Epidemiologi
• Salah satu infeksi virus pada kelenjar parotis, yaitu
parotitis mumps (gondongan) sering ditemui pada
layanan primer dan berpotensi menimbulkan
epidemi di komunitas.
Manifestasi klinis
• Demam
• Pada area preaurikuler
(lokasi kelenjar parotis),
terdapat:
a. Edema
b. Eritema
c. Nyeri tekan (tidak ada
pada kasus parotitis HIV,
tuberkulosis, dan autoimun)
Tatalaksana
a. Nonmedikamentosa
• Pasien perlu cukup beristirahat
• Hidrasi yang cukup
• Asupan nutrisi yang bergizi
b. Medikamentosa
• Pengobatan bersifat simtomatik (antipiretik,
analgetik)
• Antibiotik jika dicurigai terdapat infeksi bakteri
Komplikasi
• 1. Parotitis mumps dapat menimbulkan komplikasi
berupa: Epididimitis,Orkitis, atau atrofi testis (pada
laki-laki), Oovaritis (pada perempuan), ketulian,
Miokarditis, Tiroiditis, Pankreatitis, Ensefalitis,
Neuritis
• 2. Kerusakan permanen kelenjar parotis yang
menyebabkan gangguan fungsi sekresi saliva dan
selanjutnya meningkatkan risiko terjadinya infeksi
dan karies gigi.
IBS
(Irritable Bowel Syndrome)
Definition:
• IBS adalah kelainan fungsional usus kronis berulang dengan nyeri atau
rasa tidak nyaman abdomen yang berkaitan dengan defekasi atau
perubahan kebiasaan buang air besar setidaknya selama 3 bulan
Epidemiology:
• Prevalensi IBS pada wanita sekitar 1,5-2 kali prevalensi pada laki-laki.
• IBS dapat terjadi pada semua kelompok umur dengan mayoritaspada
usia 20-30 tahun dan cenderungmenurun seiringbertambahnya usia.
Kriteria Diagnosis (Rome III)
Nyeri abdomen atau sensasi tidak nyaman berulang
paling tidak
selama 3 hariatau lebih
dalam gejala
satu bulanberikut
pada 3: bulan terakhir
dengan 2
Perbaikan dengan defekasi
3. IBS dengan campuran kebiasaan buang air besar atau pola siklik (IBS-M)
Feses padat/bergumpal dan lembek/cair ≥25% waktu Ditemukan pada satu pertiga kasus
Typesof Endoscopy:
Colonoscopy, Sigmoidoscopy, Upper
Endoscopy, Capsule Endoscopy
Diare
Definisi
2. Terapi dehidrasi
3. Mencegah dehidrasi pada pasien tanpa tanda dehidrasi menggunakan cairan atau larutan rehidrasi oral:
• a) Rehidrasi pasien dengan dehidrasi sedang menggunakan larutan rehidrasi oral dan koreksi dehidrasi berat dengan larutan intravena
yang tepat,
• b) Memberikan hidrasi menggunakan larutan rehidrasi oral,
• c) Mengobati gejala.
4. Stratifikasi manajemen:
• a) Petunjuk epidemiologis: makanan, antibiotik, aktivitas seksual, perjalanan wisata, penyakit lainnya, wabah, musim.
• b) Petunjuk klinis: diare berdarah, nyeri abdomen, disentri, penurunan berat badan, infl amasi fekal.
5. Mengambil spesimen fekal untuk analisis:
• Jika diare berat, inflamasi, berdarah atau persisten, dan pada saat awal wabah atau epidemik.
• Dalam kelompok ini tergolong kodeinfosfat, • Arangaktif, attapulgit aktif, bismut subsalisilat,
loperamidHCl, sertakombinasi difenoksilat dan pektin, kaolin, atau smektit diberikan atas dasar
atropinsulfat. argumentasi bahwa zat ini dapat menyerap
• Penggunaan kodein adalah 15-60mg3x sehari, bahan infeksiusatau toksin.
loperamid2-4mg/3-4 kali sehari. • Melalui efek tersebut, sel mukosa usus terhindar
• Efek kelompok obat tersebut meliputi kontak langsung dengan zat-zat yang dapat
penghambatanpropulsi, peningkatanabsorbsi merangsang sekresi elektrolit.
cairan, sehingga dapat memperbaiki konsistensi
feses dan mengurangi frekuensi diare.
• Obat ini tidakdianjurkanpadadiare akut dengan
gejala demamdan sindromdisentri
Antibiotik diindikasikan pada pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi, seperti
persisten atau
pasien
demam, feses berdarah, leukosit pada feses, penyelamatan jiwa diare pada pelancong,
immunocompromised.
pada diare infeksi,
Disentri Basiler vs Amoeba
Disentri basiler “LYING Disentri amoeba
DOWN” “WALKING”
•Kausa: Shigella dysenteriae
•Mendadak, 6-24 jam pertama bisa •Kausa : Entamoeba hystolitica
tanpa darah •Diare disertai darah dan lendir dalam
•Setelah 12-72 jam �darah dan lendir (+)
tinja.
•Panas tinggi (39,5 - 40,0 C), kelihatan toksik.
•Muntah-muntah
•Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit
•Anoreksia daripada disentri basiler (≤10x/hari)
•Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB. •Sakit perut hebat (kolik)
•Kadang-kadang disertai dengan gejala •Gejala konstitusional (-) � demam
menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit
kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi) hanya ditemukan pada 1/3 kasus)
•Antibiotik = Ciprofloxacin 2x500 mg (5 hari), •Antiparasit = Metronidazole 3x500-
Cotrimoxazeole ( 2x960 mg, 5-7 hari)
750 mg, 5-10 hari)
Dyspepsia
Rasa tidak nyaman dapat
Definisi (Konsensus Nasional
berupa salah satu atau
Dispepsia, 2014)
beberapa gejala berikut yaitu:
disfagia progresif
muntah rekuren/persisten
anemia
demam Tidak
Obat yang dipergunakan dapat berupa antasida, antisekresi asamlambung(PPI misalnya omeprazole,
rabeprazole dan lansoprazole dan/atau H2-Receptor Antagonist [H2RA]), prokinetik, dan sitoprotektor
(misalnya rebamipide), di mana pilihan ditentukan berdasarkan dominasi keluhan dan riwayat
pengobatan pasien sebelumnya.
Patogenesis Dyspepsia Fungsional
Gangguan motilitas gastroduodenal
Hipersensitivitas viseral,
Faktor psikologis.
Kebiasaan/ Lifestyle:
Gejala: rasa nyeri/ terbakar pada daerah epigastrium atau hipokondrium yang dapat menyebar
hingga ke punggung.
Ulkus Gaster: pain – food pain Ulkus Duodenum: pain – food relieved
Anemia
NSAIDs induced
Pencegahan untuk meminimalkan efek NSAIDs
’Disfungsi’ SEB
Hernia hiatus
Keterlambatan
pengosongan lambung Peningkatan tekanan intraabdomen
Katzka DA, DiMarino AJ . In: The esophagus, second edition, Castell DO (editor).
Little, Brown & Company, Boston, USA. 1995:443–53.
GERD
Definisi:
Gejala Khas
•Heartburn (rasa terbakar di dada yang kadang disertai rasa nyeri dan pedih)
•regurgitasi (rasa asam dan pahit di lidah)
•nyeri epigastrium
•disfagia
•Odinofagia
•Pasien dengan esofagitis erosif yang ditandai dengan adanya kerusakan mukosa esofagus
pada pemeriksaan endoskopi (Erosive Esophagitis/ERD)
•Gejala refluks yang mengganggu tanpa adanya kerusakan mukosa esofaguspada
pemeriksaan endoskopi (Non-Erosive Reflux Disease/NERD)
Gejala spesifik untuk GERD
PenunjangDx
• GERD-Q
• Endoskopi (GOLDSTD)
• Histopatologi
• pH-metri 24 jam
• PPI test
PPI Test
Tes ini dilakukan dengan
memberikan PPI dosis ganda
selama 1-2 minggu tanpa didahului
dengan pemeriksaan endoskopi.
1. Stricture
2. Mallory Weiss
tear
3. Barrets
Esophagus
Echinococcus
Strongyloides stercoralis granulosus
Enterobius vermicularis
Hookworm
UKDI MANTAP
Nematoda
Enterobius
vermicularis /
Oxyuris Trichuris Ascaris
Hookworm
vermicularis trichiura lumbricoides
Keracunan Jengkol
Keracunan alkohol
Keracunan Obat
Intoksikasi Opioid
Keracunan CO
Etanol Intox
• Eliminasi menggunakan metadoxin 300-900 mg iv dosis tunggal
Metanol Intox
• Eliminasi menggunakan penghambat alcohol dehydrogenase
(etanol) jika plasma methanol >20mg/dL, Fomepizole lebih baik
dari etanol (loading dose 15mg lalu 10mg/kg per 12 jam)