Anda di halaman 1dari 54

PEMERIKSAAN FISIK INTERNA

dr.R. WIDHI PRASSIDDHA SUNU. MM.SPPD

Sumber Barbara bates dan Prof. Markum UNAIR


PENGHORMATAN PADA GURU GURU SAYA
 Prof.DR.dr.HA. Guntur H, SpPD, KPTI (alhm)
 Prof. DR.dr.Djokomoeljanto, Sp.PD, KEMD (alhm)
 Prof.DR.dr.H. Fatoni, SpJP-FIHA (alhm)
 Prof.DR.dr.HM.Bambang P, SpPD, KGH
 Prof.DR.dr.H. Dharmono ss, SPPD, KEMD
 Prof.DR.dr.C. Suharti, SpPD, KHOM
 Prof.DR.dr.H. Suradi, SpP, MARS
 DR.dr. B. Kris Pranarka,SpF, SpPD, KGER
Pemeriksaan Fisik

 Anamnesis

 Tinjauan sistem sistem

 Pemeriksaan Fisik Komprehensif


ANAMNESIS

 Syarat :
 Lingkungan tenang, privat, bebas gangguan
 Tanyakan :
 Apa yang mendorong anda ke sini / rs?
 Fasilitasi : postur tindakan minat, mm oya
 Refleksi : ulang frase kata kata pasien
 Klarifikasi : tanyakan maksud kata2 pasien
 Respon empati : saya mengerti……bila menangis memberikan tisu
 Perasaannya bagaimana :
 Konfrontasi : sebutkan sesuatu hal yang scr verbal tak konsisten
dengan pasien
 Interpretasi : perkirakan perasaan/gejala/ peristiwa psn tsb
ANAMNESIS

 Riwayat Kesehatan Lengkap :


 Tanggal/usia/kel/suku bgs/ TTL/sts
kawin/kerja/agama/sumber rujukan /sumber riwayat
kesehatan/keabsahan riwayat kesehatan/
 Keluhan Utama : keluhan yg membawa pasien ke
tempat medis
 RPS (Riwayat Penyakit Sekarang)
 RPD(Riwayat Penyakit Dahulu)
 Status Kesehatan Terakhir
 RP Keluarga
 R Psikososial
Riwayat Penyakit Sekarang

 Narasi/alur cerita jelas, kronologis, dimana terjadi,


manifestasi dan pengobatannya
 Sacred seven :
 Letak
 Kualitas
 Kuantitas dan Keparahan
 Waktu (awitan, durasi, frekuensi)
 Situasi
 Faktor memperberat dan mengurangi
 Manifestasi yang berhubungan
Riwayat Penyakit Dahulu

 Keadaan umum kesehatan


 Penyakit masa kanak
 Penyakit Masa dewasa
 Penyakit Psikiatri
 Kecelakaan cedera
 Operasi
 Perawatan di Rumah sakit
Status Kesehatan Terakhir

 Obat-obatan : jamu, resep, vitamin


 Alergi
 Alkohol, obat terlarang dan zat sejenis
 Diet tiap harinya
 Uji skrining
 Imunisasi
 Pola tidur
 Olahraga dan kegiatan waktu senggang
 Bahaya lingkungan
 Tindakan pengamanan
Riwayat Keluarga

 Usia dan kesehatan orang tua, saudara kandung,


pasangan hidup, anak, dll sebab kematian

 DM, Jantung, Hiperkol, TD tinggi, kanker, stroke,


penyakit ginjal TBC, artritis, anemia, alergi asma,
sakit kepala, epilepsi mental, alkoholisme,
kecanduan obat, dan gejala yang sering dialami
pasien.
Riwayat Psikososial

 Situasi rumah dan orang terdekat


 Kehidupan sehari hari
 Pengalaman2 penting
 Keyakinan beragama
Anamnesis Sistem 1

 Keluhan utama : nyeri perut kanan atas


 Sistem saraf pusat : pusing (-), sakit kepala (-),
kejang (-), kakukuduk -
 Sistem Indera
 Mata : berkunang- kunang (-), kuning (+/+),
pandangan dobel (-), penglihatan kabur (-),
pandangan berputar (-),
 Hidung : mimisan (-), pilek (-)
 Telinga : pendengaran berkurang (-), berdenging
(-) keluar cairan (-), darah (-)
Anamnesis Sistem 2
 Mulut : sariawan (-), luka pada sudut bibir, gusi berdarah (-), mulut
kering (-), mulut sulit di buka lebar (-)
 Tenggorokan: sakit menelan (-), suara serak (-), gatal (-)
 Sistem respirasi : sesak nafas (-), batuk berdahak (-), batuk darah (-) ,
mengi (-) tidur mendengkur (-)
 Sistem kardiovaskuler : sesak nafas saat beraktivitas (-), nyeri dada
(-), berdebar-debar (-)
 Sistem gastrointestinal : mual (+), muntah (-), sakit perut (+) nyeri
bila ditekan pada perut sisi kanan atas, susah berak (-), perut sebah
(+), mbeseseg (+), kembung (-), nafsu makan berkurang (+), perut
kanan atas terasa ”mrongkol” ampeg (-), BAB : warna kuning
keputihan seperti dempul, lembek, ampas ada, sehari 3-4 x, @ ½ -1
gelas belimbing, warna merah (darah segar) tidak ada, hitam-lengket
(seperti TER-aspal) disangkal, tidak berak lendir, tidak ”mringkil”
Anamnesis Sistem 3
 Sistem muskuloskeletal : nyeri sendi (-), kaku (-), badan lemas
(+), nyeri daerah punggung-diantara belikat (+) dan bahu kanan
(+)
 Sistem genitourinaria : sering kencing (-), air kencing berwarna
coklat kehitaman seperti teh (+), nyeri saat kencing (-), keluar
darah (-), BAK sehari 6-8 kali per hari tiap kali BAK ½-1 gelas
belimbing, keluar pasir (-).
 Ekstremitas atas : luka (-),tremor (-),terasa dingin (-),kesemutan
(-), bengkak (-)sakit sendi (-),panas (-) berkeringat (-)
 Ekstremitas bawah : tremor (-),kesemutan di kedua kaki (-),
sakit sendi (-), bengkak (-) kaki kanan dan kiri
 Sistem neuropsikiatri : kejang (-), gelisah (-), kesemutan (-),
mengigau (-), emosi tidak stabil (-)
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum : tampak sakit sedang, gizi kurang
 Kesadaran : kompos mentis, GCS : E4M6V5 : 15
 Tanda Vital :
 Tekanan Darah: 110/80 mmHg ,lengan kanan,setinggi jantung
 Nadi : 80 x/mnt reguler, isi dan tegangan cukup
 Pernapasan: 20 x/menit
 Temperatur : 36,8 oC (aksiler)
 TB: 157 cm
 BB: 44 kg
 Lingkar perut : 74 cm
 Lingkar pinggang : 79 cm
 BMI : 17,85 kg/m2
 RBW : 77,25%
 Status gizi : underweight
Pemeriksaan Fisik 2
 Kulit : Sianosis (-), pigmentasi (-), ikterik (+) , petechiae (-), turgor cukup
 Kepala : bentuk mesocephal, rambut hitam, mudah rontok (-)
 Wajah : simetris, eritema (-) moon face (-) ruam malar (-) lesi diskoid (-)
atrofi m. temporalis (-/-)
 Mata : palpebra tidak edema, konjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera
ikterik (+)/(+), pupil isokor diameter 3 mm / 3mm, refleks cahaya +/+
normal, kedua lensa mata jernih, katarak -, eksofthalmus (-)/(-).
 Telinga : bentuk telinga luar normal, pendengaran tidak kurang, discharge
(-), membran timpani intak, nyeri tekan (-), nyeri ketok mastoid (-).
 Hidung : bentuk normal, pernafasan cuping hidung (-), epistaksis (-).
discharge (-), septum deviasi (-), nyeri tekan / ketok (-)
supranasal (-), tidak ada gangguan penciuman.
PEMERIKSAAN FISIK

Sklera Ikterik Conj pucat

Papil lidah atropi Asites Permagna


Pemeriksaan Fisik 3
 Mulut : bibir sianosis (-), gusi berdarah (-), lidah kotor (-), atropi
papil lidah (-), mukositis (-), mukosa mulut hiperpigmentasi (-),
tonsil T1 - T1, faring tidak hiperemis.

 Leher: JVP-R+ 2 cm (normal), trakhea letak di tengah tarikan -,


kelenjar getah bening tidak teraba, kaku kuduk (-).bruits tiroid -

 Thoraks : Simetris statis dan dinamis, pergerakan dada kanan


sama dengan dada kiri, retraksi interkostal dan supraklavikuler
(-), atropi otot pektoralis mayor (-), venektasi (-), spider naevi (-),
rambut ketiak rontok (-), tidak teraba pembesaran getah bening
aksiler (-), angulus kosta 90, tidak ditemukan nyeri kosta dan
sternum.
 Nafas : pursed lips (ppok)_ / cuping hidung (brnpn)
 Kusmaull (koma hepar/uremik) / chyne stokes (jantung terminal,
koma dm,stroke terminal)) / biots (jantung-otak)
PEMERIKSAAN JUGULER VENOUS PRESURE
PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA-LEHER

3 cm
SKLERA IKTERIK (+)

R (+5 cm)

JVP R + 3 CM BIBIR SIANOSIS (+)


Paru Depan
 Inspeksi: simetris, pengembangan
dada kanan sama dengan dada kiri
 Palpasi : stem fremitus kanan sama
dengan kiri
 Perkusi : kanan : sonor seluruh
lapangan paru
 kiri : sonor seluruh
lapangan paru
 Auskultasi :suara dasar vesikular
normal paru kanan dan kiri, suara
tambahan Ronkhi basah halus (-),
Ronki basah kasar (-),wheezing (-)

Paru Depan
 Batas paru-jantung : (lihat
pemeriksaan jantung)
 Batas paru –hati : bunyi sonor paru
kemudian menjadi reduppada
garis midclavikula yi pd sela iga 6.
Peranjakan antara ekspirasi dan
inspirasi adalah normal 2 jari
 Batas paru lambung : perubahan
sonor ke timpani pada garis
aksilaris anterior, pada sela iga 8,
batas ini sgt tergantung ada
tidaknya isi lambung
Paru belakang
 Inspeksi : simetris, pengembangan dada kanan sama dengan dada kiri
 Palpasi : stem fremitus kanan sama dengan kiri
 Perkusi : batas paru belakang bawah ditentukan pada garis skapula. Biasanya
setinggi vertebra torakalis 10 utk paru kiri, dan satu jari lebih tinggi pd paru kanan
 Auskultasi:suara dasar vesikular normal paru kanan dan kiri, suara tambahan
Ronkhi basah halus (-), Ronki basah kasar (-), wheezing (-)
Garis
Ellis
damaiseau

Sgt garland
Segitiga Grocco
 Garis ellis damaoiseau :grs lengkung konveks dengan puncak pd garis
aksilaris tengah , tdpt cairan pleura yg cukup banyak
 Segitiga garland : daerah timpani dibatasi vert thorakalis, grs ellis d, dan
garis horisontal yg melalui puncak cairan
 Segitiga Grocco : daerah redup kontralateral yg dibatasi garis \vertebra,
perpanjangan grs ellis d ke kontralateral & batas paru belakang bawah
Auskultasi paru
 Vesikuler (paru normal : INSP 3x EKSP)
 Bronkial (inspirasi dan eks sama, pd alveoli yg terisi eksudat) normalnya pd
daerah INTERSKAPULER
 Bronkovesikuler (ant bronkial & vesikuler, ekspirasi lebih keras hampir samai
inspirasi : Brpn dan TBC paru berat
 Amforik (ada cavitas besaryg letaknya periferberhubungan dengan bronkus,
tiupan botol kosong)

RONKI KERING :

RONKI Basah halus :

RONKI Basah kasar :


Pemeriksaan Jantung
 Inspeksi :
 Bentuk dada normal : transversal :
anteroposterior=2:1
 Bentuk dada abnormal : vossure cardiac
(pectus carinatum)
 Pulsasi : IKTUS CORDIS (SIC 5), medial
midclav sin, daerah apeks cordis (D 2 cm)
punctum maksimum ditengah daerah
tsb
 Pericarditis adesiva : fase sist retraksi kedalam,
 Aneurism aorta :pulsasi kiri/kanan bagian atas sternum
 Hipertrofi vent kanan : puls kuat pd SIC 4 garis sternum
atau epigastric
 Suprasternum kuat : naiknya denyut aorta/stenosis aorta
Prctus excavatum Pectus carinatum
Scoliosis
Palpasi Jantung

 Melekatkan telapak tangan ke ddg torak


 Tentukan punctum maksimum
 Cari :
 Ventricular weaving (diastolik overload): MI atau
aneurism ventrikel (pada sela iga kiri)
 Ventrikuler lift (pukulan) : beban sist vent
kanan/stenosis mitral/hipertensi pulmonal daerah
vent kanan
 Pericardial friction rub : daerah prekordium
 Thrill (getaran) selain pulsasi
 Jari tengah tgn kiri sbg
Perkusi Jantung pleksimeter, dst
 Batas jantung kanan :
1. Tentukan bts paru hati (pd grs
1 3 midklav kanan) 2 jari diatasnya
lakukan perkusi kearah sternum
(sonorredup)tandai, normal
2 (ant sternum & midsternum
kanan)
2. Batas jantung kiri  tentukan
batas paru kiri (grs axilaris ant
kiri), 2 jari diatasnya perkusi
kearah sternum (bunyi
sonorredup) : normal:sebelah
medial grs midclav sinistra
3. Pinggang jantung : perkusi atas
ke bawah pd grs parasternum kiri
(normal pd SIC 3) bila letaknya
lebih atas mungkin adanya
pembesaran atrium kiri (stenosis
mitral)
Auskultasi  Bunyi Jantung :
 1. BJ katup mitral
Jantung
(iktus)
 2.kiri sternum
:katup pulmonal
 3.kanan sternum :
katup aorta
 4.SIC 4 &5 ka ki
sternum -> katup
trikuspidal
Auskultasi Jantung

Bunyi
jantung
 BJ 1 : Bunyi sistolik : katup mitral dan trikuspid tertutup serentak, bersamaan katup
aorta dan pulmonal terbuka serentak
 BJ 2 : Bunyi diastolik : katup aorta dan pulmonal menutup serentak, mitral & trikuspd
membuka serentak
 Fase sistolik : fase antara BJ 1 dan BJ 2 (tjd pompaan kedua ventrikel keseluruh tubuh
dan paru
 Fase diastolik : fase BJ 2 ke BJ 1: pengisian kedua ventricel dari atrium
 FASE DIASTOLIK LEBIH PANJANG DARI FASE SISTOLIK
Auskultasi Jantung
BJ P1<P2

BJ A1<A2

BJ T1>T2 BJ M1>M2
Kelainan BJ jantung
 P2 >P1 : anak-anak
 Dewasa dibandingkan A2 dan P2 :
 P2 mengeras : hipertensi pulmonal
 A 2 mengeras :Hipertensi sistemik
 M1 (apeks ) mengeras : stenosis mitral
 T1 trikuspid mengeras : stenosis trikuspid
 Semua BJ melemah pada infark kiokard (rusaknya
miokard-/,emfisema paru, tamponade jantung/efusi perikard,
 Spliting : jantung mendua  bisa fisiologis
 BJ I mendua :Mitral & trikuspid tidak bersamaan (0,02-0,03 dtk)
 BJ 2 mendua : P2 lebih lambat A2
 Fixed spliting : RBBB, BJ II tak berubah dgn respirasi

Bunyi Jantung III dan IV :


BJ III: sering dws muda, intensitas rendah,0,015-0,017 setelah BJ 2
Gallop rhtym : BJ1, BJ2 + BJ 3 bersamaan
BJ 4 : atrial gallop , 0,08 dt sblm BJ1 / kontraksi atrium yg kuat pd ortu, av
block/ht sistemik/infark miokard
Kelainan BJ jantung
 IRAMA & Frekuensi Jantun g:
 Aritmia : irama tak teratur
 Takikardi > 100/m / Bradikardia < 60 /mnt
 Aritmia sinus : saat EKSPIRASI lebih lambat BJ
 Ekstrasistolik : seling denyut sisipan cepat kmdn
diselingi fasi diastolik panjang (compensatoar
pause)
 Fibrilasi : irama bunyi sama sekali tak teratur
 Openingsnap : katup mitral (fase awal diastolik
sesudah BJ 3) pada stenosis mitral/ trikuspid krn
atriovent membuka dengan keras saat BJ2
 Systolik click : saat fase sistolik setelah BJ 1 ;
Stenosis aorta /pulmonal/+hipertensi sistemik
Bising jantung (MURMUR)

 Akibat getaran2 pd pembuluh besar


jantung/akibat aliran balik abnormal
(regurgitasi)
 Perhatikan :
 1. Fase apa?
 2.Intensitas dan nada bising?
 3. Lokasi bising(dgn punctum maksimum)?
 4. Arah penjalaran bising ?
 5. Apa bising berubah menurut nafas?
Murmur /Bising

 PUNKTUM MAKSIMUM : lokasi suatu bising


dimana tempat bising itu paling keras
 Bising faali : punktum maksimum SIC 3-4
(kualitas blowing)
 Tipe Bising :
 1. Bising SISTOLIK
 2. Bising DIASTOLIK
 3. Bising KARDIO-PULMONAL
Bising sistolik

 Terdengar saat fase sistolik (BJ 1---BJ2)


 2 jenis :
 1. Sistolik Tipe ejection
 Akibat aliran darah diejeksi lewati bag sempit
 STENOSIS AORTA (PM di aorta mjalar ke apex cor)
 2. Sistolik Tipe Pansistolik
 Akibat aliran balik lewat bag jtng yg msh terbuka
 Mitral Insuff : (PM di apeksmjalar ke lat bawah)
Bising Diastolik
 Terdengar pd fase diastolik (BJII---BJ1)
 Jenis Diastolik :
 1. Mid-Diastolik (pertengahan fase dias)
 PM diapeks  Stenosis mitral
2. Early-Diastolik (segera setelah BJ II, srg basal )
pada Insuff Aorta
3. Pre-Sistolik (pada akhir fase diastolik,sblm BJ 1)
pada Stenosis mitralPMnya di apek kordis

 Bising nada rendah (low pitched) sifat nya rumbling


 Bising nada Tinggi (High Pitched) tiupan
 Bising sea gull (elang laut)  bising jantung sangat nyaring seperti
musik
Intensitas (kerasnya) bising
 Tergantung
 1. Kecepatan aliran darah yg melalui
 2. Banyaknya aliran darah yang melalui
 3. Kerusakan daun-daun katup dan beratnya penyempitan
 4. Kepekatan darah
 5. Daya kontraksi miokard

 Ada 6 derajat bising jantung (AHA)


 Derajat 1 : Bising sangat pelan
 Derajat 2 : Bising cukup pelan
 Derajat 3 : Bising agak Keras
 Derajat 4 : Bising cukup keras
 Derajat 5 : Bising sangat keras
 Derajat 6 : Bising sekeras-kerasnya
Pericardial Friction Rub
 Bunyi akibat gesekan perikardium viseral dan parietal yg
keduanya sebelumnya menebal dan menjadi kasar akibat
pericarditis
 Gesekan/rasping terdengar saat fase sistolik atau diastolik
 Kadang-kadang terdengar hilang lagi
Bising Kardio-Pulmonal

 Bising akibat dari luar jantung (ekstracardiac)


 Terjadi akibat aliran udara ke dalam bagian
paru-paru mengembang menjadi kontraksi
ventrikel
 Terdengar saat Inspirasi
 Tidak menunjukkan suatu kelainan jantung
URUTAN PEMERIKSAAN JANTUNG
(Contoh: pasien Lutembacher syndrome/solo/jan 2008)
Jantung :
I : Iktus kordis tampak SIC VI 2 cm lateral
midklavikula sinistra, pulsasi parasternal (+), pulsasi
epigastrial (+), pulsasi intercostal space (+)

Pal: Iktus kordis tampak SIC VI 2 cm lateral


midklavikula sinistra,
Melebar (+) D >2 cm, tidak kuat angkat, teraba
pulsasi parasternal (+),Teraba pulsasi epigastrial (+)

Per : Batas kiri (apeks kordis) terletak pada Iktus


kordis pada SIC VI ± 2 cm lateral MCS
Batas kanan : ± 2 cm lateral garis parasternal kanan,
Konfigurasi jantung kesan melebar kiri
kekaudolateral dan kanan

Aus : DJ 64 x/menit, reguler, (SJ 1) mengeras & (SJ 2)


bising pansistolik III/VI, di left fixed splitting (+), opening snap (-), gallop (-), terdapat
sternal border, (meningkat saat :bising diastolik (+) grade II/VI, diapeks kordis,
inspirasi dalam CARVALLO SIGN) rumbling (+)
bising pansistolik III/VI, di left sternal border,
meningkat saat inspirasi dalam
bising diastolik (+) grade II/VI, diapeks
kordis,rumbling (+)
Pembagian Regional Abdomen
Pemeriksaan Fisik Abdomen :

INSPEKSI
 1. Simetris (tumor abses)
 2. Bentuk dan ukuran(habitus,jar lemak
subkutan dan otot dinding perut)
 3. Kelainan kulit (sikatrik/striae/oprasi/bekas
asites/sindrom cushing)
 4. Pelebaran vena (hipertensi portal/kaput
medussae/sindrom banti
ABDOMEN

 PALPASI
 1. beritahu psn  meraba
 2. Minta pasien beritahu bila nyeri
 3. Perhatikan mimik pasien  nyeri
 4. Kakipasien sedikit ditekuk
 5. Sistematis urut dari kwd 1-9
 6.Palpasi 2 tahap :
 Palpasi superfisial
 Palpasi dalam (Deep Palpation) hati, limpa ginjal.
7. Bisa bimanual (2 tangan bila gemuk)
8. Pasien posisi supine bantal secukupnya
9. SEBELAH KANAN PASIEN kec KIDAL dokternya
Abdomen

 PERKUSI
 1. Konfirmasi pembesaran hati dan limpa
 2. Ada tidaknya Nyeri ketok
 3. Diagnosis adanya massa atau cairan
 Normalnya  TIMPANI
 Kecuali daerah hati (pekak)
 Bertambahnya bunyi timpani mungkin perforasi usus (udara
bebas )
 Cairan bebas intraabdomen diperiksa : Shiffting dulness
(gelombang carian)
 Chessboard fenomen : papan catur bunyi timpani dan redup
berpindah pindah (peritonitis tBc)
Abdomen

 Auskultasi normal minimal 3 x permenit


 1. Suara peristaltik
 Borborigmi obstruksi usus-sifat kolik
 Paralitik usus  menurun
 2.Suara Pembuluh darah
 Bruit sistolik : aneurisma aorta/hepatoma
 Bising vena getaran thrill (umbilikus dan
epigastrium)
Pemeriksaan Asites

 1. Gelombang cairan
 2.Shifting dullnes (redup berpindah)
 3.Knee chest posisi (tengkurap-menungging)
 4.Puddle sign (kneechest+stetoskop)
 5. psn posisi tegak perkusi redup bag bawah
Pemeriksaan hati

 Kaki ditekuk 45-60 drj (relaks ddng usus)


 Psn tarik nafas panjang
 Saat ekspirasi jari maks ditekan ke bawah
 Diharap : sentuhan jari pmks dgn hati saat inspirasi maksimal
 Mulai regia iliaca kanan ke tepi lengkung iga kanan
 Berulang ulang digeser 1-2 jari, penekanan ringan saat
inspirasi
 Nilai letak, tepi, konsistensi, permukaan, nyeri
 Batas atas hati sesuai dengan pemeriksaan perkusi batas
paru hati (SIC 6)
 Auskultasi  tumor hati besar bruit
Pemeriksaan Limpa

 Hampir sama palpasi hati


 Normal ttb
 Bergerak sesuai inspirasi
 Pmks dari reg iliaca kanan, lewat umbilikus,
kelengkung iga kiri
 Dengan garis schuffner (dibagi 8 bagian sama)
 Pasien dimiringkan 45 drjt kekanan arah
pemeriksa (kenyal/keras spt malaria)
Pemeriksaan ginjal

 Letak retroperitoneal (harus CARA


BIMANUAL /2 tangan)
 Tangan kiri dibelakang , tgn kanan didinding
abdomen
 Pembesaran : hidronefrosis/tumor
 Dinamakan teraba : ballotement
positif/negatif
Pemeriksaan Fisik Abdomen
Abdomen :
 Inspeksi : dinding perut lebih tinggi dari
dinding dada, venektasi (-), striae (-)
 Auskultasi : peristaltik usus normal, bruit hepar
(-)
 Palpasi : supel, nyeri tekan (+) regio
epigastrium sampai hipokondriaka dekstra,
defans muskuler daerah tersebut (+) / rigiditas,
 hepar teraba 4 cm bawah arcus costarum
dekstra, 2 cm bawah proccesus xiphoideus,
nyeri tekan (+), permukaan rata (+), konsistensi
kenyal (+), tepi tumpul (+) Murphy sign (+)
 lien tidak teraba, ballotement ginjal (-)/(-),
 Perkusi : timpani, nyeri pada r. Hipokondriaka
dekstra, liver span 15 cm, area troube timpani,
pekak sisi normal, pekak alih (-), nyeri ketok
kostovertebra (-)/(-).
Nyeri Nyeri bilier
Organ retro Nyeri obstruksi
peritoneal
Colon
c.Trans
asenden
versum

Nyeri ulkus, menjalar keregio Nyeri pankreas:menjalar


interskapula kebelakang dan bahu

c.Zigmoid dan desenden


URUTAN PEMERIKSAAN ABDOMEN
Abdomen :
Inspeksi: Dinding perut > dinding dada, Asites
(+), umbilikus mendatar (+), venektasi (-),

Auskultasi: Bising usus normal

Perkusi : Timpani, liver span 15 cm, area


troube kesan menghilang, pekak sisi (+)
meningkat dan pekak alih (+), Asites (grade
2), nyeri suprapubik (-), undulasi (-), nyeri
ketok kostovertebra (-).

Palpasi : Supel, Hepar teraba 4 cm Bawah


arcus costae dextra-1 cm Bawah Proxeccus
Xipoideus, tepi tajam, permukaan rata,
konsistensi lunak, nyeri tekan (+), nyeri tekan
epigastrium (-), Pasteur roundout (+),
Murphy sign (-)
lien : tak teraba (shufnner 0)
Ginjal : Ballotemen ttb
 Ekstremitas : superior inferior
 Oedema - / - -/-
 Sianosis - / - - / -
 Akral dingin -/- -/-
 Clubbing finger -/- -/-
 Spoon nail -/ - -/ -
 Eritema palmaris -/-
 Hiperpigmentasi -/- -/-
 Gerakan + / + + / +
 Kekuatan + / + + / +
 Tonus +/+ +/+
 Refleks fisiologis +N / +N +N / +N
 Refleks patologis (Babinski) - / -
 Nyeri tekan m. gastrocnemius +/+
 Rumple Leed (-)
 Rectal Toucher : Tonus sfingter ani baik, tidak kolaps,
tidak tenesmus, hemoroid tak ada, sulcus medianus

Anda mungkin juga menyukai