Anda di halaman 1dari 17

Terapi Herbal

Anti Diare
Kelompok 8

Bagus Susena
Clara Fernanda Dewi
Maharani Calista
Norhikmah
Outline

01 Pendahuluan
(Definisi, Patofisiologi, 04 Jurnal Uji Klinis
Tanaman
Jenis, Faktor penyebab,
gejala

02 Guidline terapi 05 Review Jurnal

Contoh Bahan Alam


03 Antidiare
DEFINISI

Diare merupakan suatu penyakit yang ditandai


dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang
lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi
buang air besar yang lebih banyak dari biasanya yaitu
3 kali atau lebih dalam sehari. (WHO)
Menurut Depkes RI, Diare merupakan penyakit yang
disebabkan oleh infeksi mikroorganisme termasuk
bakteri, virus dan parasit.
Patofisiologi
Penyebab diare adalah masuknya virus
(RotavirusAdenovirus enteris, Virus Norwalk),
bakteri atau toksin
(CompylobacterSalmonella, Escherichia coli,
Yersinia, dan lainnya) parasite (Biardia
Lambia, Cryptosporidium). Beberapa
mikroorganisme pathogen ini menyebabkan
infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau cytotoksin dimana merusak
sel-sel atau melekat pada dinding usus pada
diare.
Jenis-jenis Diare

1. Diare Akut
2. Diare Kronis
3. Disentri
Faktor Penyebab

a. infeksi virus : bakteri dan parasit


b. non infeksi : alergi makanan,
dan efek samping obat2 an
Gejala
1. Tinja berair atau encer
2. Frekuensi buang besar meningkat
hingga lebih dari tiga kali sehari
3. Kram perut yang menandakan adanya
gangguan pada sistem pencernaan
4. Demam terutama untuk diare yang
disebabkan oleh infeksi
5. Pusing
6. Letih lesu karena kehilangan cairan
dan elektrolit
7. Selera makam turun atau hilang
Guidline
Terapi
03
Contoh Bahan Alam Anti Diare

Rimpang Kunyit Daun jambu Biji Daun Salam

Temulawak Beluntas Meniran


Jurnal
Pendahuluan

Karena tidak ada pengobatan yang efektif untuk


sindrom iritasi usus besar (IBS), banyak pasien
beralih ke pengobatan tradisional Tiongkok
(TCM) untuk kemungkinan penyembuhan. jurnal
ini meneliti kemanjuran terapi formula herbal
Tiongkok kuno pada pasien dengan IBS yang
didominasi diare
Metode
Semua pasien (berusia 18-75 tahun)
yang datang ke Klinik Gastroenterologi
Rumah Sakit Prince of Wales dengan
gejala
penelitian ini double-blind, plasebo
kontrol. pasien secara acak menerima
formulasi herbal aktif atau plasebo
selama 8 minggu.
sediaan herbal yang digunakan dalam
penelitian ini mengandung 11 herbal
seperti tercantum pada Tabel
Metode
Campuran herba diekstraksi dengan air panas; ekstrak air
kemudian dipekatkan, dikeringkan dengan semprotan,
dan dikemas dalam kantong aluminium buram yang
tertutup rapat.

plasebo dengan tampilan serupa dibuat dengan pati,


glukosa, laktosa (<1% berat), dan komponen pahit,
sukrosa oktaasetat (<0,01% berat). Mereka dikemas
dengan cara yang sama seperti sediaan herbal aktif
dalam kantong aluminium buram.

Semua paket dibagikan oleh staf peneliti independen di


ruang terpisah setelah kunjungan. Pasien diminta untuk
melarutkan butiran dalam setiap kemasan menggunakan
air panas dan meminumnya dua kali sehari.
Hasil

Seratus sembilan belas pasien diacak: 60 menerima


TCM dan 59 menerima plasebo. Tidak ada perbedaan
yang signifikan dalam proporsi pasien dengan perbaikan
gejala global antara kelompok TCM dan kelompok
plasebo pada,
- minggu ke 8 (35% vs 44,1%, p = 0,38)
- minggu ke 16 (31,7% vs 33,9%, p = 0,62).
Selain itu, tidak ada perbedaan dalam skor gejala
individu dan penilaian kualitas hidup antara kedua
kelompok sepanjang waktu.
Kesimpulan

Penggunaan formulasi herbal untuk IBS


yang didominasi diare tidak membawa
perbaikan gejala secara global. Studi klinis
terkontrol lebih lanjut mungkin diperlukan
untuk mengkarakterisasi peran TCM dalam
pengelolaan IBS
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai