Syurlia Putri
1102011273
Pembimbing:
Dr. Didiet Pratignyo Sp.PD FINASIM
Definisi
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung
Gastritis adalah inflamasi pada dinding gaster
terutama pada lapisan mukosa
Gastritis dibagi menjadi 2, yaitu:
Gastritis akut ; suatu peradangan mukosa lambung yang
akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Sering
diakibatkan diet yang sembrono, Individu makan terlalu
banyak atau terlalu cepat.
Gastritis kronik ; adalah suatu peradangan bagian
permukaan mukosa lambung yang menahun.
Beberapa jenis gastritis berdasarkan
penyebab:
Gastritis bakterialis : akibat dr Gastritis eosinofilik : tjdi sbg
infeksi olh Helicobacter pylori akbt dr reaksi alergi thdp
(bakteri yg tmbh di dlm sel infestasi cacing gelang.
pghsil lendir di lapisan
lambung).
Gastritis atrofik: tjdi jk
antibodi menyerang lapisan
Gastritis karena stres akut: jns lambung, shgga lapisan
gastritis yg disbbkan olh peny lambung mjdi sangat tipis dan
berat atau trauma (cedera) yg kehilangan sbgn atau slrh
trjdi scr tiba-tiba. selnya yg mghsilkan asam dan
Gastritis erosif kronis : akibat enzim.
dr bhn iritan sprt obat-obatan,
trutma aspirin dan obat anti
peradangan non-steroid lainnya
Gastritis karena virus atau
jamur : tjdi pd pndrita peny.
menahun atau penderita yg
mngalami ggguan sistem
kekebalan.
Etiologi
Infeksi bakteri
Penggunaan obat penghilang rasa nyeri secara terus menerus
Penggunaan alkohol secara berlebihan
Pola diet yg tdk teratur
Pola makan yg tdk teratur
Kelainan autoimune
Penyebab lain adalah diet yang tidak teratur, makan terlalu
banyak, makan yang terlalu cepat, serta makanan yang
mengandung mikroorganisme. Faktor psikologi stress dapat
merangsang peningkatan produksi asam.
Patofisiologi
Gastritis akut
Stress/obat/alkohol/makanan pedas → rangsangan
saraf simpati NV → prod. HCl dlm lambung ↑ →
prod.mukus oleh sel spitel ↓ → vasodilatasi sel
mukosa gaster → prod. HCl ↑ → kontak HCl dgn
mukosa gaster → penurunan sekresi mukus →
eksfeliasi (pengelupasan) → nyeri abdomen bgn
atas akibat eksfeliasi.
Patofisiologi
Gastritis kronik
Helicobacter pylori → menyerang sel permukaan gaster →
memperberat timbulnya dequamasi sel → respon radang
kronis ; destruksi kelenjar dan metaplasia (mknisme
prtahanan tbuh dgn cra mgganti sel mukosa gaster dgn sel
desquamosa yg lbh kuat→ elastisitas brkurang → saat
mncerna tjdi gerakan peristaltik → kekakuan akibat
elastisitas ↓ → nyeri abdomen bgn ats akbat kekakuan.
Metaplasia jga dpat mnyebabkan hilangnya sel mukosa pd
lapisan lambung, shgga dpt mnyebabkan perdarahan.
Manifestasi klinis
Asimtomatis Takikardi
Nyeri epigastrium Rasa tdk nyaman pd
(abdomen bgn ats) abdomen.
Bersendawa Cepat kenyang
Mual Hematemesis
Kembung Melena
Muntah Pusing
Anoreksia Pucat
Keringat dingin Kelemahan
Komplikasi
Jika dibiarkan tdk terawat, gastritis akn dpt
menyebabkan peptic ulcers dan perdarahan pd
lambung.
Bbrpa bntk gastritis kronis dpt ↑ resiko kanker
lambung, trutama jk tjdi penipisan scra terus menerus
pd dinding lambung dan prbahan pd sel-sel di dinding
lambung.
Selain itu, komplikasi yg timbul pd gastritis kronik,
yaitu ggguan penyerapan vit B12, menyebabkan
anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan
penyempitan daerah antrum pylorus.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, biasanya tidak
ditemukan kelainan, kecuali mereka yang
mengalami perdarahan hebat hingga
menimbulkan gangguan hemodinamik yang
nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin,
takikardi sampai gangguan kesadaran.
Pemeriksaan penunjang
EGD
(esofagogastriduodenosko Ronsen saluran cerna bagian
pi) : dilakukan untuk atas : Tes ini akan melihat
melihat sisi perdarahan / adanya tanda-tanda gastritis
derajat ulkus jaringan / atau penyakit pencernaan
cedera. lainnya.
Pemeriksaan darah : Tes ini
digunakan untuk memeriksa
adanya antibodi H. pylori
dalam darah.
Terapi
Terapi terhadap asam Terapi terhadap
lambung: H.pylori:
Yang paling sering
Antasida digunakan adalah
Penghambat asam kombinasi dari antibiotik
dan penghambat pompa
Penghambat pompa proton.
proton
Terkadang ditambahkan
Cytoprotective agents pula bismuth
subsalycilate
1. Antasida
Bekerja dengan menetralisir asam lambung dalam
tempo 15 menit
Tidak diserap ke dalam sirkulasi sistemik
Komposisisi : kombinasi garam magnesium dan garam
alumunium, atau hanya alumunium hidroksida
Indikasi : dispepsia fungsional, ulkus peptikum, ulkus
duodeni, refluks gastroesofagus
Kontra indikasi : garam magnesium tidak boleh
digunakan pada penderita gangguan ginjal
2. Antagonis reseptor H-2
Indikasi : dispepsia fungsional, pencegahan ulkus
peptikum atau ulkus duodeni berulang, refluks
gastroesofagus, pre anestesi untuk pencegahan
pneumonia aspirasi
a) Omeprazole
Ulkus duodenum : 1 X 20 mg, 2 – 4 minggu
Ulkus peptikum : 1 X 20 mg, 4 – 8 minggu
Refluks gastroesofagus : 1 X 20 mg, 4 – 8 minggu
b) Lansoprazol
c) Pantoprazol
Ulkus duodenum : 1 X 40 – 80 mg, 2 minggu
Ulkus peptikum : 1 X 40 – 80 mg, 4 minggu
4. Golongan sitoprotektor
a) Sukralfat
Sebagian besar (97 %) tidak diserap di saluran cerna dan
dikeluarkan melalui tinja dalam bentuk yang tidak berubah
Bekerja secara multifaktorial, berikatan dengan albumin,
fibrinogen serta protein lainnya yang terdapat di mukosa
yang rusak sehingga sukralfat terikat lebih kuat pada
mukosa yang rusak daripada mukosa yang normal
Memiliki efek antibakterial dan dapat memperkuat
pertahanan mukosa
Komposisi : sucrose octasulphate dan polyalumunium
hydroxide
Indikasi : ulkus duodenum, ulkus lambung, tukak stress
(profilaksis)
Ulkus duodenum/peptikum : 2 X 2 gram, selama 6 minggu
Profilaksis ulkus : 2 X 1 gram, selama 2 tahun
Profilaksis tukak stress : 4 X 1 gram per NGT
Efek samping : konstipasi, mulut kering
Kemasan : tablet 500 dan 1000 mg
PENGOBATAN UNTUK ERADIKASI
KUMAN HELICOBACTER PYLORI
Sesuai konsensus kelompok studi Helicobacter pylori
Indonesia (KSHPI) :
a. Terapi tripel selama 1 atau 2 minggu
Proton Pump Inhibitor (PPI) + Amoksilin + Klaritromisin