Anda di halaman 1dari 20

Kelainan intestinal

gastroenteritis

Khairina
2106111073
Definisi

• Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada


lambung dan usus yang memberikan gejala diare
dimana frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali
dengan konsistensi lembek atau cair, dengan atau
tanpa muntah dan dapat disertai dengan darah atau
lendir

• Gastroenteritis juga didefinisikan sebagai inflamasi


yang terjadi pada lambung dan intestinal yang
disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang
patogen
Epidemiologi
• Menurut WHO (Word Health Organization) pada
tahun 2017 terdapat 1,86 juta orang meninggal
akibat kasus gastroenteritis setiap tahunnya dengan
angka pasien yang dirawat inap sebanyak 500.000
dan lebih dari 5000 pasien mengalami kematian
• Sedangkan menurut hasil survey di Indonesia,
insiden dari gastroenteritis akut akibat infeksi
mencapai 96.278 insiden dan masih menjadi
peringkat pertama sebagai penyakit rawat inap di
Indonesia, sedangkan angka kematian pada
gastroenteritis akut sebesar 1,92%.
Etiologi
Gastroenteritis akut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, menurut dari World
Gastroenterology Organisation, ada beberapa agen yang bisa menyebabkan
terjadinya gastroenteritis akut yaitu agen infeksi dan non-infeksi. Lebih dari
90 % diare akut disebabkan karena infeksi, sedangkan sekitar 10 % karena
sebab lain yaitu :
1. Faktor infeksi
• Virus (Rotavirus, Human calicivirus, Adenovirus)
• Bakteri (Diarrheagenisc escheria coliCampylobacterShigella speciesVibrio
choleraSalmonella)
• Parasit (Cryptosporidium parvum, giardia L, entamoeba histolytica,
cyclospora cayetanensis)

2. Faktor non infeksi


• Malabsorpsi (kurangnya penyerapan karbohidrat, lemak, asam amino dll)
• Imunodefisiensi (Hipogamaglobulinemia Panphipogamaglobulin)
• Terapi obat (kemoterapi)
Manifestasi Klinis

• Manifestasi klinis dari gastroenteritis akut biasanya


bervariasi. dari salah satu hasil penelitian yang dilakukan
pada orang dewasa, mual (93%), muntah (81%) atau diare
(89%), dan nyeri abdomen (76%) umumnya merupakan
gejala yang paling sering dilaporkan oleh kebanyakan pasien.

• Selain itu terdapat tanda-tanda dehidrasi sedang sampai


berat, seperti membran mukosa yang kering, penurunan
turgor kulit, atau perubahan status mental, terdapat pada
<10% pada hasil pemeriksaan. Gejala pernapasan yang
mecakup radang tenggorokan, batuk dan rinorea dilaporkan
sekitar 10%
Diagnosis
1. Anamnesis
• Onset, durasi, tingkat keparahan, dan frekuensi diare, dengan
perhatian khusus pada karakteristik feses (misalnya, berair,
berdarah, berlendir, purulen).
• Pasien harus dievaluasi untuk tanda-tanda mengetahui
dehidrasi, termasuk kencing berkurang, rasa haus, pusing, dan
perubahan status mental.
• Muntah lebih sugestif penyakit virus atau penyakit yang
disebabkan oleh ingesti racun bakteri.
• Gejala lebih menunjukkan invasif bakteri (inflamasi) diare
adalah demam, tenesmus, dan feses berdarah.
• Makanan dan riwayat perjalanan sangat membantu untuk
mengevaluasi potensi paparan agent.
2. Pemeriksaan fisik
• Tujuan utama dari pemeriksaan fisik adalah untuk
menilai tingkat dehidrasi pasien

Dehidrasi Ringan (hilang cairan 2-5% BB) gambaran


klinisnya turgor kurang, suara serak, pasien belum syok.

Dehidrasi Sedang (hilang cairan 5-8% BB) turgor buruk,


suara serak, pasien jatuh dalam syok, nadi cepat, napas
cepat dan dalam

Dehidrasi Berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi


sedang ditambah kesadaran menurun (apatis sampai
koma), otot otot kaku, sianosis.
• Pemeriksaan perut penting untuk menilai nyeri
dan proses perut akut.
• Pemeriksaan rektal dapat membantu dalam
menilai adanya darah, nyeri dubur, dan
konsistensi feses.
3. Pemeriksaan penunjang
Darah:
- Darah perifer lengkap
- Serum elektrolit: Na+ , K+ , Cl-
- Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-
tanda gangguan keseimbangan asam basa
(pernafasan Kusmaull)
- Immunoassay: toksin bakteri (C. difficile),
antigen virus (rotavirus), antigen protozoa
(Giardia, E. histolytica).
• Feses:
- Feses lengkap (mikroskopis: peningkatan
jumiah lekosit di feses pada inflamatory
diarrhea; parasit: amoeba bentuk tropozoit,
hypha pada jamur)

- Biakan dan resistensi feses (colok dubur)


Tatalaksana
Terapi rehidrasi
a. Jenis cairan
Ringer laktat
Nacl isotonik
Pemberian oral (oralit)
b. Jumlah cairan

Pada prinsipnya jumlah cairan yang hendak


diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang
keluar dari badan. Kehilangan cairan dari badan
dapat dihitung dengan memakai Metode
Daldiyono berdasarkan keadaan klinis dengan
skor. Rehidrasi cairan dapat diberikan dalam 1-2
jam untuk mencapai kondisi rehidrasi.
c. Jalur pemberian cairan
Pemberian cairan pada orang dewasa terbatas
pada oral dan intravena. Untuk pemberian per
oral diberikan larutan oralit yang komposisinya
berkisar antara 29g glukosa, 3,5g NaCl, 2,5g Na
bikarbonat dan 1,5g KCI setiap liternya. Cairan per
oral juga digunakan untuk memperlahankan
hidrasi setelah rehidrasi inisia
Terapi simptomatik
• Antiemetik
• antimikrobial
Terapi antibiotik
Pemberian antibiotik secara empiris jarang diindikasikan
pada diare akut infeksi, karena 40% kasus diare sembuh
kurang dari 3 hari tanpa pemberian antibiotik.

Antibiotik diindikasikan pada pasien dengan gejala dan tanda


diare infeksi, seperti demam, feses berdarah, leukosit pada
feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan,
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare
pada pelancong dan pasien immunocompromised. Pemberian
antibiotic dapat secara empiris, tetapi antibiotic spesifik
diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman
Organisme Antibiotik pilihan Antibiotik pilihan kedua
pertama
Campylobacter Ciprofloxacin 500mg 2 Azithromycin 500mg
kali sehari, 3-5 hari oral 2 kali sehari
Erytromycin 500mg oral
2 kali sehari, 5 hari
Shigella atau Salmonela Ciprofloxacin 500mg 2 Ceftriaxone 1gram IM/IV
spp. kali sehari, 3-5 hari sehari TMP-SMX DS oral
2 kali sehari, 3 hari
Vibrio Cholera Tetracycline 500mg oral Resisten tetracycline
4 kali sehari, 3 hari Ciprofloxacin 1gram oral
Doxycycline 300mg oral, 1 kali Erythromycin
dosis tunggai 250mg oral 4 kali sehari,
3 hari
Clostridium difficile Metronidazole 250- Vancomycin 125mg 4
500mg 4 kali sehari, 7-14 kali sehari, 7-14 hari
hari, oral atau IV
Pemberian antibiotik pada diare akut

Demam (suhu oral > 38,5oC), feses Quinolone 3-5 hari, cotrimoksazole 3-
disertai darah, leukosit, laktoferin, 5 hari
hemoccult, sindrom disentri
Diare persisten (kemungkinan Metronidazole 3 x 500 mg selama 7
Giardiasis) hari

Shigellosis Cotrimoksazole selama 3 hari


Quinolone selama 3 hari

Anda mungkin juga menyukai