Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTRITIS

DI SUSUN OLEH :

Khodadad Azizi
0103184

UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN TAHUN


AJARAN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. DEFINISI GASTRITIS
Gastritis adalah penyakit akibat peradangan di dinding lambung. Kondisi ini umumnya
ditandai dengan nyeri di bagian ulu hati. Jika dibiarkan, gastritis bisa berlangsung bertahun-
tahun dan menimbulkan komplikasi serius, seperti tukak lambung.

Gastritis terbagi menjadi dua jenis, yaitu gastritis akut dan kronis. Gastritis akut terjadi ketika
peradangan di lapisan lambung berlangsung secara tiba-tiba. Kondisi ini menyebabkan nyeri
ulu hati hebat yang bersifat sementara. Namun, jika tidak ditangani, gastritis akut bisa
berlanjut menjadi kronis. Pada gastritis kronis, peradangan di lapisan lambung terjadi secara
perlahan dan dalam waktu lama. Nyeri akibat gastritis kronis lebih ringan dibandingkan
dengan gastritis akut, tetapi muncul lebih sering dan terjadi dalam waktu yang lebih lama.

B. Etiologi
Dinding lambung tersusun dari jaringan penghasil enzim pencernaan dan asam lambung.
Dinding lambung juga menghasilkan lendir (mukus) yang tebal, untuk melindungi lapisan
lambung dari kerusakan akibat asam lambung. Gastritis terjadi ketika dinding lambung
mengalami peradangan. Penyebabnya bisa bermacam-macam, tergantung pada jenis
gastritis itu sendiri. Berikut adalah penjelasannya:
 - Adanya peradangan pada mukosa lambung
 - Peningkatan HCL lambung
 - Menstimulus nosiseptor
 - Transmisi implus melalui saraf perifer afferent melalui serabut efferen
 - Mukosa lambung iritasi
 - Meningkatkan aktivitas seluler
 - Merangsang medulla oblongata
 - Anorexsia
 - Inteksi nutrisi tidak akurat
C. MANIFESTASI KLINIS GASTRITIS

Gastritis akut
Terjadi ketika dinding lambung rusak atau melemah secara tiba-tiba. Akibatnya,
lambung bisa terpapar cairan asam lambung dan mengalami iritasi.
Seseorang dapat terserang gastritis akut bila:

 Menggunakan obat-obatan tertentu, seperti obat antiinflamasi nonsteroid dan


kortikosteroid
 Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
 Menderita penyakit tertentu, seperti refluks empedu, gagal ginjal, infeksi virus,
atau infeksi bakteri seperti Helicobacter pylori
 Mengalami stres berat
 Menderita penyakit autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh
menyerang dinding lambung
 Menelan zat yang bersifat korosif dan dapat merusak dinding lambung, seperti
racun
 Mengalami efek samping akibat prosedur operasi
 Menggunakan alat bantu pernapasan
 Menyalahgunakan NAPZA, terutama kokain

Gastritis kronis
Gastritis kronis terjadi akibat peradangan di dinding lambung yang terjadi dalam waktu lama
dan tidak diobati. Gastritis kronis dapat berdampak pada sebagian atau semua bagian
mukus pelindung lambung.

Beberapa hal yang dapat menyebabkan gastritis kronis, meliputi:


 Daya tahan tubuh lemah
 Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti aspirin dan ibuprofen
 Penyakit tertentu, seperti diabetes atau gagal ginjal
 Stres berat yang terjadi terus-menerus sehingga memengaruhi sistem kekebalan
tubuh

PENYEBAB TANDA / GEJALA PARAMETER


PENGKAJIAN
 Adanya peradangan
pada mukosa lambung  Nyeri yang terasa panas  Hemoglobin
 Eritoshit
 Peningkatan HCL atau perih di bagian ulu
 Trombosit
lambung hati  Trombosit
 Trombosit
 -Menstimulus nosiseptor  Perut kembung
 RBC
 -Transmisi implus  Mual  HGB
melalui saraf perifer  Muntah  HCT

afferent melalui serabut  Hilang nafsu makan


efferen  Cegukan
 Mukosa lambung iritasi  Cepat merasa kenyang
 -Meningkatkan aktivitas saat makan
seluler  Berat badan menurun
 Merangsang medulla secara tiba-tiba
oblongata  Gangguan pencernaan
 -Anorexsia  Buang air besar dengan
 Inteksi nutrisi tidak tinja berwarna hitam
akurat  Muntah darah

D. Patofisiologi
Patofisiologi gastritis dimulai dari infeksi atau inflamasi pada lapisan mukosa lambung.
Pada lapisan mukosa lambung terdapat kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung, dan
enzim pepsin. [1-5] Asam lambung bertugas memecah makanan, dan enzim pepsin
mencerna protein. Lapisan mukosa lambung diliputi oleh lapisan tebal mukus yang
melindunginya dari cairan asam lambung yang dapat melumerkan dan mengikis jaringan
lambung di dalamnya.
E. Pathway Gagal ginjal kronis

F. Pemeriksaan penunjang
1. Darah lengkap, bertujuan untuk mengetahui adanya anemia.
2. Pemeriksaan serum vitamain B12, bertujuan untuk mengetahui adanya defisiensi
B12.
3. Analisa feses, bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.

G. Komplikasi
Gastritis yang tidak ditangani dapat menyebabkan sejumlah komplikasi serius, yaitu:
 Tukak lambung
 Perdarahan lambung
 Kanker lambung
Jika gejala gastritis sering kambuh akibat penggunaan obat pereda nyeri jenis
antiinflamasi nonsteroid (OAINS), pasien disarankan untuk berkonsultasi dengan
dokter terkait hal tersebut.

H. Kasus

TN. Surya permana, 42 tahun datang ke rumah sakit mengeluh seluruh tubuhnya lemas dan
tidak ada tenaga selama dua hari terakhir sehingga klien tidak mampu melakukan aktivitas
sehari-hari. Klien mempunyai penyakit Diabetes Mellitus selama 13 tahun terakhir dan
Hipertensi 3 tahun terakhir. Selama 2 mingguterakhir, klien merasa mua, batuk, sesakl dan
terkadang muntah. Setelah di kaji oleh perawat, klien tampak pucat, kedua pergelangan kaki
klien bengkak, TD: 185/115 mmHg, S: 36,8° C, RR: 28 x/menit, N: 98 x/menit. Berdasarkan
pemeriksaan kadar BUN: 56 mg/dl, Urin Output: 25 cc/jam, Hb: 9 gr/dl, GFR: 40 ml/menit,
kreatinin: 2,1 mg/dl.

I. ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

Pengkajian

IDENTITAS PASIEN

Berisikan nama lengkap pasien, usia pasien, jenis kelamin pasien, suku/bangsa

pasien, agama pasien, pekerjaan pasien, pendidikan pasien, alamat pasien, dan

diagnosa medis.

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

Berisikan nama lengkap penanggung jawab, usia penanggung jawab, jenis kelamin

penanggung jawab, suku/bangsa penanggung jawab, agama penanggung jawab,

pekerjaan penanggung jawab, pendidikan penanggung jawab, alamat penanggung

jawab, dan status hubungan penanggung jawab dengan pasien.

RIWAYAT KEPERAWATAN

Riwayat Sebelum Sakit

Penyakit berat yang penah diderita :

Pada umumnya pasien mengatakan keluhannya yang diderita sebelumnya dan


gejalanya hampir sama dengan yangdirasakan sekarang.

Obat-obat yang biasa dikonsumsi :

Pada umumnya jika pasien pernah dirawat dengan gejala serupa akan diberikan obat-

obatan untuk sesak, batuk atau lainnya. Atau dapat berisikan obat-obatan yang

dikonsumsi beberapa hari terakhir.

Kebiasaan berobat :

Berisikan kebiasaan pasien untuk berobat baik di klinik, puskesmas atau rumahsakit

Alergi :

Berisikan alergi yangdimiliki pasien baik obat-obatan ataupun makanan yang

memungkinkan nantinya dapat memperburuk keadaan pasien

Kebiasaan merokok/alkohol :

Berisikan riwayat pasien apakah pasien merupakan perokok aktif/pasif atau

mengonsumsi alkohol, dan jika pasien merupakan perokok aktif berapa jumlah rokok

yang dapat dihabiskan dalam sehari, lalu sejak kapan menjadi perokok/

mengonsumsi alkohol. Apakah saat sakit ini pasien tetap meroko, mengurang, atau

berhenti.

Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan utama :

Umumnya keluhan yang dirasakan pasien adalah sesak nafas, susah nafas, atau dada

terasa berat.

Riwayat keluhan utama :

Berapa lama pasien mengalami keluhan tersebut. Upaya yang telah dilakukan :

Berisakan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pasien secara mandiri atau

keluarga untuk mengurangi keluhan yangdirasakan, bentuk upaya yang dilakukan

dan jika upaya yang dilakukan bersifat tindakan medis apakah tidakan tersebut

dilakukan oleh tenaga professional.


Terapi/operasi yang pernah dilakukan :

Berisikan terapi seperti medis atau nonmedis dan juga tindakan operasi yang

mungkin pernah dilakukan.

Riwatar Kesehatan Keluarga

Berisikan riwayat kesehatan keluarga seperti orang tua, saudara, dan lainnya apakah

terdapat keluarga yang memiliki keluhan, riwaat kesehatan, atau kasus yang sama

dengan pasien saat ini

Genogram : Berisikan gambaran genogram keluarga pasien beserta keterangannya

pada 3 generasi.

Riwayat Kesehatan Lingkungan

Berisikan keadaan lingkungan disekitar pasien baik rumah, tempat pekerjaa, kamar,

dan lain-lain. Apakah terdapat keadaan lingkungan yang menjadi faktor pencetus,

faktor pemberat keadaan pasien saat ini.

Riwayat Kesehatan Lainnya:

Berisikan riwayat kesehatan pasien lainnya seperti pasien pernah mengalami masalah

kesehatan lain yang mungkin dapat berkaitan dengan masalah saat ini atau mungkin

tidak berkaitan atau tidak berpengaruh dengan masalah yang dialami atau yang

dirasakan pasien saat ini. Contoh pasien memili riwayat penyakit diabete, jantung,

typus, atau lainnya. Dan juga ditanyakan apakah pasien menggunakan alat bantu

kesehatan seperti kacamata, gigi palsu, alat bantu pendengaran, atau lainnya.

OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum :

Berisikan keadaan umum pasien saat masuk rumah sakit atau saat berada diruangan

rawat inap. Dengan alat pengukuran Glasgow Coma Scale (GCS) yang meliputi

mata, kesadaran, dan verbal. Keadaan umum juga berisikan keadaan secara umum

seperti apakah pasien coma, apatis, composmmetis, somnolent, spoor, atau gelisah.
Tanda-tanda vital, TB dan BB:

Berisikan hasil pemeriksaan observasi tanda-tanda vital seperti berapa tekanan darah

(TD) dalam mmHg, nadi (N) dalam kali/menit, suhu (S) dalam derajat celcius,

respirator rate (RR) kali/menit, berat badan (BB) dalam Kilogram (Kg), dan tinggi

badan (TB) dalam centimeter (Cm).

Body Systems:

Pernapasan (B1: Breathing)

Berisikan keadaan umum organ pernafasan yaitu hidung apakah terdapat sumbatan,

perlukaan atau lainnya yang dapat menganggu jalan nafas pasien. Kondisi pernafasan

Pasien apakah nyeri, dyspnea (sesak nafas), orthopnea (sulit nafas saat tidur),

cyanosis (kebiru-biruan pada kulit), batuk darah, nafas dangkal, apakah ada retraksi

dada, apakah ada sputum, apakah terdapat tracheostomy, atau apakah pasien

menggunakan respirator (alat bantu nafas). Lalu apakah pasien memiliki sura nafas

tambahan seperti wheezing, ronchi, rales, crackles dan lokasinya berada dimana.

Inspeksi bagian dada apakah simetris, apakah ada perlukaan, dan keadaan lainnya

disekitar dada.

Cardiovaskuler (B2: Bleeding)

Berisikan keluhan-keluhan yang dirasakan pasien terutama yang berkaitan dengan

blleding seperti nyeri dada, pusing, kram kaki, palpitasi (berdegup kencang),

clubbing finger (kelainan pada kuku), keadaan pada suara jantung apakah normal

atau apakah terdapat kelainan, apakah terdapat edema disekitar lokasi jantung,

palpebral, anasarka, ekstremitas atas, ekstemitas bawah, ascites, tidak ada, atau

lainnya.

Persyarafan (B3: Brain)

Berisi keadaan pasien saat ini keadaan secara umum seperti apakah pasien coma,
apatis, composmmetis, somnolent, spoor, atau gelisah. Bagaimana hasil Glasgow

Coma Scale (GCS) yang meliputi mata, kesadaran, dan verbal. Lakukan inspeksi dan

palpasi di area kepala dan wajah, bagaiman keadaan mata, konjungtiva, pupil, leher,

reflek sensori (pendengaran, penciuman, pengecapan, penglihatan, dan peraba).

Perkemihan-Eliminasi Uri (B4: Bladder)

Berisikan data produksi output cairan dalam mililiter (ml), berapa frekuensinya,

keadaan warna, bau. Apakah urin oliurgi, poliurgi, dysuri, hematuri, nocturi, apakah

pasien merasa nyeri saat kencing, apakah pasien menggunakan kateter, apakah urin

keluar hanya menetes, apakah saat kencing terasa panas, apakah inkotinen, sering,

retensim cystotomi, atau tidak ada masalah.

Pencernaan-Eliminasi Alvi (B5: Bowel)

Berisi keadaan organ pencernaan mulai dari mulut, tenggorokan, bagian abdomen,

dan rectum. Apakah pasien mengalami maslaah pencernaan seperti diare, konstipasi,

feses darah, tidak terasa, melena, wasir, apakah pasien menggunakan colostomi,

menggunakan pencahar, penggunaan alat bantu, atau keadaan sulit BAB. Konsistensi

dan frekuensi BAB, dan apakah terdapat diet khusus sesuai anjuran dokter.

Tulang Otot Integumen (B6: Bone)

Berisi keadaan tulang, otot, dan kulit pasien secara umum. Kemampuan pergerakan

sendi apakah bebas, terbatas, apakah ada parese, paralise, parese, atau lainnya.

Keadaan

Ekstermitas atas dan bawah (kelainan, peradangan, fraktur, perlukaan, dan lokasi),

keadaan tulang belakang, keadaan kulit (warna, akral, dan turgol).

Sistem Endokrin

Berisikan terapi hormon yang mungkin pernah dilakukan pasien sebelumnya atau

sedang dilakukan, dan riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik.

Sistem Reproduksi
Berisikan bentuk alat reproduksi, keadaan. Dan pada pasien perempuan ditambah

data mengenai siklus haid, dan payudara.

Pola Aktivitas : Dirumah dan Di Rumah Sakit

Berisikan perbandingan pola aktivitas pasien saat dirumah dengan di rumah sakit

meliputi pola makan, minum, dan kebersihan diri. Baik frekuensi atau kegiatan

dilakukan secara mandiri, bantuan sebagian, dan bantuan total.

Istirahat dan aktivitas:

Pola istirahat dan aktivitas keseharian pasien saat dirumah dengan dirumah sakit baik

frekuensi lama/durasi, masalah, dan tingkat ketergantungan.

PSIKOSOSIAL SPIRITUAL

Meliputi keadaan sosial interksi pasien, dukungan keluarga, dukungan

teman/kelompok, reaksi saat interaksi, dan konfrik yang mungkin muncul. Bentuk

spiritual seperti konsep ketuhanan, sumber harapan, ritual/ibadah yang dilakukan,

sarana spiritual yang diraharapkan saat ini, adakah upaya kesehatan yang

bertentangan dengan keyakinan dalam beragama, keyakinan ketuhanan, keyakinan

kesembuhan, dan presepsi mengenai penyakit.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Berisikan pemeriksaan penunjang dalam penegakan diagnosis seperti Laboratorium

(uji lab darah lengkap atau sputum), tindakan rontogen (X-Ray, USG, CT-Scan).

TERAPI

Berisikan daftar terapi pemberian obat dan tindakan yang akan diberikan kepada

pasien sesuai anjuran dokter setelah hasil pengkajian.

Diagnosa Keperawatan Teori

Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat

bernafas, kelemahan otot pernafasan) yang ditandai dengan dispnea, pola nafas
abnormal (mis. Takipnea, brakipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokess), dan

fase ekspirasi memanjang.

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus kapiler

yang ditandai dengan dispnea, PCO2 meningkat, PO2 menurun, takikardia, dan

bunyi nafas tambahan.

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperplasia dinding jalan

nafas ditandai dengan batuk tidak efektif, sputum berlebih, dan Wheezing.

4. Implementasi Keperawatan Teori

Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, kegiatan
dalam pelaksanaan juga meliput pengumpulan data lanjutan, mengobservası respon kilen. Selama dan
sesudah pelaksanaan tindakan dan menilai data yang baru. Ada beberapa ketrampilan yang dibutuhkan
dalam hal Int. Pertama , ketrampilan kognitif. Ketramplian Kognitif mencangkup pengetahuan
keperawatan yang menyeluruh perawat harus mengetahui alasan untuk setiap Intervensi terapeutik,
memahami respon fisiologıs dan psikologis normal dan abnormal, mampu mengidentifikasi kebutuhan
pembelajaran dan pemulangan klien, dan mengenali askep- askep promotif kesehatan klien dan
kebutuhan penyakit. Kedua, ketrampilan Interpersonal, Ketrampilan ini penting untuk tindakan
keperawatan yang efektif. Perawat harus berkomunikasi dengan jelas kepada klien, tim kesehatan
lainnya. Ketiga anggota ketrampilan psikomotor, ketrampilan ini mencangkup kebutuhan langsung
terhadap perawatan kepada klien, seperti keluarganya dan memberikan suntikan, melakukan
penghisapan tendır, mengatur posisi, membantu kilen memenuhi aktvitas sehari-han dan lain. Tain.
(Fitn Nur 2018).

5. Evaluasi

Merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan perbandingan sistematis dan
rencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan untuk menilai apakah tujuan dalam rencana
keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang (Fitn Nur 2018).

Anda mungkin juga menyukai