Anda di halaman 1dari 12

Gastroenteritis Akut

Gastroenteritis
Inflamasi pada membran mukosa saluran
pencernaan yang ditandai dengan diare dan
muntah.
Diare defekasi dengan konsistensi lebih
encer dan frekuensi lebih sering (>2 kali
sehari)/ pasase feses lebih dari 200 g/hari
WHO diare akut mencapai 2 miliar kasus
per tahun.
Indonesia (2010) terbanyak pasien rawat
inap di Indonesia 96.278 kasus, Case Fatality
Rate
reference 1,92%
Lanata CF, Fischer-Walker CL, Olascoaga AC, Torres CX, Aryee MJ, Black RE: Child Health Epidemiology
group of the WHO and UNICEF. Global causes of diarrheal disease mortality in children and 5 years
of age: a systematic review. PloS One. 2013:8(9)
Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus Penatalaksanaan Diare Akut pada Dewasa di Indonesia.
Patofisiologi Diare
Diare osmotik
Makanan tidak dapat diabsorbsi
Hiperosmolaritas intralumen perpindahan cairan dari plasma ke
dalam lumen.
Berhenti bila pasien puasa
Diare sekretorik
Ganggguan transpor (absorbsi berkurang, peningkatan sekresi
Toksin yang dikeluarkan bakteri
Diare eksudatif
Inflamasi kerusakan mukosa baik usus halus maupun usus besar
infeksi bakteri / non-infektif
Feses pus, darah, atau mukus.
Diare hiperperistaltik
Gangguan motilitas waktu transit usus menjadi lebih cepat
Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus Penatalaksanaan Diare Akut pada Dewasa di Indonesia.
Jakarta: PGI: 2009.
Etiologi
Virus rotavirus, norwalk virus, adenovirus, calicivirus,
astrovirus.
Invasi vili usus halus dan mengganggu absorpsi sekretorik,
Disertai muntah, menggigil, demam dan malaise stomach flu.
Bakteri
Vibro cholera, E. coli (tanpa inflamasi dan invasi ke mukosa)
Campylobacter jejuni, Shigella, Salmonella, Yersinia enterocolica,
Clostridium difficile (invasi mukosa kolon mukus dan darah)
Parasit
Giardia dan Cryptosporodium: diare cair dan berbau busuk
Entamoeba hystolitica: inflamatorik
Non-infeksi IBS, malabsorbsi, IBD fase akut, kolitis
iskemik, medikasi, ataupun keracunan makanan
Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus Penatalaksanaan Diare Akut pada Dewasa di Indonesia.
Jakarta: PGI: 2009.
Simadibrata, M. D.Diare akut. In: Sudoyo, A.W. Setiyohadi, B. Alwi, I. Simadibrata, M.D. Setiati, S. Eds.Buku
ajar ilmu penyakit dalam. 5thEd. Vol. I. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Diagnosis
Anamnesis
Konsistensi, volume, dan frekuensi BAB
Steatorea, pus, mukus, atau darah segar pada feses, atau melena.
Gejala penyerta seperti mual, muntah, nyeri perut, demam, tenesmus.
Durasi
Penurunan BB dehidrasi
Konsumsi makanan yang tidak dimasak baik
Riwayat bepergian ke daerah endemis
Berenang di danau atau terminum airnya
Faktor imunokompromais
Penggunaan obat-obatan yang dapat memicu diare
Riwayat kontak dengan penderita
Riwayat tinggal di tempat penampungan atau riwayat dirawat di RS
Pemeriksaan fisik
TTV dan derajat dehidrasi
Massa abdomen, tenderness, dan defans muskular, serta bising usus
Colok dubur tidak yakin ada darah, BAB darah usia >50tahun
Pemeriksaan penunjang
Analisis feses rutin
Pada diare inflamatorik, terdapat peningkatan jumplah
leukosit, tes darah samar positif, laktoferin, dan calciprotein
positif.
Pemeriksaan telur dan parasit diare dari 14 hari,
refrakter terhadap antibiotik, atau pasien
imunokompromais.
Kultur feses
dehidrasi dan demam lebih dari 38,5 derajat C
diare berdarah
nyeri abdomen pasien usia lebih dari 50 tahun
pasien > 70 tahun,
imunodefisiensi, setelah pengobatan 3 hari antibiotik tidak ada
perbaikan, atau pasien imunokompromais.
Tata Laskana
Indikasi Rawat Inap:
Dehidrasi sedang-berat
Vomitus persisten
Diare progresif dan makin berat dalam 48
jam
Lansia dan geriatrik
Pasien imunokompromais
Diare akut dengan komolikasi seperti
dehidrasi, gagal ginjal dengan atau tanpa
asidosis metabolik, sepsis, dan ileus paralitik.
Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus Penatalaksanaan Diare Akut pada Dewasa di Indonesia.
Jakarta: PGI: 2009.
Simadibrata, M. D.Diare akut. In: Sudoyo, A.W. Setiyohadi, B. Alwi, I. Simadibrata, M.D. Setiati, S. Eds.Buku
ajar ilmu penyakit dalam. 5thEd. Vol. I. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Terapi

Rehidra
si
sesuai
derajat
dehidra
si
Rehidrasi
Menggunakan LRO/ oralit
Sesuai dengan derajat dehidrasi
Penghitungan cairan dehidrasi
Minimal: 103% x 30-40 cc/kgBB/hari
Ringan sedang: 109% x 30-40
cc/kgBB/hari
Berat: 112% x 30-40 cc/kgBB/hari
Berdasarkan jumlah cairan yg hilang:
[jumlah feses+ IWL (10% BB)] + 30-
40cc/kgBB/hari
Perkumpulan Gastroenterologi
Jakarta: PGI: 2009.
Indonesia. Konsensus Penatalaksanaan Diare Akut pada Dewasa di Indonesia.
Nutrisi
Pemberian makan 4 jam setelah
rehidrasi
Small and frequent feeding dibagi 6x
makan sehari
Diet terdiri dari menu tinggi kalori dan
mikronutrien seperti nasi, gandum,
daging, buah, sayuran

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus Penatalaksanaan Diare Akut pada Dewasa di Indonesia.
Jakarta: PGI: 2009.
Terapi Simtomatik
Antimotilitas
Loperamid dosis awal 4mg dan dilanjutkan 2mg tiap
diare, maksimal 16 mg/24 jam.
Antispasmodik
Hyoscien-n butilbromid 10 mg 2-3x/hari maks 100
mg/hari, ekstrak belladona 5-10 mg 3x sehari,
papaverin 30-60 mg 3x/hari, mebeverin 35-100 mg
3x/hari
Pengeras feses
Atapulgit 2 tablet tiap diare, maks 12 tablet/hari
Smektit 9 g/24 jam dibagi 3 dosis
Kaoin pektin 2,5 tablet tiap diare, maks 15 tablet/24 jam

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus Penatalaksanaan Diare Akut pada Dewasa di Indonesia.
Jakarta: PGI: 2009.
Amin LZ. Tatalaksana Diare Akut. 2015. CDK: 42(7); Jakarta
Terapi Etiologis

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus Penatalaksanaan Diare Akut pada Dewasa di Indonesia.
Jakarta: PGI: 2009.
Amin LZ. Tatalaksana Diare Akut. 2015. CDK: 42(7); Jakarta

Anda mungkin juga menyukai