untuk mencegah diabetes. Kandungan
rendah lemak dalam diet ini tidak hanya mencegah arterosklerosis, tetapi juga
meningkatkan aktivitas reseptor insulin.
b.      Latihan
Latihan juga diperlukan untuk membantu mencegah diabetes. Pemeriksaan
sebelum latihan sebaiknya dilakukan untuk memastikan bahwa klien lansia secara
fisik mampu mengikuti program latihan kebugaran. Pengkajian pada tingkat aktivitas
klien yang terbaru dan pilihan gaya hidup dapat membantu menentukan jenis latihan
yang mungkin paling berhasil. Berjalan atau berenang, dua aktivitas dengan dampak
rendah, merupakan permulaan yang sangat baik untuk para pemula. Untuk lansia
dengan NIDDM, olahraga dapat secara langsung meningkatkan fungsi fisiologis
dengan mengurangi kadar glukosa darah, meningkatkan stamina dan kesejahteraan
emosional, dan meningkatkan sirkulasi, serta membantu menurunkan berat badan.
c.       Pemantauan
Pada pasien dengan diabetes, kadar glukosa darah harus selalu diperiksa
secara rutin. Selain itu, perubahan berat badan lansia juga harus dipantau untuk
mengetahui terjadinya obesitas yang dapat meningkatkan resiko DM pada lansia.
d.      Terapi (jika diperlukan)
Sulfoniluria adalah kelompok obat yang paling sering diresepkan dan efektif
hanya untuk penanganan NIDDM. Pemberian insulin juga dapat dilakukan untuk
mepertahankan kadar glukosa darah dalam parameter yang  telah ditentukan untuk
membatasi komplikasi penyakit yang membahayakan.
e.       Pendidikan
1)      Diet yang harus dikomsumsi
2)      Latihan
3)      Penggunaan insulin

9.      Pemeriksaan Diagnostik
a.       Glukosa darah sewaktu
b.      Kadar glukosa darah puasa
c.       Tes toleransi glukosa
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
a.       Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
b.      Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
c.       Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl
10.  Prognosis
Prognosis DM usia tergantung pada beberapa hal dan tidak selamanya
buruk. Pasien  tua dengan tipe II (DMTTI) yang terawat dengan baik prognosisnya
baik. Pada pasien DM yang jatuh dalam koma hipoglikemia prognosisnya kurang
baik.

11.  Komplikasi Diabetes Melitus


Komplikasi diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi akut dan kronis. Yang
termasuk dalam komplikasi akut adalah hipoglikemia, diabetes ketoasidosis (DKA),
dan hyperglycemic hyperosmolar nonketocic coma (HHNC). Yang termasuk dalam
komplikasi kronis adalah retinopati diabetic, nefropati diabetic, neuropati,
dislipidemia, dan hipertensi.
a.       Komplikasi akut
1)      Diabetes ketoasidosis
Diabetes ketoasidosis adalah akibat yang berat dari deficit insulin yang berat
pada jaringan adipose, otot skeletal, dan hepar. Jaringan tersebut termasuk sangat
sensitive terhadap kekurangan insulin. DKA dapat dicetuskan oleh infeksi ( penyakit)
b.      Komplikasi kronis
1)      Retinopati diabetic
Lesi paling awal yang timbul adalah mikroaneurism pada pembuluh retina.
Terdapat pula bagian iskemik, yaitu retina akibat berkurangnya aliran darah retina.
Respon terhadap iskemik retina ini adalah pembentukan pembuluh darah baru, tetapi
pembuluh darah tersebut sangat rapuh sehingga mudah pecah dan dapat
mengakibatkan perdarahan vitreous. Perdarahan ini bisa mengakibatkan ablasio
retina atau berulang yang mengakibatkan kebutaan permanen.
2)      Nefropati diabetic
Lesi renal yang khas dari nefropati diabetic adalah glomerulosklerosis yang
nodular yang tersebar dikedua ginjal yang disebut sindrom Kommelstiel-Wilson.
Glomeruloskleriosis nodular dikaitkan dengan proteinuria, edema dan hipertensi. Lesi
sindrom Kommelstiel-Wilson ditemukan hanya pada DM.
3)      Neuropati
Neuropati diabetic terjadi pada 60 – 70% individu DM. neuropati diabetic yang
paling sering ditemukan adalah neuropati perifer dan autonomic.
4)      Displidemia
Lima puluh persen individu dengan DM mengalami dislipidemia.
5)      Hipertensi
Hipertensi pada pasien dengan DM tipe 1 menunjukkan penyakit ginjal,
mikroalbuminuria, atau proteinuria. Pada pasien dengan DM tipe 2, hipertensi bisa
menjadi hipertensi esensial. Hipertensi harus secepat mungkin diketahuin dan
ditangani karena bisa memperberat retinopati, nepropati, dan penyakit
makrovaskular.
6)      Kaki diabetic
Ada tiga factor yang berperan dalam kaki diabetic yaitu neuropati,
iskemia, dan sepsis. Biasanya amputasi harus dilakukan. Hilanggnya sensori
pada kaki mengakibatkan trauma dan potensial untuk ulkus. Perubahan
mikrovaskuler dan makrovaskuler dapat mengakibatkan iskemia jaringan dan
sepsis. Neuropati, iskemia, dan sepsis bisa menyebabkan gangrene dan
amputasi.
7)      Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan dengan kadar glukosa darah di bawah 60
mg/dl, yang merupakan komplikasi potensial terapi insulin atau obat hipoglikemik
oral. Penyebab hipoglikemia pada pasien sedang menerima pengobatan insulin
eksogen atau hipoglikemik oral.
LAPORAN PRAKTIK
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA TN. S DIABETES MELLTIUS DI BINJAI

Hari &Tanggal pengkajian : Senin, 18 MEI 2020

A.    IDENTITAS UMUM
Identitas Klien
Nama                                             : Tn. S
Umur                                              : 65 Tahun
Jenis kelamin                                 : Laki-Laki
Status                                            : Duda
Agama                                           : Islam
Suku                                              : Jawa
Pendidikan                                     : SLTA
Alamat                                            : Jalan Randu Pasar III Tandem LK 3 Binjai Utara
Pekerjaan/Riwayat pekerjaan        : wiraswasta                        
Diagnosa Medis/masalah KDM     : Diabetes Mellitus
    
Identitas Penanggungjawab
Nama                                                   : Tn. W
Umur                                                   : 58 Tahun
Jenis kelamin                                       : Laki-laki
Alamat                                                 : Jalan Randu Pasar III Tandem LK 3 Binjai Utara
Hub dengan klien                                : Keluarga

B.     KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh kedua kakinya terasa kesemutan namun tidak mati rasa.

C.    RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Klien mengatakan sudah lama mengalami keluhan seperti yang dirasakan saat
ini yaitu sejak 3 bulan yang lalu. Klien mengatakan sudah minum obat untuk DM dan
kolesterol namun tidak rutin. Klien rutin datang ke Puskesmas setiap satu bulan sekali.
Kontrol terakhir hasil GDS = 251 mg/dl, kolesterol = 386 mg/dl. Obat yang diminum
Metformin 500 mg 3x1, Simvastatin 10 mg 1x1. Klien mengatakan masih suka makan
gorengan dan makanan bersantan dan minum yang manis. Klien mengatakan sejak 3
bulan yang lalu mempunyai keluhan cepat merasa lelah saat beraktivitas dan
mempunyai penyakit hipertensi .

D.    RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


Klien mengatakan mengetahui menderita penyakit DM dan kolesterol tinggi sejak 5 tahun
yang lalu. Selama 5 tahun klien tidak rutin minum obat untuk DM dan kolesterol, klien juga
tidak mengatur pola makannya, klien masih mengkonsumsi banyak gula dan makanan
berminyak. Klien pernah menjalani operasi hernia pada tahun 2011.
E.     RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Keluarga klien mengatakan bahwa dalam anggota keluarganya, ada yang mempunyai
riwayat hipertensi dan diabetes melitus. Anak klien dan kakak klien ada yang menderita
diabetes melitus.

F.     RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Tn. S tinggal di rumah bersama dengan anak Keluarga Rumah, Lingkungan tempat tinggal
Tn. S bersih, jalanan tidak rata karena rumah Tn. S berada di jalan dataran namun tidak licin
namun saat musim hujan, tidak ada sampah berserakan, kamar tidur klien tampak rapi,
lantai rumah dari keramik, lantai kamar mandi agak licin dan tidak ada pegangan dinding

G.    RIWAYAT REKREASI
Klien mengatakan tidak pernah berpergian jauh. Sehari-hari klien menghabiskan waktu
di dalam rumah, klien mengisi waktu luang dengan membersihkan Rumah dan menjaga
sawah.

H.  SUMBER/SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN


1 1.         Sumber Pendapatan :
Selama ini, biaya kehidupan Tn. S tercukupi oleh keluarga Tn. S yang setiap bulan
memberinya uang untuk kebutuhan Tn. S sehari-hari.
2.         Sumber Support Sosial :
Tn. S mendapat dukungan sosial dari keluarga yang tinggal saling berdekatan dengan
rumah Tn. S. Keluarga Tn. S selalu memperhatikan Tn. S.

I.       DESKRIPSI HARI KHUSUS


Tn. S mengatakan tidak ada hari khusus bagi dirinya.

J.      TINJAUAN PER SISTEM

1 Keadaan Umum : Baik


a Tekanan darah : 170/90 mmHg

b Nadi : 70 x/menit

c RR : 22 x/menit

d Suhu : 36,7 C

2 Kulit dan kuku

Inspeksi

a Warna kulit : Coklat


Warna kuku tampak kecoklatan, tampak
menebal dan mengeras
b Lesi : tidak ada lesi
c Pigmentasi berlebih : tidak ada pigmentasi berlebih

d Jaringan parut : tidak ada jaringan parut

e Distribusi rambut : rambut tipis, beruban

f Kebersihan kuku : kuku terpotong pendek, rapi


dan bersih
g Kelainan pada kuku : tidak ada kelainan pada kuku

h Bulla (lepuh) : tidak terdapat bulla (lepuh)

i Ulkus : tidak terdapat ulkus

Palpasi

a Tekstur : tekstur kulit keriput


b Turgor : turgor kulit lembab

c Pitting edema : tidak terdapat pitting edema

d Capilarry refill time : 3 detik

3 Kepala

Inspeksi

a Bentuk kepala : Bentuk kepala mesocepal


b Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe dan
kotoran
c Warna rambut : Putih beruban

d Kulit kepala : Bersih, tidak terdapat


ketombe, tidak terdapat lesi.
e Distribusi rambut : Merata

f Kerontokan rambut : Tidak

g Benjolan di kepala : Tidak ada benjolan di kepala

h Temuan/keluhan lain : Tidak ada

Palpasi

a Nyeri kepala : Klien mengeluh adanya nyeri


kepala
b Temuan/keluhan lain : Tidak ada

4 Mata

Inspeksi

a Ptosis : Ya, ada penurunan kelopak


mata bagian atas.
b Iris : Warna kecoklatan

c Konjungtiva : Konjungtiva tidak anemis


d Sklera : Sklera tidak ikterik

e Kornea : Kornea jernih

f Pupil : Isokor

g Peradangan : Tidak ada peradangan

h Katarak : Tidak ada katarak

j Gerak bola mata : Gerakan bola mata simetris

k Alat bantu penglihatan : Klien tidak menggunakan alat


bantu penglihatan

Palpasi

a Kelopak mata : Tidak terdapat nyeri tekan


pada kelopak mata, terdapat
kantung mata
5 Telinga

Inspeksi

a Bentuk telinga : Bentuk telinga simetris


b Lesi : Tidak terdapat lesi

c Peradangan : Tidak tampak adanya


peradangan pada telinga
d Kebersihan telinga luar : Telinga luar tampak bersih

e Kebersihan lubang telinga : Tampak adanya sedikit


serumen pada kedua telinga.
f Membran timpani : Membran timpani utuh

Palpasi

a Daun telinga : Tidak terdapat benjolan dan


tidak ada nyeri tekan pada
daun telinga
6 Hidung dan sinus

Inspeksi

a Bentuk : Bentuk hidung simetris


b Peradangan : Tidak tampak adanya
peradangan pada hidung
c Penciuman : Fungsi penciuman baik, klien
dapat membedakan bau
Palpasi

a Sinusitis : Tidak tampak adanya sinusitis


b Temuan / keluhan lainnya : Tidak terdapat nyeri tekan
pada hidung
7 Mulut dan tenggorokan

Inspeksi

b Mukosa : Mukosa bibir lembab


c Bibir pecah-pecah : Tidak ada

d Kebersihan gigi : Gigi tampak bersih

e Gigi berlubang : Tidak ada

f Gusi berdarah : Tidak ada perdarahan pada


gusi
g Kebersihan lidah : Lidah tampak kotor

h Pembesaran tonsil : Tidak tampak adanya


pembesaran tonsil
i Temuan yang lain : Tidak ada stomatitis, tidak ada
kesulitan mengunyah maupun
menelan makanan
8 Leher

Inspeksi kesimetrisan leher : Leher tampak simetris


Palpasi

a Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran


kelenjar limfe
b Pembesaran  kelenjar : Tidak ada pembesaran
tyroid kelenjar tiroid
9 Payudara
a Bentuk : -

b Kesimetrisan : -

c Benjolan : -

d Temuan / keluhan lainnya : -

1 Dada  dan tulang belakang


0
Inspeksi

a Bentuk dada : Bentuk dada simetris


b Kelainan bentuk dada : Tidak ada kelainan bentuk
dada
c Kelainan tulang belakang : Tidak terdapat kelainan tulang
belakang
1 Pernafasan
1
Inspeksi

a Pengembangan dada : Pengembangan dada simetris


b Pernafasan : Irama nafas teratur
c Retraksi interkosta : Tidak ada retraksi interkosta

d Nafas cuping hidung : Tidak ada pernafasan cuping


hidung
Palpasi

a Taktil fremitus : Taktil fremitus kanan = taktil


fremitus kiri
b Pengembangan dada : Pengembangan dada simetris

Perkusi : Perkusi sonor

Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler

a Suara tambahan : Tidak ada suara nafas


tambahan seperti wheezing,
ronchi  dan krekles    
b Temuan / keluhan lainnya : Tidak teraba massa dan nyeri
tekan pada area dada
1 Kardiovaskuler
2
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada IC V
midclavicula sinistra
a Iktus kordis : Tidak tampak

b Nadi radialis : 70 x/menit teraba teratur

Perkusi : Redup

Auskultasi

a Bunyi jantung : Bunyi jantung I, dan II murni.


Tidak terdengar suara
tambahan
1 Gastrointestinal
3
Inspeksi : Bentuk abdomen datar
Auskultasi : Peristaltik usus 8 x/menit

Perkusi : Timpani

Palpasi : Tidak teraba massa, tidak


terdapat nyeri tekan pada
abdomen.
1 Perkemihan
4
a Warna urin : Warna urin kuning
b Jumlah urin : ± 1500 cc/hari

c Nyeri saat BAK : Tidak nyeri saat BAK

d Hematuria : Tidak ada hematuria


e Rasa terbakar saat BAK : Tidak ada rasa terbakar saat
BAK
f Perasaan tidak lampias : Tidak ada
(anyang-anyangan)
g Mengompol : Tidak ada

h Tidak bisa BAK : Tidak ada

1 Muskuloskeletal
5
Inspeksi

a Lesi kulit : Tidak ada


b Tremor : Tidak ada

Palpasi

a Tonus otot ekstremitas atas : Baik


b Tonus otot ekstremitas : Baik
bawah
c Kekuatan ekstremitas atas : Kuat (skor 5)

d Kekuatan ekstremitas : Kuat (skor 5)


bawah
e Rentang gerak :  Klien mampu bergerak
dengan bebas
f Edema kaki : Tidak terdapat edema

g Refleks Bisep : Kanan (+) Kiri (+)

h Refleks Trisep : Kanan (+) Kiri (+)

j Refleks patella : Kanan (+) Kiri (+)

j Refleks Achilles : Kanan (+) Kiri (+)

k Deformitas sendi : Tidak ada

l Nyeri ekstremitas : Tidak ada

1 SSP (N I – XII)
6
a Olfaktori : Fungsi penciuman baik. Klien
masih dapat membedakan bau
b Optikus : Fungsi penglihatan sudah
berkurang. Klien tidak mampu
lagi melihat jarak jauh dengan
jelas
c Okulomotorius : Gerakan bola mata simetris

d Throklear : Klien mampu memggerakan


bola mata ke atas dan ke
bawah
e Trigeminus : Klien mampu mengunyah baik

f Abdusen : Baik

g Facialis : Bentuk bibir simetris

h Auditori : Fungsi pendengaran masih


baik
i Glosofaringeal : Klien mampu merasakan
sensasi rasa pada lidah
j Vagus : Klien mampu menelan
makanan
k Aksesorius : Klien mampu menoleh ke kiri
dan ke kanan, klien mampu
mengangkat kedua bahu
dengan simetris
l Hipoglosus : Pengucapan kata masih jelas,
tidak ada pelo
1 Sistem Endokrin
7
a Pembesaran tiroid : Tidak ada pembesaran tiroid
b Riwayat penyakit metabolik : Tidak ada riwayat penyakit
metabolik seperti DM
1 Genetalia dan anal
8
a Kebersihan : Bersih
b Haemoroid : Tidak ada haemoroid

c Kesan (bau) : Tidak ada bau pesing atau bau


tidak enak

K.    PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL, EKONOMI DAN SPIRITUAL

1 Psikososial

Hubungan dengan orang lain : Klien mampu berinteraksi


dengan baik dengan keluarga
dan orang-orang lain di
sekitarnya.
Kebiasaan lansia : Tn. S sering berkomunikasi
berinteraksi  dengan teman dengan teman lansia di
dekatnya. Tn. S mempunyai
kebiasaan mengobrol dengan
teman lansianya pada sore
hari
Stabilitas emosi : Keluarga klien mengatakan
bahwa Tn. S tidak pernah
marah-marah di rumah
Harapan klien : Klien mengatakan ingin agar
tekanan darahnya bisa normal
dan bisa selalu sehat
Frekuensi kunjungan keluarga : Keluarga Tn. S tinggal
berdekatan dengan rumah
Tn.S, keluarga Tn.S sering
mengunjungi Tn.S di rumah
setiap harinya
Pertengkaran dengan  teman : Klien mengatakan tidak ada
pertengkaran dengan teman-
temannya
Curiga dengan teman : Tidak ada

2 Sosial Ekonomi

Pekerjaan : Klien tidak bekerja sebagai


pegawai tapi bekerja menjaga
sawah.
Penghasilan : Biaya kehidupan Tn. S
tercukupi dari keluarga dan
hasil panen dari sawah
Asuransi  kesehatan/jaminan : Klien memiliki asuransi
pelayanan kesehatan ataupun jaminan pelayanan
kesehatan (BPJS)
Jumlah keluarga : Klien memiliki 6 orang
keluarga
3 Identifikasi masalah emosional
Pertanyaan tahap 1 :

Mengalami kesulitan tidur? : Klien mengatakan mengalami


kesulitan tidur.
Klien mengatakan sering
terbangun pada malam hari
Merasa gelisah? : Klien mengatakan tidak
mempunyai perasaan gelisah.
Sering murung dan menangis : Klien mengatakan tidak pernah
sendiri? merasa murung, karena
merasa terhibur dengan
keluarganya yang tinggal
di dekat rumah.
Sering khawatir? : Klien mengatakan tidak pernah
merasa khawatir. Klien
mengatakan selalu ke Mesjid
dan berdoa kepada Allah

L.     PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN


Indeks KATZ
Klien Tn. S termasuk dalam kategori mandiri dalam makan, kontinensia (BAB dan BAK),
menggunakan pakaian, mandi, pergi ke toilet dan berpindah.
Barthel Indeks

No Kriteria Skor Keterangan


1. Makan 10 Frekuensi 3 x sehari
5   : bantuan Jumlah 1 piring/sekali
10 : mandiri makan
Jenis nasi, sayur, lauk
2. Minum 10 Frekuensi 6 x sehari
5   : bantuan Jumlah ± 1500 cc
10 : mandiri Jenis air putih
3. Berpindah dari kursi ke 15
tempat tidur/sebaliknya
10   : bantuan
15   : mandiri
4. Personal toilet (cuci muka, 5 Frekuensi 2 x sehari
menyisir rambut, gosok (pagi dan sore hari)
gigi)
0   : bantuan
5   : mandiri
5. Keluar masuk toilet 10
(mencuci pakaian, menyeka
tubuh dan menyiram)
5   : bantuan
10 : mandiri
6. Mandi 15
5   : bantuan
15 : mandiri
7. Jalan di permukaan datar 5
0   : bantuan
5   : mandiri
8. Naik turun tangga 10
5   : bantuan
10 : mandiri
9. Mengenakan pakaian 10
5   : bantuan
10 : mandiri
10 Kontrol Bowel (BAB) 10 Frekuensi 1 hari sekali
. 5   : bantuan Konsistensi lunak
10 : mandiri
11 Kontrol Bladder (BAK) 10 Frekuensi 6-7 x/hari
. 5   : bantuan Warna kuning
10 : mandiri
12 Olahraga/latihan 10 Frekuensi 1 x seminggu
. 5   : bantuan Jenis jalan kaki
10 : mandiri
13 Rekreasi/pemanfaatan 10 Frekuensi setiap hari
No Kriteria Skor Keterangan
. waktu luang
5   : bantuan
10 : mandiri
Keterangan :   
130       : Mandiri
                        65-125  : Ketergantungan sebagian
                        60        : Ketergantungan total

Interpretasi hasil pemeriksaan : Klien Tn. S saat dilakukan pemeriksaan dengan Barthel
Indeks (instrument untuk mengukur kemandirian dalam hal perawatan diri dan mobilitas),
Tn. S memperoleh total skor 130 yang berarti Tn. S dalam kategori mandiri.

SKOR NORTON

Aspek yang Dikaji Score


Kondisi fisik umum :
Baik 4
Kesadaran
Komposmentis 4
Akivitas
Ambulan 4
Mobilitas
Bergerak bebas 4
Inkontinensia
Tidak ada 4
Total Score 20
            Kategori skor :
            16-20   : Kecil sekali/tak terjadi
            12-15   :Kemungkinan kecil terjadi
            <12      : Kemungkinan besar terjadi

Interpretasi/kesimpulan :
Klien Tn. S saat dilakukan pemeriksaan dengan Skala Norton, Tn. S memperoleh total
skor 20 yang berarti Tn. S dalam kategori resiko dekubitus kecil sekali/tak terjadi.

M.   PENGKAJIAN STATUS MENTAL KLIEN


1.      Identifikasi tingkat intelektual dengan SPMSQ (Short Portable Mental Status
Quesioner)
No Pertanyaan Benar Salah Ket.
.
1. Tanggal berapa hari ini? √ Klien
menjawab tanggal
20
2. Hari apa sekarang? √ Klien menjawab
hari ini hari Rabu
3. Apa nama tempat ini? √ Klien menjawab ini
adalah rumahnya
4. Dimana alamat anda? √ Klien menjawab di
Jalan Randu Pasar
III Tandem LK 3
Binjai Utara
5. Berapa umur anda? √ Klien
menjawab 65 tahun
6. Kapan anda lahir (minimal √ Klien menjawab
tahun lahir)? Januari 1955
7. Siapa presiden Indonesia √ Klien menjawab
sekarang? Pak Suharto
8. Siapa presiden Indonesia √ Klien
sebelumnya? menjawab tidak
tahu
9. Siapa nama ibu anda? √ Klien menjawab
Ibu warsini
10. Berapa 20-3? Tetap √ Klien menjawab 20-
pengurangan 3 dari setiap 3 = 17
angka baru, semua secara
menurun berurutan.
Jumlah

Interpretasi Hasil :
Salah 0-2         : Fungsi intelektual utuh
Salah 3-4         : Kerusakan intelektual ringan
Salah 5-7         : Kerusakan intelektual sedang
Salah 8-10       : Kerusakan intelektual berat

Interpretasi/kesimpulan :
Klien Tn. S saat dilakukan pemeriksaan dengan kuesioner SPMSQ, Tn. S
menjawab 8 pertanyaan dengan benar dan menjawab 2 pertanyaan dengan salah.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, Tn. S termasuk dalam kategori fungsi intelektual utuh.

2.      Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini
Mental Status Exam)
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
□   Tahun : 2020(benar)
□   Musim : Hujan (benar)
□   Tanggal : 20(benar)
□   Hari: Rabu (benar)
□   Bulan : MEI (benar)
Orientasi 5 5 Dimana kita sekarang
□   Kabupaten Binjai(benar)
□   Kecamatan Binjai Utara (benar)
□   Kelurahan Jati utomo (benar)
□   Dusun Randu (benar)
□   RW 3 (benar)
2 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 obyek (oleh
pemeriksa) 1 detik untuk
mengatakan masing-masing
obyek. Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga obyek tadi
(untuk disebutkan)
□   Obyek 1 : Rumah (benar)
□   Obyek 2 : Pasar (benar)
□   Obyek 3 : Puskesmas (benar)
3 Perhatian dan 5 0 Minta klien untuk memulai dari
kalkulasi angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali
Klien tidak dapat berhitung
4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada no 2 tadi, bila
benar 1 point untuk masing-
masing obyek
□   Obyek 1 : Rumah (benar)
□   Obyek 2 : Pasar (benar)
□   Obyek 3 : Puskesmas (benar)
5 Bahasa 9 9 Tunjukkan pada klien suatu
benda dan tanyakan namanya
pada klien
□   Mengetahui nama : kertas (benar)
Minta pada klien untuk
mengulang   kata berikut “tak ada
jika, dan, atau, tetapi”. Bila benar,
nilai 1 poin.
□   Tak ada jika (benar)
□   Dan (benar)
□   Atau (benar)
□   Tetapi (benar)
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri dari 3
langkah : “Ambil kertas di tangan
anda. Lipat dua dan taruh di
lantai”
□   Ambil kertas (benar)
□   Lipat dua (benar)
□   Taruh di lantai (benar)

Perintahkan pada klien untuk hal


berikut  Tutup mata anda
□   Aktifitas sesuai perintahTutup
mata anda (benar)
Total nilai 25

>23           : Aspek kognitif dari fungsi mental baik


18-22        : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤ 17          : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

Interpretasi hasil :
Klien Tn. S saat dilakukan pemeriksaan dengan kuesioner MMSE, Tn. S memperoleh total
skor sebanyak 25, Tn. S termasuk dalam kategori aspek kognitif dari fungsi mental baik.

3.      Skala depresi
Sesuaikan jawaban klien dengan jawaban yang sesuai  pada instrument.

Jawaban yang
No Pertanyaan
sesuai
Apakah anda sebenarnya puas dengan
1 TIDAK
kehidupan anda
Apakah anda telah meninggalkan banyak
2 TIDAK
kegiatan dan minat/kesenangan anda?
Apakah anda merasa kehidupan anda
3 YA
kosong?
4 Apakah anda merasa sering bosan? YA
Apakah anda mempunyai semangat yang
5 ya
baik setiap saat?
Apakah anda merasa takut sesuatu yang
6 YA
buruk akan terjadi pada anda?
Apakah anda merasa bahagia untuk
7 ya
sebagian besar hidup anda?
Jawaban yang
No Pertanyaan
sesuai
Apakah anda merasa sering tidak
8 YA
berdaya?
Apakah anda lebih sering di rumah
9 daripada pergi keluar dan mengerjakan YA
sesuatu hal yang baru?
Apakah anda merasa mempunyai banyak
10 masalah dengan daya ingat anda YA
dibandingkan kebanyakan orang?
Apakah anda pikir bahwa hidup anda
11 TIDAK
sekarang menyenangkan?
Apakah anda merasa tidak berharga
12 TIDAK
seperti perasaan anda saat ini?
13 Apakah anda merasa penuh semangat? TIDAK
Apakah anda merasa bahwa keadaan
14 TIDAK
anda tidak ada harapan?
Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih
15 YA
baik keadaannya dari pada anda?
Total score 2

*) Setiap jawaban yang sesuai mempunyai skor 1


Keterangan :
Score  5 -9                   : Kemungkinan depresi
Score 10  atau lebih     : Depresi

Interpretasi/kesimpulan :
Klien Tn. S saat dilakukan pemeriksaan dengan kuesioner Skala Depresi, Tn.S memperoleh
total skor sejumlah 2 sehingga Tn. S dapat dikategorikan dalam kategori tidak depresi.

N.    PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN

Kebiasaan merokok : Klien merokok


Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1 Kebutuhan nutrisi

Frekuensi makan : 3 x sehari, teratur


Jumlah makanan yang : 1 porsi habis
dihabiskan
Snack : Tidak ada

2 Pemenuhan cairan

Frekuensi minum : 6 gelas


Jenis minuman : Air putih, terkadang kopi dan teh
manis
3 Pola kebiasaan tidur

Jumlah waktu tidur : 5 jam


Gangguan tidur : Sering terbangun pada malam
hari
Penggunaan waktu luang : Pergi ke sawah untuk
memantau
4 Pola eliminasi BAB

Frekuensi BAB : 1 hari sekali


Konsistensi : Lembek

Gangguan BAB : Tidak ada gangguan dalam BAB

5 Pola eliminasi BAK

Frekuensi : 6-7 kali/hari


Warna urin : Kuning jernih

Gangguan BAK : Tidak ada gangguan dalam BAK

6 Pola aktifitas

Kegiatan produktif  yg : Memantau sawah,


dilakukan membersihkan pekarangan
rumah
7 Pola pemenuhan personal
hygiene
Mandi : 2x sehari
Memakai sabun : Ya

Sikat gigi : 2x sehari saat mandi

Menggunakan pasta gigi : Ya

Berganti pakaian bersih 2x sehari pagi dan sore setelah


mandi

O.  PROGRAM TERAPI

No Nama obat Dosis


1 Metformin 500 mg 3 x 1
2 Simvastatin 10 mg 1x1

P.     ANALISA DATA

Hari/ Tgl/ Data Etiologi Problem


Jam
Senin DS : Hiperglikemi (DM) Ketidak-
18/05/20           Klien mengeluh kedua   efektifan
11.00 kakinya terasa kesemutan perfusi
namun tidak mati rasa. jaringan
          Klien mengatakan perifer
sudah lama mengalami (00204)
keluhan kesemutan sepert
i yang dirasakan saat Komplikasi
ini yaitu sejak 3 vaskuler
bulan yang lalu.
DO :
-          CRT 4 detik.
          Turgor kulit kering, Mikro vaskuler
akral dingin
Neuropati

Parestesia
Kamis DS : Hiperglikemi (DM) Keletihan
21/05/20           Klien mengatakan   (00090)
11.20 sejak 3 bulan yang lalu
mempunyai keluhan cepat
merasa lelah saat
beraktivitas.
DO : Gluko
          Indeks KATZ Klien Tn sa intrasel
S termasuk dalam kategori menurun
mandiri dalam makan,
kontinensia (BAB dan Proses
BAK), menggunakan pembentukan
pakaian, mandi, pergi ke ATP/energi
toilet dan berpindah. terganggu
          TD : 110/80 mmHg  
          Nadi : 82 x/menit
          RR : 23 x/menit Kelesuan
fisiologis

Keletihan
Kamis DS: Hiperglikemi (DM) Resiko
21/05/20 -       Klien mengatakan fungsi   Cedera
11.30 penglihatannya sudah (00035)
berkurang, sudah tidak
mampu lagi melihat jarak
jauh dengan jelas, dan
menggunakan alat bantu Komp
kaca mata untuk likasi vaskuler
membaca.
-       Klien mengeluh kakinya
kesemutan tapi tidak mati
rasa. Mikro vaskuler
-       Klien mengatakan
jarang memakai alas kaki. Retinopati
DO :
-       Lingkungan tempat
tinggal Tn. S bersih, jalan Penglihatan
rata namun agak licin tidak jelas
karena berlumut, tidak
ada sampah berserakan, Gangguan sensasi
kamar tidur klien tampak
rapi, lantai rumah dari
keramik, lantai kamar
mandi agak licin dan tidak
ada pegangan dinding,
penerangan di rumah Tn.
S cukup terang pada siang
karena terdapat jendela
dan ventilasi yang dibuka
setiap pagi dan pada
malam hari lampu
penerangan cukup terang
namun penerangan di
kamar mandi agak redup.
-       Klien mampu bergerak
dengan bebas.
-       Ada tremor.
-       Barthel Indeks Tn. S
memperoleh total skor
130 yang berarti Tn. S
dalam kategori mandiri.
Jum’at DS : Ketidak-
23/05/20 -       Klien mengatakan masih Kurangnya efektifan
13.10 suka makan gorengan dan informasi tentang manajemen
makanan bersantan dan penyakit kesehatan
minum yang manis. (00078)
-       Klien mengatakan
mengetahui menderita Kurang
penyakit DM dan pengetahuan
kolesterol tinggi sejak 5 tentang program
tahun yang lalu. Selama 5 terapeutik
tahun klien tidak rutin
minum obat untuk DM dan
kolesterol, klien juga tidak
mengatur pola makannya,
klien masih
mengkonsumsi banyak
gula dan makanan
berminyak.
DO :
-       GDS = 251 mg/dl,
kolesterol = 386 mg/dl.
-       Terdapat parestesia dan
retinopati diabetik.
-       SPMSQ : Tn S termasuk
dalam kategori kerusakan
intelektual ringan.
-       MMSE : Tn S termasuk
dalam kategori kerusakan
aspek fungsi mental
ringan.
-       Skala Depresi : Tn. S
dapat dikategorikan dalam
kategori kemungkinan
depresi.

Q.    PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan diabetes melitus (00204).
2. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (00090).
3. Resiko cedera berhubungan dengan gangguan sensasi (00035).
4. Ketidakefektifan manajemen kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang program terapeutik (00078).

S. INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Hari/Tgl/Jam Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Ttd


Keperawatan Hasil Keperawatan
1. kamis Ketidakefektifan Domain II : Domain II :
21/05/20 perfusi jaringan Kesehatan Fisiologis
02.15 berhubungan Fisiologi Kompleks
dengan diabetes Kelas : Jantung Kelas :
melitus (00204). Paru Manajemen
Outcomes : Perfusi
Perfusi Jaringan Jaringan
Perifer (0407) Intervensi :
Indikator : Pencegahan
          Pengisian Sirkulasi
kapiler jari (4 - 5) (4070)
          Suhu kulit a.       Lakukan
ujung kaki dan penilaian
tangan sirkulasi perifer
(3 - 4) (nadi perifer)
          Parestesia (3 - secara
4) komprehensif.
b.      Monitor
panas,
kemerahan,
nyeri,
parestesia
pada
ekstremitas.
c.       Ajarkan klien
cara
perawatan kaki
dan kuku.
d.      
e.       Anjurkan
klien
menggunakan
pelembab
pada kulit kaki
yang kering.
2. Kamis Keletihan Domain I : Domain I :
21/05/20 berhubungan Fungsi Fisiologis
02.30 dengan Kesehatan Dasar
kelesuan Kelas : Kelas :
fisiologis Pemeliharaan Manajemen
(00090). Energi Aktivitas dan
Outcomes : Latihan
Tingkat Outcomes :
Kelelahan (0007) Manajemen
Indikator : Energi (0180)
          Kelelahan (3 -          Diskusikan
4) dengan klien
          Kelesuan (3 - jenis dan
4) banyaknya
          Tingkat stres aktivitas yang
(3 - 4) bisa dilakukan.
         Anjurkan
klien menjaga
asupan nutrisi
adekuat.
         Monitor
sistem
kardiorespirasi
klien (TD, nadi,
RR).
        Lakukan
ROM aktif/pasif
untuk
mengurangi
ketegangan
otot.
         Anjurkan
tidur siang.
3. Kamis Resiko cedera Domain IV : Domain IV :
21/05/20 berhubungan Pengetahuan Keamanan
02.45 dengan tentang Kelas :
gangguan Kesehatan & Manajemen
sensasi (00035). Perilaku Risiko
Kelas : Outcomes :
Pengetahuan Pencegahan
tentang Jatuh (6490)
Kesehatan a.       Anjurkan
Outcomes : keluarga klien
Pengetahuan menyediakan
Pencegahan pencahayaan
Jatuh (1828) yang cukup
Indikator : terang.
         Alas kaki yangb.      Anjurkan
tepat (2 - 4) klien
         Penggunaan menggunakan
pencahayaan alas kaki yang
lingkungan yang aman.
benar (2 - 4) c.       Anjurkan
         Strategi untuk klien
menjaga menghindari
permukaan lantai permukaan
tetap aman (2 - 4) lantai yang
        Kondisi kronis licin.
yang d.      Ajarkan klien
meningkatkan untuk
risiko jatuh (2 - 4) memodifikasi
gaya berjalan
(terutama
kecepatan dan
pergerakan).
T. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No. Tanggal Implementasi Respon TTD


DX
1. Kamis 2.      Mengajarkan klien S : Tn. S mengatakan sudah
21/05/20 cara perawatan kaki memahami cara merawat
03.10 dan kuku. kaki dan kuku, dan akan
mempraktekkannya.
O : Tn. S mampu menyebutkan
kembali cara merawat kaki
dan kuku.
1. kamis 3.      Menganjurkan klien S : Tn. S mengatakan akan
21/05/20 menggunakan menggunakan lotion pada
03.20 pelembab pada kulit kulit kakinya.
kaki yang kering. O : Tn. S mengoleskan lotion
pada kulit kaki dan kulit
yang kering.
2. kamis 4.      Berdiskusi dengan S : Tn. S mengatakan aktivitas
21/05/20 klien jenis dan yang bisa dilakukan hanya
03.25 banyaknya aktivitas kebutuhan dasar seperti ke
yang bisa dilakukan. kamar mandi dan makan,
dan mengisi waktu luang
dengan membaca majalah.
O : Tn. S mampu memilih dan
membatasi aktivitas fisiknya.
2. kamis 5.      Melatih ROM aktif S : Tn. S mengatakan otot-
21/05/20 untuk mengurangi ototnya terasa lemas
03.35 ketegangan otot. setelah dilatih.
O : Tn. S mampu mengikuti
gerakan dengan benar.
2. kamis 6.      Menganjurkan klien S : Tn S mengatakan akan
21/05/20 menjaga asupan nutrisi tetap makan 3 kali sehari
03.40 adekuat dan dan tidur siang jika bisa.
menganjurkan untuk O : Tn. S tampak segar.
tidur siang.

U. EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal Diagnosa Evaluasi TTD


Keperawatan
Kamis Ketidakefektifan S:
21/05/20 perfusi jaringan            -          Tn. S mengatakan sudah
04.00 berhubungan dengan memahami cara merawat kaki dan
diabetes melitus kuku, dan sudah
(00204). mempraktekkannya.
          Tn. S mengatakan akan
menggunakan lotion pada kulit
kakinya.
          Tn S mengatakan kesemutan
sudah berkurang dan sudah berlatih
senam kaki.
O:
          Tn S mampu mempraktekkan
senam kaki diabetik.
          Tn S mampu menyebutkan
kembali cara merawat kaki dan
kuku.
          Tn S mengoleskan lotion pada
kulit kaki dan kulit yang kering.
          Tidak ada kemerahan pada
ekstremitas.
          CRT 3 detik.
A : Masalah ketidakefektifan perfusi
jaringan teratasi.
P:
          Motivasi klien untuk
mempertahankan senam kaki
secara rutin.
          Motivasi klien untuk rutin
melakukan perawatan kaki dan kuku
secara rutin.
kamis Keletihan S:
21/05/20 berhubungan dengan           Tn S mengatakan aktivitas yang
04.15 kelesuan fisiologis bisa dilakukan hanya kebutuhan
(00090). dasar seperti ke kamar mandi dan
makan, dan mengisi waktu luang
dengan membaca majalah.
          Tn S mengatakan otot-ototnya
terasa lemas setelah dilatih ROM.
          Tn S mengatakan
mempertahankan asupan nutrisi
dan tidur siang jika bisa.
O:
          Tn S mampu memilih dan
membatasi aktivitas fisiknya
          Tn S mampu mengikuti gerakan
ROM dengan benar.
          Ny S tampak segar.
          TD = 110/80 mmHg, Nadi = 85
x/menit, RR = 22 x/menit
A : Masalah keletihan teratasi.
P:
          Motivasi klien untuk
mempertahankan jenis aktivitas
yang bisa dilakukan.
          Monitor sistem kardiorespirasi
klien.
kamis Resiko cedera S:
21/05/20 berhubungan dengan           Tn S mengatakan sudah
04.35 gangguan sensasi mengganti lampu rumah dengan
(00035). yang lebih terang dan sudah
berhati-hati saat berjalan.
O:
          Penerangan rumah Tn S sudah
cukup terang.
          Gaya berjalan Tn. S pelan dan
berhati-hati.
          Tn. S memakai alas kaki yang
nyaman dan aman.
          TD = 120/80 mmHg, Nadi = 80
x/menit, RR = 20 x/menit, tidak
tampak adanya kemerahan pada
ekstremitas.
A : Masalah resiko cedera teratasi.
P:
          Motivasi klien untuk
mempertahankan gaya berjalan
yang pelan dan berhati-hati.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Sub Pokok Bahasan : DM


Sasaran : Tn. S
Waktu : 45 menit
Tanggal : 22 Mei 2020
Tempat : Binjai

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU) :


Setelah di lakukan tindakan pendidikan kesehatan selama 1x 15 menit, di harapkan klien
dan keluarga mampu memahami tentang Diabetes Mellitus.

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan Tentang diabetes mellitus selama 1x15 menit,
a. Menjelaskan kembali Pengertian Diabetes Mellitus
b. Menjelaskan kembali 4 dari 7 Penyebab Diabetes Meliitus
c. Menjelaskan kembali Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus
d. Menjelaskan kembali Resiko Terkena Diabetes Mellitus
e. Menjelaskan kembali Komplikasi Diabetes Mellitus
f. Menjelaskan kembali Pencegahan dan Pengobatan Diabetes Mellitus
g. Menjelaskan kembali Gizi Seimbang pada Diabetes Mellitus
                       
C. Pokok Materi
a. Pengertian
b. Penyebab Diabetes Meliitus
c. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus
d. Resiko Terkena Diabetes Mellitus
e. Komplikasi Diabetes Mellitus
f. Pencegahan dan Pengobatan Diabetes Mellitus
g. Gizi Seimbang pada Diabetes Mellitus

D. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Metode                               : Ceramah, Diskusi dan Tanya jawab
2. StrategiPelaksanaan          :

Waktu Tahap Respon TTD


5 menit Orientasi : a.       Menjawab salam
a.       Mengucapkan salam b.      Mendengarkan
b.      Memperkenalkan diri c.       Audiens ingat dengan
c.       Mengingatkan kontrak kontrak
d.      Menjelaskan maksud tujuan d.      Audiens mengerti maksud
e.       Menanyakan ketersediaan dan tujuan
       Menanyakan pertanyaan e.       Audiens bersedia
15 Kerja : a.       Membaca tasmiah
menit a.       Memulai penkes denganb.      Menyimak
membaca tasmiah c.       Mengajukan pertanyaan
b.      Menjelaskan pengertian DM
c.       Menyebutkan penyebab DM
d.      Menyebutkan tanda gejala DM
e.       Menyebutkan resiko terkena
DM
       Menyebutkan komplikasi DM
g.      Menyebutkan pencegahan dan
pengobatan DM
h.      Menyebutkan gizi seimbang
pada penderita DM
15 Terminasi : a.       Mempraktekkan
menit a.       Melakukan evaluasi b.      Menjawab pertanyaan
b.      Memberikan kesimpulan c.       Menyimak
c.       Membuat rencana tindak
d.      Membaca hamdalah
lanjut e.       Menjawab salam penutup
d.      Menutup penkes dengan
hamdalah
e.       Memberikan salam penutup

E. Media dan Sumber


1. Media : Leaflet dan lembar balik

F. Evaluasi

1. EvaluasiPersiapan

a. Materi sudah siap 1 hari sebelum penkes

b. Media sudah siap 1 hari sebelum penkes

c. Tempat sudah siap 2 hari sebelum penkes

d. SAP sudah jadi 1 hari sebelum penkes


2. Evaluasi Proses

a. Peserta hadir tepat waktu

b. Peserta kooperatif serta aktif bertanya

c. Media digunakan secara efektif

3. Evaluasi Hasil

a. Menjelaskan pengertian DM

b. Menyebutkan penyebab DM

c. Menyebutkan tanda gejala DM

d. Menyebutkan resiko terkena DM

e. Menyebutkan komplikasi DM

f. Menyebutkan pencegahan dan pengobatan DM

g. Menyebutkan gizi seimbang pada penderita DM

Materi
DIABETES MELLITUS
A. Pengertian

Diabetes Mellitus klinis adalah suatu sindroma gangguan metabolism dengan


hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin atau
berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya (Francis dan John 2000).
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi
system dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau
kerja insulin yang tidak adekuat. (Brunner dan Sudart 2001)

B. Macam DM dan Penyebabnya

1. Diabetes tipe I
Diabetes tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas. Kombinasi faktor
genetik, imunologi dan mungkin pula lingkungan diperkirakan turut menimbulkan destruksi
sel beta.Faktor-faktor genetik. Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri,
tetapi mewarisi suatu kecenderungan atau predisposisi genetik ke arah terjadinya diabetes
tipe I. kecenderungan ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA(human
leucocyt antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas
antigen transplantasi dan proses imun lainnya. Resiko terjadinya diabetes tipe I meningkat
tiga hingga lima kali lipat pada individu yang memiliki salah satu dari kedua tipe HLLA
tersebut.
Faktor-faktor imunologi. Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon
otoimun. Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan
normal tubuh dengan cara bereaksi pada jaringan tersebut yang dianggapnnya seolah-olah
jaringan asing. Factor-faktor lingkungan. Adanya faktor eksternal yang dapat memicu proses
otoimun yang menimbulkan destruksi sel beta. (Irawan Susilo Imim, dkk, 2000)

2. Diabetes tipe II
Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi
insulin. Selain itu terdapat pula faktor-faktor resiko tertentu yang berhubungan dengan
proses terjadinya diabetes melitus II. 

Faktor-faktor ini adalah :


a. Usia resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun.
b. Obesitas
c. Riwayatkeluarga (Irawan Susilo Imim, dkk, 2000)

Secara umum penyebab DM adalah;


a. Keturunan
b. Usia
c. Kegemukan
d. Kuranggerak
b. Kehilangan insulin
c. Alkoholisme
d. Obat-obatan

C. Tanda danGejala DM
a. Berat badan menurun
b. Banyak makan banyak minum
c. Banyak kencing
b. Luka sulit sembuh
c. Cepat lelah & mengantuk
d. Kesemutan pada jari
e. Penglihatan kabur

D. Resiko terkena DM
a. Anak-anak
b. Remaja
c. Orang tua
d. Obesitas

E. Komplikasi DM
a. Penyakit jantung, Penyakit stroke
b. Kerusakan ginjal
c. Infeksi pada kulit
d. Kebutaan

F.Pengobatan dan Pencegahan DM
1. Mengatur makanan yang sehat
2. Menjalani pemeriksaan gula darah
3. Berolahraga secara teratur
4. Menjaga keseimbangan berat badan
5. Menggunakan obat sesuai anjuran dokter

G. Gizi Seimbang untuk penderita DM

1. Sumber zat tenaga ( Karbohidrat, lemak )


2. Sumber zat pembangun ( Protein )
3. Sumber zat pengatur (vitamin, air dan mineral)
4. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energy
5. Makanlah makanan sumber karbohidrat komplek dan serat
6. Batasi konsumsi lemak
7. Gunakan garam beryodium 1 sendok teh perhari
8. Makanlah sumber zat besi
9. Biasakan makan pagi
10. Minum air bersih dan cukup (krg lebih 8 gelas per hari)
11. Olahraga teratur
12. Makanlah makanan yang aman kesehatan
13. Hindari minuman alcohol dan merokok
14. Bacalah label padakemasan

Contoh Menu 1 Hari

Ø Pagi
Roti                             2 iris
Margarin                      ½ sdm
Telur                            1 butir
Ø Pukul 10.00 WIB
Pisang              1 buah

Ø Siang
Nasi                                         9 sdm
Udang                                     5 ekor
Tahu                                        1 potong
Minyak+kelapaparut               1 potong
Sayuran                                   1 mangkuk     
Buahjeruk                                1 buah

Ø Malam
Nasi                             sdm                
Kacangmerah              1 potong
Apelmalang                 bebas
Ayam                           1 potong

Medan, Mei 2020

Mengetahui, Mahasiswa

Pembimbing
Praktik Keperawatan Gerontik Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan

( Dr.Megawati,S.Kep.,Ns.,M.Kes ) ( M. Afdi Putra Wardhana)

NIP : 196310221987032002 NIM : P07520117085


FORMAT PENILAIAN PRE DAN POST CONFERENCE

Nama Mahasiswa : M. Afdi Putra Wardhana


NIM : P07520117085
Tempat Praktik : Jalan Randu pasar III Tandem Binjai Utara
Asuhan Keperawatan : Diabetes Mellitus

Nilai
No Aspek yang dinilai Bobot Ket.
(1-100)
Membuat laporan pendahuluan (latar belakang, rencana
1 30
keperawatan, strategi pelaksanaan)

2 15
Menyampaikan rencana asuhan keperawatan

3 15
Menyampaikan hasil asuhan keperawatan

4 Memberi masukan (tanggapan, pendapat, ide) terhadap asuhan 30


atau pelayanan keperawatan sesuai masalahnya

5 Memberikan respon kognitif dan afektif terhadap saran dan 10


masukan

Ju m lah 100

Medan, 21 Mei 2020


Pembimbing,

(Dr. Megawati, S.Kep., Ns., M.Kep )


NIP. 19631022 198703 2 002

FORMAT EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


Nama Mahasiswa : M. Afdi Putra Wardhana
NIM/Tingkat : P07520117085/ D-III Keperawatan
Tempat : Jalan Randu Pasar III Tandem Binjai Utara
Judul Askep : Diabetes Mellitus

ASPEK YANG DINILAI NILAI NILAI YANG


MAKSIMUM DIDAPAT

A. PENGKAJIAN
1. Menetapkan Data Dasar yang Lengkap 10
a. Menggunakan sumber data yang sesuai
b. Menggunakan metode pengumpulan data yang sesuai
c. Mengumpulkan data yang berorientasi pada masalah dengan
menggunakan indikator
d. Menggali persepsi lansia terhadap masalah kesehatan
e. Mengkaji kemampuan lansia tentang kesehatan dan
pelayanan kesehatan sesuai dengan konsep dasar atau teori.
f. Mencatat data dasar secara sistematis, ringkas dan akurat.

2. Analisa Data
a. Menganalisa hubungan antar faktor yang terkait dengan
pengetahuan dan kemampuan lansia tentang kesehatan 5
b. Mengidentifikasi pola dan kesenjangan antara hasil
pengkajian dengan kemampuan yang dimiliki lansia tentang
kesehatan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Menentapkan diagnose keperawatan lansia berdasarkan :
- Data yang valid/akurat
- Mengolah data pendukung dengan tepat 10
b. Menyesuaikan diagnose keperawatan sesuai dengan data yang
didapat
c. Mencatat diagnose keperawatan lansia secara sistematis, ringkas
dan akurat.
C. PERENCANAAN
1. Melibatkan lansia dalam membuat rencana keperawatan
2. Merumuskan tujuan dengan spesifik, dapat diukur, relevan, batas
waktu 20
3. Sasaran dan tujuan diarahkan pada pencapaian kemandirian
lansia
4. Mengidentifikasi intervensi keperawatan yang sesuai
5. Menetapkan kriteria dan standar evaluasi
D. PELAKSANAAN
1. Memberdayakan lansia dalam melaksanakan intervensi
keperawatan
2. Menggunakan teknik yang tepat dalam melaksanakan intervensi
keperawatan
40
3. Menggunakan strategi pendidikan kesehatan
4. Mendemonstrasikan keterampilan komunikasi efektif
5. Mendiskusikan kesehatan lansia dan pelayanan kesehatan lansia
6. Berfungsi sebagai fasilitator dalam pelayanan kesehatan
7. Mencatat intevensi keperawatan sesuai masalah keperawatan
lansia secara sistematis, ringkas dan akurat
E. EVALUASI 15
1. Melibatkan lansia dalam mengevaluasi asuhan keperawatan
lansia
2. Mengevaluasi asuhan keperawatan dengan menggunakan criteria
dan standar evaluasi
3. Memodifikasi prioritas sasaran, tujuan dan intervensi
keperawatan sesuai hasil evaluasi
4. Mencatat hasil evaluasi dan perbaikan secara sistematis, ringkas
dan akurat
JUMLAH 100

Meda
n, 21 Mei 2020

D
osen Pembimbing

Dr. Megawati, S.Kep., Ns., M.Kep


NIP. 19631022 198703 2 002
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI (PPK)

Nama Peserta Didik : M. Afdi Putra Wardhana

NIM : P07520117085

Tingkat/Semester : III-B/ VI

NO KOMPONEN BOBOT NILAI


Rancangan Pendidikan Kesehatan/SAP
a. Penetapan Topik, Sasaran & Tujuan 5
b. Materi dan Daftar Pustaka 10
1
c. Penetapan Metode 5
d. Penetapan Media dan Alat Bantu 5
e. Alat & Cara Evaluasi 5
Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
a. Membina hubungan dengan klien 10
b. Melibatkan klien dan keluarga 5
c. Menggunakan Metode secara tepat, dan
10
sesuai dengan rancangan
2
d. Menggunakan Media dan Alat dengan
10
tepat dan sesuai dengan rancangan
e. Menguasai Materi yang diberikan 10
f. Memberikan Kesempatan pada Klien
5
untuk bertanya
Evaluasi Pendidikan Kesehatan
a. Melakukan Evaluasi Hasil sesuai dengan
10
rancangan
3
b. Menyusun Rencana Tindak Lanjut hasil
5
evaluasi
c. Mendokumentasikan hasil kegiatan 5
JUMLAH 100

Medan, …21…Mei 2020

Pembimbing

Dr. Megawati, S.Kep., Ns., M.Kep


__________________________
NIP. 19631022 198703 2 002
REKAP NILAI
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN GERONTIK
MAHASISWA D – III JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES MEDAN
TAHUN AJARAN 2019/20120

Pre & Post Askep Ujian PPK


Seminar
Conferenc (30%) (30%)
NO Nama Mahasiswa Kelompok Nilai Akhir
e
(20%)
(20%)
1 Nadia Yolanda Hutabarat
2 Natanael Saragih
3 Natasya Puteri Adelina S
4 Nur syifa Fadillah
5 Merisa Situmorang
6 Missie Lovely Siahaan
7 Muhammad Afdi Putra
Wardhana
8 Noveliana Sihite

Kriteria Penilaian :

79 – 100 =A
69 – 78 =B
56 – 68 =C
49 – 55 =D
< 55 =E

Medan, … Mei 2020

Pembimbing

Dr. Megawati, S.Kep., Ns., M.Kep


NIP. 19631022 198703 2 002
KEGIATAN BIMBINGAN DOSEN DAN MAHASISWA PADA
PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN GERONTIK MAHASISWA PRODI D-III
SEMESTER VI TAHUN AJARAN 2019/2020 JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES MEDAN

Hari/ Tgl T.Tangan T.Tangan


Materi Bimbingan Nama Mahasiswa
Mhs Dosen
Memberikan arahan
mahasiswa dalam kegiatan Nadia Yolanda Hutabarat 1
PKK daring

Natanael Saragih 2
Nathasya Puteri Adelina
Simangunsong 3

Nur Syifa Fadhilah


4
18/05/202 ..........................
0
Merisa Situmorang 5

Missie Lovely Siahaan 6

Muhammad Afdi Putra


Wardhana 7

Noveliana Sihite 8

Memberikan arahan ...........................


19/05/202 tentang konsultasi asuhan Nadia Yolanda Hutabarat 1
0 keperawatan mulai dari
pengkajian pasien sampai
intervensi Natanael Saragih 2
Nathasya Puteri Adelina
Simangunsong 3

Nur Syifa Fadhilah 4

Merisa Situmorang 5

Missie Lovely Siahaan 6


Muhammad Afdi Putra
Wardhana
7
Noveliana Sihite 8

Lanjutan memberikan
arahan asuhan Nadia Yolanda Hutabarat 1
keperawatan dari
implementasi sampai
dengan evaluasi Natanael Saragih 2
Nathasya Puteri Adelina
Simangunsong 3

20/05/202 Nur Syifa Fadhilah 4


...........................
0
Merisa Situmorang 5

Missie Lovely Siahaan 6

Muhammad Afdi Putra


Wardhana 7

Noveliana Sihite 8
21/05/202 Arahan untuk menyiapkan
0 keseluruhan laporan yntyk Nadia Yolanda Hutabarat
ujian

Natanael Saragih
Nathasya Puteri Adelina
Simangunsong

Nur Syifa Fadhilah ………………..

Merisa Situmorang

Missie Lovely Siahaan

Muhammad Afdi Putra


Wardhana

Noveliana Sihite
22/05/202 Melakukan implementasi
0 askep melalui video
call,video,whasthap group Nadia Yolanda Hutabarat

Natanael Saragih

Nathasya Puteri Adelina


Simangunsong

Nur Syifa Fadhilah


……………….
Merisa Situmorang

Missie Lovely Siahaan

Muhammad Afdi Putra


Wardhana

Noveliana Sihite
23/05/202 Mengumpulkan laporan
0 hasil pkk gerontik Nadia Yolanda Hutabarat

Natanael Saragih

Nathasya Puteri Adelina ………………..


Simangunsong

Nur Syifa Fadhilah

Merisa Situmorang

Missie Lovely Siahaan

Muhammad Afdi Putra


Wardhana

Noveliana Sihite
Medan, Mei 2020
Dosen Pembimbing,

Dr. Megawati, S.Kep.,Ns., M.Kes


Nip. 196310221987032002
LAMPIRAN DOKUMENTASI PASIEN LANSIA

A. Pengkajian pada Lansia

B.
B.
B.
B.
B.
B.
B.
B.
B.
B.
B.
B.
B.
B.
B.
B.
B.
B.
B.
B.
B.
B.
B.
Penyuluhan Pada Lansia

Anda mungkin juga menyukai