B. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama
2 hari nyeri perut kanan, mual, nyeri ulu hati
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke ruang operasi dengan keluhan nyeri perut kanan disertai
mual dan demam, dan pasien mengatakan nyeri ulu hati seluruh badan sudah
tidak bisa di gerakkan kemudian di lakukan pemeriksaan di dapatkan TD :
116/82 mmhg, N : 82x/menit, Suhu 38 C, RR : 20 x/Menit
2. Pemeriksaa Fisik
c. Mata
- Simetris KA/KI
- Conjungtivitis
- Sekres : Dalam batas normal
- Purulen : Tidak terdapat purulen
- Strabismus: Tidak ada strabismus
- Joundic : Tidak ada joundic
- Gerakan bola mata : Tidak ada kelainan pada gerakan pada
bola mata.
d. Hidung
- Bentuk : Simetris
- Cuping Hidung : Tidak ada kelainan
e. Mulut , Gusi, dan Gigi
- Bentuk mulut : Tidak ada kelainan, mukusa bibir kering
- Saliva : Mulut terasa pahit
- Palatum : Tampak Kering
- Lidah : Tampak kering, kotor, merah bagian belakang
f. Telinga
- Bentuk : Simetris KA/KI
- Cairan : Masih dibatas normal
g. Tengkuk : Normal (tidak ada kelainan)
h. Dada : Normal (tidak ada kelainan)
i. Jantung : Dalam batas normal
j. Genetalia : Tidak ada kelainan pada genetalia
k. Ekstreamitas : Tidak ada kelainan
l. Kulit : Kemerahan
3. Pemeriksaan Penunjang
LABORATORIUM
RONTGEN
USG
EKG
4. Therapi
RL 2× 1000 Ml
Recofol 20 mg
WFD RL 20 ML
Ranitidin 2 amp
Ondansection
Cefaxomine
5. Pathofisiologi
Apendisitis
Inflamasi
Resiko Hipertermi
Infeksi Edema
Infeksi
Apendisitis
Nyeri
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa 1
Hipertermia
Intervensi :
1. Monitor suhu tubuh
2. Sediakan lingkungan yang dingin
3. Longgarkan atau lepaskan pakaian
4. Basahi atau kipasi permukaan tubuh
5. Berikan cairan oral
6. Anjurkan tirah baring
7. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena
Diagnosa 2
Resiko Infeksi
Intervensi
1. Monitor dan jaga suhu ruangan 20 – 24 C
2. Verifikasi bahwa antibiotik profilaksis telah diberikan dengan tepat
3. Berikan terapi antibiotik yang sesuai
4. Monitor adanya tanda dan gejala infeksi sistematik dan lokal
5. Monitor kerentanan terhadap infeksi
6. Berikan perawatan kulit yang tepat untuk area yang mengalami edema
Diagnosa 3
Hipovolemia
Intervensi :
1. Kaji penyebab terjadinya perdarahan(abrasi plasenta, plasenta previa, merokok,
penggunaan kokain, PIH (pregnance induced hiertention).
2. Kaji secara akurat kemunginan harapan hidup janin, kaji juga kapan menstruasi
terakhir ibu, prioritaskan pelaporan yang didapat dari Ultrasound atau riwayat obstetrik.
3. Inspeksi keadaan perineum, hitung jumlah dan karkateristik perdarahan.
4. Monitor TTV
5. Lakukan persiapan prosedur emergency antepartum , partum, seperti terapi oksigen,
terapi parenteral IV dan mungkin infuse parallel.
6. Catat masukan dan pengeluaran makanan dan minuman.
7. Elevasikan ekstremitas bawah untuk meningkatkan perfusi ke organ vital dan fetus.