Anda di halaman 1dari 82

GASTROENTRITIS AKUT

Pendahuluan
Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana feses hasil dari buang air besar (defekasi) yang berkonsistensi cair ataupun setengah cair,
dan kandungan air lebih banyak dari feses pada umumnya.Gastroentritis akut adalah diare yang berlangsung dalam waktu kurang dari 14
hari yang mana ditandai dengan peningkatan volume, frekuensi, dan kandungan air pada feses yang paling sering menjadi penyebabnya
adalah infeksi yaitu berupa virus, bakteri dan parasit.
Gastroenteritis yang diakibatkan oleh bakteri dapat bervariasi dari ringan sampai berat dan biasanya manifestasinya berupa muntah,
diare, dan rasa tidak nyaman pada perut,sedangkan gastroenteritis yang diakibatkan oleh virus mungkin menyebar dari orang ke orang
melalui transmisi fecal-oral makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Gastroenteritis akut masih menjadi salah satu penyumbang morbiditas tertinggi hingga saat ini di berbagai negara di dunia dan
khususnya di negara berkembang dengan tingkat sanitasi yang masih tergolong kurang seperti Indonesia.Penanganan dini yang cepat,
tepat dan adekuat harus dilakukan dalam mengatasi gastroenteritis akut agar pasien tidak jatuh ke kondisi yang lebih parah.
Dalam penegakan diagnosis gastroenteritis akut bisa dilihat langsung dari anamnesis, pemeriksaan fisik, penampakan klinis dan
penentuan diagnosis definitif bisa menggunakan pemeriksaan laboratorium. Dalam pemberian terapi sangat penting dalam penanganan
gastroenteritis akut disamping pemberian obat spesifik terhadap agen penyebab yang bisa diketahui dari manifestasi klinis hasil
laboratorium.
Tujuan
1. Dapat memberikan pemahaman terkait gastroenteritis kepada penulis maupun pembaca.
2. Penulis maupun pembaca diharapkan mampu menerapkan teori terkait gastroenteritis dalam menangani
pasien-pasien dengan kasus tersebut.

3. Untuk memenuhi persyaratan pendidikan Kepaniteraan Klinik Program Pendidikan dan Profesi Dokter
(P3D) di Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Manfaat
Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap penulis dan pembaca
terutama yang terlibat dalam bidang medis dan juga memberikan wawasan kepada masyarakat
umum agar lebih mengetahui dan memahami tentang gastroenteritis
BAB II
Tinjauan Pustaka
Definisi
Gastroenteritis akut adalah keadaan penyakit yang terjadi ketika makanan atau air yang terkontaminasi
mikroorganisme patogen (seperti Clostridium perfringens, Vibrio cholera, E. Coli.) atau racunnya dikonsumsi
(Panesar dan Bali, 2016).

Acute Gastroenteritis (AGE) didefinisikan oleh European Society for Pediatric Gastroenterology,
Hepatology and Nutrition (ESPGHAN) sebagai penurunan konsistensi tinja dan/atau peningkatan frekuensi BAB
(biasanya 3 kali dalam 24 jam), dengan atau tanpa demam atau muntah.

Diare akut biasanya berlangsung kurang dari 7 hari dan tidak lebih dari 14 hari (Guarino et al., 2014). Episode diare infeksi
akut tetap menjadi beban penyakit utama pada anak-anak di seluruh dunia (Depoorter, 2022).
Etiologi Gastroenteritis
Etiologi
Penyebab gastroenteritis akut dapat dibedakan
menjadi 2 kelompok penyebab utama:
•Infeksi
•Non Infeksi
Infeksi
Non Infeksi
Makanan: intoksikasi, alergi, malabsorbsi, dan maldigesti
Imunodefisiensi
Baru menjalani tindakan tertentu: gastrektomi, gastroenterostomi
Faktor Risiko
Gastroenteritis
Faktor Risiko
Patogenesis
Gastroenteritis
Gejala Klinis
Gejala Klinis
Mual 93%

Muntah 81%

Diare 89%

Nyeri Abdomen 76%

Tanda-tanda dehidrasi sedang-berat :


• Membran mukosa yang kering
• penurunan turgor kulit
• atau perubahan status mental
Klasifikasi
Gastroenteritis
Pemeriksaan Fisik dan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum, kesadaran, status gizi, tanda vital (tensi, nadi, laju respirasi, suhu);
• Status dehidrasi;
• Kualitas nyeri perut (untuk menyingkirkan penyakit-penyakit lain yang bermanifestasi diare akut);
• Colok dubur dianjurkan dilakukan pada semua kasus diare dengan feses berdarah, terutama pada
usia >50 tahun;
• Identifikasi penyakit komorbid.
Pemeriksaan Penunjang
● Pemeriksaan feses rutin.
● Pada kasus dengan dehidrasi dilakukan pemeriksaan darah, feses, dan urin rutin, pemeriksaan kimia darah meliputi ureum,
kreatinin, elektrolit, serum transaminase, gula darah, dan bila perlu analisis gas darah.
● Kultur feses dilakukan pada kasus dengan dehidrasi, demam, diare berdarah, atau setelah 3 hari pengobatan tidak ada perbaikan
klinik.
● Pemeriksaan sigmoidoskopi/kolonoskopi dilakukan pada kasus diare berdarah bila pemeriksaan penunjang yang sebelumnya
tidak memperlihatkan penyebab yang jelas.
Diagnosis Banding
Keluhan Utama: Diare Akut
Infeksius Non-Infeksius
Iatrogenik

Inflamatori non-Inflamasi Intoksikasi


makanan

Escherichia coli, Salmonella Komposisi diet


Clostridium (non-Typhi species), → Serat?
perfringens, Bacillus Shigella,
cereus, Campylobacter, Shiga Endokrin:
Staphylococcus toxin–producing E. Hipertiroid
aureus, Rotavirus, coli, enteroinvasive E. Alergi
Giardia, coli, Clostridium makanan
Cryptosporidium, difficile, Entamoeba
Vibrio cholerae histolytica Gejala awal
diare persisten
Penegakan Diagnosis
Penegakan Gastroenteritis Akut
Perubahan
Onset Gejala
Pola BAB

Cair / Setengah Cair <15 hari

Frekuensi >3x/hari Tiba-tiba

Kandugnan cairan
>200cc/24 jam
Diagnosis Gastroenteritis akut
Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Penunjang
-Onset Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Feses
-Frekuensi umum + Vital sign Pemeriksaan darah
-Konsistensi Pemeriksaan fisik Elektrolit
-Volume abdomen Kimia Asam-Basa
-Keluhan GI Lain Pemeriksaan Creatinine
-Keluhan sistemik Dehidrasi Spesifik berdasarkan
-Faktor Diet → Turgor kecurigaan
-Riwayat Obat → Mata cekung → Eksklusi DD
-Riwayat Penyakit → Mukosa
-Gejala lain
TATALAKSANA
Rehidrasi
• Pilihan cairan:
• Oral: diare tanpa komplikasi atau dehidrasi ringan
• Intravena: diare dehidrasi sedang-berat atau ada komplikasi lain
• Kebutuhan cairan:
• Dehidrasi minimal: defisit cairan < 3% kebutuhan cairan normal
• Dehidrasi ringan-sedang: defisit cairan 3-9% kebutuhan cairan
normal
• Dehidrasi berat: defisit cairan > 9% kebutuhan cairan normal
Diet
• Minum 8-10 gelas per hari
• Hindari susu sapi (laktosa) atau makanan pencetus
• Makanan padat dalam jumlah sedikit namun frekuensi sering
• Serat soluble untuk mengeraskan feses
• Stop kafein dan alkohol
Terapi Etiologik
• Virus: tidak diberikan antivirus
• Parasit (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia)
Metronidazole 4 x 250-500 mg
• E. coli patogen (EPEC), toksigenik (ETEC), hemoragik (EHEC); Enterobacter
aerogenes; Shigella sp:
Siprofloksasin 2 x 500 mg p.o atau selama 3 hari
Kotrimoksazol forte 2 x (160 mg + 800 mg) tab p.o selama 5 hari
• Salmonella sp:
Kloramfenikol 4 x 500 mg p.o selama 10-14 hari atau
Siprofloksasin 2 x 500 mg p.o selama 3-5 hari atau
Kotrimoksazol forte 2 x (160 mg + 800 mg) tab p.o selama 10 - 14 hari
• Vibrio cholera:
Tetrasiklin 4 x 500 mg p.o selama 3 hari atau
Doksisiklin 4 x 300 mg p.o, dosis tunggal atau
Siprofloksasin 2 x 500 mg p.o selama 10-14 hari
Terapi Simtomatik
• Antimotilitas: loperamide 4 mg, dilanjutkan 2 mg setiap BAB cair
• Antispasmodik: hyoscin n-butiromid 20 mg 2-3 kali per hari
• Pengeras feses: atapulgit 2 tablet setelah diare
• Antiemetik: dimenhydrinate 4 x 50 mg, 1-2 hari bila ada gejala
KOMPLIKASI
Komplikasi
• Dehidrasi
• Ketidakseimbangan elektrolit
• Asidosis metabolik
• Syok hipovolemik
• Penurunan berat badan
PROGNOSIS
Prognosis
Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan yang
mendukung, dan terapi antimikrobial jika diindikasikan, prognosis
diare infeksius sangat baik.
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Zulham
Tanggal Masuk: 28/05/2022 Dokter Ruangan:
Umur : 61 tahun
dr. Harvinda Arya Pratiwi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Jam: 22:18 WIB Dokter Chief of Ward
Pekerjaan : Pegawai Negeri
dr. Tara Rizvira Monica
Agama : Islam
Alamat : Jl. Ruang: Zaitun 1 Dokter Penanggung Jawab Pasien:
Sidobakti/Mawar Hijau XI No. 38, Namo
Rambe dr. M. Irfan Lubis, M.Ked(PD), Sp.PD
Anamnesa:
Keluhan Utama : Mual dan Muntah
Telaah : Hal ini dialami pasien 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Mual dijumpai 1 hari sebelum masuk rumah
sakit. Muntah ada lebih dari lima kali dalam 1 hari. Muntah seperti apa yang dimakan. Muntah darah tidak dijumpai.
Nyeri ulu hati tidak dijumpai. Nafsu makan menurun. Frekuensi buang air besar dengan konsistensi cair sepuluh kali
sehari. Berisi cairan lebih banyak daripada ampas. Buang air besar berlendir dan berdarah tidak dijumpai. Nyeri saat
buang air kecil tidak dijumpai. Lemas dijumpai 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Lemas mengganggu aktivitas.
Lemas dirasakan semakin memberat. Kepala terasa hoyong tidak dijumpai. Pandangan berkunang-kunang tidak
dijumpai. Demam tidak dijumpai. Batuk dan sesak napas tidak dijumpai. Riwayat nyeri dada dijumpai 2 minggu
yang lalu sehingga pasien berobat ke dokter jantung dan dikatakan ada penyempitan. Nyeri dada saat ini tidak
dijumpai. Riwayat hipertensi dijumpai sudah 5 tahun, namun tidak minum obat antihipertensi. Tekanan darah
sistolik tertinggi 170 mmHg. Riwayat diabetes melitus tidak dijumpai
RPK : -
RPT : Coronary Artery Disease, Hipertensi
RPO : ISDN, Plavix, Valsartan, Bisoprolol
Jantung
ANAMNESIS ORGAN :(-) Edema :(-)
Sesak nafas :(-)
Palpitasi :(-)
Angina pectoris
Lain-lain :(-)
Saluran Pernapasan
Batuk-batuk :(-) Asma, bronchitis :(-)
Dahak :(-) Lain-lain :(-)
Saluran Pencernaan
Nafsu Makan : Normal Penurunan BB :(-)
Keluhan Menelan :(-) Keluhan Defekasi : BAB cair, air lebih
banyak dari ampas
Keluhan Perut :(-) Lain-lain :(-)
Saluran Urogenital
Nyeri BAK :(-) BAK Tersendat :(-)
Batu :(-) Keadaan Urin : normal, kuning
jernih
Haid :(-) Lain-lain :(-)
Sendi dan Tulang

Sakit Pinggang Keluhan :(-) Keterbatasan Gerak : ( - )


Persendian :(-) Lain- lain :(-)
Endokrin
Haus/Polidipsi :(-) Gugup :(-)
Poliuri :(-) Perubahan suara :(-)

Polifagi :(-) Lain-lain :(-)


Saraf Pusat
Sakit Kepala :(-) Hoyong :(-)
Lain- lain :(-)
Darah dan Pembuluh Darah
Pucat :(-) Perdarahan :(-)
Petechiae :(-) Purpura :(-)
Lain-lain :(-)
Status Presens
Keadaan Umum : Baik Temperatur : 36 C

Sensorium : Compos Mentis SpO2 : 98%

Tekanan darah : 131/77 mmHg Berat Badan : 60 kg

Nadi : 57x/menit Tinggi Badan : 164 cm

Pernafasan : 20x/menit IMT : 26,3 (kesan: normoweight)


Pemeriksaan Kepala Pemeriksaan Leher
Kepala: dalam batas normal Struma : tidak membesar
Rambut: dalam batas normal Pembesaran KGB : (-)
Mata: konjungtiva anemis (-/-) Posisi trakea : medial
Wajah: simetris
TVJ : R-2 cm H2O
Kulit Wajah: dalam batas normal
Telinga: dalam batas normal Kaku kuduk : (-),
Sinus Paranasalis & Hidung: dalam batas
normal Lain-lain : (-)
Bibir: dalam batas normal
Mulut: Mukosa kering
Gigi: dalam batas normal
THORAX DEPAN
Inspeksi Perkusi
Bentuk : Simetris Fusiformis Paru
Pergerakan : Pergerakan bernafas tidak Batas Paru-Hati R/A : A: ICS V Line Mid
dijumpai, retraksi sela iga tidak dijumpai Clavicularis Dextra, R: ICS VI Line Mid
Clavicularis Dextra
Peranjakan : Tidak dijumpai
Jantung
Palpasi
Batas Atas Jantung : ICS II Linea
Nyeri Tekan : Tidak dijumpai Parasternalis Sinistra
Fremitus Suara : kanan = kiri Batas Kiri Jantung : ICS V Linea
Midclavicularis Sinistra
Iktus : Tidak teraba
Batas Kanan Jantung : ICS V Linea
Midclavicularis Dextra
Auskultasi
Paru
Suara Pernapasan : Vesikuler
Suara Tambahan : Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung
M1>M2, P2>P1, T1>T2, A2>A1, desah sistolis (-), tingkat : -
Desah sistolis (-), lain-lain : Tidak ditemukan
HR : 57 x/menit, reg/irreg, intensitas : Reguler
THORAX BELAKANG
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi :SP = Vesikuler
ST = Wheezing (-/-), Rhonki (-/-)
PEMERIKSAAN ABDOMEN
Palpasi

Inspeksi HATI

Bentuk : Simetris Dinding abdomen : Soepel

Gerakan lambung/usus : (-) Permukaan : (-)

Vena kolateral : (-) Pinggir : (-)

Caput Medusa : (-) Nyeri Tekan : (-)

LIMFA

Pembesaran : (-)
GINJAL
Ballotement : (-)

UTERUS/OVARIUM : Tidak dilakukan pemeriksaan


TUMOR : Tidak dilakukan pemeriksaan

Perkusi
Pekak Hati : (+)

Pekak Beralih : (-)

Auskultasi

Peristaltik Usus : Hiperperistaltik


Lain-lain : (-)
PINGGANG

Nyeri Ketuk Sudut Kosto Vertebra : (-/-)

INGUINAL : Pembesaran KGB (-)

GENITALIA LUAR : Tidak dilakukan pemeriksaan

PEMERIKSAAN COLOK DUBUR (RT)

Perineum : Tidak dilakukan pemeriksaan

Sphincter Ani : Tidak dilakukan pemeriksaan

Lumen : Tidak dilakukan pemeriksaan

Mukosa : Tidak dilakukan pemeriksaan

Sarung tangan : Tidak dilakukan pemeriksaan


PEMERIKSAAN EKSTREMITAS
Anggota gerak atas :
ANGGOTA GERAK BAWAH Kiri Kanan
Deformitas sendi : (-)
Edema - -
Lokasi : (-)
Arteri femoralis + +
Jari tabuh : (-)
Arteri tibialis posterior + +
Tremor ujung jari : (-)
Arteri dorsalis pedis + +
Telapak tangan sembab : (-)
Refleks KPR + +
Sianosis : (-)
Refleks APR + +
Eritema Palmaris : (-)
Refleks fisiologis + +
Lain-lain : (-)
Refleks patologis - -
Akral : Hangat
Lain-lain - -
Akral Hangat Hangat
INTERPRETASI HASIL LAB
Pemeriksaan Darah 28/05-2022
RESUME
RESUME

ANAMNESA Pasien datang dengan keluhan mual dijumpai 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Muntah ada
lebih dari lima kali dalam 1 hari. Muntah seperti apa yang dimakan. Nafsu makan menurun.
Frekuensi buang air besar dengan konsistensi cair sepuluh kali. Berisi cairan lebih banyak
daripada ampas..

STATUS Keadaan Umum : Sedang


PRESENS
Keadaan Penyakit : Sedang

Keadaan Gizi : Normal


PEMERIKSAAN VITAL SIGN

FISIK Sensorium : Compos Mentis

Tekanan Darah : 131/77 mmHg Abdomen

Nadi : 57 x/menit Inspeksi : Simetris

Pernafasan : 20 x/menit Palpasi : Soepel, H/L/R tidak teraba

Temperatur : 36℃ Perkusi : Timpani

SpO2 : 98% dengan RA Auskultasi : BU (+), hiperperistaltik

Status Lokalisata

Kepala dan leher Ekstremitas : edema (-/-), akral hangat


(+), CRT <3”
Mata : Konjungtiva Anemis (-), ikterik (-)

Thorax

Inspeksi : Simetris fusiformis

Palpasi : SF kanan = kiri

Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi : Sp: Vesikuler, ST: (-)


LABORATORIUM Leukosit : 13.870 (Leukositosis)

RUTIN N/L/M/E/B : 77,1/11,7/7,8/3,2/0,2

Ur/Cr : 38.9 / 1.41

Na / K / Cl : 142 / 5.32 / 103


DIAGNOSIS BANDING Gastroenteritis Akut

Intoksikasi makanan

Alergi makanan

Dispepsia Fungsional

DIAGNOSIS Gastroenteritis Akut + Hipertensi Stage 1 + CAD + Hiperkalemia (5.32) + AKI Stage 1 dd CKDG2
SEMENTARA (eGFR 53,4)

PENATALAKSANAAN Aktivitas : tirah baring

Diet : Makan Biasa

Tindakan suportif : -IVFD RL 20 gtt/i

i
PENATALAKSANAAN Medikamentosa :

- Inj. Cefrtiaxone 1gr/12jam

- Inj. Ondansetron 4mg/8 jam

- Omeprazole caps 2x20mg

- Bisoprolol 1x2,5mg

- Valsartan 1x160mg

-ISDN 3x5 mg

- Clopidogrel 1x75 mg

- Kalitake 3x1

- Loperamide 1tab tiap mencret, max 8 tab

- Alprazolam 1x 0,5 mg

- Paracetamol 2 x 1000mg

- Sukralfat Syr 3x15cc


Rencana Penjajakan Diagnostik / Tindakan Lanjutan

Darah Lengkap USG Abdomen

Tes Fungsi Ginjal (Ur/Cr) Foto Thorax

Kimia Elektrolit (Na/K/Cl) EKG


BAB IV
FOLLOW UP
28 Mei 2022
30 Mei 2022
31 Mei 2022
BAB V
DISKUSI KASUS
Teori Pasien
Gastroenteritis akut didefinisikan oleh sebagai Hasil anamnesis pasien menunjukkan mual
penurunan konsistensi tinja dan/atau peningkatan dijumpai 1 hari sebelum masuk rumah sakit
frekuensi BAB (biasanya 3 kali dalam 24 jam), dengan dengan frekuensi lebih dari 5 kali sehari. Muntah
atau tanpa demam atau muntah. Diare akut berlangsung seperti apa yang dimakan dan muntah darah
tidak lebih dari 14 hari. tidak dijumpai. Nyeri ulu hati tidak dijumpai.
Nafsu makan menurun. Buang air besar dengan
konsistensi cair dijumpai dengan frekuensi 10
kali sehari. Berisi cairan lebih banyak daripada
ampas. Buang air besar berlendir dan berdarah
tidak dijumpai.
Teori Pasien
Secara klinis, gastroenteritis akut juga dapat ditegakkan dengan Mual dan muntah dialami pasien 1 hari sebelum masuk
adanya berdasarkan gejala frekuensi buang air besar pasien yang rumah sakit. Mual dijumpai 1 hari sebelum masuk rumah
meningkat dari normal dengan konsistensi cair atau encer terebut sakit. Muntah ada lebih dari lima kali dalam 1 hari. Muntah
sebanyak lebih dari 3 kali dalam 1 hari. Diagnosis gastroenteritis seperti apa yang dimakan. Muntah darah tidak dijumpai.
akut sangat bergantung pada anamnesis terhadap pola buang air
Nyeri ulu hati tidak dijumpai. Nafsu makan menurun.
besar pasien, dengan onset atau berlangsung kurang dari 15 hari.
Frekuensi buang air besar dengan konsistensi cair sepuluh
Adanya gejala-gejala yang dikeluhkan selain perubahan pola
kali. Berisi cairan lebih banyak daripada ampas. Buang air
defekasi seperti adanya nyeri atau keram perut, mual muntah,
besar berlendir dan berdarah tidak dijumpai. Nyeri saat
hilangnya nafsu makan, hingga demam disertai gangguan pada
pencernaan juga dapat dicurigai buang air kecil tidak dijumpai. Lemas dijumpai 1 hari
sebelum masuk rumah sakit. Lemas mengganggu aktivitas.
Lemas dirasakan semakin memberat.
Teori Pasien
Pemeriksaan fisik mencakup perubahan vital sign yang
Sens CM
mengarah pada terjadinya dehidrasi seperti takikardia dan TD: 147/80 mmHg
hipotensi. Pemeriksaan suhu tubuh terhadap kemungkinan HR: 68x/i
demam juga mendukung penegakan penyebab RR: 20x/i
gastroenteritis. Pemeriksaan fisik abdomen dilakukan untuk Temp: 36 C
menentukan adanya nyeri tekan maupun nyeri lepas serta SpO2: 98%
adanya nyeri perut pada region abdomen tertentu. Mata: konjungtiva anemis (-/-), ikterik (-/-)
THM: dalam batas normal
Pemeriksaan auskultasi bising usus juga akan dijumpai
Leher: dalam batas normal
peningkatan peristaltik dengan borborygmi pada
Thorax: simetris fusiform, SF kanan=kiri, SP vesikuler, ronkhi
gastroenteritis sehingga waktu transit di usus semakin
(-/-), wheezing (-/-)
sempit. Abdomen: simetris, soepel, H/L/R tidak teraba, BU (+)
hiperperistaltik
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 3”
Teori Pasien
Pemeriksaan darah rutin mungkin menunjukkan anemia yang mungkin Hb/Ht/Le/PLT:
disebabkan perdarahan akut. kronis, atau malabsorpsi besi. Leukositosis 14,4/42/13.870/289.000
merupakan tanda inflamasi. Pasien dengan diare karena virus, biasanya
MCV/MCH/MCHC:
memiliki jumlah dan hitung jenis leukosit yang normal atau limfositosis.
Ureum dan kreatinin diperiksa untuk memeriksa adanya volume cairan dan 92,9/319/34,3
mineral tubuh. Analisis feses rutin pada setiap kasus bila sumber daya N/L/M/E/B:
tersedia. Pemeriksaan telur dan parasit diindikasikan pada diare > 14 hari, 77.1/11,7/7,8/3,2/0,2
refrakter terhadap terapi antibiotik. atau pasien imunokompromais. Kultur
GDS :87
feses perlu dilakukan pada pasien dengan dehidrasi, demam >38,5°C, diare
berdarah, nyeri abdomen pada pasien usia >50 tahun. pasien usia > 70 Ur/Cr: 38.9/1,41
tahun, imunodefisiensi, atau setelah 3 hari pengobatan dengan antibiotik Na/K/Cl: 142/5,32/103
tidak terjadi perbaikan klinis.
Teori Pasien
Tatalaksana utama dalam gastroenteritis akut adalah Tirah baring
- IVFD RL 20gtt/i
rehidrasi cairan dan elektrolit adekuat. Rehidrasi dapat
- Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
diberikan dalam sediaan oral maupun intravena. Pemberian - Inj. Ondansetron 4mg/8jam
- Omeprazole caps 2x 20 mg
sediaan oral diberikan pada pasien dengan diare akut tanpa
- Bisoprolol 1x2,5mg
komplikasi atau dengan dehidrasi ringan. Sediaan intravena - Valsartan 1x160mg
- ISDN 3x5mg
diberikan pada pasien diare akut dengan komplikasi
- CPG 1x75mg
dehidrasi sedang atau berat ataupun mengalami komplikasi - Kalitake 3x1
- Loperamide 1 tab tiap mencret, maksimal 8 tab
lainnya.
- Alprazolam 1x0,5mg
- Parasetamol 2 x 1000 mg
- Sukralfat Syr 3x15cc
Teori Pasien
Pemberian terapi etiologik berupa antibiotik maupun Tirah baring
- IVFD RL 20gtt/i
antiparasit didasarkan pada hasil pemeriksaan penunjang
- Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
yang dilakukan. Infeksi virus tidak diberikan antivirus, - Inj. Ondansetron 4mg/8jam
- Omeprazole caps 2x 20 mg
hanya diberikan terapi suportif dan simtomatik. Pada infeksi
- Bisoprolol 1x2,5mg
parasit dapat diberikan metronidazole. Sementara itu, untuk - Valsartan 1x160mg
- ISDN 3x5mg
infeksi bakteri diberikan antibakteri sesuai dengan kuman
- CPG 1x75mg
pathogen yang didapatkan dari kultur feses. Terapi - Kalitake 3x1
- Loperamide 1 tab tiap mencret, maksimal 8 tab
simtomatik lainnya dapat diberikan untuk mengurangi
- Alprazolam 1x0,5mg
gejala, seperti antimotilitas, antispasmodik, obat pengeras - Parasetamol 2 x 1000 mg
- Sukralfat Syr 3x15cc
feses, dan antiemetik
BAB VI
KESIMPULAN
Kesimpulan
Seorang pasien laki-laki bernama Bapak Z, 61 tahun didiagnosis dengan gastroenteritis akut + hipertensi
stage 1 + CAD + Hiperkalemia + AKI stage 1 dd CKDG2. Pasien dirawat di Rumah Sakit Universitas
Sumatera Utara dan diberikan tatalaksana tirah baring, IVFD RL 20gtt/I, inj. Ceftriaxone 1gr/12jam, inj.
Ondansetron 4mg/8jam, Omeprazole caps 2 x 20 mg, Bisoprolol 1 x 2,5mg, Valsartan 1 x 160mg, ISDN 3 x
5mg, Clopidogrel 1x75mg, Kalitake 3x1, Loperamide 1 tab tiap mencret, Alprazolam 1x0,5mg, Parasetamol
2 x 1000 mg, dan Sukralfat Syr 3x15cc. Gastroenteritis akut merupakan penyakit dengan gejala yang
bervariasi tergantung dari etiologinya, sehingga prosedur diagnostik yang tepat perlu dilakukan dan secara
bersamaan dilakukan tatalaksana awal berupa rehidrasi adekuat.
Referensi
Amin, L. Z. 2015, ‘Tatalaksana Diare Akut’, Cermin Dunia Kedokteran, 42(7).

Archietobias, M. A. 2016, ‘Diare akut dan dehidrasi ringan-sedang + hipokalemia’, J Medula Unila, 4(3), pp. 94–98.

Barr, W. & Smith, A. 2013, ‘Diagnosis in general practice: Acute diarrhoea in adults’, BMJ (Online), 339(7711), pp. 46–48. doi:10.1136/bmj.b1877.

Barr, W. & Smith, A. 2014, ‘Acute Diarrhea in Adults’, American Family Physician, 89(3).

Chow, C. M., Leung, A. K. C. & Hon, K. L. 2010, ‘Acute gastroenteritis: From guidelines to real life’, Clinical and Experimental Gastroenterology,
3(1), pp. 97–112. doi:10.2147/ceg.s6554.

Ferri, F. F. 2006, Ferri’s Differential Diagnosis. 1st edn. Philadelphia: Elsevier.

Fleckenstein, J. M., Matthew Kuhlmann, F. & Sheikh, A. 2021, ‘Acute Bacterial Gastroenteritis’, Gastroenterology Clinics of North America, 50(2),
pp. 283–304. doi:10.1016/j.gtc.2021.02.002.

Granado-Villar, D., Cunill-De Sautu, B. & Granados, A. 2012, ‘Acute Gastroenteritis’, 33(11), pp. 487–495.
Graves, Nancy S. 2013, ‘Acute gastroenteritis’, Primary Care - Clinics in Office Practice, 40(3), pp. 727–741. doi:10.1016/j.pop.2013.05.006.

Graves, Nancy S 2013, ‘Acute Gastroenteritis’, Nature.

Griffiths, M. 2015, Crash Course Gastrointestinal System. 4th edn. Philadelphia: Elsevier.

Jameson, J. L., Kasper, D. I., Longo, D. L., Fauci, A. S., Hauser, S. I. & Loscalzo, J. 2018, Harrison’s Principles of Internal Medicine. 20th edn. New
York: McGraw-Hill.

Makmun, D., Simadibrata, M., Abdullah, M., Syam, A. F. & Fauzi, A. 2009, Konsensus Penatalaksanaan Diare Akut pada Dewasa di Indonesia.
Jakarta: Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia.

Papadakis, M. A., McPhee, S. J. & Rabow, M. W. 2022, Current Medical Diagnosis and Treatment 2022. 61st edn. New York: McGraw-Hill.

Riddle, M. S., Dupont, H. L. & Connor, B. A. 2016, ‘ACG clinical guideline: Diagnosis, treatment, and prevention of acute diarrheal infections in
adults’, American Journal of Gastroenterology, 111(5), pp. 602–622. doi:10.1038/ajg.2016.126.

Saskatchewan Registered Nurse Association 2019, Acute Gastroenteritis: Adults. Saskatchewan: Saskatchewan Registered Nurse Association.

Setiati, Siti; Alwi, Idrus; Sudoyono, Aru. W; K. Simadibrata, Marcellus; Setiyohadi, Bambang; Syam Ari, F. 2014, Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu
Penyakit Dalam.

Anda mungkin juga menyukai