Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu jenis penyakit kardiovaskular


yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan merupakan
penyakit yang cukup berbahaya. di seluruh dunia karena hipertensi
merupakan faktor resiko utama yang mengarah kepada penyakit seperti
serangan jantung, gagal jantung, stroke dan penyakit gagal ginjal yang
mana pada hasil penelitian di tahun 2016 penyakit jantung iskemik dan
stroke menjadi dua penyebab kematian utama di dunia (WHO, 2018).
Kejadian hipertensi di seluruh dunia telah mencapai lebih dari 1,3
milyar orang, yang jika dilihat angka tersebut menggambarkan 31%
jumlah penduduk dewasa di dunia yang mengalami peningkatan sebesar
5,1% lebih besar dibanding prevalensi global pada tahun 2000-2010
(Bloch, 2016).
Penderita hipertensi lebih tinggi terjadi pada penduduk di negara
berkembang dibandingkan di negara maju bahkan sebanyak 75%
penderita dengan hipertensi tinggal di negara berkembang dan terjadi
peningkatan penderita hipertensi sebanyak 8,1% yang disebabkan oleh
faktor ekonomi dan gaya hidup dan bahkan banyak yang tidak menyadari
jika dirinya menderita hipertensi. Menurut hasil Riskesdas 2013 hipertensi
di indonesia berada dalam peringkat ke 6 dari 10 kategori penyakit tidak
menular kronis (Mils, 2016).

Prevalensi hipertensi di Provinsi Sumatera Utara mencapai 6,7%


dari jumlah penduduk di Sumatera Utara, jika dilihat berdasarkan data
Litbangkes Kementrian Kesehatan. Dari data tersebut di simpulkan
bahwa jumlah penduduk Sumatera Utara yang menderita hipertensi
mencapai 12,42 juta jiwa tersebar di beberapa kabupaten di provinsi
Sumatera Utara (kemenkes, 2003). Kabupaten karo merupakan salah
satu jumlah penderita hipertensi terbanyak, menyusul kabupaten Deli
Serdang.
Tingginya resiko hipertensi pada usia produkif (25-42 tahun)
diakibatkan karena kebiasaan mengkonsumsi alkohol, kebiasaan
merokok, pola makan tinggi natrium, jenis kelamin, riwayat keluarga,
konsumsi garam, obesitas, olahraga, merokok, stress, insomnia dan
konsumsi kafein (Montol 2015).
Gejala-gejala akibat hipertensi, seperti pusing, gangguan
penglihatan, dan sakit kepala, sering kali terjadi pada saat hipertensi
sudah lanjut disaat tekanan darah sudah mencapai angka tertentu yang
bermakna. Di Amerika menurut national health and nutrition examination
survey (NHNESII); paling sedikit 30% pasien hipertensi tidak menyadari
kondisi mereka, dan hanya 31% pasien yang diobati mencapai target
tekanan darah yang diinginkan dibawah 140/90 mmHg.
Kesadaran dan pengetahuan masyarakat Indonesia tentang
penyakit hipertensi masih sangat rendah, sehingga dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga penderita hipertensi juga rendah. Hal ini bisa
dilihat dari kebiasaan sehari hari masyarakat yang lebih memilih makanan
siap saji yang umumnya rendah serat, tinggi lemak, tinggi gula dan
mengandung banyak garam. Pola makan yang kurang sehat ini adalah
pemicu penyakit hipertensi (Dinkes, 2008).
Berdasarkan penelitian Herwati (2011) sebagian besar (80,8%)
penderita hipertensi mengalami hipertensi disebabkan oleh kebiasaan
yang kurang baik dalam berolahraga, kebanyakan penderita hipertensi
tidak menyadari bahwa terkontrolnya tekanan darah dapat melalui
kebiasaan berolahraga yang baik. (Herwati, 2011).
Kementrian kesehatan menyebutkan, job content, beban kerja,
jadwal kerja dapat menyebabkan reaksi stress. Stress dapat
meningkatkan aktifitas saraf simpatis karena pembuluh darah yang
menyempit sehingga dapat meningkatkan pembuluh darah dan dalam
jangka panjang dapat mengakibatkan tekanan darah menjadi lebih tinggi
yang disebut penyakit hipertensi. Tujuan penatalaksanaan hipertensi
adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan
mempertahankan tekanan darah menuju normal (Ratna, 2011).
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang berasal melalui proses
setelah seseorang menggunakan sensori dan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu, khususnya melalui pancaindra manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo,
2003 dalam Wawan dan Dewi, 2017).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam


penelitian ini adalah “Bagaimana Pengetahuan Klien Tentang
Penatalaksanaan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan klien tentang


penatalaksanaan hipertensi di wilayah kerja puskesmas Pancur Batu.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan klien tentang


penatalaksanaan hipertensi diwilayah kerja puskesmas Pancur
Batu berdasarkan umur.
b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan klien hipertensi
tentang penatalaksanaan hipertensi diwilayah kerja puskesmas
Pancur Batu berdasarkan jenis kelamin.
c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan klien tentang
penatalaksanaan hipertensi diwilayah kerja puskesmas Pancur
Batu berdasarkan tingkat pendidikan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penderita Hipertensi


Untuk menambah pengetahuan dan informasi tentang hipertensi
khususnya penatalaksanaan hipertensi pada penderita hipertensi.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan dan informasi bagi mahasiswa tentang “gambaran


pengetahuan klien tentang penatalaksanaan hipertensi” dan dapat
dijadikan bahan masukan bagi mahasiswa keperawatan dalam
memberikan pendidikan kesehatan, terutama pada penderita hipertensi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk menambah wawasan peneliti terutama penyakit dan


penatalaksanaan hipertensi sehingga mampu mengaplikasikannya
terhadap klien baik di lingkungan kerja maupun di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai