Anda di halaman 1dari 59

Laporan Kasus

Rabu, 24 Agustus 2022


Dokter Muda:
Anju Marlina Simanjuntak (210131008)
Adam Rizky Mildsi (210131016)
Rasyid Ridha (210131097)
Naomi Laksita Laras (210131120)
Amalia Faghira Aldreyn (210131155)

PPDS Pembimbing: dr. Selfi Khairunnisa


Supervisor: Prof. Dr. dr. Noni N. Soeroso, M.Ked(Paru), SpP(K). Onk

Diagnosis:
Hidropneumotoraks dekstra ec Tuberkulosis Paru Kasus Baru Terkonfirmasi
Bakteriologis + Diabetes melitus tipe 2
Data Pribadi Pasien

Nama : Tn. AN
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Sibolangit, Deli Serdang
Pekerjaan : Pegawai swasta
Suku : Batak
Agama : Protestan
Berat Badan : 56 kg
Tinggi Badan : 160 cm
BMI : 21,88 (normoweight)
Tanggal Masuk : 23/07/2022
Anamnesis

Keluhan utama: sesak napas


● Sesak napas dirasakan sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit yang dirasakan secara tiba-tiba.
Sesak nafas berhubungan dengan posisi, sesak berkurang bila posisi miring ke samping kanan.
Sesak tidak dipengaruhi aktivitas, dengan sesak nafas tidak dirasakan memberat bila beraktivitas
berat ataupun dengan istirahat. Sesak tidak dipengaruhi oleh cuaca maupun debu. Nafas berbunyi
tidak dijumpai. Riwayat nafas berbunyi tidak dijumpai.
● Batuk dijumpai sejak 1,5 bulan sebelum masuk rumah sakit. Batuk dijumpai sepanjang hari, namun
lebih banyak terjadi pada malam hari. Batuk disertai dahak berwarna keputihan, tidak berbau,
konsistensi cair dengan volume ½ sendok teh per kali batuk. Batuk tidak berhubungan dengan
aktivitas, posisi, dan cuaca.
● Batuk darah tidak dijumpai. Riwayat batuk berdarah tidak dijumpai.
● Nyeri dada dijumpai sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dada dirasakan di sebelah
kanan dan terasa seperti ditusuk-tusuk. Nyeri dada dirasakan memberat bila pasien batuk. Nyeri
dada berhubungan dengan pola pernafasan dijumpai. Riwayat nyeri dada sebelumnya tidak
dijumpai.
Anamnesis

● Demam tidak dijumpai. Riwayat demam dijumpai sejak 1,5 bulan sebelum masuk rumah sakit. Demam
sering dirasakan di malam hari. Demam dirasakan tidak terlalu tinggi dan turun dengan obat penurun
panas.
● Keringat malam hari dijumpai sejak 1,5 bulan sebelum masuk rumah sakit. Keringat malam dirasakan
hingga pasien harus berganti pakaian lebih dari 2 kali dalam 1 malam.
● Penurunan berat badan kira-kira 10 kg dalam 2 bulan terakhir disertai dengan penurunan nafsu makan.
● Mual dan muntah tidak dijumpai
● Nyeri otot dan badan lemas dijumpai sejak
● Kehilangan indera pengecapan tidak dijumpai.
● Kehilangan indera penciuman tidak dijumpai.
● Suara serak tidak ditemukan
● Sulit menelan tidak dijumpai.
● Sakit tenggorokan tidak dijumpai.
● Buang air kecil normal, buang air besar normal.
● Riwayat sakit kepala, kejang, atau kelemahan pada ekstremitas tidak dijumpai.
● Kaki dan tangan bengkak tidak dijumpai. Riwayat bengkak sebelumnya tidak dijumpai
Anamnesis

● Riwayat merokok dijumpai. Pasien merokok sebanyak 1 batang per hari selama 12
tahun (indeks Brinkman ringan)
● Riwayat konsumsi obat TB 6 bulan tidak dijumpai.
● Riwayat penggunaan obat semprot tidak dijumpai.
● Riwayat vaksinasi COVID-19 3 kali.
● Riwayat hipertensi tidak dijumpai.
● Riwayat diabetes melitus dijumpai sejak 1 bulan ini namun tidak rutin minum obat.
● Riwayat keluhan serupa pada keluarga, tetangga, maupun rekan kerja disangkal.
● Riwayat paparan zat kimia atau biomass disangkal.
● Riwayat penggunaan obat batuk dijumpai.
● Riwayat konsumsi alkohol tidak dijumpai.
● Riwayat alergi tidak dijumpai.
● Riwayat penyakit keganasan tidak dijumpai.
Permasalahan Pasien

● Sesak napas
● Batuk kronis dengan dahak berwarna putih
● Nyeri dada pleuritik
● Riwayat demam intermittent sejak 1,5 bulan yang lalu
● Keringat malam sejak 1,5 bulan yang lalu
● Kehilangan nafsu makan
● Penurunan berat badan
● Riwayat merokok IB ringan
● Riwayat diabetes melitus
Pemeriksaan Fisik

Tanda Vital Keadaan Penyakit


● Sensorium : compos mentis ● Dispnea : (+)
● Tekanan darah : 130/70 mmHg ● Orthopnea : (+)
● Frekuensi nadi : 92 x/menit ● Trepopnea : (+)
● Frekuensi nafas : 20 x/menit ● Platipnea : (-)
● Suhu : 36 0C ● Edema : (-)
● SpO2 : 91% room air ● Sianosis : (-)
● Ikterus : (-)
Keadaan Gizi
● Berat badan : 56 kg
● Tinggi badan : 160 cm
● BMI : 21,88 kg/cm2 (Kesan: normoweight)
Pemeriksaan Fisik

STATUS LOKALISATA
1. Kepala
● Deformitas : tidak dijumpai
● Wajah : dalam batas normal, facial plethora (-), oedem (-)
● Mata: konjungtiva palpebrae pucat (-), ikterus (-), pupil isokor, miosis (-),
enopthalmus (-), ptosis (-), refleks cahaya (+/+)
● Hidung : deviasi septum (-), hiperemis (-), tanda-tanda rhinitis (-), pernapasan
cuping hidung (-)
● Bibir : sianosis (-), pursed lips breathing (-)
● Rongga mulut:
Lidah: sianosis (-), kandidiasis oral (-), leukoplakia (-)
Faring dan laring : dalam batas normal, hyperemesis (-), edema (-), kelainan
mukosa (-).
Pemeriksaan Fisik

2. Leher
● TVJ R-2 cmH2O, pembesaran kelanjar getah bening regional(-), kaku kuduk (-),
penggunaan otot-otot bantu napas (-), hipertrofi otot-otot bantu napas (-),
deviasi trakea (-), pembesaran tiroid (-).
3. Toraks
● Jantung: S1 normal, S2 normal, S3 tidak dijumpai, S4 tidak dijumpai
● Batas jantung:
○ Batas atas: ICS II Linea Parasternal Sinistra
○ Batas bawah: diafragma
○ Batas kanan: Sulit dinilai
○ Batas kiri : ICS V 1cm medial Linea Midclavicularis Sinistra
● Auskultasi: murmur tidak dijumpai, gallop tidak dijumpai
Pemeriksaan Dinding Dada
Interpretasi
Anterior Posterior
Inspeksi Statis: bentuk dada Simetris, deformitas (-), Statis: Simetris, deformitas (-), kelainan
kelainan pada kulit (-), vena kolateral (-), pada kulit (-), tatto (-) , tulang belakang
venektasi (-), tattoo (-) (simetris)
Dinamis: ketinggalan bernapas dijumpai Dinamis: ketinggalan bernapas dijumpai
pada lapangan paru kanan pada lapangan paru kanan
Palpasi Ekspansi dada : Asimetris Ekspansi dada : Asimetris
Taktil fremitus : Taktil fremitus :
Lapangan paru atas : Kanan < Kiri Lapangan paru atas : Kanan < Kiri
Lapangan paru tengah : Kanan < Kiri Lapangan paru tengah : Kanan < Kiri
Lapangan paru bawah : Kanan < Kiri Lapangan paru bawah : Kanan < Kiri
Emfisema subkutis (-) Emfisema subkutis (-)
Pemeriksaan Dinding Dada
Interpretasi
Kanan Kiri
Perkusi Lapangan paru atas : sonor/redup/hipersonor Lapangan paru atas : sonor/redup/hipersonor
Lapangan paru tengah : sonor/redup/hipersonor Lapangan paru tengah: sonor/redup/hipersonor
Lapangan paru bawah : sonor/redup/hipersonor Lapangan paru bawah : sonor/redup/hipersonor
Batas Paru-Hati : Sulit dinilai
Peranjakan : Sulit dinilai
Pemeriksaan Dinding Dada Anterior
Interpretasi
Kanan Kiri
● Lapangan paru atas : ● Lapangan paru atas :
Suara napas : melemah Suara napas : vesikuler/bronkovesikuler/bronkial/amforik
Suara napas tambahan : ronki basah (-), terdengar di awal/akhir inspirasi, Suara napas tambahan : ronki basah (-), terdengar di awal/akhir inspirasi,
mengi (-) polifonik / monofonik high pitch/low pitch, mengi (-) polifonik / monofonik high pitch/low pitch,
terlokalisasi/generalisata, pleural friction rub (-), Hippocrates succusion (+) terlokalisasi/generalisata, pleural friction rub (-), Hippocrates succusion (-)
Resonansi vokal : egofoni (-), bronkofoni (-), whispered Pectoriloquy (-), Resonansi vokal : egofoni (-), bronkofoni (-), whispered Pectoriloquy (-),
hamman sign, d’espine sign (-) hamman sign, d’espine sign (-/-)
● Lapangan paru tengah: ● Lapangan paru tengah:
Suara napas : melemah Suara napas : vesikuler/bronkovesikuler/bronkial/amforik
Suara napas tambahan : ronki basah (-), terdengar di awal/akhir inspirasi, Suara napas tambahan : ronki basah (-), terdengar di awal/akhir inspirasi,
mengi (-) polifonik / monofonik high pitch/low pitch, mengi (-) polifonik / monofonik high pitch/low pitch,
terlokalisasi/generalisata, pleural friction rub (-), Hippocrates succusion (-) terlokalisasi/generalisata, pleural friction rub (-), Hippocrates succusion (-)
Resonansi vokal : egofoni (-), bronkofoni (-), whispered Pectoriloquy (-), Resonansi vokal : egofoni (-), bronkofoni (-), whispered Pectoriloquy (-),
hamman sign, d’espine sign (-) hamman sign, d’espine sign (-)
● Lapangan paru bawah: ● Lapangan paru bawah:
Suara napas : melemah Suara napas : vesikuler/bronkovesikuler/bronkial/amforik
Suara napas tambahan : ronki basah (-), terdengar di awal/akhir inspirasi, Suara napas tambahan : ronki basah (-), terdengar di awal/akhir inspirasi,
mengi (-) polifonik / monofonik high pitch/low pitch, mengi (-) polifonik / monofonik high pitch/low pitch,
terlokalisasi/generalisata, pleural friction rub (-), Hippocrates succusion (-) terlokalisasi/generalisata, pleural friction rub (-), Hippocrates succusion (-)
Resonansi vokal : egofoni (-), bronkofoni (-), whispered Pectoriloquy (-), Resonansi vokal : egofoni (-), bronkofoni (-), whispered Pectoriloquy (-),
hamman sign, d’espine sign (-) hamman sign, d’espine sign (-)
Pemeriksaan Dinding Dada Posterior
Interpretasi
Kanan Kiri
● Lapangan paru atas : ● Lapangan paru atas :
Suara napas : melemah Suara napas : vesikuler/bronkovesikuler/bronkial/amforik
Suara napas tambahan : ronki basah (-), terdengar di awal/akhir inspirasi, Suara napas tambahan : ronki basah (-), terdengar di awal/akhir inspirasi,
mengi (-) polifonik / monofonik high pitch/low pitch, mengi (-) polifonik / monofonik high pitch/low pitch,
terlokalisasi/generalisata, pleural friction rub (-), Hippocrates succusion (+) terlokalisasi/generalisata, pleural friction rub (-), Hippocrates succusion (-)
Resonansi vokal : egofoni (-), bronkofoni (-), whispered Pectoriloquy (-), Resonansi vokal : egofoni (-), bronkofoni (-), whispered Pectoriloquy (-),
hamman sign, d’espine sign (-) hamman sign, d’espine sign (-/-)
● Lapangan paru tengah: ● Lapangan paru tengah:
Suara napas : melemah Suara napas : vesikuler/bronkovesikuler/bronkial/amforik
Suara napas tambahan : ronki basah (-), terdengar di awal/akhir inspirasi, Suara napas tambahan : ronki basah (-), terdengar di awal/akhir inspirasi,
mengi (-) polifonik / monofonik high pitch/low pitch, mengi (-) polifonik / monofonik high pitch/low pitch,
terlokalisasi/generalisata, pleural friction rub (-), Hippocrates succusion (-) terlokalisasi/generalisata, pleural friction rub (-), Hippocrates succusion (-)
Resonansi vokal : egofoni (-), bronkofoni (-), whispered Pectoriloquy (-), Resonansi vokal : egofoni (-), bronkofoni (-), whispered Pectoriloquy (-),
hamman sign, d’espine sign (-) hamman sign, d’espine sign (-)
● Lapangan paru bawah: ● Lapangan paru bawah:
Suara napas : melemah Suara napas : vesikuler/bronkovesikuler/bronkial/amforik
Suara napas tambahan : ronki basah (-), terdengar di awal/akhir inspirasi, Suara napas tambahan : ronki basah (-), terdengar di awal/akhir inspirasi,
mengi (-) polifonik / monofonik high pitch/low pitch, mengi (-) polifonik / monofonik high pitch/low pitch,
terlokalisasi/generalisata, pleural friction rub (-), Hippocrates succusion (-) terlokalisasi/generalisata, pleural friction rub (-), Hippocrates succusion (-)
Resonansi vokal : egofoni (-), bronkofoni (-), whispered Pectoriloquy (-), Resonansi vokal : egofoni (-), bronkofoni (-), whispered Pectoriloquy (-),
hamman sign, d’espine sign (-) hamman sign, d’espine sign (-)
Pemeriksaan Fisik

4. Abdomen
● Inspeksi : simetris, distensi tidak ditemukan
● Palpasi : soepel
Hepar, lien dan ginjal : tidak teraba
Ascites: tidak dijumpai
● Perkusi : Timpani
● Auskultasi : Peristaltik dalam batas normal

5. Ekstremitas
● Ekstremitas superior: jari tabuh (-/-), nicotine staining (-/-), palmar eritema (-/-), sianosis
(-/-), tremor (-/-), atrofi otot (-/-), kelemahan otot (-/-), edema (-/-), HPOA (-/-)
● Ekstremitas inferior: edema dorsalis pedis (-/-), edema pretibial (-/-), sianosis (-/-), jari
tabuh (-/-)
Permasalahan Pasien

● Perkusi hipersonor di lapangan paru kanan atas dan tengah


● Perkusi redup di lapangan paru kanan bawah
● Suara pernapasan melemah di lapangan paru kanan
● Suara napas tambahan Hippocrates succusion di lapangan paru kanan atas
Pemeriksaan Laboratorium

Laboratorium (23/07/2022)
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 13,3 g/dL 12-16
Hematokrit 40,6 % 36-47
Leukosit 8.150/mm³ 4.000-11.000
Trombosit 510.000/mm³ 150.000-440.000
KGDS 471 mg/dL < 200
SGOT/SGPT 13/33 5-35/5-35
Ureum/Kreatinin 30,70/0,6 <50/0,6-1,3
Na/K/Cl 130/3,89/92 135-155/3,5-5,0/96-106
Kesan: hiperglikemia, hiponatremia, hipoklorida
Pemeriksaan Laboratorium

Analisa Gas Darah (23/07/2022)

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


pH 7,48 7,35-7,45
pCO2 28,8 35-45
pO2 143,4 85-100
HCO3 21,4 22-26
BE -0,6 (-2) - 2
SaO2 99% 95-100
Kesan: alkalosis respiratorik terkompensasi sebagian metabolik,
hiperoksemia
Pemeriksaan Radiologi

Foto Thorax (RS Materna 22/07/2022)

Air fluid level disertai pleural line pada


lapangan paru kanan
Pemeriksaan Mikrobiologi

TCM Sputum (25/07/2022)

Hasil:
MTB positif
Rifampicin sensitif
Resume

Laki-laki, 40 tahun, perokok aktif, datang dengan keluhan sesak nafas sejak 3 hari
terakhir yang dirasakan secara tiba-tiba. Nyeri dada dijumpai sejak 3 hari ini,
dirasakan seperti tertusuk-tusuk. Keluhan disertai batuk berdahak keputihan,
demam, dan keringat malam yang sudah terjadi sejak 1,5 bulan yang lalu. Penurunan
berat badan dijumpai kira-kira 10 kg dalam 2 bulan ini. Riwayat DM dijumpai dan
tidak berobat teratur. Pemeriksaan fisik dijumpai ketinggalan bernafas pada dada
sebelah kanan, fremitus taktil kanan < kiri, perkusi hipersonor di lapangan atas dan
tengah paru kanan, redup di lapangan bawah paru kanan, serta suara nafas vesikuler
melemah di seluruh lapangan paru kanan. Hippocrates succusion splash (+) pada
lapangan atas paru kanan. Foto toraks dijumpai hidropneumotoraks kanan dengan
gambaran air fluid level dan adanya pleural line. Pemeriksaan tes cepat molekuler
(TCM) dijumpai Mycobacterium tuberculosis detected, Rifampicin sensitive.
Diagnosis & Diagnosis Banding

Diagnosis Banding
● Hidropneumotoraks dekstra ec TB paru
● Hidropneumotoraks dekstra ec tumor paru
● Abses paru kanan

Diagnosis
● Diagnosis primer: Hidropneumotoraks dekstra ec TB paru kasus baru
terkonfirmasi bakteriologis
● Diagnosis sekunder: -
● Diagnosis tersier: DM tipe 2
Penatalaksanaan

Non Medikamentosa
● Posisi semi fowler
● Diet DM 1500 kkal
● O2 nasal cannul 3 lpm
● Pemasangan water-sealed drainage di linea midaxillaris dextra ICS V

Medikamentosa
● IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/i
● Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam IV
● Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam IV
● N-asetilsistein 200 mg 3 x 1 tablet PO
● Paracetamol 500 mg 3 x 1 tablet PO
● 4KDT RHZE (150/75/400/275) 1 x 4 tablet PO
● Vitamin B6 25 mg 1 x 1 tablet PO
● Inj Novorapid 10-10-10 IU SC
● Inj Lantus 8-8-8 IU SC
● Simvastatin 20 mg 1 x 1 tablet PO
FOLLOW-UP
Tanggal Subjective (S) Objective (O) Assessment (A) Plan (P)
23 Juli 2022 Sesak napas sejak 3 hari Sens: CM Hidropneumotoraks Pemasangan toraks drain
ini, riw napas berbunyi TD: 131/90 mmHg Paru Kanan ec Susp TB IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/i
disangkal. Batuk HR: 92x/i Paru Kasus Baru+ DM O2 3lpm NK
dijumpaisejak 1 bulan ini RR: 20x/i tipe II Inj Ranitidin 1 amp/12 jam
berdahak warna putih. T: 36,0 C inj Ketorolac 1 amp/8 jam
Riw batuk darah SpO2: 91% room air N asetilsistein 3x200 mg
disangkal. Nyeri dada cek TCM sputum
disangkal. Demam dan Thoraks
keringat malam dijumpai. SP: vesikuler melemah paru
Penurunan nafsu makan kanan
dan berat badan dijumpai ST; ronki (-/-) wheezing (-/-)
10 kg dalam 2 bulan ini.
Riw merokok dijumpai 12
tahun. Riw OAT dan
inhaler disangkal. Riw DM
dan inhaler disangkal. Riw
DM dan hpertensi
dijumpai. Riw pekerjaan
karyawan hotel. Riw
vaksinasi covid 19 3 kali.
Tanggal Subjective (S) Objective (O) Assessment (A) Plan (P)
24 Juli 2022 Sesak nafas Sens: CM Hidropneumotoraks Paru O2 3lpm NK
TD: 131/90 mmHg Kanan ec Susp TB Paru IVFD NaCL 0.9% 20gtt/i
HR: 92x/i Kasus Baru+ DM tipe II Inj Ketorolac 30mg/8jam
RR: 20x/i Inj Ranitidine 50mg/12 jam
T: 36,0 C N asetilsistein 3x200mg
SpO2: 91% room air, 97 % NK 3 lpm Pemasangan thorax drainage
Toraks: SP: melemah dilapangan paru R/ TCM sputum
kanan, ST -/-
Telah dilakukan pemasangan
Lab 23/7/2022 thorax drainage pada pasien di
Hb/Leu/Trom : 13.30/8.150/510.000 hemithorax dextra didapati cairan
Ph/ PCO2/PO2/HCO3/BE : (+) 500 cc, bubble (+) unstable,
7.48/28.8/143.40/21.4/-0,6 undulasi 10 cm,
Albumin : 2,9 Pantau tanda tanda vital, tanda
KGDs : 471 RPE, dan tanda emfisema
Ur/Cr : 30.70/0.60 subkutis.
Na/K/Cl : 130/3.69/92
R/Foto thorax evaluasi 24 jam
Evaluasi Cairan Pleura 24/7/2022 R/ Susul bahan TCM sputum
Warna : serous
Bubble : Unstable
Undulasi : + 10 Cm
Posisi cp di pleura evac : 800 cc
Produksi cp/24 jam : 800cc
Total CP : 800 cc
Tanggal Subjective (S) Objective (O) Assessment (A) Plan (P)
25 Juli 2022 sesak napas (+) Sens : CM Hidropneumotoraks O2 3Lpm NK
berkurang, batuk, TD : 118/73 mmhg Paru Kanan ec susp TB IVFD Nacl 0,9% 20 gtt/i
demam malam hari, HR : 106x/i paru kasus baru + DM Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
sulit tidur RR : 22x/i tipe 2 Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
Temp: 36,7 N-Asetilsistein 3x200 mg
Spo2 : 97 % O2 2Lpm Parasetamol 3x500 mg
Thorak : Sp: Menghilang pada
lapangan paru kanan bawah R/ Foto Thorak Ulang Post
St : Rh(-/-), wh (-/-) pemasangan Selang dada
Terpasang selang dada di kanan TCM Sputum==> susul bahan

Evaluasi Cairan Pleura 25/7/2022

Warna : serous
Bubble : Unstable
Undulasi : + 5 Cm
Posisi cp di pleura evac : 1260 cc
Produksi cp/24 jam : 460cc
Total CP : 1260 cc
Tanggal Subjective (S) Objective (O) Assessment (A) Plan (P)
25 Juli 2022 sesak nafas(+) sens : CM DM tipe 2 Diet DM 1500 kkal
(Interna) riwayat DM (+), TD: 118/73 Dislipidemia
RPO: glimepiride HR: 106x/i hidropneumothorax Inj Novorapid 10-10-10
RR: 22x/i
kanan susp TB paru Inj Lantus 8-8-8
T: 37

Thoraks Simvastatin 1x 20 mg malam


SP: vesikuler melemah paru kanan
ST; ronki (-/-) wheezing (-/-)

Lab 24/7/2022
KGD puasa : 282
KGD 2 jam PP 232
HbA1C 13,4
kolesterol total 203,5
Kolesterol HDL 20
LDL 141
Trigliserida 219
Tanggal Subjective (S) Objective (O) Assessment (A) Plan (P)
26 Juli 2022 sesak napas (+) Sens : CM Hidropneumotoraks O2 3Lpm NK
berkurang, batuk, TD : 110/70 mmhg Paru Kanan ec TB Paru IVFD Nacl 0,9% 20 gtt/i
demam malam hari HR : 80x/i kasus baru Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
RR : 20x/i berdasarkan Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
Temp: 36,7 Bakteriologis + DM N-Asetilsistein 3x200 mg
Spo2 : 97 % O2 2Lpm tipe 2 Parasetamol 3x500 mg
Thorak : Sp: Menghilang pada Manuver balon
lapangan paru kanan bawah
St : Rh(-/-), wh (-/-) Cek SGOT/SGPT, Asam Urat,
Terpasang selang dada di kanan HIV (baseline TB)

Evaluasi Cairan Pleura 26/7/2022


Warna : serous
Bubble : Unstable
Undulasi : + 5 Cm
Posisi cp di pleura evac : 1620cc
Produksi cp/24 jam : 360cc
Total CP : 1620 cc

TCM Sputum : Rifampicin sensitive

Foto Toraks Post pemasangan


Selang dada 25/7/2022
Tanggal Subjective (S) Objective (O) Assessment (A) Plan (P)
26/7/2022 sesak nafas(+) sens : CM DM tipe 2 Diet DM 1500 kkal
(Interna) riwayat DM (+), TD: 118/73 Dislipidemia Inj Novorapid 10-10-10
RPO: glimepiride HR: 106x/i hidropneumothorax Inj Lantus 8-8-8
RR: 22x/i kanan ec TB paru Simvastatin 1x 20 mg malam
T: 37

Thoraks
SP: vesikuler melemah paru kanan
ST; ronki (-/-) wheezing (-/-)
Tanggal Subjective (S) Objective (O) Assessment (A) Plan (P)
27 Juli 2022 sesak napas (-) , Sens : CM Hidropneumotoraks O2 3Lpm NK
batuk, demam (-) TD : 116/72 mmhg Paru Kanan ec TB Paru IVFD Nacl 0,9% 20 gtt/i
HR : 106x/i kasus baru Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
RR : 22x/i berdasarkan Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
Temp: 36,7 Bakteriologis + DM N-Asetilsistein 3x200 mg
Spo2 : 97 % O2 2Lpm tipe 2 Parasetamol 3x500 mg
Thorak : Sp: Menghilang pada OAT 4FDC 1x4 tablet
lapangan paru kanan bawah Vit B 6 1x1
St : Rh(-/-), wh (-/-) Manuver balon
Terpasang selang dada di kanan

Evaluasi Cairan Pleura 27/7/2022


Warna : serous
Bubble : Unstable
Undulasi : + 10 Cm
Posisi cp di pleura evac : 1720cc
Produksi cp/24 jam : 1000cc
Total CP : 1720 cc

Lab 26/7/2022
SGOT/SGPT: 13/33
Asam urat: 2,6
Anti-HIV: non reaktif
Tanggal Subjective (S) Objective (O) Assessment (A) Plan (P)
28 Juli 2022 sesak napas (-) , Sens : CM Hidropneumotoraks O2 3Lpm NK
batuk, demam (-) TD : 95/61 mmhg Paru Kanan ec TB Paru IVFD Nacl 0,9% 20 gtt/i
HR : 107x/i kasus baru Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
RR : 20x/i berdasarkan Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
Temp: 36,7 Bakteriologis + DM N-Asetilsistein 3x200 mg
Spo2 : 97 - 98 % Room air tipe 2 Parasetamol 3x500 mg
Thorak : Sp: Menghilang pada OAT 4FDC 1x4 tablet
lapangan paru kanan bawah Vit B 6 1x1
St : Rh(-/-), wh (-/-) Manuver balon
Terpasang selang dada di kanan

Evaluasi Cairan Pleura 28/7/2022

Warna : serous
Bubble : Unstable
Undulasi : + 10 Cm
Posisi cp di pleura evac : 1950cc
Produksi cp/24 jam :230cc
Total CP : 1950cc
Tanggal Subjective (S) Objective (O) Assessment (A) Plan (P)
29 Juli 2022 sesak napas (-) , Sens : CM Hidropneumotoraks O2 3Lpm NK
batuk, demam (-), TD : 111/77 mmhg Paru Kanan ec TB Paru IVFD Nacl 0,9% 20 gtt/i
HR : 66x/i kasus baru Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
RR : 20x/i berdasarkan Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
Temp: 36,7 Bakteriologis + DM N-Asetilsistein 3x200 mg
Spo2 : 97 - 98 % Room air tipe 2 Parasetamol 3x500 mg
Thorak : Sp: Menghilang pada OAT 4FDC 1x4 tablet
lapangan paru kanan bawah Vit B 6 1x1
St : Rh(-/-), wh (-/-) Manuver balon
Terpasang selang dada di kanan

Evaluasi Cairan Pleura 29/7/2022

Warna : serous
Bubble : Unstable
Undulasi : + 10 Cm
Posisi cp di pleura evac : 2000cc
Produksi cp/24 jam :50cc
Total CP : 2000cc
Tanggal Subjective (S) Objective (O) Assessment (A) Plan (P)
30 Juli 2022 sesak napas (-) , Sens : CM Hidropneumotoraks O2 3Lpm NK
batuk, demam (-) TD : 103/72 mmhg Paru Kanan ec TB Paru IVFD Nacl 0,9% 20 gtt/i
HR : 89x/i kasus baru Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
RR : 20x/i berdasarkan Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
Temp: 36,7 Bakteriologis + DM N-Asetilsistein 3x200 mg
Spo2 : 97 - 98 % Room air tipe 2 Parasetamol 3x500 mg
Thorak : Sp: Menghilang pada OAT 4FDC 1x4 tablet
lapangan paru kanan bawah Vit B 6 1x1
St : Rh(-/-), wh (-/-) Manuver balon
Terpasang selang dada di kanan

Evaluasi Cairan Pleura 30/7/2022

Warna : serous
Bubble : Unstable
Undulasi : + 10 Cm
Posisi cp di pleura evac : 2160cc
Produksi cp/24 jam :160cc
Total CP : 2160cc
Tanggal Subjective (S) Objective (O) Assessment (A) Plan (P)
1 Agustus 2022 sesak napas (-) , Sens : CM Hidropneumotoraks O2 3Lpm NK
batuk, demam (-) TD : 104/72 mmhg Paru Kanan ec TB Paru IVFD Nacl 0,9% 20 gtt/i
HR : 121x/i kasus baru Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
RR : 22x/i berdasarkan Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
Temp: 36,7 Bakteriologis + DM N-Asetilsistein 3x200 mg
Spo2 : 98 % Room air tipe 2 Parasetamol 3x500 mg
Thorak : Sp: Menghilang pada OAT 4FDC 1x4 tablet
lapangan paru kanan bawah Vit B 6 1x1
St : Rh(-/-), wh (-/-) Manuver balon
Terpasang selang dada di kanan

Evaluasi Cairan Pleura 1/8/22 :


Warna : serous
Bubble : unstable bubble
Undulasi : +10 Cm
Posisi cp di pleura evac : 2500 cc
Produksi cp/24 jam :340 cc
Total CP : 2500cc
Tanggal Subjective (S) Objective (O) Assessment (A) Plan (P)
2 Agustus 2022 sesak napas (-) , sens : CM Hidropneumotoraks O2 3Lpm NK
batuk, demam (-) TD : 100/68 Paru Kanan ec TB Paru IVFD Nacl 0,9% 20 gtt/i
HR : 119 kasus baru Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
RR : 20 berdasarkan Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
SpO2 : 99 % RA Bakteriologis + DM N-Asetilsistein 3x200 mg
thorax : tipe 2 Parasetamol 3x500 mg
Thorak : Sp: Menghilang pada OAT 4FDC 1x4 tablet
lapangan paru kanan bawah Vit B 6 1x1
St : Rh(-/-), wh (-/-) Manuver balon
Terpasang selang dada di kanan

Evaluasi Cairan Pleura 2/8/22 :


Warna : serous
Bubble : unstable bubble
Undulasi : +10 Cm
Posisi cp di pleura evac : 100 cc
Produksi cp/24 jam :100 cc
Total CP : 2600cc

Foto toraks 1/8/2022


Tanggal Subjective (S) Objective (O) Assessment (A) Plan (P)
3 Agustus 2022 sesak napas (-) , Sens : CM Hidropneumotoraks O2 3Lpm NK
batuk, demam (-) TD : 104/73 mmhg Paru Kanan ec TB Paru IVFD Nacl 0,9% 20 gtt/i
HR : 121x/i kasus baru Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
RR : 22x/i berdasarkan Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
Temp: 36,7 Bakteriologis + DM N-Asetilsistein 3x200 mg
Spo2 : 98 % Room air tipe 2 Parasetamol 3x500 mg
Thorak : Sp: Menghilang pada OAT 4FDC 1x4 tablet
lapangan paru kanan bawah Vit B 6 1x1
St : Rh(-/-), wh (-/-) Manuver balon
Terpasang selang dada di kanan

Evaluasi Cairan Pleura 3/8/22 :


Warna : serous
Bubble : unstable bubble
Undulasi : +10 Cm
Posisi cp di pleura evac : 200 cc
Produksi cp/24 jam :100 cc
Total CP : 2700cc
Tanggal Subjective (S) Objective (O) Assessment (A) Plan (P)
3 Agustus 2022 sesak napas (-) , sens : CM Hidropneumotoraks ec Telah dilakukan pull out selang
batuk, demam (-) TD : 103/74 tb paru kasus baru WSD terhadap pasien secara
HR : 103 terkonfirmasi open drainage.
RR : 20 bakteriologis dalam Edukasi jangan batuk keras dan
SpO2 : 98% RA pengobatan OAT kat 1 jangan mengedan.
fase intensif + DM tipe
Evaluasi Cairan Pleura 4/8/22 : 2
Warna : serous
Bubble : unstable bubble
Undulasi : +10 Cm
Posisi cp di pleura evac : 250 cc
Produksi cp/24 jam :50 cc
Total CP : 2750cc
PEMBAHASAN
Definisi

Cairan

Hidropneumotoraks Rongga
Pleura

Udara
Epidemiologi Tahun 2020,
Tuberkulosis merupakan
10 Juta orang
penyakit menular mematikan
urutan kedua di dunia setelah
tuberkulosis COVID-19

Tahun 2020, 8 negara menyumbang


dua pertiga dari total kasus, yaitu Tahun 2021, di Indonesia memiliki
India sebagai urutan pertama, diikuti angka estimasi kasus TB
oleh China, Indonesia, Filipina,
Pakistan, Nigeria, Bangladesh dan
Afrika Selatan
824.000 kasus
dengan angka keberhasilan terapi
yaitu 86%, 8.268 merupakan
terkonfirmasi TB-RR/MDR dan
kematian sebanyak 93 ribu per
tahun atau setara dengan 11
kematian per jam
Epidemiologi

Penelitian di RS. Masih Daneshvari


Iran, ditemukan pasien TB yang
mengalami hidropneumotoraks.

Dari 53 pasien pneumotoraks, 44 pasien (83%) memiliki


hasil BTA positif dengan gejala paling umum yaitu batuk,
sesak dan penurunan berat badan. Sebanyak 20 pasien
memiliki lesi kavitas, 19 pasien memiliki infiltrat paru
dan 17 pasien memiliki efusi
Etiologi

1. Tuberkulosis Paru
2. infeksi bakteri akut
3. Keganasan
4. Penyakit saluran napas obstruktif
Patogenesis

Klasifikasi Pneumotoraks Primary Spontaneous Pneumothorax:


● Spontan Seseorang yang sehat, umumnya usia muda
Penyebab yang tidak diketahui atau
dikarenakan penyakit yang menyertai
seperti TB dan PPOK Secondary Spontaneous Pneumothorax:
● Traumatik Underlying disease
Penetrating dan non penetrating Tuberkulosis Paru, PPOK
chest trauma
● Iatrogenic
Prosedur medis
Patogenesis
Diagnosis TB Paru

Gejala Utama:
batuk berdahak 2 minggu atau lebih

Gejala Tambahan:
-batuk darah
-sesak nafas
-penurunan berat badan
-penurunan nafsu makan
-demam subfebris
-keringat malam
Diagnosis TB Paru

TEORI Kasus

Pada pasien dengan tanda atau gejala yang mengarah Pasien dengan gejala batuk selama 1,5 bulan disertai
ke diagnosis TB, maka pasien tersebut dapat dahak berwarna bening. Keluhan demam dan keringat
diklasifikasikan sebagai terduga TB. Pada pasien di malam hari dijumpai.
terduga TB, harus dilakukan pemeriksaan penunjang
lebih lanjut, baik berupa pemeriksaan bakteriologis Hasil pemeriksaan TCM sputum menunjukkan MTB
(yang mencakup pemeriksaan mikroskopis, tes cepat positif, Rifampicin Sensitif
molekuler/TCM, dan biakan) ataupun pemeriksaan
radiologis untuk menegakkan diagnosis TB
Diagnosis Hidropneumotoraks

● Gejala: sesak nafas, nyeri dada pleuritik


● Pemeriksaan fisik toraks:
Inspeksi: ketinggalan bernafas
Palpasi: ekspansi dada asimetris, fremitus taktil melemah
Perkusi: hipersonor di bagian udara, redup di bagian cairan
Auskultasi: suara nafas melemah, Hippocrates succusion splash
● Foto toraks: air fluid level, pleural line
Diagnosis Hidropneumotoraks

TEORI Kasus

Pada gambaran radiologis, hidropneumotoraks Pada pemeriksaan foto toraks pasien


tidak menimbulkan gambaran meniscus sign seperti menunjukkan adanya gambaran air fluid level
pada efusi pleura. Gambaran meniscus sign pada
yaitu adanya batas antara cairan dan udara di
efusi pleura dibentuk oleh cairan di dalam rongga
pleura yang tertekan oleh rekoil elastik dari paru. rongga pleura dan merupakan gambaran dari
Pada keadaan hidropneumotoraks, terdapat udara hidropneumotoraks
dan cairan di dalam rongga pleura disertai
kolapsnya paru, sehingga akan terbentuk
gambaran air fluid level sebagai gambaran adanya
batas antara cairan dan udara di dalam rongga
pleura.
Foto Toraks Hidropneumotoraks
TEORI Kasus
Tatalaksana

TEORI Kasus

Pasien ini hasil pemeriksaan TCM yaitu MTB


Panduan obat anti tuberkulosis (OAT) untuk
pengobatan TB sensitif obat (TB-SO) di positif, Rifampicin sensitif, sehingga diberikan
Indonesia adalah OAT lini 1 dengan regimen terapi OAT lini 1 4KDT RHZE (150/75/400/275) 1
pengobatan 2RHZE/4RH. x 4 tablet, Vitamin B6 25 mg 1 x 1 tablet
Pemberian terapi suportif juga diberikan seperti
N-asetilsistein 3 x 200 mg, Paracetamol 3 x 500 mg
Tatalaksana
Tatalaksana

Untuk menunjang kepatuhan berobat, paduan OAT lini pertama telah


dikombinasikan dalam obat Kombinasi Dosis Tetap (KDT).

● Satu tablet KDT RHZE untuk fase intensif berisi Rifampisin 150mg, Isoniazid
75mg, Pirazinamid 400mg, dan Etambutol 275mg.
● Sedangkan untuk fase lanjutan yaitu KDT RH yang berisi Rifampisin 150 mg +
Isoniazid 75 mg diberikan setiap hari.
● Jumlah tablet KDT yang diberikan dapat disesuaikan dengan berat badan
pasien.
Tatalaksana
Tuberkulosis dengan Diabetes Melitus
TEORI Kasus
Paduan OAT pada pasien TB dengan komorbid diabetes Pada pasien disarankan untuk Diet DM 1500 kkal. Lalu
mellitus pada prinsipnya sama dengan paduan OAT pada diberikan terapi Inj. Novorapid 10-10-10, Inj. Lantus 8-8-8
pasien TB tanpa komorbid atau penyulit. Namun, apabila
dan Simvastatin 1x 20 mg malam sebagai kontrol diabetes
kadar glukosa darah pasien tidak terkontrol, lama
pengobatan TB dapat diperpanjang hingga 9 bulan. dan dislipidemia.
Perhatikan efek samping obat-obatan karena dapat Pemberian OAT menggunakan paduan OAT lini 1
meningkat risikonya pada pasien DM 2RHZE/4RH sambil dipantau efek samping obat serta
kontrol DM
Tatalaksana

TEORI Kasus

Tatalaksana hidropneumotoraks adalah Pada pasien diberikan O2 nasal cannul 5 lpm


pemasangan water sealed drainage (WSD) untuk dan pemasangan water-sealed drainage di linea
mengurangi jumlah cairan di rongga pleura midaxillaris dextra ICS V
pasien. Pasien terlebih dahulu akan dilakukan
prosedur tube thoracostomy dengan memasang
selang dada di sela iga 5-7 sejajar linea
midaxillaris. Selang dada kemudian
dihubungkan dengan WSD.
Komplikasi

● Hemoptisis
● Pneumothorax
● Gagal Nafas
Prognosis

● Mayoritas pasien TB memiliki prognosis yang baik. Hal ini terjadi terutama
karena pengobatan yang efektif.
● Tanpa pengobatan yang efektif, angka kematian tuberkulosis lebih dari 50%.
● Kelompok pasien berikut ini lebih rentan terhadap hasil yang lebih buruk atau
kematian setelah infeksi TB:
○ Usia lanjut, bayi, dan anak kecil
○ Keterlambatan dalam menerima pengobatan
○ Gangguan pernapasan parah yang membutuhkan ventilasi mekanis
○ Imunosupresi
○ Multidrug Resistance Tuberkulosis
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai