SISTEM PEMBUANGAN TINJA Pengelolaan pembuangan kotoran manusia. Untuk mencegah atau mengurangi kontaminasi thdp lingkungan maka pembuagan kotoran manusia harus dikelola dgn baik, maksudnya pembuangan harus disuatu tempat atau jamban yg sehat. Jamban yg sehat dipedesaan apabila memenuhi persyaratan sbg berikut : 1. Tdk mengotori permukaan tanah disekeliling jamban tsb 2. Tdk mengotori air permukaan dan air tanah disekitarnya 3. Tdk dpt dijangkau lalat, kecoa, dan binatang lainnya 4, Tdk bau, mudah digunakan dan diperlihara 5. Sederhana desainnya dan murah biayanya. 1. Agar persyaratan dpt dipenuhi, maka perlu perhatikan hal-hal sbb : 1. Jamban tertutup, banguan terlindung dari panas dan hujan, serangga dan terlindunf dari pandangan orang (privacy) 2. Jamban mempunyai lantai yg kuat dan tempat berpijak yg kuat 3. Jamban ditem[atkan padsa lokasi tdk memgganggu pemandangan dan tdk menimbulkan bau 4. Sebaiknya disediakan alat pembersih, spt air atau kertas pembersih. Tipe Jamban yg sesuai dgn teknologi pedesaan sbb 1. Tipe Jamban Cemplung, kakus (Pit Latrine) Mempunyai rumah jamban yg berventilasi, ada atab dan dinding, tanah digali sedalam 1.5-3 mtr serta ada tanah galian lebih tinggi dari dasar tanah, dan memiliki lantai jamban setidaknya dari bambu dan tutup jamban agar tdk dpt dijangkau serangga dan tidak bau, jarak dari sumber air minum sekurang-kurangnya 15 mtr Skema tipe jamban cemplung 2. Tipe jamban cemplung berventilasi (Ventilasi Improved Pit Laterine =VIP Laterine). Jamban ini hampir sama dgn tipe jamban
cemplung, bedanya lebih lengkap yakni
menggunakan ventilasi pipa yg terbuat dari bambu. 3. Tipe Jamban Empang (Fishpond Latrine) Jamban ini dibangan diatas empang ikan. Sistem jamban empang ini terjadi daur ulang yakni tinja dapat langsung dimakan ikan dan ikan dimakan orang dan selanjutnya orang mengeluarkan tinja yang dimakan, demikian seterusnya. Jamban empang ini mempynuai fungsi yaitu disamping mencegah tercemarnya lingkungan oleh tinja, juga dapat menambah proteiun bagi masyarakat (menghasilkan ikan) Gambar jamban empang 4. Jamban pupuk (the compost privy) Jamban ini spt kakus cemplung hanya lebih dangkal galiannya adl sbb : - Mula-mula membuat jamban cemplung biasa - Dilapisan bawah ditaruh daun-daunan - Diatasnya ditauh kotoran atau tinja - Setelah 20 inci ditutup lg dgn daun-daunan - Demikian seterusnya sampai penuh dan terakhir ditutup dgn tanah. - Setelah 6 bln dpt dipergunakan jadi pupuk tanaman. Gambar jamban pupuk. 5. Septic Tank Septik tank merupakan cara yg paling memenuhi syarat dan cara pembuangan tinja spt ini yg dianjurkan Pembuangan tinja yg sehat melalui sarana jamban sehat yg higienes. Jamban sehat dianjurkan menggunakan bowl type leher angsa, dan ditampung dalam septic tank, karena tertutup air sebatas water level. Proses dekomposisi yg terjadi pd septik tank meliputi proses kimiawi dan proses biologis. 1. Proses kimiawi. Pd proses ini terjadi penghancuran tinja dan mereduksi zat padat 60-70% menjadi lumpur (sludge) dan mengendap di dasar tangki. Zat-zat yg tidak hancur spt lemak dan busa akan terapung dan membentuk lapisan yg akan menutupi permukaan air, disebut scum. Pd kondisi ini terjadi keadaan aerob (tdk ada pengaruh udara) dan meningkatkan aktivitas bakteri anaerob utk melakukan proses dekomposisi lanjutan. 2. Proses biologis, merupakan lanjutan dari kimiawi, dgn meningkatnya aktivitas bakteri anaerob utk menghancurkan sludge dan scum, dgn hasil meningkatnya jlh cairan dan gas dan pengurangan bahan padat. Akibat positif yg terjadi maka septic tank tdk cpt penuh serta terjadi penghancuran bakteri patogen. Cairan yg keluar melalui efluent, kadar BOD nya rendah dan tidak mengandung bakteri patogen, dan sebaiknya dimasukkan kedalam sumur peresapan, dapat langsung digunakan utk pupuk tananam. Septic tank yg memenuhi syarat. 1. Dinding hrs terbuat dari bahan kedap air. 2. Aliran efluent disalurkan melalui daerah peresapan 3. Menampung tinja dgn volume sekitar 100 l/orang/hari. 4. Waktu bertahan air limbah dalam tangki min 24 jam 5. Kapasitas ruang lumpur 30 ltr.org/thn, pengambilan lumpur minimal 4 tahun. 6. Lantai dasar tangki miring kearah efluent. 7. Pipa efluent lebih tinggi 2,5 dp saluran effluent 8. Harus ada pipa udara utk membuang gas hasil proses dekomposisi. 9. Harus ada manhole (lubang cek) utk menguras tangki 10. Jgn sekali-kali membuang cairan antiseptik ke septic tank (lisol, karbol wangi, pencuci porselin, deterjen dll), krn akan mematikan bakteri anaerob shg mengganggu proses dekomposisi. TERIMA KASIH