Anda di halaman 1dari 3

6.1.

Pengantar Aspek Legal


Legal merupakan sesuatu yang dianggap sah oleh hukum dan
undang-undang (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Setiap aturan
yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam
melaksanakan tugas atau fungsi perawat adalah kode etik perawat
nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang
teguh terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat
dihindarkan. Hukum mengatur perilaku hubungan antar manusia
sebagai subjek hukum yang melahirkan hak dan kewajiban. Dalam
kehidupan manusia, baik secara perorangan maupun berkelompok,
hukum mengatur perilaku hubungan baik antara manusia yang satu
dengan yang lain, antar kelompok manusia, maupun antara
manusia dengan kelompok manusia. Hukum dalam interaksi
manusia merupakan suatu keniscayaan (Praptianingsih, 2006). 

Hak legal adalah hak yang didasarkan atas hukum dalam salah satu
bentuk. Hak legal ini lebih banyak berbicara tentang hukum dan
sosial. Contoh kasus mengeluarkan peraturan bahwa perawat
memperoleh tunjangan setiap bulan, maka setiap perawat yang
telah memenuhi syarat yang ditentukan berhak untuk mendapat
tunjangan tersebut (Hasyim & Prasetyo, 2012). 

Aspek Legal Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam


memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk
hak dan kewajibannya. Perawat perlu tahu tentang hukum yang
mengatur praktik, misalnya untuk memberikan kepastian bahwa
keputusan dan tindakan perawat yang dilakukan konsisten dengan
prinsip-prinsip hukum. International Council of Nurses (ICN)
mengeluarkan kerangka kerja kompetensi bagi perawat yang
mencakup tiga bidang, yaitu (1) bidang Professional, Ethical and
Legal Practice, (2)bidang Care Provision and Management (3)
bidang Professional Development.
Profesi pada dasarnya memiliki tiga syarat utama, yaitu kompetensi
yang diperoleh melalui pelatihan yang ekstensif, komponen
intelektual yang bermakna dalam melakukan tugasnya, dan
memberkan pelayanan yang penting kepada masyarakat. Sikap
yang terlihat pada profesionalisme adalah profesional yang
bertanggungjawab dalam arti sikap dan pelaku yang akuntabel
kepada masyarakat, baik masyarakat profesi maupun masyarakat
luas. Beberapa cirri profesionalisme tersebut merupakan cirri
profess iitu sendiri, seperti kompetensi dan kewenangan yang selalu
sesuai dengan tempat dan waktu, sikap yang etis sesuai dengan
standar yang ditetapkan oleh profesinya dan khusus untuk profesi
kesehatan ditambah dengan sikap altruis (relaberkorban).
Kemampuan atau kompetensi, diperoleh seorang professional dari
pendidikan atau pelatihannya, sedangkan kewenangan diperoleh
dari penguasa atau pemegang otoritas di bidang tersebut melalui
pemberian izin.

Kewenangan itu, hanya diberikan kepada mereka yang memiliki


kemampuan. Namun, memiliki kemampuan tidak berarti memiliki
kewenangan. Seperti juga kemampuan yang didapat secara
berjenjang, kewenangan yang diberikan juga berjenjang.
Kompetensi dalam keperawatan berarti kemampuan khusus
perawat dalam bidang tertentu yang memiliki tingkat minimal yang
harus dilampaui. Dalam profesi kesehatanhanya kewenangan yang
bersifat umum saja yang diatur oleh Departemen Kesehatan sebagai
penguasa segala keprofesian di bidang kesehatan dan kedokteran.
Sementara itu, kewenangan yang bersifat khusus dalam arti
tindakan kedokteran atau kesehatan tertentu diserahkan kepada
profesi masing-masing. Aspek Legal keperawatan tidak terlepas dari
Undang-Undang dan Peraturan tentang praktek Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai