Anda di halaman 1dari 19

FARMAKOTERAPI TERAPAN (SEMESTER GANJIL/GENAP 2022/2023)

STUDI KASUS : INFEKSI GASTROINTESTINAL

NAMA KELOMPOK :

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

KASUS:
KASUS INFEKSI GASTROINTESTINAL
Seorang pasien perempuan berusia 65 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan BAB cair± 11
kali sejak 1 hari sebelum masuk RS, BAB jumlah banyak, berbau busuk, ampas (+), lender (-),
darah (-), muntah (+) kemarin dan demam (-). Berdasarkan hasil wawancara diketahui: 1 rumah
memiliki keluhan serupa (+) berupa BAB Cair (+), BAB jumlah banyak (+), berbau busuk,
ampas (+), muntah (+).
RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT : Rujukan dari Puskesmas Batakan -IVFD 1 Kolf loading
500 ml -Loperamid 2 mg setiap kali BAB -Zink 1 x 20 mg -Oralit 100 ml 4-6 jam sekali.
Hasil Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan Nilai Normal Tgl 25/11/20 Tgl 26/11/20 Tgl 27/11/20
Tekanan darah 120/80 mmHg 100/70 200/100 130/70
Suhu Tubuh 36,5 – 37,2 OC 36,5 OC 36 OC -
Respiratory rate 10-24 x/menit 20 20 -
Nadi 60-100 x/menit 103 91 80
SPO2 96-100% 92 - -
Hasil Pemeriksaan Laboratorium

DIAGNOSIS : (25/11/20) GEA dehidrasi sedang, DM Tipe II dan Hipoglikemia (+), (26/11/20)
HT urgency dan (27/11/20) ISK

PEMBAHASAN TERKAIT PENYAKIT:


DEFINISI
Infeksi gastrointestinal adalah infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit yang
menyebabkan terjadinya gastroenteritis yaitu peradangan pada saluran pencernaan (termasuk
lambung dan usus) di masyarakat gastroenteritis dikenal dengan istilah muntaber.
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestina yang di sebabkan oleh
bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen. Gastroenteritis disebut juga
sebagai peradangan yang terjadi pada lambung, usus halus, usus besar yang disebabkan oleh
infeksi makanan yang mengandung bakteri atau virus yang memberikan gejala diare dengan
frekuensi lebih banyak dengan konsistensi encer dan kadang-kadang disertai dengan mual
muntah (Doris. A., 2019).

PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya penyakit dapat dilihat dari beberapa faktor penyebab antara lain :
1) Faktor Kelainan pada Saluran Makanan.
Kelainan pada lambung, usus halus dan usus besar yang disebabkan oleh penyakit antara
lain akilia gastrika, tumor, pasca gastrektomi, vagotomi, vistula intestinal. Obstruksi
intestinal parsial, divertikulosis, kolitis ulserosa, poliposis dan endotriatis dapat
mengakibatkan perubahan pergerakan pada dinding usus. Jika pergerakan dinding unsur
menurun (normal 5 – 30x menit), hal ini menyebabkan perkembang biakan bakteri
bertambah dalam rongga usus atau jika pergerakan dinding usus meningkat, peristaltik
usus juga meningkat, sehingga terjadi percepatan kontak makanan dengan permukaan
usus, makanan lebih cepat masuk kedalam lumen usus dan kolon, kolon bereaksi cepat
untuk mengeluarkan isinya sehingga terjadi hipersekresi yang menambah keenceran
tinja.
2) Faktor Infeksi
Parasit, bakteri, virus dan jamur yang masuk ke dalam lambung akan dinetralisasi oleh
asam lambung (HCL), mikroorganisme tersebut bisa mati atau tetap hidup, jika masih
hidup mikroorganisme tersebut akan masuk ke dalam usus halus dan berkembang biak.
Didalam usus halus akan mengeluarkan toksin yang sifatnya merusak vili-vili usus dan
dapat meningkatkan peristaltis usus sehingga penyerapan makanan, air, dan elektrolit
terganggu, terjadilah hipersekresi yang mengakibatkan diare.
3) Faktor Makanan
Makanan yang terkontaminasi, mengandung kimia beracun, basi, masuk melalui mulut
ke dalam lambung. Didalam lambung makanan akan dinetralisir oleh asam lambung.
Apabila lolos, makanan yang mengandung zat kimia beracun akan sulit diserap oleh
usus halus dan bersifat merusak, reaksi usus akan mengeluarkan cairan sehingga terjadi
peningkatan jumlah cairan dalam usus yang mengakibatkan diare (Price et al., 2015).

TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala dari infeksi gastrointestinal antara lain :
1. Diare (ada yang mengandung darah atau lendir)
2. mual muntah
3. demam
4. Nyeri perut
5. Pada anak-anak nafsu makan berkurang atau hilang
(Dipiro et al, 2011).
Diare dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu watery (encer) dan inflammatory (inflamasi).
Diare inflamasi disebabkan oleh patogen invasif dan umumnya ditandai dengan demam,
tenesmus (keinginan untuk BAB walaupun baru saja BAB atau nyeri kram dubur) serta tinja
berdarah sedangkan pada watery diare tinja yang keluar tidak berdarah. Adapun kriteria dari
masing-masing kategori dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

]
(Dipiro et al, 2011).

TATA LAKSANA
Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi pada gastrointestinal terutama pada orang
dewasa terdiri atas:

1. Terapi rehidrasi

Terapi ini merupakan prioritas utama pengobatan yaitu untuk mengembalikan


kehilangan cairan dalam tubuh. Penggunaan rehidrasi oral lebih disarankan karena
berdasarkan dipiro et al. 2011 menyatakan bahwa rehidrasi oral dapat mengembalikan
kebutuhan cairan hingga 97% pada pasien diare ringan hingga sedang (Dipiro et al.,
2011). Contoh obat rehidrasi oral seperti oralit untuk diare akut awal yang ringan.
Rehidrasi oral harus mengandung garam dan glukosa yang dikombinasikan dengan air.
Pemberian per oral dengan larutan oralit yang komposisinya berkisar antara 29g
glukosa, 3,5g NaCl, 2,5g Na bikarbonat dan 1,5g KCI setiap liternya (Sudoyo, 2009).

Jenis cairan untuk rute intravena untuk cairan pemeliharaan adalah cairan ringer
laktat yang cukup banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya lebih rendah
dibandingkan dengan kadar kalium cairan tinja. Alternatif cairan lainnya yaitu
menggunakan cairan NaCl isotonik. Penggunaannya ditambahkan satu ampul Na
bikarbonat 7,5% 50 ml pada setiap satu liter infus NaCl isotonik. Prinsip pemberian
cairan yaitu jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang
keluar dari badan. Rehidrasi cairan dapat diberikan dalam 1-2 jam untuk mencapai
kondisi rehidrasi (Sudoyo, 2009).

2. Terapi simptomatik

Pemberian terapi simtomatik perlu dipertimbangkan secara hati-hati karena lebih banyak
kerugian daripada keuntungannya. Hal yang harus sangat diperhatikan pada pemberian
antiemetik, misalnya obat metoklopropamid dapat memberikan kejang pada anak dan
remaja akibat rangsangan ekstrapiramidal. Pada diare akut yang ringan kecuali rehidrasi
peroral, bila tak ada kontraindikasi dapat dipertimbangkan pemberian bismuth
subsalisilat maupun loperamid dalam waktu singkat. Pada diare yang berat obat-obat
tersebut dipertimbangkan terkait waktu pemberian yang singkat atau adanya kombinasi
dengan pemberian obat antimikroba (Sudoyo, 2009).

3. Terapi definitif

Terapi definitif yang digunakan yaitu terapi antibiotik. Pemberian antibiotik


secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi, karena 40% kasus diare
sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian antibiotik. Antibiotik diindikasikan pada
pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi, seperti demam, feses berdarah, leukosit
pada feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten atau
penyelamatan jiwa pada diare infeksi, dan pasien immunocompromised. Pemberian
antibiotik dapat secara empiris tetapi antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur
dan resistensi kuman (Amin, 2015).
Adapun pemberian terapi antibiotik berdasarkan patogen penyebab infeksi dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :

(Dipiro et al., 2011).


KASUS:
PEMBAHASAN KASUS
A. DATABASE PASIEN
Seorang pasien perempuan berusia 65 tahun dengan riwayat pengobatan rujukan dari
Puskesmas Batakan yaitu
 IVFD 1 Kolf loading 500 ml
 Loperamid 2 mg setiap kali BAB
 Zink 1 x 20 mg
 Oralit 100 ml 4-6 jam sekali.
Pasien tersebut didiagnosis pada tanggal
 25/11/20 = Gastroenteritis dehidrasi sedang, Diabetes Melitus Tipe II dan Hipokalemia
 26/11/20 = Hipertensi urgensi
 27/11/20 = ISK

B. SUBYEKTIF
 Satu hari sebelum masuk Rumah Sakit pasien mengalami BAB cair ±11 kali dengan
jumlah banyak, berbau busuk, ampas tetapi tidak berlendir dan tidak ada darah. Pasien
tidak mengalami demam tetapi mengalami muntah.
 Hasil dari wawancara menunjukkan 1 rumah memiliki keluhan serupa yaitu BAB Cair
dengan jumlah banyak, berbau busuk, ampas dan mengalami muntah.

C. OBYEKTIF
Pada tanggal (25/11/20)
 TD (mmHg) 100/70
 Nadi 103
 SPO2 92%
 Gula darah sewaktu 318 mg/dl
 Kalium 3,071 mmol/L
 Chlorida 108,2 mmol/L
 Ureum 71
 BUN 33

Pada tanggal (25/11/20)


 TD (mmHg) 200/100
 Suhu tubuh 36 0C
 Chlorida 108,2 mmol/L

Pada tanggal (25/11/20)


 TD (mmHg) 130/70
Chlorida 108,2 mmol/L
D. FIR (Further Information Required)

Pertanyaan Alasan
1. Apakah sebelumnya pasien pernah Jika pasien pernah mengalami hal yang serupa,
mengalami penyakit gastroenteritis? Jika iya, maka informasi tersebut dapat membantu rencana
apakah ada faktor risiko yang sama dengan perawatan yang lebih tepat.
kondisi saat ini?
2. Apa yang dikonsumsi oleh pasien sebelum Karena informasi mengenai konsumsi
munculnya gejala makanan/minuman dari pasien sebelum munculnya
gejala untuk menentukan penyebab pasti dari
kondisi pasien, sehingga dapat diberikan
pengobatan yang tepat.
3. Apakah pasien telah melakukan perjalanan Karena ada kemungkinan terpapar penyakit
ke luar kota atau ke luar negeri sebelum menular dari perjalanan pasien tersebut sehingga
munculnya gejala bisa menentukan penyebab pasti dari kondisi pasien
4. Apakah pasien memiliki riwayat alergi Karena alergi terhadap obat-obatan tertentu dapat
terhadap obat-obatan tertentu? menyebabkan reaksi alergi sehingga informasi ini
dapat membantu dalam pemilihan obat yang aman
dan efektif untuk pasien.
5. Apakah pasien memiliki riwayat penyakit Karena informasi ini dapat membantu dalam
lain, seperti asam lambung? pemilihan atau penggunaan obat yang aman dan
efektif untuk pasien
6. Apakah pasien merokok atau mengonsumsi Karena kebiasaan tersebut dapat mempengaruhi
alkohol? kondisi kesehatan pasien dan meningkatkan risiko
komplikasi.
7. Apakah ada riwayat keluarga penyakit Karena riwayat keluarga dapat menjadi faktor
diabetes melitus tipe 2 atau hipertensi? risiko untuk mengembangkan penyakit diabetes
melitus tipe 2 dan hipertensi sehingga dapat
membantu dalam menentukan faktor risiko pasien
dan menyesuaikan rencana pengobatan yang tepat

E. ASSESSMENT
PROBLEM TERAPI DRP PLAN
MEDIK
(25/11/20)  Neodiaform (2 Terdapat dugaan satu Injeksi seftriakson
GEA dehidrasi tab extra keluarga keracunan tidak digunakan
sedang, selanjutnya 1 makanan karena
tab maksimal 10 diare tanpa lendir dan
tab/hari (kalau darah Sehingga
perlu) penggunaan inj.
Seftriakson tidak
 Inj, seftriaokson diperlukan
2x1g

 Inj.
Metoclopramide
Hipokalemia  Infus KCL Infus KCL dan KSR KSR oral tidak
 KSR Oral oral diketahui usah digunakan
memiliki indikasi karena sudah ada
yang sama sehingga infus KCL
digunakan salah satu
saja
Antidiabetes  Injeksi levemir Dilanjutkan Terapi tetap
(0-0-20) pada penggunaan injeksi dilanjutkan
malam hari karena pasien
 Injeksi memiliki gula darah
Novorapid (10- yang tinggi
10-10) segera
setelah makan
Gastritis (Maag) Inj. Ranitidine Pasien tidak memiliki Apabila
keluhan terkait menayakan kepada
penyakit maag (Ada pasien apakah
obat, tidak ada memiliki asam
indikasi) lambung, jika tidak
sebaiknya hentikan
saja pemakaiannya
BUN Belum ada terapi Indikasi tanpa terapi Monitorinng saja
Ureum Belum ada terapi Indikasi tanpa terapi Monitoring saja
(26/11/20) Belum ada terapi Belum ada terapi Dilakukan
Hipertensi terkait hipertensi penambahan obat
Urgency Urgency hipertensi urgency
yaitu labetalol,
captopril,clonidine
(27/11/20) Belum ada terapi Indikasi tanpa terapi Penambahan obat
ISK ISK yaitu
Ciproloxacin

F. PENJELASAN MASING-MASING PLAN YANG DIRENCANAKAN


(BERDASARKAN PUSTAKA)  EBM, MONITORING YANG AKAN
DILAKUKAN DAN KONSELING.

1. Penggunaan infus KCL dan KSR memiliki indikasi yang sama (Duplikasi indikasi)
yaitu untuk menambahkan kalium, sehingga penggunaan KSR dihentikan, jadi yang
dipilih hanya infus KCL saja
2. Dilakukan penambahan obat hipertensi untuk hypertensi Urgency yaitu obat
captopril, labetalol atau clonidine dikarenakan obat tersebut adalah obat untuk
hypertensi urgency yang sesuai dengan literatur yaitu Dipiro edisi 9. Pemilihan obat
caoptopril oral 25-5- dengan waktu interval pemberian 1-2 jam.

3. Menurut PMK no 28 tahun 2021 Pada penyakit infeksi saluran kemih harus
diberikan penambahan antibiotik siproloksasin (1 stLline), Dosis siproloksasin yaitu
500 mg setiap 12 jam selama 7 hari

G. PUSTAKA
Amin, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda Nic- Noc Edisi Revisi Jilid 3.Mediaction Publishing, Jogakarta.
DORIS, Astri. Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Diagnosa
Gastroenteritis. Jurnal Ilmiah Cerebral Medika, 2021, 1.1

Dipiro, J. T., B. G. Wells, T. L. Schwinghammer, C. V. Dipiro. 2015. Pharmacoteraphy


Handbook Ninth Edition. Mc Graw Hill Education.

PMK. 2021. Peraturan Menteri Kesehatan No 28 tahun 2021, Republik Indonesia.

Price, Syilvia A & Lorraine M. Wilson. 2015. Patofisiologi (konsep klinis proses-
proses penyakit) edisi 6. Ahli Bahasa: Brahm. Penerbit…(et.al), Editor Edisi
Bahasa Indonesia: Huriawati Hartanto…(et.al). EGC: Jakarta
Sudoyo, A.W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Interna
Publishing, Jakarta.

STUDI KASUS KOMPREHENSIF ANGKATAN 13

Seorang pasien laki-laki berusia 50 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan demam, nyeri perut
bagian bawah, lemas dan sesak nafas. Pasien telah merasakan demam (naik turun) sejak 1 minggu
yang lalu. Berdasarkan hasil penggalian informasi diketahui pasien memiliki riwayat penyakit BPH
dan obat-obatan yang dikonsumsi pasien (dalam 5 hari terakhir) adalah tamsulosin HCl 400 mcg 1
kali sehari dan finasteride 1 kali sehari.

Hasil pemeriksaan pasien fisiki pasien:

Pemeriksaa Nilai 28 29 30 31 1 2 3 4
n normal
TD <140/9 100/7 120/8 120/8 130/8 120/9 120/8 120/8 110/8
0 8 0 0 0 0 0 0 0
Nadi 60-80 123 90 89 85 85 80 72 75
Pernafasan 12-20 20 20 22 21 21 21 22 22
Temperatur 37 39 38.7 39.5 38.5 37.6 38.2 37.6 37

Hasil Pemeriksaan Lab


Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Nilai Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
Normal 28/3/22 29/3/22 30/3/22 31/3/22 1/4/22 2/4/22 3/4/22 4/4/22
Eritrosit 0-2 10-20↑
Silinder Negatif Negatif
Epithel 1+ 2-4↑
Bakteri Negatif Positif
Kristal Negatif Negatif

-
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Nilai Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
Normal 28/3/22 29/3/22 30/3/22 31/3/22 1/4/22 2/4/22 3/4/22 4/4/22
PDW 9,0-17,0 17,7↑ 16,9 16,2 16
MCV. MCH, MCHC
MCV (fL) 75-96 89,7 89,9 88,2 88,1 88,3
MCH (pg) 28-32 28,8 28,6 28,4 28,1 28,2
MCHC (%) 33-37 32,1↓ 31,8↓ 32,2↓ 32↓ 32↓
HITUNGAN JENIS
Gran% 50-70 88,7↑ 72,5↑ 81,7↑ 77,8↑ 86,4↑
Limfosit% 25-40 6,8↓ 13,2↓ 10,8↓ 13,2↓ 8,3↓
MID% 4-11 4,5 14,3↑ 7,5 9 5,3
Gran# (ribu/ul) 2,5-7 8,5↑ 9,4↑ 9,5↑ 8↑ 12,8↑
Limfosit# (ribu/ul) 1,25-4 0,6↓ 1,7 1,3 1,4 1,2↓
MID# (ribu/ul) 0,1-1,5 0,4 1,8↑ 0,8 0,9 0,8
KIMIA
GULA DARAH
Jam Jam
14.00 06.00
526↑ 178
Jam
Glukosa darah 20.00
<200
sewaktu (mg/dl) 417↑
Jam
24.00
305↑
Gula darah puasa
70-105 342↑ 151↑ 116↑ 64↓ 157↑ 219↑
(mg/dl)
LFT :
SGOT (U/l) 0-46 76↑
SGPT (U/l) 0-45 50↑
RFT :
Ureum (mg/dL) 10-50 115↑ 95↑ 81↑ 45 54↑ 39
Creatinin (mg/dL) 0,7-1,4 1,94↑ 1,51↑ 1,16 0,92 1 0,94
Blood Urea Nitrogen
4,7-23,3 54↑ 44↑ 38↑ 21 25↑ 18
(mg/dL)
FAAL LEMAK & JANTUNG
Cholesterol total
150-220 150
(mg/dL)
Trigliserida (mg/dL) 60-165 276↑
ELEKTROLIT
Natrium (mmol/l) 135-146 125,9↓
Kalium (mmol/l) 3,4-5,4 3,45
Chloride (mmol/l) 95-100 98
URINALISA
Kuning- Kuning
Warna – kekeruhan
jernih -keruh
1,005-
BJ 1,010
1,030
pH 5,-6,5 5
Keton Negatif 1+↑
Protein – Albumin Negatif Negatif
Glukosa Negatif 3+↑
Bilirubin Negatif Negatif
Darah samar Negatif 3+↑
Nitrit Negatif Negatif
Urobilinogen 0,1-1 Normal
Leukosit Negatif 3+↑
URIN SEDIMEN
Leukosit 0-3 30-50↑
Penggunaan Obat Saat ini

28/3
Nama Obat Regimen Indikasi 29/3 30/3 31/3 1/4 2/4 3/4 4/4
(IGD)
Inf RL 20tpm Resusitasi √ √ √ √ √ √ √ √
(i.v infus) cairan
Inf Parasetamol 1gr/8jam Antipiretik & √ √ √ √ √ √ √ √
(i.v infus) analgesik
Inj Omeprazole 40gr/24jam Gastroprotek- √ √ √ √ √ √ √ √
(i.v) tor
Inj Ceftriaxone 1gr/12jam Antibiotik √ stop
(i.v)
Novorapid 50unit Antidiabetes √ 10- √ √ √ 8-8- √ √
dalam 50mL 10- 8
NaCl 0,9% 10 unit
(i.v). unit
Kecepatan (s.c)
4unit/jam (s.c)
(GDS>250
mg/dL),
3unit/jam
(GDS 200-
250mg/dL),
1unit/jam
(GDS
<200mg/dL)
Prorenal 3 x 2 tab Terapi √ √ √ √ √ √ √ √
(p.o) insufiensi
ginjal
Inj. Meropenem 1gr/8jam Antibiotik √ √ √ √ √ √ √
(i.v)
Levemir 0-0-20 unit Antidiabetes √ √ √ √ √ √ √
(s.c)
Asam folat tab 2 x 2 tab Anemia √ √ √ √ √ √ √
1mg (p.o)
Bisoprolol tab 1x 1 tab Miokard √ √ √ √ √ √ √
2,5mg (p.o) Infark
Atorvastatin tab 1x1 tab Miokard √ √ √ √ √ √ √
20mg (p.o) Infark dan
dislipidemia
Prove-D 5000 1 x 1 tab Vitamin √ √ √ √ √ √ √
(p.o)
Graphalac 3 x 1C Konstipasi √
(lactulose) (p.o)
PEMBAHASAN KASUS
A. DATABASE PASIEN
Seorang pasien laki-laki berusia 50 tahun, dengan riwayat pengobatan 5 hari terakhir

 Tamsulosin HCL 400 mcg 1 x sehari


 Finasteride 1 x sehari

Pasien tersebut didiagnosis pada tanggal

 28/2/22 = Ketoasidosis diabetik (KAD), infeksi saluran kemih (ISK)


 29/3/22 = diabetes militus tipe 2 + ketoasidosis diabetik (KAD), infeksi saluran kemih (ISK)
+ sepsis, Acute Kidney Injury (AKI), Old Miokard Inferior (OMI), Dengue Fever,
Hiponatremia

B. SUBYEKTIF
 Suatu hari pasien masuk rumah sakit dengan keluhan demam, nyeri perut bagian bawah lemas
dan sesak nafas. Selama 1 minggu yang lalu pasien sudah merasakan demam naik turun.
 Berdasarkan hasil informasi diketahui pasien memiliki riwayat BPH dan obat -obatan yang
dikonsumsi pasien adalah tamsulosin dan finasteride.

C. OBYEKTIF
 Pemeriksaan fisik pasien
TD :
28/2/22 100/78
29/2/22 120/80

Nadi :
28/2/22 123
29/2/22 90

Pernafasan :
28/2/22 20
29/2/22 20
Temperatur :
28/2/22 39
29/2/22 38.7
Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 28/3/22 pada pemeriksaan imuno-serologi
Pasien positif terinfeksi salmonela thyphi H

Hasil pemeriksaan hematologi pasien pada tanggal 28/3/22


Hemoglobin 12,3
Leukosit 9.5
Eritrosit 4.26
Hematokrit 38.2
Trombosit 31
RDW-CV 13.8
RDW-SD 51.7
MPV 9.1

Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 28/3/22


Eritrosit 10-20
Silinder negatif
Epithel 2-4
Bakteri positif
Kristal negatif

Hasil pemeriksaan diagnostik


Pada hasil pemeriksaan radiologi tes rontgen thorax pada tanggal 29-3-22 hasil cor dan pulmo
tidak nampak kelainan
Hasil pemeriksaan EKG pada tanggal 29/3/22 : old Miokard inferior (OMI)

D. FIR

Pertanyaan Alasan

1. Apa yang di konsumsi oleh Informasi terkait makanan atau minuman yang di
pasien sebelum munculnya konsumsi pasien sebelum munculnya gejala untuk
gejala? menentukan penyebab pasti dari kondisi pasien, sehingga
dapat diberikan pengobatan yang tepat.
2. Apakah pasien memiliki Alergi terhadap obat-obatan tertentu dapat menyebabkan
riwayat alergi terhadap obat- reaksi alergi, sehingga informasi ini dapat membantu
obatan tertentu? dalam pemilihan obat yang aman dan efektif.

3. 3. Apakah pasien merokok Kebiasaan ini dapat mempengaruhi kesehatan pasien


atau mengonsumsi alkohol? serta meningkatkan risiko terjadinya komplikasi.

4. Apakah ada hasil kultur Meropenem merupakan antibiotik lini ke 3, sebelum


resistensi antibiotiknya? digunakan harusnya ada hasil kultur resistensi
antibiotiknya.

E.  ASSESSMENT

PROBLEM MEDIK TERAPI DRP PLAN


DM tipe 2 + 28/02/22 Pasien mengalamai Terapi dilanjutkan,
Ketoasidosis Novorapid KAD sehingga jika gula darah
Diabetik (KAD) 50 unit dalam membutuhkan masih tidak turun
50mL NaCl 0,9% penanganan cepat, harus ditambahkan
(i.v). Kecepatan sedangkan terapi insulin long acting
4unit/jam novorapid memiliki
(GDS>250 sifat rapid acting.
mg/dL), 3unit/jam
(GDS 200-
250mg/dL),
1unit/jam (GDS
<200mg/dL)

Infeksi Saluran 28/02/22 Dapat menyebabkan Inj. Seftriakson


Kemih (ISK) Inj Seftriakson 1 endapan di paru dan diganti dengan
gr/12 jam (i.v) ginjal jika digunakan siprofloksasin
bersamaan dengan
infus RL (ca.
gluconas)
Dengue fever 28/02/22 Menurunkan demam Terapi dilanjutkan
Inf RL 20 tpm (i.v) pasien
Inf Parasetamol 1
gr/8 jam (i.v)
Acute Kidney Injury 28/02/22 Pasien menderita Terapi dilanjutkan
(AKI) Prorenal 3x2 tab gagal ginjal
(p.o)
Gastritis (Maag) 28/02/22 Pasien tidak Terapi dihentikan
Inj Omeprazole 40 mengalami keluhan
gr/24 jam (i.v) terkait penyakti maag
(Ada terapi, tidak ada
indikasi)
Hiponatremia 28/02/22 Pasien mengalami Terapi dilanjutkan
Inf RL 20 tpm (i.v) hiponatremia
DM tipe 2 + 29/02/22 Pasien masih Terapi dilanjutkan
Ketoasidosis Levemir 0-0-20 memiliki gula darah
Diabetik (KAD) unit (s.c) yang tinggi
Infeksi Saluran 29/02.22 Meropenam obat
Kemih (ISK) + Inj meropenam untuk regimen bakteri
sepsis 1gr/8jam (i.v) yang resisten
Old Miokard 29/02/22
Inferior (OMI) Bisoprolol tab
2,5mg (p.o)
Atorvastatin tab
20mg (p.o)
Anemia 29/02/22 Dosis terlalu kecil Dosis dinaikkan
Asam Folat tab 1 menjadi 5 mg/hari
mg (p.o)
Vitamin 29/02/22 Pasien memerlukan Terapi dilanjutkan
Prove-D 5000 1x1 vitamin D
tab (p.o)
Konstipasi 4/4/22 Pasien mengalami Terapi dihentikan
Graphalac konstipasi
(lactulose) 3x1C
(p.o)

 F. PENJELASAN MASING-MASING PLAN YANG DIRENCANAKAN (BERDASARKAN


PUSTAKA) EBM, MONITORING YANG AKAN DILAKUKAN  DAN KONSELING.

Anda mungkin juga menyukai