Anda di halaman 1dari 24

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


Jl. Beliang No. 110 Telp / Fax (0536) 3227707

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS

Nama Mahasiswa : Arintina Herawati


NIM : 2019.C.11a.1000
Ruang Praktek : ICU
Tanggal Praktek : 19 September 2022
Tanggal & Jam Pengkajian : 20 September 2022, 14.00 – 21.00 wib
Jam Pengkajian : 14.00 – 21.00 wib

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.N
Umur : 42 tahun
Jenis Kelamin : Perepmuan
Suku/Bangsa : Dayak
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan :-
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Timpah
Tgl MRS : 40.55.26
Diagnosa Medis : Meningioma

B. RIWAYAT KESEHATAN /PERAWATAN


1. Keluhan Utama :
Pasien mengeluh kadang – kadang nyeri kepala, P : luka operasi di bagian kepala Q :
nyeri seperti ditusuk – tusuk R : kepala sebelah kiri S : skala nyeri 5 T : kadang – kadang,
riwayat kejang berulang, terakhir pada tanggal 12 September 2022, wajah tidak simetris,
riwayat hipertensi.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien diantarkan oleh suaminya ke IGD RSUD dr. Doris Sylvanus pada tanggal 15
september 2022 dengan keluhan kadang nyeri kepala, mata sedikit kabur, riwayat kejang
berulang, dan mempunyai riwayat hipertensi, dengan tanda – tanda vital : TD,138/80
mmHg Suhu,36,2˚C Nadi,99x/menit RR,18x/menit Spo₂,98% dengan keadaan umum
Compos mentis GCS. E=4 M=5 V=6. Dan pada tanggal 16 september 2022 pasien
dirawat inap di ruang dahlia, pada tanggal 20 september 2022 pasien diantarkan ke ruang
operasi pada jam 09.25 wib melakukan bedah eksisi tumor dengan kesadaran compos
mentis, dan pukul 09.45 wib pasien masuk ke ICU pada jam 10.00 wib pasien melakukan
tranfusi darah, dengan tanda – tanda vital : TD,138/72 mmHg Suhu,36,3˚C Nadi,
99x/menit RR, 20x/menit Spo₂, 98% dengan keadaan umum Compos mentis GCS. E=4
M=5 V=6.
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Pasien mempunyai riwayat hipertensi dan kejang berulang.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien keluarga memiliki riwayat hipertensi, tidak mempunyai riwayat penyakit lain.
GENOGRAM KELUARGA :

Ket :
: Laki – laki : Tinggal serumah
: Perempuan : Garis keturunan
: Pasien : Meninggal
Primary Survey
a. Airway : Pernafasan spontan, tidak ada penumpukan secret dijalan nafas,
tidak ada suara nafas tambahan.
b. Breathing : RR : 18x/menit, tidak ada bunyi nafas tambahan
c. Circulation : TD :138/72 mmHg ,N :99x/menit,S : 36,3˚C CRT<2 detik, akral
teraba hangat, tidak ada sianosis, tidak berwarna pucat, tidak ada
edama.
d. Disability : Kesadaran umum pasien tampak baring terlentang, dan tambah
gelisah dengan posisi kepala head up 30˚, GCS: E: 4, V: 5, M: 6
dengan tingkat kesadaran compos mentis reaksi pupil +/+, besar
pupil 2/2
e. Exposure : Terdapat luka operasi di bagian kepala, terdapat drain di kepala,
produksi drain ± 200 cc/ 24 jam berwarna merah, tidak ada jejas,
tidak ada lesi, tidak ada fraktur.
Sekudery Survey
a. Kepala : Tampak bekas operasi kraniotomi, terpasang drain.
b. Mata : Pengelihatan pasien baik, bola mata bergerak normal, sklera
berwarna putih, konjungtiva berwarna kemerahan, kornea
tampak jernih dan rata, tidak menggunakan alat bantu
kacamata. Fungsi pendengaran normal.
c. Hidung : Bentuk hidung simetris, tidak terdapat serumen atau
sekret, terpasang NGT.
d. Telinga : Tidak ada kelainan, tidak ada perdarahan.
e. Leher : tidak ada masa pada leher pasien, mobilitas leher normal,
tidak ada kelainan.
f. Dada : pengembangan dada simetris, tidak ada jejas, tidak ada
lesi, suara nafas vesikuler, suara paru sonor.
g. Paru : Tidak ada masalah keperawatan, suara paru sonor.
Inspeksi : Pernafasan dada, irama nafas teratur.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Normal sonor
Auskultasi : Normal vesikuler

h. Jantung :
Ispeksi : Ictus cordis normal
Palpasi : Normal
Perkusi : Normal
Auskultasi : Normal, S1, S2, tidak ada suara tambahan dengan
suara dug dug.

i. Abdomen : Tidak ada asites, bising usus 20x/menit


Inspeksi : Tidak ada asietas
Palpasi :Normal
Perkusi : Batas kanan, kiri, atas, bawah normal
Auskultasi : Bising usus 20x/menit normal

j. Genetalia : Tidak ada kelainan, terpasang kateter.


k. Kulit : Suhu kulit normal, warna kulit coklat tua, turgor kulit
normal kembali dalam waktu <2detik, kulit utuh, tidak ada
lesi, kulit tidak elastis.
l. Ekstremitas : Tidak ada masalah keperawatan
Atas : tidak ada nyeri tekan pada ekstrimitas atas
Bawah : tidak ada nyeri tekan pada ekstrimitas bawah
Kekuatan otot :
5 5

5 5

DATA PENUNJANG (RADIOLOGIS, LABORATO RIUM, PENUNJANG LAINNYA)


Pemeriksaan Laboratorium pada tanggal 19 September 2022 jam 10: 29 wib
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
Natrium (Na) 120 135 – 148 mmol/l (N)
Kalium (K) 3,4 3,5 – 5,3 mmol/l (N)
Calcium (Ca) 1,16 0,98 – 1,2 mmol/l (N)

Pemeriksaan Laboratorium pada tanggal 20 September 2022 jam 23: 25 wib


PARAMETERS UNIT REFFERENCE
RANGES
WBC 21.76 + [10^3/uL] WBC (4.50 – 11.00) (H)
RBC 4.54 [10^6/uL] RBC (4.00 – 6.00) RBC IP Message
HGB 14.6 [g/dL] HGB (10.5 – 18.0) (N)
HCT 40.2 [%] HCT (37.0 – 48.0) (N)
MCV 88.5 [fL] MCV (86.6 – 102.0)
MCH 32.2 + [pg] MCH (25.6 – 30.7)
MCHC 36.3 + [g/dL] MCHC (28.2 – 31.5)
PLT 151 [10^3/uL] PLT (150 – 400) (N)
RDW – SD 42.7 [fL] RDW – SD (38.0 – 50.0) WBC IP Massage
RDW – CV 12.8 [%] RDW – CV (11.2 – 13.7) Neutrophilia
PWD 9.3 – [fL] PDW (9.5 – 15.2) Lymphopenia
MPV 9.7 [%] MPV (9.2 – 12.1) Leukocytosis
P – LCR 21.4 [%] IG Present
PCT 0.15 – [%]
NEUT 20.48 + [10^3/uL] NEUT# (1.50 – 7.00) PLT IP Message
LYMPH 0.37 - [10^3/uL] LYMPH# (1.00 – 3.70)
MONO 0.91+ [10^3/uL] MONO# (0.00 – 0.70)
EO 0.00 [10^3/uL] EO# (0.00 – 0.40)
BASO 0.00 [10^3/uL] BASO# (0.00 – 0.10)
IG 0. 21 [10^3/uL]
NEUT% 94.1 + [%] NEUT% (37.0 – 72.0)
LYMPH% 1.7 - [%] LYMPH% (20.0 – 50.0)
MONO% 4.2 [%] MONO% (0.0 – 14.0)
EO% 0.0 [%] EO% (0.0 – 6.0)
BASO% 0.0 [%] BASO% (0.0 – 1.0)
IG% 1.0 [%]
WBC – BF [10^3/uL]
RBC – BF [10^3/uL]
MN [10^3/uL] [%]
PMN [10^3/uL] [%]
TC – BF# [10^3/uL]

Pemeriksaan Laboratorium pada tanggal 20 September 2022 jam 08: 31 wib


PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
HBsAg Negatif Negatif mUl/mL

Pemeriksaan Laboratorium pada tanggal 21 September 2022 jam 23: 25 wib


PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
Natrium (Na) 136 135 – 148 mmol/l (N)
Kalium (K) 4,8 3,5 – 5,3 mmol/l (N)
Calcium (Ca) 1,07 0,98 – 1,2 mmol/l (N)
Glukosa sewaktu 196 <200 mg/dl (N)
Ureum 19 21 – 53 mg/dl (L)
Kreatinin 0,77 0,17 – 1,5 mg/dl (N)
PENATALAKSANAAN MEDIS
No Jenis obat/nama obat Dosis Indikasi
.
1. Fentanyl 4 mg Obat untuk meredakan nyeri yang hebat. Obat
ini juga bisa digunakan sebagai obat bius atau
obat tambahan untuk meningkatkan efek obat
bius saat operasi.
2. Inj.Ceftriaxone 2x1 gr Obat untuk mengatasi penyakit akibat infeksi
bakteri, seperti meningitis.
3. Inj.Kalnex 3x 500mg Obat yang digunakan untuk membantu
mengurangi dan menghentikan perdarahan.
4. Inj.Paracetamol 3x 1gr Obat untuk meredakan rasa nyeri dan
menurunkan demam.
5. Inj.Phenitoin 3x 100mg Obat ini digunakan untuk mencegah dan
menangani kejang yang terjadi selama atau
setelah prosedur bedah saraf.
6. Inj. Dexametason 3x 4 mg Obat kortikosteroid yang berfungsi mencegah
pelepasan zat yang menyebabkan peradangan
dalam tubuh.
7. Inf.Manitol 20% 4x 100 ml Cairan infus berisi Manitol yang digunakan
untuk terapi dan profilaksis pada oliguria
(kondisi di mana jumlah urin yang keluar
kurang dari normal) pada gagal ginjal akut,
edema otak, dan peningkatan tekanan
intrakranial.
8. Sukralfat 3x 100 ml Obat untuk mengatasi tukak lambung, ulkus
duodenum, atau gastritis kronis. Sukralfat
tersedia dalam bentuk tablet, kaplet, dan
suspensi yang hanya boleh digunakan dengan
resep dokter.
9. Inj. Haloperidol 1-0-1 Obat ini membantu menjernihkan pikiran dan
mengurangi halusinasi, rasa gelisah, agresi,
pikiran negatif, atau keinginan untuk melukai
diri sendiri.

10. Merlopam 1-0-1 obat untuk mengatasi gangguan kecemasan


(ansietas) dengan memberikan efek
menenangkan serta mengatasi gangguan
kesulitan tidur (insomnia).
Hasil MSCT scan Kepala pada tanggal 15 Agustus 2022

 Tampak massa sligh hiperdens inhomogen, klasifikasi (+), batas tidak tegas,besar, menempel
pada konkavitas temporoparietal kanan, ukuram lk 8,3 x 5 x 5,55 cm, dengan edema perifokal
pada parenkim serebri tersebut, menyebabkan midline shift ke kiri ik 6 mm,
 Tulang calvaria : tampak destruksi dengan lesi osteolitic pada temporal kanan.
 Pada perenkim cerebellum dan pons tidak menunjukan densitas patologis.
 Sulci dan gyri corticalis temporopariental kanan, fissura Sylvii kanan menyempit, dan fissura
interhemisfer tampak normal
 Ventrikel lateralis kanan menyempit, lateral kiri, ventrikel 3 terdesak ke kiri dan ventrikel 4
tampak normal.
 Sisterna ambiens dan basalis tampak normal
 Daerah sela tersika dan jukstasella serta daerah “cerebello-pontin angle” masil dalam batas
normal.
 Mastoid air cell bilateral yang terscanning tampak normal.
 Sinus paranasal : normal
 Bulbus okuli dan ruang retobulber bilateral dalam batas normal.

Kesimpulan :
- Massa sligh hiperdens menempel pada konkavitas temporoparietal kanan, dengan edema
perifokal pada parenkim serebri tersebut, menyebabkan midline shift ke kiri lk 6 mm dan
destruksi proses osteolitic tulang calvaria regio temporal kanan e.c SOL sugstif malignancy
DD/metastase.

Palangka Raya, 20 September 2022


Mahasiswa,

Arintina Herawati
NIM. 2019.C.11a.1000
ANALISA DATA
Data Subjektif dan Data Kemungkinan Penyebab Masalah
Objektif
Penurunan sirkulasi darah
DS : Resiko Perfusi Serebral Tidak
- Keluarga mengatakan Efektif
sebelum masuk rumah sakit (D.0017)
pasien kejang
DO : Resiko Perfusi Serebral Tidak
- Keadaan compos mentis Efektif
- GCS
E:4
V:5
M:6
- TD : 138/72mmHg
Suhu : 36,3˚C
Nadi : 99x/menit

DS : Luka post operasi Resiko infeksi


- Pasien mengatakan (D. 0142)
kadaang – kadang
terasa nyeri. Adanya jaringan terbuka

DO :
- Terdapat luka operasi Proteksi kurang
- Keadaan compos mentis
- , P : luka operasi di bagian
kepala Masuknya mikroorganisme
- Q : nyeri seperti ditusuk – asing ke dalam tubuh
tusuk
- R : kepala sebelah kiri S :
skala nyeri 5 Luka operasi terkontaminasi
- T : tkadang – kadang,
- TD : 138/72mmHg
Suhu : 36,3˚C Terjadi implamasi
Nadi : 99x/menit
- Leukosit : 21.76 +
[10^3/uL] Resiko infeksi
Penurunan motivasi/minat Defisit Perawatan Diri
DS : (D.0109)
- Pasien mengatakan tidak
mengetahui cara perawatan Defisit keperawatan diri
diri yang benar.

DO :
- Keadaan compos mentis
- Terpasang DC
- Terpasang NGT
- GCS
E:4
V:5
M:6
- Pupil isokor

PRIOROTAS MASLAH
1. Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif d.d tumor otak, ditandai dengan keluarga pasien
mengatakan pasien kejang, dengan tanda tanda vital : TD :138/100 mmHg ,N :99x/menit,S :
36,3˚C, RR : 18x/menit, Spo₂ : 98%.
2. Resiko infeksi d.d luka operasi ditandai dengan pasien mengatakan kadang nyeri dibagian
kepala dengan tanda tanda vital : TD :138/72 mmHg ,N :99x/menit,S : 36,3˚C.
3. Defisit keperawatn diri b.d menurunnya motivasi klien untuk melakukan perawatan diri
ditandai dengan pasien mengatakan tidak mengetahui cara perawatan diri yang benar, dengan
tanda tanda vital : TD :138/72 mmHg ,N :99x/menit,S : 36,3˚C, RR : 18x/menit, Spo₂ : 98%.
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny.N


Ruang Rawat : ICU
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria Hasil) Intervensi Rasional
Resiko Perfusi Serebral Tidak SLKI : Perfusi Serebral SIKI : Manajemen peningkatan
Efektif d.d tumor otak Setelah diberikan asuhan tekanan intrakranial Observasi :
Dx 1 keperawatan selama 3x 24jam - Untuk mengetahui tekanan
diharapkan perfusi serebral Observasi : darah
meningkat dengan kriteria hasil : - Mo nitor tanda gejala - Untuk mengetahui status
- Tekanan arteri rata – rata pningkatan TIK (tekanan pernafasan
membaik (5) darah meningkat)
- Tekanan intrakranial - Monitor status pernafasan Terapeutik :
membaik (5) - Suhu tubuh dalam batas
- Tekanan darah sistolik Terapeutik : normal
membaik (5) - Cegah terjadinya kejang
- Tekanan darah diastolic - Pertahankan suhu tubuh Edukasi :
membaik (5) normal - Informasi hasil pemantauan,
jika perlu
Edukasi :
- Informasi hasil pemantauan, Kolaborasi :
jika perlu - Memberikan diazepam bila
terjadi kejang 1,5mg
Kolaborasi :
- Memberikan diazepam bila
terjadi kejang 1,5mg
SLKI : Resiko Infeksi SIKI : Resiko Infeksi
Resiko infeksi d.d luka operasi Setelah diberikan asuhan Observasi :
Dx 2 keperawatan selama 3x 24jam 1) Monitor tanda gejala infeksi 1). Mengetahui adanya tanda infeksi
diharapkan resikko infeksi dapat 2) Mengajarkan pasien dan 2) Mengetahui keadaan umum
berkurang dengan kriteria hasil : keluarga tentang tanda dan 3) Mencegah adanya infeksi
- Mengenali tanda dan gejala gejala infeksi 4). Mengajarkan pasien untuk
yang mengindikasikan mempertahankan kondisi balut
resiko dalam penyebaran Terapeutik : luka
infeksi 1) Batasi jumlah pengunjung 5) Mencegah terjadinya infeksi
- Mengetahui cara 2) Cuci tangan sebelum dan
mengurangi penularan sesudah kontak dengan
infeksi pasien dan lingkungan
- Mengetahui aktivitas yang pasien
dapat meningkatkan infeksi 3) Pertahankan tenkin aseptik
pada pasien beresiko tinggi

Edukasi :
1) Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
2) anjurkan meningkatkan
asupan cairan

Kolaborasi :
1) Kolaborasi pemberian imunisasi,
jika perlu
Defisit Keperawatan diri SLKI : perawatan diri (L.11103) SIKI : Dukungan perawatan diri Observasi :
berhubungan dengan menurunnya Setelah diberikan asuhan (I.09268) 1) Untuk dapat
motivasi klien untuk melakukan keperawatan selama 3x 24jam Observasi : mengidentifikasi kebiasaan
perawatan diri diharapkan defisit keperawatan diri 1. Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri
Dx 3 pada pasien dapat kembali normal aktivitas perawatan diri sesuai usia pasien
dengan kriteria hasil : 2. Monitor tingkat kemandirian 2) Untuk dapat mengetahui
- Kemampuan mengenakan 3. Indikasi kebutuhan alat tingkat kemandirian pasien
pakaian meningkat bantu kebersihan diri, 3) Untuk dapat mengetahui
- Kemampuan pakaian, berhias, dan makan kebutuhan alat bantu
mempertahankan kebersihan Terapeutik : kebersihan diri, pakaian,
meningkat 1. Sediakan lingkungan yang berhias, dan makan.
- Minat melakukan perawatan terapeutik (mis. Suasana Terapeutik :
diri meningkat hangat, rileks, privasi) 1) Untuk dapat menyediakan
2. Siapkan keperluan pribadi lingkungan yang terapeutik
(mis. Parfum, sikat gigi, dan seperti suasana yang hangat,
sabun mandi) rileks dan privasi dari pasien
3. Dampingi dalam melakukan 2) Untuk dapat mendukung
keperawatan diri menyediakan keperluan
4. Fasilitasi untuk menerima pasien seperti parfum, sikat
keadaan terbatas gigi, dan sabu mandi
5. Fasilitasi kemandirian, bantu 3) Untuk dapat mendampingi
jika tidak mampu melakukan melakukan perawatan diri
perawatan diri. sampai mandi pasien
Edukasi : 4) Untuk dapat memfasilitasi
1. Anjurkan melakukan menerima keadaan
perawatan diri secara ketergantungan dari pasien
konsisten sesuai kemampua. 5) Untuk dapat memfasilitasi
kemandirian dari pasien,
bantu pasien jika pasien
tidak dapat melakukan
perawatan diri
Edukasi :
1) Untuk pasien dapat
melakukan keperawatan diri
sesuai kemampuan.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/ Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda tangan dan
Tanggal/Jam nama perawat
Selasa, 20 S:
september - Memonitor tanda gejala pningkatan TIK - Tidak ada kejang
2022 (tekanan darah meningkat) - Pasien mengatakan nyeri kepala berkurang
Jam 07.00 wib - Memonitor status pernafasan O: Arintina
Dx 1 - Memonitor suhu tubuh dalam batas - Keadaan compos mentis
Resiko normal - GCS
Perfusi E:4
Serebral V:5
Tidak Efektif M:6
d.d tumor - TD : 138/72mmHg
otak Suhu : 36,3˚C
Nadi : 99x/menit
- Terpasang terapi fentanyl 3cc/jam

A:
- Masalah teratasi

P:
- Lanjutkan intervensi
- Monitor tanda gejala pningkatan TIK (tekanan
darah meningkat)
- Monitor status pernafasan
- Monitor suhu tubuh dalam batas normal
Selasa, 20 1) Memonitor tanda gejala infeksi S:
september 2) Mengajarkan pasien dan keluarga tentang - Pasien mengatakan lebih baik
2022 tanda dan gejala infeksi O: Arintina
Jam 07.00 wib 3) Batasi jumlah pengunjung - Tidak ada tanda – tanda infeksi pada luka operasi
Dx 2 4) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak pasien
Resiko infeksi dengan pasien dan lingkungan pasien - TTV
d.d luka Td :138/72 mmHg
operasi Suhu : 36,3˚C
RR : 18x/menit
Spo₂ : 98%
- Kesadaran compos mentis
- GCS
E=4
M= 5
V= 6
A:
- Masalah teratasi sebagian
P:
- Lanjutkan intervensi
1) Monitor tanda gejala infeksi
2) Mengajarkan pasien dan keluarga tentang tanda
dan gejala infeksi
3) Batasi jumlah pengunjung
4) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
Selasa, 20 1. Identifikasi kebiasaan aktivitas S:
september perawatan diri - Pasien dan keluarga mengatakan sudah
2022 2. Memonitor tingkat kemandirian memahami dan sudah mengerti tentang Arintina
Jam 07.00 wib 3. Indikasi kebutuhan alat bantu keperawatan diri.
Dx 3 kebersihan diri, pakaian, berhias, dan O:
Defisit makan - Pasien dan keluarga tampak memperhatikan saat
keperawatan diberitahukan cara perawatan diri
diri b.d - TTV
menurunnya Td :138/72 mmHg
motivasi Suhu : 36,3˚C
pasien untuk RR : 18x/menit
melakukan Spo₂ : 98%
perawatan - Kesadaran compos mentis
diri - GCS
E=4
M= 5
V= 6

A:
- Masalah teratasi sebagian

P:
- Lanjutkan intervensi
- Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri
- Monitor tingkat kemandirian
- Indikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
pakaian, berhias, dan makan

Rabu, 21 - Memonitor tanda gejala pningkatan TIK S:


september (tekanan darah meningkat) - Tidak ada kejang
2022 - Memonitor status pernafasan - Pasien mengatakan nyeri kepala berkurang
Jam 07.00 wib - Memonitor suhu tubuh dalam batas O: Arintina
Dx 1 normal - Keadaan compos mentis
Resiko - GCS
Perfusi E:4
Serebral V:5
Tidak Efektif M:6
d.d tumor - TD : 138/72mmHg
otak Suhu : 36,3˚C
Nadi : 99x/menit
- Terpasang terapi fentanyl 3cc/jam

A:
- Masalah teratasi sebagian

P:
- Lanjutkan intervensi
- Monitor tanda gejala pningkatan TIK (tekanan
darah meningkat)
- Monitor status pernafasan
- Monitor suhu tubuh dalam batas normal
1) Memonitor tanda gejala infeksi S:
Rabu, 21 - Pasien mengatakan lebih baik dan tidak
2) Mengajarkan pasien dan keluarga tentang
september merasakan nyeri
2022 tanda dan gejala infeksi O:
Jam 07.00 wib - Tidak ada tanda – tanda infeksi pada luka operasi Arintina
3) Batasi jumlah pengunjung
Dx 2 pasien
Resiko infeksi 4) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak - TTV
d.d luka Td :138/72 mmHg
dengan pasien dan lingkungan pasien
operasi Suhu : 36,3˚C
RR : 18x/menit
Spo₂ : 98%
- Kesadaran compos mentis
- GCS
E=4
M= 5
V= 6
A:
- Masalah teratasi sebagian
P:
- Lanjutkan intervensi
1) Monitor tanda gejala infeksi
2) Mengajarkan pasien dan keluarga tentang tanda
dan gejala infeksi
3) Batasi jumlah pengunjung
4) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
S:
Rabu, 21 1. Identifikasi kebiasaan aktivitas - Pasien dan keluarga mengatakan sudah
september perawatan diri memahami dan sudah mengerti tentang
2022 2. Memonitor tingkat kemandirian keperawatan diri.
Jam 07.00 wib 3. Indikasi kebutuhan alat bantu O:
Dx 3 kebersihan diri, pakaian, berhias, dan - Pasien dan keluarga tampak memperhatikan saat Arintina
Defisit makan diberitahukan cara perawatan diri
keperawatan - TTV
diri b.d Td :138/72 mmHg
menurunya Suhu : 36,3˚C
motovasi RR : 18x/menit
pasien untuk Spo₂ : 98%
melakukan - Kesadaran compos mentis
perawatan - GCS
diri E=4
M= 5
V= 6

A:
- Masalah teratasi sebagian

P:
- Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri
2. Monitor tingkat kemandirian
3. Indikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
pakaian, berhias, dan makan
Kamis, 22 S:
- Memonitor tanda gejala pningkatan TIK
september - Tidak ada kejang
(tekanan darah meningkat)
2022 - Pasien mengatakan nyeri kepala berkurang
- Memonitor status pernafasan
Jam 14.00 wib O:
- Memonitor suhu tubuh dalam batas
Dx 1 - Keadaan compos mentis Arintina
normal
Resiko - GCS
Perfusi E:4
Serebral V:5
Tidak Efektif M:6
d.d tumor - TD : 138/72mmHg
otak Suhu : 36,3˚C
Nadi : 99x/menit
- Terpasang terapi fentanyl 3cc/jam

A:
- Masalah teratasi sebagian

P:
- Intervensi dilanjutkan
1) Memonitor tanda gejala infeksi
Kamis, 22
september 2) Mengajarkan pasien dan keluarga tentang S:
2022 - Pasien mengatakan lebih baik
tanda dan gejala infeksi
Jam 14.00 wib O:
Dx 2 3) Batasi jumlah pengunjung - Keluarga pasienmemahami tanda dan gejala
Resiko infeksi infeksi Arintina
4) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
d.d luka - Pengunjung dalam batas normal
operasi dengan pasien dan lingkungan pasien - Tidak ada tanda – tanda infeksi pada luka operasi
pasien
- TTV
Td :138/72 mmHg
Suhu : 36,3˚C
RR : 18x/menit
Spo₂ : 98%
- Kesadaran compos mentis
- GCS
E=4
M= 5
V= 6
A:
- Masalah teratasi sebagian
P:
- Intervensi dilanjutkan
4) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
Kamis, 22 1. Identifikasi kebiasaan aktivitas S:
september perawatan diri - Pasien mengatakan bisa makan dan minum secara
2022 2. Memonitor tingkat kemandirian mandiri.
Jam 14.00 wib 3. Indikasi kebutuhan alat bantu O:
Dx 3 kebersihan diri, pakaian, berhias, dan - Pasien dan keluarga sudah memahami perawatan Arintina
Defisit makan diri
keperawatan - TTV
diri b.d Td :138/72 mmHg
menurunnya Suhu : 36,3˚C
motivasi RR : 18x/menit
pasien Spo₂ : 98%
melakukan - Kesadaran compos mentis
perawatan - GCS
diri E=4
M= 5
V= 6

A:
- Masalah teratasi sebagian

P:
- Intervensi dilanjutkan
1. Indikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
pakaian, berhias, dan makan

Anda mungkin juga menyukai