Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN JAGA

PPDS ILMU PENYAKIT DALAM


Sabtu Malam, 1 Mei 2021
Jam 20.00 – 06.30 WIB
Tim jaga
Supervisor : dr. Suheir Muzakkir Sp.PD
Supervisor Pinere : dr. Azzaki Abubakar Sp.PD KGEH
Third Call : dr. Zuldian Syahputra
Third Call : dr. Rachmat Hidayat
Second Call PDP : dr. Ishak Abdul Gafar
Second Call PDW : dr. Suprinardi
Second Call ISO : dr. Wahyu Budi Pratama
Pinere : dr. Ahmad Hibban Awriya
FirstCall PDP : dr. M. Iqbal Rasyidin
First Call PDW : dr. Putra Basmayus
First Call ISO : dr. T. Syahrizal Fahmi
First Call Zamzam + Titipan : dr. Viencensia
First Call IGD : dr. Santun Putri Siata
dr. Rina Syafrita
dr. Deddy Zulkarnaen
Identitas
 Nama Pasien : Ny. FA
 Umur : 46 tahun
 Alamat : Pineung
 No. RM : 1-26-07-98
 Pembiayaan : BPJS

Keluhan utama: Muntah sejak 3 minggu SMRS

2
6 Bulan SMRS ANAMNESIS (AUTOANAMNESA)

• Pasien datang dengan keluhan mual • Pasien dibawa ke rumah sakit dan
dan muntah sejak 1 minggu dianjurkan untuk Hemodialisa tetapi
• Memberat 1 hari SMRS pasien menolak
• Frekuensi muntah 4-5 kali/ hari , • BAK pasien 4-5 kali /hari dengan
dengan volume ¼ Aqua gelas. volume sekitar 800 cc/hari.
• Muntah berisi makan dan minuman • BAB hitam disangkal
yang dimakan pasien • Saat rawatan pasien tranfusi PRC 5
• Muntah hitam disangkal kolf
• Demam disangkal
• Batuk disangkal
• Pasien mengatakan tidak nafsu makan
dan selalu merasa lemas dan terlihat
pucat
• Pasien juga mengeluhkan gatal gatal
seluruh tubuh
ANAMNESIS
IGD RSUDZA
(AUTOANAMNESA)
• Pasien datang dengan keluhan mual • Sesak nafas
dan muntah sejak 3 minggu . • Sesak memberat saat aktivitas, dan
• Muntah memberat 2 hari SMRS berkurang saat istirahat
• Frekuensi muntah sebanyak 8-10 • Pasien lebih nyaman tidur disebelah
kali/ hari kanan.
• Dengan volume muntah sebanyak ¼ • Batuk berdahak tidak dijumpai
gelas aqua/hari ,batuk berdarah tidak dijumpai
• Muntah berisi makanan dan • Demam dirasakan bersifat naik
minuman yang dimakan pasien turun
• Pasien mengatakan setelah muntah • Dalam 8 bulan terakhir berat badan
perut terasa nyeri terutama di ulu pasien turun sebanyak lebih kurang
hati 20 kg
• Nyeri ulu hati yang dirasakan pasien • BAB lancar 1 kali setiap hari
membuat pasien tidak nafsu makan • BAB hitam tidak dijumpai
• Makan hanya sanggup 3-4 sendok • BAK Lancar dengan frekunesi 3-4
• Muntah hitam tidak dijumpai kali kekamar mandi ,warna kuning
• Pasien juga mengeluhkan badan jernih
terasa lemas dan terlihat pucat • Riwayat Hipertensi 5 tahun
• Batuk sesekali dirasakan pasien 3 • Riwayat DM tidak diketahui
bulan terakhir
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat Penyakit Keluarga :
o Tidak ada Tidak ada anggota keluarga pasien yang
menderita penyakit yang sama dengan pasien
Riwayat Pemakaian Obat:
o Riwayat tranfusi darah 5 kolf
Riwayat Pribadi, Sosial Ekonomi dan
Kebiasaan :

o Menikah dan tinggal bersama keluarganya


o Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga
o Riwayat minum alkohol dan penggunaan
narkoba jarum suntik tidak ada
o Pasien berobat menggunakan BPJS

5
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : tampak sakit sedang
 Kesadaran : compos mentis
 TD : 160/90 mmHg
 FN : 88 kali/menit, reguler, kuat
 RR : 26 kali/menit
 S : 36,8 °C
 NRS : 2
 BB : 45 kg
 TB : 155 cm
 IMT: 18,75 kg/m2 (normoweight)

6
Pemeriksaan Kepala
Kepala Inspeksi : Normocephali
Palpasi : Benjolan (-), lekukan (-), Nyeri tekan (-)
Rambut Inspeksi : Uban (-), merata, tidak mudah dicabut
Mata Inspeksi : Konjungtiva palpebra inferior pucat (+/+), sklera ikterik (-/-)
nodul (-), edema palpebra (-), pupil isokor (+/+), visus ODS 6/6
Wajah Inspeksi : Wajah simetris, Gerakan involunter (-), edema (-), benjolan (-)
Kulit wajah Inspeksi : Kuning (-), tampak pucat
Telinga Inspeksi : Bentuk daun telinga normal, cavum auricular externa hiperemis
(-), membran timpani intak, mastoid normal.
Palpasi : Tragus sign (-)

Sinus Inspeksi : Bentuk hidung normal


paranasalis & Palpasi : Nyeri tekan sinus maksilaris, frontalis dan etmoidalis (-)
hidung
Bibir Inspeksi : Pucat (+), sianosis (-), kering (-), benjolan (-), ulcus (-)
Mulut & lidah Inspeksi : Stomatitis angularis (-), mukosa pucat (+), mukosa Basah (-),
sub lingual ikterik (-), atropi papil (-), gerakan lidah normal
Gigi Inspeksi : Gigi palsu (-), karies (-), Perdarahan pada gusi (-), gusi bengkak
(-)
Pemeriksaan Leher
Tekanan Vena JVP R-2 cmH2O
Jugularis
Kelenjar Tiroid Inspeksi : Pembesaran (-)
Palpasi : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid
Kelenjar getah Inspeksi : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
bening Palpasi : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening
Pemeriksaan Thoraks Depan
Kanan Kiri
Inspeksi Simetris, sela iga normal, Simetris, sela iga normal,
retraksi intercostal (-), retraksi intercostal (-),
benjolan(-), Ptekie (-), spider benjolan(-), Ptekie (-) spider
nevi (-) nevi (-)
Palpasi Sela iga normal, emfisema Sela iga normal, emfisema
subkutis (-), benjolan(-), nyeri subkutis (-),
tekan (-), SF kanan normal benjolan(-), nyeri tekan (-), SF
kiri normal
Perkusi Sonor Sonor
Sonor Sonor
Redup Sonor
Auskultasi

Suara Vesikuler melemah di 1/3 paru Vesikuler (+)


pernapasan bawah
Suara wheezing (-), ronkhi (+) ½ wheezing (-), ronkhi (+) ½
tambahan lapangan paru bawah lapangan paru bawah

9
Pemeriksaan Thoraks Belakang
Kanan Kiri
Inspeksi Simetris, sela iga normal, Simetris, sela iga normal,
retraksi intercostal (-), retraksi intercostal (-),
benjolan(-), Ptekie (-), spider benjolan(-), Ptekie (-) spider
nevi (-) nevi (-)
Palpasi Sela iga normal, emfisema Sela iga normal, emfisema
subkutis (-), benjolan(-), nyeri subkutis (-), benjolan(-), nyeri
tekan (-), SF kanan normal tekan (-), SF kiri normal
Perkusi Sonor Sonor
Sonor Sonor
Redup Sonor
Auskultasi

Suara Vesikuler (+) sikuler melemah di Vesikuler (+)


pernapasan 1/3 paru bawah

Suara wheezing (-), ronkhi (+) ½ wheezing (-), ronkhi (+) ½


tambahan lapangan paru bawah lapangan paru bawah

10
Pemeriksaan Jantung
Inspeksi Simetris, bentuk dada normal, Iktus kordis tidak terlihat.
Palpasi Ictus kordis teraba pada lateral LMCS interkostal 5 kiri, thrill (-),
heaving (-), lifting (-), tapping (-), ictus kordis posisi lateral dekubitus
juga tidak teraba
Perkusi Batas kiri jantung : ICS 5 Linea Mid Clavicula Sinistra 2 cm ke lateral
Batas Pinggang jantung : ICS 4 linea Parasternalis sinistra, 1 cm ke
lateral
Batas kanan jantung : ICS 5 Linea Para sternalis dextra, 1 cm ke
lateral
Auskultasi Aorta : BJ1 < BJ2, murmur pansistolik 3/6
Pulmonal: BJ1 < BJ2, murmur pansistolik 3/6
Trikuspidal : BJ1 > BJ2, murmur pansistolik 3/6
Mitral : BJ1 > BJ2, murmur pansistolik 3/6
Abdomen
Inspeksi Simetris, kulit kuning (-) Sikatrik (-), collateral vein (-), pergerakan
peristaltik abdomen dan pulsasi (-)
Auskultasi Bising usus normal, bruit arterial (-)
Perkusi Timpani, shifting dullness (-)
Palpasi Murphy sign(-), nyeri abdomen (-), defance muscular (-) , Hepar
tidak teraba, Spleen tidak teraba fluktuatif (-), ballottement (-),
nyeri ketok CVA (-) bilateral, Ludwig Sign (-), murphy sign (-), Mc
burney sign (-)

Ekstremitas
Ektremitas Motorik : 5555/5555
superior palmar eritema (-)
Udem : -/- ,kuning (-), pucat (+),ptekie (-/-), hematoma (-/-)
Pamberton sign negatif , Intermmitten Cludication (-)

Ektremitas Motorik : 5555/5555


inferior Udem : -/- ,kuning (-), pucat (+), ptekie (-/-), hematoma (-),
Intermitten Claudication (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM RSUZA 1/5/2021

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan


Hemoglobin 4,3 12,0 - 15,0 g/dL
Hematokrit 12 37 - 47 %
Eritrosit 1,8 4,2 - 5,4 103/mm
Trombosit 153 150 - 450 103/mm
Leukosit 8,9 4,5 - 10,5 103/mm
MCV 68 80 - 100 fl
MCH 25 27 - 31 pg
MCHC 36 32 – 36 %
Eosinofil 1 0-6 %
Basofil 0 0-2 %
Netrofil Batang 0 2-6 %
Netrofil Segmen 91 50 - 70 %
Limfosit 4 20 - 40 %
Monosit 4 2-8 %
PEMERIKSAAN LABORATORIUM RSUZA 4/4/2021

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan

Ureum 314 13 - 43 mg/dL

Kreatinin 26,4 0,51 - 0,95 mg/dL

Natrium 132 132 - 146 mmol/L

Kalium 6,60 3,7 - 5,4 mmol/L

Klorida 95 98 - 106 mmol/L

Albumin 3,20 3,5-5,2 g/dL

GDS 133 <200 mg/dL

HIV Non reaktif

Anti HCV Negatif Negatif

HBsAg Non reaktif Non reaktif

14
Kebutuhan kalori basal

• BB: 45 kg TB: 155 cm IMT: 18,75 kg/m2


• BEE : 655,1 + (9,56 x BB) + (1,85 x TB) - ( 4,68 x U)
= 655,1 + (9,56 x 45) + (1,85 x 155) –(4,68 x 46)
= 655,1 +430,5 +286,75-215,28
= 1.157,07 kkal/hari
Faktor aktifitas : tirah baring : 1,2
• Faktor stress : sedang: 1,2
• TEE = BEE x faktor tirah baring x faktor stres
= 1.157,07 x 1,2 x 1,2 = 1.666,18 =1700 kkal/hari
• Kebutuhan protein = 0,8 x 45 =36 g =144 kkal/hari
• Kebutuhan lemak = 20% x 1700 kkal = 340 kkal = 38 g
• Kebutuhan Karbohidrat =1700 – (144+340)= 1216 kkal=304 g

15
EKG (2/05/2021)

Interpretasi EKG • Gelombang T : T Tall (+), T inverted di V1


• Irama : Sinus ritme • Gelombang U : (-)
• Irama : reguler • LVH : (+)
• Heart Rate : 88 x/ menit • RVH : (-)
• Aksis : normoaksis • IMA : (-)
• Gel. P : 0,08 det • AV Blok : (-)
• PR interval : 0,14 det Kesimpulan : Sinus rhytme, HR: 88 kali permenit.
• Gelombang Q : Qs pattern dilead lll normoaksis, T tall
• QRS Complex : 0,08 detik
• Segment ST : elevasi (-), depresi (-),
+45°

Normal Axis Jantung : - 30º s/d +120º


EKG pasien : Resultan sadapan I : +10, Resultan sadapan aVF : +9
FOTO THORAKS (01/05/2021)
2. Posisi Foto :
Identitas : Ny.FA Antero Posterior (AP), ditndai clavicula tidak mendatar, scapula dalam lapangan
paru, dan tampak depan adalah costae anterior
Umur : 46 tahun 3. Kualitas Film :
Klinis : Pucat - inspirasi kurang : 9 Iga posterior dan 5 Iga Anterior
- KV cukup: Vertebra torakal terlihat samar th 5
- Simetris : Klavikula sejajar dan sternum tepat berada ditengahnya

4. Bandingkan ( kanan dan kiri), Tidak terpasang tube


5. Menilai bagian-bagian pada foto thoraks:

1. CTR 62% jantung tertanam


Cor: Aorta dilatasi (-), pinggang jantung menghilang (+), gambaran double contour
pada batas jantung kiri (-), boot Shape (-)
2. Paru :
• Parenkim : Perselubungan paru kanan (+), Infitrat(+) Kavitas (-), nodul (-),
emfisematus (-)
• Metastasis: (-)
• Corakan bronkovaskular, cephalisasi (-)
3. Vaskular : Dilatasi aorta (-), vaskularisasi paru meningkat
4. Trakea deviasi kiri(-)
5. Bronkus utama : normal
6. Hilus : menebal (+)
7. Pleura: penebalan pada pleura (-)
8. Jaringan lunak: tak tampak sweeling , tak tampak emfisema subkutis
Tulang intake, tak tampak fraktur
9. Mediastinum pembesaran (-)
10. Sela iga melebar (-)
10 Diafragma kanan: elevasi (-), tenting (-) bentuk Kubah flatening (-)
• diafragma kiri: elevasi (-), tenting (-) bentuk (Kubah) Flatening (-), tak ada udara
bebas di bawah diafragma, diafragma datar (-)
11. Sudut kostofrenikus kanan tumpul dan kiri tajam

Kesan foto thorax : Pneumonia, Efusi pleura dextra,


Cardiomegali(LVH &LAE)
RESUME
A. Atas Dasar
PF
1. Anamnesa • Mata : Konj.palpebra inferior pucat (+/+), Sclera
• PasienFrekuensi muntah 8-10 kali/hari Ikterik(-)
• Volume ¼ aqua gelas • pulmo: Vesikuler melemah di1/3 paru kanan, Rh +/+ di
• Muntah berisi semua makan dan minum ½ paru kedua lapangan paru, Redup di 1/3 lapangan

paru kanan
Penurunan nafsu makan • Cor: Aorta : BJ1 < BJ2, murmur pansistolik 3/6
• Makan Cuma 3-4 sendok
• Pulmonal: BJ1 < BJ2, murmur pansistolik 3/6
• Nyeri ulu hati

• Trikuspidal : BJ1 > BJ2, murmur pansistolik 3/6
Penurunan berat badan 20 kg dalam 8 bulan
terakhir • Mitral : BJ1 > BJ2, murmur pansistolik 3/6
• Gatal seluruh tubuh
Ektremitas : Pucat (+)
• Batuk sesekali dirasakan
• Sesak nafas 3. Pemeriksaan Penunjang
• Memberat saat aktivitas dan berkurang saat Lab :
istrihat • Hb : 4,6 mg/dL
• Demam hilang timbul • LFG : 1,01
• BAK 3-4 kali ke kamar mandi
• Ur/Cr :314/ 26,4
• Nyeri BAK tidak djumpai,BAK berpasir tidak
• Kalium: 6,6
dijumpai
• Riwayat hipertensi 5 tahun
• mual dan muntah EKG : Sinus rythm, HR: 88 x/menit , Normoaksis, T tall
2. Pemeriksaan Fisik Rontgen Thorax : pneumonia, efusi pleura dextra,
Vital sign: kardiomegali (LVH &LAE)
TD = 160/90 mmHg, N : 88 x/menit, RR : 26 x/menit, S
: 36,8 0C, IMT : 18,75 kg/m2 (normoweight)
Daftar Masalah
1. CKD stage V dengan uremic syndrome
2. Anemia Berat HM ec dd 1. Penyakit Kronik
2.Perdarahan
3. Hiperkalemia sedang
4. Pneumonia (CAP)
5. Efusi Pleura Dextra
6. HHD
PENGKAJIAN

21
1. CKD stage V dengan uremic syndrom
A. Atas dasar B. Planning
1. Anamnesa 1. Rencana Diagnostik
• Pasien mual dan muntah • USG Urologi
• Frekuensi muntah 8-10 kali/hari • Urinalisa
• Volume ¼ aqua gelas • Biopsi Ginjal
• Muntah berisi semua makan dan minum
• BAK 3-4 kali ke kamar mandi 2. Rencana Terapi
• Nyeri BAK tidak djumpai,BAK berpasir tidak Non Farmakologis :
dijumpai

• Diet Ginjal 1700 kkal rendah garam, rendah
Riwayat hipertensi 5 tahun
fosfat + protein (0,6-0,8 gram/kgBB/hari)
• Terapi invasif Hemodialisis
2. Pemeriksaan Fisik:
Farmakologis :
a. Vital sign
• Asam folat 2x 400 mcg
TD: 160/90 , HR: 88x/I, RR: 26x/i
• Calsium acetat 2 x 169 mg
b. PF
konjunctiva palpebra inferior pucat, kardiomegali,
3. Edukasi
uremic frost
• Batasi minum, total asupan cairan 1000
3. Pemeriksaan penunjang: cc/hari, atas dasar:
a. Lab: anemia (Hb: 4,6 ), CCT :1,01, ureum:314 • Urine 800 mL/hari
creatinine:26,4 • IWL 500 mL/hari
*Dipikirkan suatu CKD stage V dengan • Batasi konsumsi garam (<2gr/hari)
sindrom uremik ec Hipertensi
Nefropati, dipikirkan sebab lain akibat
Pyelonephritic Chronic, PGOI
2.Anemia Berat Hipokrom Mikrositer
B. Planning
A. Atas dasar 1. Rencana Diagnosis:
1.. Anamnesa: • Morfologi darah tepi
• Lemas dan pucat • Iron serum
• Penurunan selera makan • Ferritin serum
• TIBC
• Makan hanya sedikit sekitar 3-4 sendok
per kali makan.
2. Rencana terapi :
2. Pemeriksaan Fisik: • Transfusi PRC s/d Hb 9 g/dL
• konjunctiva palpebra inferior pucat • Kebutuhan transfusi (9-4,3) x 45 x 4 = g/dl
3. Pemeriksaan penunjang: =765 cc= 3 kolf PRC @ 250 cc
• Lab: anemia (Hb: 4,3 ),MCV: 68 MCH: 25
MCHC:36 3. Rencana monitoring :
DR post transfusi
*Dipikirkan suatu Anemia sedang hipokrom
mikrositer ec Penyakit Ginjal Kronik dan 4. Edukasi :
perdarahan Menjelaskan mengenai kondisi anemia,
penyebab anemia, rencana transfusi dan
komplikasi transfusi selama transfusi
3. Hiperkalemia Sedang
A. Atas Dasar B. Planning
1. Anamnesa
• Kelemahan anggota gerak tidak ada 1. Terapi :
• Keluhan jantung berdebar tidak ada • Nebule Albuterol 10 mg
dalam 4ml NaCl 0,9%
2. PF selama 10 menit IV Ca
• VS: TD: 160/90mmhg
gluconas 1000mg (extra)
3. Pemeriksaan Penunjang • Insulin aspart 10unit
• Lab : Kalium : 6,6 • Dextrose 40% 2 flacon
• EKG : sinus ritme, HR 88 x/menit,
• Hemodialisa
normoaxis dengan T-Tall

*Dipikirkan suatu Hiperkalemia Sedang


Penyebab hiperkalemia :
Keluarnya kalium dari intrasel ke
ekstrasel
Berkurangnya ekskresi kalium melalui
ginjal
Kalium keluar dari sel dapat terjadi pada
keadaan asidosis metabolik bukan oleh
asidosis organik (ketoasidosis, asidosis
laktat), defisiensi insulin, pseudo
hiperkalemia akibat pengambilan
contoh darah yang mengakibatkan sel
darah merah lisis dan pada latihan
olahraga
Berkurangnya ekskresi kalium melalui
ginjal terjadi pada keadaan
hiperaldosteronisme, gagal ginjal,
pemakaian siklosporin.
• Prinsip pengobatan hiperkalemia adalah :
– Mengatasi pengaruh hiperkalemia pada membran sel, dengan cara
memberikan kalsium intravena.
– Memacu masuknya kalium dari ekstrasel ke intrasel dengan cara :
– Pemberian insulin 10 unit dalam glukosa 40% 50 ml bolus intravena
lalu diikuti dengan infus Dex 5%
– Pemberian natrium bicarbonat yang akan meningkatkan pH sistemik
– Pemberian beta 2 agonis baik secara inhalasi maupun intravena
– Mengeluarkan kelebihan kalium dari tubuh : pemberian diuretik
loop, pemberian resin penukar, hemodialisis
4. Pneumonia (CAP)
A. Atas Dasar
1. Anamnesa B. Planning
• Demam, hilang timbul
1. Terapi

• Non farmakologi : O2 2-4 L/menit
Batuk sesekali
• Sesak nafas
• Farmakologi : IV Cefriaxone 2 gr/24 jam
• Sesak memberat saat aktivitas dan berkurang saat istirahat
• Riwayat keringat malam hari (-)
2. Rencana Diagnostik :
• Penurunan BB (+)
• LED
• Riwayat rawatan (+) 5 hari di RSUD ZA,
• Kultur sputum
• Pemeriksaan sputum SPS
2. PF
• SWAB PCR
VS: RR 26 x/menit, suhu : 36,8 0C
PF :
• Paru : vesikuler kanan melemah 3. Edukasi
Ronki (+) pada 1/2 paru kanan/kiri • Menjelaskan kepada keluarga
Redup 1/3 bawah paru kanan • pasien tentang penyakit yang diderita
• PSI SCORE 30 pasien, rencana pemeriksaan selanjutnya
dan prognosis penyakit
3. Penunjang
• Laboratorium : Leukosit 8.900/m3, neutrofil segmen 91%
• Foto thorak : kesan Pneumonia dengan Efusi Pleura Kanan

*Dipikirkan kemungkinan Pneumonia (CAP) dengan


Efusi Pleura Kanan dd infeksi paru spesifik dan covid
19
A. Atas Dasar
5.Efusi Pleura Dextra
B. Planning
1. Anamnesa
• Pasien mengatakan batuk sesekali, 1. Terapi
• Sesak nafas • Tirah Baring semi fowler
• Pasien lebih nyaman untuk tidur sebelah kanan. • O2 2-4 liter per menit
• Diet MB 2000 kkal/hari + protein 109 gr/hari
2. PF • Iv. Ceftriaxone 2gr/24 jam
VS : Kesadaran : compos mentis
TD : 160/790mmHg, N : 88 kali/menit, RR: 26 kali/menit,
SpO2: 98%, ;
2. Invasive : Punksi cairan pleura
PF:
Paru : vesikuler kanan melemah di 1/3 paru bawah 3. Pemeriksaan :
Ronki (+) pada 1/2 paru kanan/kiri • Analisa, sitologi dan kultur cairan pleura
Redup 1/3 bawah paru kanan • USG Toraks

3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : 4. Edukasi :
• Leukosit : 8.900 mm3 • Memberi penjelasan tentang keadaan pasien yang
• NS : 91 %, sedang dialami, bahwa ada cairan di dalam paru-
• Limfosit 4 % paru nya
Ro thorax : Kardiomegali dengan efusi pleura Dextra • Menjelaskan kepada pasien rencan pemeriksaan
yang akan dilakukan selanjutnya
*Dipikirkan suatu efusi pleura dextra ec dd : • Menjelaskan pada pasien dan keluarga,
1. pleuropneumonia
2. Pleuritis TB
Pendekatan diagnostic Efusi Pleura
6. HHD
A. Atas dasar B. Planning
1. Anamnesa
• Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu 1. Rencana Tatalaksana
• RPO : Amlodipin 1 x 10 mg, • Amlodipine 1x10 mg
• Rencana monitoring
2. PF • Evaluasi tekanan
darah
VS : TD: 160/90 mmHg,
PF : Jantung: kardiomegali
2. Rencana Diagnosis
• Echocardiografi
3. Pemeriksaan Penunjang
EKG: Sinus ritme HR 88x/menit
normoaksis

*Dipikirkan suatu HHD

Anda mungkin juga menyukai