Disusun Oleh :
Arfian Eri Armanda
2007111
3. PENGKAJIAN PRIMER
a. Airway
Bicara : Spontan Jelas √ Vokalisasi tidak jelas
Batuk : √ Efektif Tidak Efektif v Suction
Obstruksi : Lidah Cairan/muntahan v Benda Asing
Suara Nafas : v Snoring Stridor Gurgling
Artifisial Arway : OPA ETT
b. Breathing
Pola nafas: Normal Hiperventilasi
Apnea Hipoventilasi
√ Dispenea
Takipnea
Bradypnea
Cheynea stoke
Kusmaul
Irama: √ Regular
Ireguler
24 x/menit Spo2 85%
Alat bantu: √ NRM 6 Liter
Nafas Venti Mekanik Mode Simv/pc
Suara nafas Wheezing
Ronchi
√ Lainya
c. Circulation
Akral hangat/dingin
√ CRT < 2 detik
√ HR 89x/menit
√ TD 100/65 mmHG MAP: 97
Konjungtiva anemia
d. Disability
Kesadaran: Composmentis Somnolent
Apatis √ Sopor
Delirium Soporocoma
Coma
GCS: E3V1M5
Pupil: Isokhor
ROM: Terbatas
e. Eksposure/environment
Oedema : Tidak ada
Fraktur : Tidak ada
Suhu : 36,70C
4. PENGKAJIAN SKUNDER
a. Secendary survey
1) Alergi
Keluarga mengatakan pasien tidak memiiki alergi obat, makanan atau
lingkungan
2) Obat-obatan
Keluarga mengatakan sebelum di bawa ke RSUD pasien tidak
mengonsumsi obat apapun
3) Riwayat Kesehatan masa lalu
Keluarga mengatakan pasien memiliki riwayat diabetes dan pasien
rutin control kesehatan terutama masalah diabetes melitus lalu pasien
rajin suntik insulin sesuai dosis dan keluarga mengatakan pasien post
op ulkus pedis sinistra karena terkena bening. Keluarga mengatakan
pasien tidak pernah mengalami kecelakaan
4) Makan terakhir
Keluarga mengatakan sebelum pasien jatuh dan di bawa ke RS pasien
makan ubi kemudian pasien mengeluh dadanya sesak dan saat di bawa
ke RS mengalami penurunan kesadaran.
5) Peristiwa
Pasien datang ke IGD RSUD ungaran dengan penurunan kesadaran
dan sesak nafas, pasien memiliki riwayat penyakit diabetes melitus
sebelum di bawa ke RS pasien di suntik insulin dan riwsts oprasi ulkus
pedis sinistra karena terkena beling.
b. Pola fungsional
1) Pola eliminasi
BAK
a) frekuensi BAK ,warna kuning,retensi ada,ikontinensia tidak ada,
jumlah 200 cc
BAB
a) frekuensi BAB 1x/hari,warna kuning kecoklatan, konsistensi lunak
2) Tingkat kesadaran
a) Gasgow Coma Scale : E3V1M5
b) Tingkat kesadaran : Sopor
3) Nutrisi dan cairan
a) Nutrisi
Status nutrisi/hari :FXA
( BB x 30 kkal) x indexs aktivitas
( 60 x30 kkal ) x 0,9
1620 kkal/hari
Aminovel hepar : 200 kkal/botol
Total nutrisi : sonde + 1 aminovel hepar
1620 kkal/hari : sonde + 200 kkal
Jadi sonde/hari : 1420 kkal @shif : 473.3 kkal
b) Cairan 24 jam
intake parenteral 1500 cc,enteral 500,output 200,iwl
600,feses 200,balance cairan + 1000cc
c. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Kulit : Tampak bersih tidak ada edema maupun benjolan
kepala
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, refleks pupil isokor, penglihatan normal.
Telinga : Bentuk normal, pendengaran normal, tidak ada
pengeluaran cairan, tampak bersih
Hidung : Tidak ada polip, penghidu normal, keadaan bersih,
tidak ada pengeluaran cairan
Mulut dan : Mulut bersih, gigi penuh, mukosa bibir kering
gigi
Wajah : Bentuk simetris, tidak ada memar, oedem, warna
kulit pucat
Leher : Bentuk normal, tidak ditemukan pembesaran
kelenjar tiroid, nadi karotis teraba, tidak ada
benjolan, memar maupun nyeri
2) Paru
Inspeksi : Tidak retraksi dada
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan di dinding dada
Perkusi : Terdengar suara redup
Auskultas : Terdengar suara sonor
i
3) Jantung
Inspeksi : Tidak ada penonjolan vena jugluaris, tidak ada
seanosis
Palpasi : Akral hangat, tidak ada nyeri tekan,CRT <2 detik
Perkusi : Terdengar suara redup
Auskultas : Tidak ada bunyi jantung tambahan
i
4) Abdomen
Inspeksi : Turgor kulit elastis,terpasang NGT : R(-) 450 cc
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada abdomen
Perkusi : Terdengar suara tympani
Auskultas : Peristaltic usus 20 x/mnt
i
5) Genetalia
Tidak dikaji
6) Eksremitas
Rentang : Tidak ada, aktivitas total di bantu perawat
gerak
7) Syaraf
Nervusn olfaktori : Klien tidak bisa membedakan bauk
arena penurunan kesadaran
Nervus optikus : Klien tidak dapat membuka mata
Nervus okulotoris, : Pupil isokhor, tidak dapat menggerakan
nervus troklearis dan bola mata
nervus abdusen
Nervus trigeminus : Tidak ada bereaksi terhadap sentuhan
dipipi
Nervus fasialis : Tidak dapat mengangkat alis mata, dan
merasakan air gula dan garam
Nervus vestibularis : Tidak dapat dikaji
Nervus glosafaringus : Tidak dapat memebdakan
Nervus vagus : Klien tidak dapat menelan makanan
Nervus asesoris : Tidak dapat menggerakan bau
Nervus hipoglosus : Tidak dapat menjulurkan lidah
d. Pemeriksan diagnostic
1) Laboratorium
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal pada tanggal
No Pemeriksaan hematologi Hasil Nilai normal
1 Hemoglobin 8,8 13.2-17.3 g/dl
2 Hematokrit 25,7 33.0-45.0 %
3 Eritrosit 2.85 4.4-5.9 juta/µL
4 Leukosit 10.43 3.80-10.60 ribu/
µL
5 Trombosit 275 150-440 ribu/ µL
8. CATATAN KEPERAWATAN
Mengkolaborasi dengan S :-
dokter untuk pemberian O : memberikan insulin
obat sesuai advis dokter
3 Perfusi Perifer Mengidentifikasi factor S : pasien mengalami
tidak efektif resiko gangguan penurunan kesadaran
sirkulasi O:
Warna kulit pucat
27/11/23
Kesadaran sopor
Akral dingin
TD :122/77 mmHg
N : 85 x/mnt
Melakukan pencegahan S :
infeksi O : sebelum tindakan cuci
tangan dan alat steril
Melakukan perawatan S : -
kaki dan kuku O : di kaki tidak ada tanda
gejala infeksi
Menginformasikan S :-
tanda dan gejala darurat O : pasien di pantau 24
yang harus dilaporkan jam
( mis.luka tidak
kunjung sembuh)
Mengkolaborasi S :-
dengan dokter untuk O : memberikan insulin
pemberian obat sesuai advis dokter
3 Perfusi Perifer Mengidentifikasi S : pasien mengatakan
tidak efektif factor resiko sesak berkurang
gangguan sirkulasi O:
Warna kulit pucat
Akral dingin
TD :120/70 mmHg
N : 85 x/mnt
Menghindari S:-
pemasangan infus atau O : pemasangan infus
pemgambilan darah sudah di sesuaikan
din area keterbatasan
perfusi
Melakukan S:
pencegahan infeksi O : sebelum tindakan cuci
tangan dan alat steril
Melakukan perawatan S : -
kaki dan kuku O : di kaki tidak ada tanda
gejala infeksi
Menginformasikan S :-
tanda dan gejala O : pasien di pantau 24
darurat yang harus jam
dilaporkan ( mis.luka
tidak kunjung
sembuh)
9. EVALUASI SUMATIF
No Hari/Tgl/Jam Dx.Kep Evaluasi TTD
1 26/11/23 Pola nafas tidak S:
efektif - Klien dengan penurunan kesdaran
O:
- Sesak
- Adanya retraksi dinding dada
- Pernafasam 24x/menit
- SPO2 85%
- TD :100/65 mmHg
- N : 95 x/mnt
- Terpasang NRM 6 liter
- Terdengar auskultasi ronchi
A:
- Masalah pola nafas tidak efektif
belum teratasi
P:
- Pertahankan intervensi
- Monitor ventilasi
- Atur posisi semifolwe
- Berikan oksigen
2 26/11/23 Ketidakstabilan S:
kadar glukosa darah - Pasien mengalami penuruna
b/d Ristensi insulin kesadaran
O:
- GDS : 130 mg/dl
- Terpasang infus D 10 %
- Pasien sudah sadar
- Pasien tampak lemas
A : masalah ketidakstabilan glukosa belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Monitor kadar gulukosa darah
- Beri asupan cairan
- Anjurkan pengolaan diabetes
- Kolaborasi pemberian
insulin/cairan
3 Perfusi perifer tidak S : pasien mengalami penurunan kesadaran
efektif O:
- Warna kulit pucat
- Kesadaran sopor
- Akral dingin
- TD 100/65 mmHg
A: masalah perfusi perifer belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- identifikasi factor resiko gangguan
26/11/23 sirkulasi
- hindari pemasangan infus atau
pemgambilan darah din area
keterbatasan perfusi
- lakukan pencegahan infeksi
- lakukan perawatan kaki dan kuku
- informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporkan
( mis.luka tidak kunjung sembuh)