GASTRITIS
DI SUSUN OLEH :
Khodadad Azizi
0103184
A. DEFINISI GASTRITIS
Gastritis adalah penyakit akibat peradangan di dinding lambung. Kondisi ini umumnya
ditandai dengan nyeri di bagian ulu hati. Jika dibiarkan, gastritis bisa berlangsung bertahun-
tahun dan menimbulkan komplikasi serius, seperti tukak lambung.
Gastritis terbagi menjadi dua jenis, yaitu gastritis akut dan kronis. Gastritis akut terjadi ketika
peradangan di lapisan lambung berlangsung secara tiba-tiba. Kondisi ini menyebabkan nyeri
ulu hati hebat yang bersifat sementara. Namun, jika tidak ditangani, gastritis akut bisa
berlanjut menjadi kronis. Pada gastritis kronis, peradangan di lapisan lambung terjadi secara
perlahan dan dalam waktu lama. Nyeri akibat gastritis kronis lebih ringan dibandingkan
dengan gastritis akut, tetapi muncul lebih sering dan terjadi dalam waktu yang lebih lama.
B. Etiologi
Dinding lambung tersusun dari jaringan penghasil enzim pencernaan dan asam lambung.
Dinding lambung juga menghasilkan lendir (mukus) yang tebal, untuk melindungi lapisan
lambung dari kerusakan akibat asam lambung. Gastritis terjadi ketika dinding lambung
mengalami peradangan. Penyebabnya bisa bermacam-macam, tergantung pada jenis
gastritis itu sendiri. Berikut adalah penjelasannya:
- Adanya peradangan pada mukosa lambung
- Peningkatan HCL lambung
- Menstimulus nosiseptor
- Transmisi implus melalui saraf perifer afferent melalui serabut efferen
- Mukosa lambung iritasi
- Meningkatkan aktivitas seluler
- Merangsang medulla oblongata
- Anorexsia
- Inteksi nutrisi tidak akurat
C. MANIFESTASI KLINIS GASTRITIS
Gastritis akut
Terjadi ketika dinding lambung rusak atau melemah secara tiba-tiba. Akibatnya,
lambung bisa terpapar cairan asam lambung dan mengalami iritasi.
Seseorang dapat terserang gastritis akut bila:
Gastritis kronis
Gastritis kronis terjadi akibat peradangan di dinding lambung yang terjadi dalam waktu lama
dan tidak diobati. Gastritis kronis dapat berdampak pada sebagian atau semua bagian
mukus pelindung lambung.
D. Patofisiologi
Patofisiologi gastritis dimulai dari infeksi atau inflamasi pada lapisan mukosa lambung.
Pada lapisan mukosa lambung terdapat kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung, dan
enzim pepsin. [1-5] Asam lambung bertugas memecah makanan, dan enzim pepsin
mencerna protein. Lapisan mukosa lambung diliputi oleh lapisan tebal mukus yang
melindunginya dari cairan asam lambung yang dapat melumerkan dan mengikis jaringan
lambung di dalamnya.
E. Pathway Gagal ginjal kronis
F. Pemeriksaan penunjang
1. Darah lengkap, bertujuan untuk mengetahui adanya anemia.
2. Pemeriksaan serum vitamain B12, bertujuan untuk mengetahui adanya defisiensi
B12.
3. Analisa feses, bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.
G. Komplikasi
Gastritis yang tidak ditangani dapat menyebabkan sejumlah komplikasi serius, yaitu:
Tukak lambung
Perdarahan lambung
Kanker lambung
Jika gejala gastritis sering kambuh akibat penggunaan obat pereda nyeri jenis
antiinflamasi nonsteroid (OAINS), pasien disarankan untuk berkonsultasi dengan
dokter terkait hal tersebut.
H. Kasus
TN. Surya permana, 42 tahun datang ke rumah sakit mengeluh seluruh tubuhnya lemas dan
tidak ada tenaga selama dua hari terakhir sehingga klien tidak mampu melakukan aktivitas
sehari-hari. Klien mempunyai penyakit Diabetes Mellitus selama 13 tahun terakhir dan
Hipertensi 3 tahun terakhir. Selama 2 mingguterakhir, klien merasa mua, batuk, sesakl dan
terkadang muntah. Setelah di kaji oleh perawat, klien tampak pucat, kedua pergelangan kaki
klien bengkak, TD: 185/115 mmHg, S: 36,8° C, RR: 28 x/menit, N: 98 x/menit. Berdasarkan
pemeriksaan kadar BUN: 56 mg/dl, Urin Output: 25 cc/jam, Hb: 9 gr/dl, GFR: 40 ml/menit,
kreatinin: 2,1 mg/dl.
Pengkajian
IDENTITAS PASIEN
Berisikan nama lengkap pasien, usia pasien, jenis kelamin pasien, suku/bangsa
pasien, agama pasien, pekerjaan pasien, pendidikan pasien, alamat pasien, dan
diagnosa medis.
Berisikan nama lengkap penanggung jawab, usia penanggung jawab, jenis kelamin
RIWAYAT KEPERAWATAN
Pada umumnya jika pasien pernah dirawat dengan gejala serupa akan diberikan obat-
obatan untuk sesak, batuk atau lainnya. Atau dapat berisikan obat-obatan yang
Kebiasaan berobat :
Berisikan kebiasaan pasien untuk berobat baik di klinik, puskesmas atau rumahsakit
Alergi :
Kebiasaan merokok/alkohol :
mengonsumsi alkohol, dan jika pasien merupakan perokok aktif berapa jumlah rokok
yang dapat dihabiskan dalam sehari, lalu sejak kapan menjadi perokok/
mengonsumsi alkohol. Apakah saat sakit ini pasien tetap meroko, mengurang, atau
berhenti.
Keluhan utama :
Umumnya keluhan yang dirasakan pasien adalah sesak nafas, susah nafas, atau dada
terasa berat.
Berapa lama pasien mengalami keluhan tersebut. Upaya yang telah dilakukan :
Berisakan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pasien secara mandiri atau
dan jika upaya yang dilakukan bersifat tindakan medis apakah tidakan tersebut
Berisikan terapi seperti medis atau nonmedis dan juga tindakan operasi yang
Berisikan riwayat kesehatan keluarga seperti orang tua, saudara, dan lainnya apakah
terdapat keluarga yang memiliki keluhan, riwaat kesehatan, atau kasus yang sama
pada 3 generasi.
Berisikan keadaan lingkungan disekitar pasien baik rumah, tempat pekerjaa, kamar,
dan lain-lain. Apakah terdapat keadaan lingkungan yang menjadi faktor pencetus,
Berisikan riwayat kesehatan pasien lainnya seperti pasien pernah mengalami masalah
kesehatan lain yang mungkin dapat berkaitan dengan masalah saat ini atau mungkin
tidak berkaitan atau tidak berpengaruh dengan masalah yang dialami atau yang
dirasakan pasien saat ini. Contoh pasien memili riwayat penyakit diabete, jantung,
typus, atau lainnya. Dan juga ditanyakan apakah pasien menggunakan alat bantu
kesehatan seperti kacamata, gigi palsu, alat bantu pendengaran, atau lainnya.
Keadaan umum :
Berisikan keadaan umum pasien saat masuk rumah sakit atau saat berada diruangan
rawat inap. Dengan alat pengukuran Glasgow Coma Scale (GCS) yang meliputi
mata, kesadaran, dan verbal. Keadaan umum juga berisikan keadaan secara umum
seperti apakah pasien coma, apatis, composmmetis, somnolent, spoor, atau gelisah.
Tanda-tanda vital, TB dan BB:
Berisikan hasil pemeriksaan observasi tanda-tanda vital seperti berapa tekanan darah
(TD) dalam mmHg, nadi (N) dalam kali/menit, suhu (S) dalam derajat celcius,
respirator rate (RR) kali/menit, berat badan (BB) dalam Kilogram (Kg), dan tinggi
Body Systems:
Berisikan keadaan umum organ pernafasan yaitu hidung apakah terdapat sumbatan,
perlukaan atau lainnya yang dapat menganggu jalan nafas pasien. Kondisi pernafasan
Pasien apakah nyeri, dyspnea (sesak nafas), orthopnea (sulit nafas saat tidur),
cyanosis (kebiru-biruan pada kulit), batuk darah, nafas dangkal, apakah ada retraksi
dada, apakah ada sputum, apakah terdapat tracheostomy, atau apakah pasien
menggunakan respirator (alat bantu nafas). Lalu apakah pasien memiliki sura nafas
tambahan seperti wheezing, ronchi, rales, crackles dan lokasinya berada dimana.
Inspeksi bagian dada apakah simetris, apakah ada perlukaan, dan keadaan lainnya
disekitar dada.
blleding seperti nyeri dada, pusing, kram kaki, palpitasi (berdegup kencang),
clubbing finger (kelainan pada kuku), keadaan pada suara jantung apakah normal
atau apakah terdapat kelainan, apakah terdapat edema disekitar lokasi jantung,
palpebral, anasarka, ekstremitas atas, ekstemitas bawah, ascites, tidak ada, atau
lainnya.
Berisi keadaan pasien saat ini keadaan secara umum seperti apakah pasien coma,
apatis, composmmetis, somnolent, spoor, atau gelisah. Bagaimana hasil Glasgow
Coma Scale (GCS) yang meliputi mata, kesadaran, dan verbal. Lakukan inspeksi dan
palpasi di area kepala dan wajah, bagaiman keadaan mata, konjungtiva, pupil, leher,
Berisikan data produksi output cairan dalam mililiter (ml), berapa frekuensinya,
keadaan warna, bau. Apakah urin oliurgi, poliurgi, dysuri, hematuri, nocturi, apakah
pasien merasa nyeri saat kencing, apakah pasien menggunakan kateter, apakah urin
keluar hanya menetes, apakah saat kencing terasa panas, apakah inkotinen, sering,
Berisi keadaan organ pencernaan mulai dari mulut, tenggorokan, bagian abdomen,
dan rectum. Apakah pasien mengalami maslaah pencernaan seperti diare, konstipasi,
feses darah, tidak terasa, melena, wasir, apakah pasien menggunakan colostomi,
menggunakan pencahar, penggunaan alat bantu, atau keadaan sulit BAB. Konsistensi
dan frekuensi BAB, dan apakah terdapat diet khusus sesuai anjuran dokter.
Berisi keadaan tulang, otot, dan kulit pasien secara umum. Kemampuan pergerakan
sendi apakah bebas, terbatas, apakah ada parese, paralise, parese, atau lainnya.
Keadaan
Ekstermitas atas dan bawah (kelainan, peradangan, fraktur, perlukaan, dan lokasi),
Sistem Endokrin
Berisikan terapi hormon yang mungkin pernah dilakukan pasien sebelumnya atau
Sistem Reproduksi
Berisikan bentuk alat reproduksi, keadaan. Dan pada pasien perempuan ditambah
Berisikan perbandingan pola aktivitas pasien saat dirumah dengan di rumah sakit
meliputi pola makan, minum, dan kebersihan diri. Baik frekuensi atau kegiatan
Pola istirahat dan aktivitas keseharian pasien saat dirumah dengan dirumah sakit baik
PSIKOSOSIAL SPIRITUAL
teman/kelompok, reaksi saat interaksi, dan konfrik yang mungkin muncul. Bentuk
sarana spiritual yang diraharapkan saat ini, adakah upaya kesehatan yang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(uji lab darah lengkap atau sputum), tindakan rontogen (X-Ray, USG, CT-Scan).
TERAPI
Berisikan daftar terapi pemberian obat dan tindakan yang akan diberikan kepada
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat
bernafas, kelemahan otot pernafasan) yang ditandai dengan dispnea, pola nafas
abnormal (mis. Takipnea, brakipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokess), dan
yang ditandai dengan dispnea, PCO2 meningkat, PO2 menurun, takikardia, dan
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperplasia dinding jalan
nafas ditandai dengan batuk tidak efektif, sputum berlebih, dan Wheezing.
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, kegiatan
dalam pelaksanaan juga meliput pengumpulan data lanjutan, mengobservası respon kilen. Selama dan
sesudah pelaksanaan tindakan dan menilai data yang baru. Ada beberapa ketrampilan yang dibutuhkan
dalam hal Int. Pertama , ketrampilan kognitif. Ketramplian Kognitif mencangkup pengetahuan
keperawatan yang menyeluruh perawat harus mengetahui alasan untuk setiap Intervensi terapeutik,
memahami respon fisiologıs dan psikologis normal dan abnormal, mampu mengidentifikasi kebutuhan
pembelajaran dan pemulangan klien, dan mengenali askep- askep promotif kesehatan klien dan
kebutuhan penyakit. Kedua, ketrampilan Interpersonal, Ketrampilan ini penting untuk tindakan
keperawatan yang efektif. Perawat harus berkomunikasi dengan jelas kepada klien, tim kesehatan
lainnya. Ketiga anggota ketrampilan psikomotor, ketrampilan ini mencangkup kebutuhan langsung
terhadap perawatan kepada klien, seperti keluarganya dan memberikan suntikan, melakukan
penghisapan tendır, mengatur posisi, membantu kilen memenuhi aktvitas sehari-han dan lain. Tain.
(Fitn Nur 2018).
5. Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan perbandingan sistematis dan
rencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan untuk menilai apakah tujuan dalam rencana
keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang (Fitn Nur 2018).