Anda di halaman 1dari 39

REFERAT

DEMAM BERDARAH DENGUE


Disusun oleh :
Nurdiana cahyani
142011101058

Dokter Pembimbing:
dr. H. Ahmad Nuri, Sp.A
dr. B. Gebyar Tri Baskara, Sp.A
dr. Lukman Oktadianto, Sp.A
dr. Ali Shodikin, M.Kes, Sp.A

Fakultas Kedokteran Universitas Jember


SMF/Lab Ilmu Kesehatan Anak
RSD dr. Soebandi Jember
2018
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus dengue
ETIOLOGI

 Flavivirus (RNA) berukuran 50nm

 virion terdiri dari nukleokapsid


dengan simetri kubik yang diselubungi
lipoprotein

 terdiri atas 3 protein struktural dan 7


non struktural gen protein (NS)

 4 serotipe flavivirus yaitu DEN-1,


DEN-2, DEN-3, dan DEN-4

Source:
[WHO]. 2011. Comprehensive Guideline for Prevention and Control of Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever. India: WHO Regional Office for
South-East Asia. .
Patogenesis

 Diakibatkan karena Interaksi berbagai


komponen respon imun.
 Infeksi pertama kali menimbulkan
kekebalan seumur hidup untuk serotipe
penyebab
 Infeksi sekunder dengan serotipe yang
berbeda pada umumnya, memberikan
manifestasi klinis lebih berat
PATOGENESIS
 Respons Imun Humoral
diperankan oleh limforsit B dengan menghasilkan
antibodi spesifik terhadap virus dengueantibodi
homotipik dan antibodi heterotipik

Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan
Penyakit Tropis IDAI.
 Respons Imun Selular
 diperankan oleh Limfosit T
 sel T CD4 sebagai penghasil sitokin
 sel T CD8 berperan untuk lisis sel
target

Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
 Mekanisme Autoimun
 yang berperan dalam pembentukan antibody
yaitu protein E, prM, NS1
 Antibodi NS1 menunjukkan reaksi silang
dengan sel endotel dan trombosit
 Antibodi terhadap prM juga dapat
menyebabkan reaksi autoimun oleh karena
terdapat kemiripan (molecular mimicry) yang
terdapat pada sel endotel dan trombosit

Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit
Tropis IDAI.
 Peran Sistem Komplemen

protein NS1 mengaktifkan sistem komplemen

aktivasi komplemen C3a, C5a

aktivasi komplemen C3a, C5a

produksi sitokin proinflamasi (TNF-α, IL-1β, IL-6, IL-8) sehingga


peningkatan permeabilitas vascular sangat besar.

Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit
FAKTOR RISIKO

 usia
 status gizi
 genetik

Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
MANIFESTASI KLINIS
infeksi virus dengue

asimtomatik simtomatik

demam berdarah
demam tidak demam dengue expanded dengue
dengue (DBD)
khas (sindrom syndrome,
dengan kebocoran
virus) organopati
plasma

tanpa dengan
perdarahan perdarahan DBD non syok DBD dengan
syok=Sindrom
syok dengue
Source:
(SSD)
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
SINDROM VIRUS

 demam sederhana yang tidak khas,


seperti infeksi virus lain
 ruam makulopapular dapat menyertai
demam atau pada saat penyembuhan
 gangguan saluran napas dan perncernaan

Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
DEMAM DENGUE
 masa inkubasi rata-rata 4-6 hari
 demam mendadak tinggi (390-400C), terus
menerus, biasanya berlangsung 2-7 hari
 pada hari ke-3 sakit umumnya suhu tubuh turun,
namum masih di atas normal, kemudian suhu naik
tinggi kembali (pola demam bifasik)
 mialgia, sakit punggung, atralgia, muntah,
fotofobia, nyeri retroorbital, gangguan
pencernaan (diare atau konstipasi), nyeri perut,
sakit tenggorok, dan depresi

Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
 Pada hari ke-3 atau 4 ditemukan ruam
makulopapular
 Pada masa penyembuhan timbul ruam di kaki
dan tangan berupa ruam makulopapular dan
ptekie diselingi bercak-bercak putih (white
island in the sea of red)
 manifestasi perdarahan: uji torniquet positif
(>10 ptekie dalam area 2,8x2,8 cm),
beberapa ptekie spontan, dapat terjadi
perdarahan masif.

Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
DEMAM BERDARAH DENGUE
 Fase Demam
 demam yang tinggi, mendadak, kontinyu, kadang bifasik,
berlangsug antara 2-7 hari,
 Demam dapat mencapai suhu 400C,
 ruam makulopapular
 hepatomegali 2-4 cm di bawah arkus aorta,
 Penurunan suhu tubuh , disertai berkeringat, perubahan laju
nadi, dan tekanan darah gangguan ringan sistem sirkulasi
karena kebocoran plasma yang tidak berat

Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
 Fase Kritis ( fase syok)
 terjadi pada saat demam turun (time of fever
defervescence), pada saat ini terjadi puncak kebocoran
plasma.
 Warning signs (antara hari ke-3-7): muntah terus-
menerus, nyeri perut heat, semakin lesu, perdarahan
spontan, penurunan jumlah trombosit <100.000
sem/mm3 serta kenaikan hematokrit.

Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
 Fase konvalesens
 terjadi reabsobsi cairan dari ruang
ekstravaskular ke dalam ruang intravaskular
secara bertahap pada 48-72 jam,
 keadaan umum dan nafsu makan membaik,
gejala GIT mereda, status hemodinamik
stabil, dan diuresis menyusul kemudian,
 ruam konvalesens,
 hematokrit kembali stabil, tetapi pemulihan
trombosit lebih lambat.

Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
Source:
Perjalanan Penyakit Infeksi Dengue
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
SINDROM SYOK DENGUE

 umumnya terjadi di sekitar penurunan


suhu tubuh (fase kritis), yaitu pada hari
sakit ke4-5 (rentang hari ke 3-7),
 sering kali didahului oleh tanda bahaya
(warning signs),
 Pasien yang tidak mendapat terapi cairan
intravena yang adekuat akan segera
mengalami syok.

Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
 Syok terkompensasi
 Syok dekompensasi
 Expanded Dengue Syndrome
 dapat berupa penyulit infeksi dengue dan manifestasi
klinis yang tidak lazim;
 manifestasi klinis yang tidak lazim ialah ensefalopati
dengue atau ensefalitis, perdarahan hebat (massive
bleeding), infeksi ganda (dual infections), kelainan
ginjal, dan miokarditis.

Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 Isolasi Virus
 metode inokulasi pada nyamuk
 hanya dapat dilakukan pada enam hari pertama demam
 rumit dan hanya dilakukan untuk tujuan penelitian

 Deteksi Asam Nukleat


 RNA virus dngue dideteksi menggunakan RT-PCR
 enam hari pertama demam
 mahal

 Deteksi Antigen Virus


 pemeriksaan NS1 antigen virus dengue
 5 hari pertama demam, sensitivitas tinggi pada 1-2 hari namun makin
menurun setelahnya

Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
 Deteksi Serum Respons Imun
 Uji HI (Haemaglutination inhibition)
pemeriksaan sensitif namun kurang spesifik dan memelukan dua sediaan
serum akut dan konvalesens, sehingga tidak dapat digunakan untuk
menegakkan diagnosis dini.
 Uji Neutralisasi
merupakan pemeriksaan yang paling sensitif dan spesifik, metode yang
paling sering dipakai adalah plaque reduction neutralization test
(PRNT). Pemeriksaan ini mahal, perlu waktu, secara teknik cukup rumit,
oleh karena itu jarang dilakukan di laboratorium klinik. Sangat berguna
untuk penelitian pembuatan dan efikasi vaksin.

Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
 Pemeriksaan serologi IgM dan IgG anti dengue

Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
 Parameter Hematologi
 Pada awal fase demam hitung leukosit dapat
normal atau dengan peningkatan neutrofil,
selanjutnya diikuti penurunan jumlah leukosit
dan neutrofil, yang mencapai titik terendah
pada akhir fase demam(<5000 sel/mm3),
 trombositopenia di bawah 100.000/uL antara
hari sakit ke-3-8,
 peningkatan hematokrit >20% sebagai tanda
dari adanya kebocoran plasma.

Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
KRITERIA DIAGNOSIS

Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
 Kriteria Diagnosis Laboratoris
 Probable dengue, apabila diagnosis klinis
diperkuat oleh hasil pemeriksaan serologi anti
dengue.
 Confirmed dengue, apabila diagnosis klinis
diperkuat dengan deteksi genome vius dengue
dengan pemeriksaan RT-PCR, antigen dengue
pada pemeriksaan NS1, atau apabila
didapatkan serokonversi pemeriksaan IgG dan
IgM (dari negatif menjadi positif) pada
pemeriksaan serologi berpasangan.

Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
TATALAKSANA
Tersangka Infeksi Dengue
Demam 2-7 hari mendadak tinggi kontinyu, nyeri kepala, mialgia, atralgia,
nyeri retroorbital, manifestasi perdarahan (spontan/rumple leede), leukosit
<4.000/mm3, dan kasus DBD di lingkungan In

Tidak Ya

Rawat Jalan;
nasihat kepada orang
tua

Rawat Inap:
Apakah terdapat: Ya - Demam dengue
Warning signs? - Demam berdarah dengue
- Demam berdarah dengue
dengan syok
Source:
- Expanded dengue syndrome
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada
Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
TATALAKSANA RAWAT JALAN DEMAM
DENGUE
 anak harus istirahat
 cukup minum, boleh air putih atau teh, namun lebih baik jika diberikan
cairan yang mengandung elektrolit seperti jus buah, oralit atau air
tajin.
 paracetamol 10-15mg/kgBB/dosis diberikan bila suhu >380C dengan
interval 4-6jam, hindari pemberian aspirin/NSAID/ibuprofen. Berikan
kompres hangat.
 pasien diharuskan kembali berobat (kontrol) setiap hari dan dinilai oleh
petugas kesehatan sampai melewati fase kritis mengenai: pola demam,
jumlah cairan yaang masuk dan keluar (muntah, BAK), pemeriksaan
darah lengkap, tanda-tanda perembesan plasma dan perdarahan
 pasien harus dibawa ke rumah sakit jika ditemukan warning sign
TATALAKSANA RAWAT INAP
DBD
 Penggantian cairan
 cairan kristaloid isotonis atau koloid
 dihentikan bila stabil dan telah lewat fase kritis (24-48
jam)

 Antipiretik
 paracetamol 10-15mg/kgBB/dosis interval 4-6 jam
 kompres hangat

 Pemberian Nutrisi
 minum yang cukup, terutama yang mengandung
elektrolit
Kebutuhan cairan berdasarkan berat badan ideal

Kecepatan pemberian cairan

Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
Sindrom Syok Dengue Terkompensasi:
Anak gelisah, takipnea, kulit dingin, tekanan nadi <20mmHg, CRT
>2detik, jumlah diuresis turun

beri oksigen 2-4L/menit


periksa hematokrit, kristaloid RL/RS 10-20mL/kgBB dalam 60 menit

Ya Syok teratasi Tidak

IVFD Periksa A-B-C-S: Ht, gas darah,


10mL/kgBB, 1-2 glukosa darah, kalsium, perdarahan
jam Koreksi bila ditemukan segera
asidosis, hipoglisemia,
hipokalsemia
TTV stabil,
turunkan IVFD
bertahap 7,5; 5; Ht meningkat Ht menurun
3; 1,5
mL/kgBB/jam
Bolus kedua kristaloid Perdarahan
atau koloid 10-
stop IVFD
20mL/kgBB dalam

Tidak jelas
maksimal 48 jam
waktu 10-20 menit
setelah syok
teratasi

Bila tidak teratasi


Koloid 10-20mL/kgBB dalam 10-
Source: 20 menit, jika syok menetap Transfusi
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata
laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit
dilanjutkan transfusi darah darah
Tropis IDAI.
Sindrom Syok Dengue Dekompensasi:
kulit dingin dan lembab, takikardi, syok hipotnsif (hipotensi, nadi cepat kecil), syok dalam
(nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur), pernapasan Kussmaul, sianosis

beri oksigen 2-4L/menit


bolus kristaloid dan/atau koloid 10-20mL/kgBB dalam waktu 10-20 menit
periksa ABCS: hematokrit, analisis gas darah, gula darah, kalsium

Ya Syok teratasi Tidak

IVFD 10mL/kgBB, koreksi segera asidosis, hipoglisemia, hipokalsemia,


1-2 jam perhatikan nilai hematokrit

TTV stabil,
turunkan IVFD
bertahap 7,5; 5; 3; Ht meningkat Ht menurun
1,5 mL/kgBB/jam

Bolus kedua
kristaloid atau Perdarahan tidak perdarahan
stop IVFD koloid 10- jelas
maksimal 48 jam 20mL/kgBB dalam
setelah syok teratasi waktu 10-20 menit

Bila tidak teratasi:


Koloid 10-20mL/kgBB dalam
10-20 menit, jika syok menetap
pertimbanggkan transfusi darah
Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana Transfusi darah
Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
KOMPLIKASI DAN PENYULIT

 Kelebihan cairan (fluid overload)


 gangguan elektrolit
 ensefalopati – ensefalitis dengue
 perdarahan masif (massive bleeding)
 infeksi ganda (dual infections)
 kelainan ginjal
 miokarditis

Source:
Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata laksana
Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI.
DAFTAR PUSTAKA

 [DEPKES RI] Departemen Kesehatan RI. 2010. Buletin Jendela Epidemiologi.


Jakarta: Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Depkes RI
 [DEPKES RI] Departemen Kesehatan RI. 2016. Situasi DBD. Jakarta: InfoDATIN
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
 IDAI. 2009. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta: IDAI
 Hadinegoro, SR., Ismoedijanto M., Alex C. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata
laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: UKK Infeksi dan Penyakit
Tropis IDAI.
 Suhendro, Leonard N., Khie C., Herdiman TP. 2009. Demam Berdarah Dengue.
Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Editor Setiati S., A.Idrus,
W.S.Aru, S.K.Marcellus, S. Bambang, dan F.S. Ari. Jakarta: Internal Publishing.
 [WHO]. 2011. Comprehensive Guideline for Prevention and Control of Dengue
and Dengue Hemorrhagic Fever. India: WHO Regional Office for South-East
Asia.
 CDC. 2010. Comparison between main dengue vectors. url:
https://www.cdc.gov/dengue/resources/30jan2012/comparisondenguevector
s.pdf [diakses pada 30 Mei 2018].
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai