Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. E.

W DENGAN DIAGNOSA CF LEFT


NECK FEMUR DI RUANG ANGSOKA I RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 30 JUNI – 03 JULI 2022

Nama Mahasiswa Yang Mengkaji: Maria Helena Nei


NPM: 21203024
Unit : Angsoka 1

Autoanamnese : pasien dan RM


Kamar: 104 bad 2

Alloanamnese : pasien dan keluarga pasien.


Tanggal masuk RS : 15-06-2022

Tanggal pengkajian: 30-06-2022

I. IDENTIFIKASI
A. PASIEN
Nama initial : Tn. E.W
Umur : 62 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Status perkawinan : belum kawin
Jumlah anak :-
Agama/ suku : Kristen Protestan
Warga negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Indonesia dan bahasa daerah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat rumah : Jl. Gn Sari A no. 40 Padang Sambilan Denpasar
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. P.H. E
Umur : 30 tahun
Alamat : Jl. Gn Sari A no. 40 Padang Sambilan Denpasar
Hubungan dengan pasien : keponakan.
II. DATA MEDIK
Diagnosa medik
Saat masuk : CF Left Neck Femur
Saat pengkajian : CF Left Neck Femur
III. KEADAAN UMUM
A. Keadaan sakit
Pasien tampak sakit berat.
Observasi: berdasarkan hasil observasi, pasien dengan diagnose CF Left Neck Femur,
pasien terpasang infus NaCl di tangan kananya, pasien dengan kesadaran composmentis
dan pasien terbaring lemah di tempat tidur dengan kondisi kaki kirinya di fiksasai
karena patah. klien juga terpasang drain dengan produksi drain sekitar 50 cc, terpasang
epidural di punggungnya.
B. Keluhan utama: pasien mengatakan kaki kirinya terasa sakit di pangkal pahanya dan
gelisah karena sakit yang dirasakan serta tidak BAB selama 3 hari.
C. Riwayat Penyakit
1. Riwayat keluhan utama (Riwayat Penyakit Sekarang)
Berdasarkan hasil wawancara, pasien mengatakan awalnya pada tanggal 14-06-
2022 pasien mengalami riwayat jatuh di tangga karena licin. Klien jatuh dan tidak
bisa bangun kembali karena kaki kirinya sangat sakit dan langsung dibawah ke RS
Prima Medika untuk di lakukan penangan awal. Pada tanggal 15-06-2022, pasien di
rujuk ke RSUP Sanglah Denpasar untuk dilakukan penanganan lanjutan terkait kaki
kirinya yang patah. Pasien masuk RSUP Sanglah Denpasar pada tanggal 15-06-
2022 di Angsoka 1 dengan hasil pengkajian: pasien dengan diagnose CF Left Neck
Femur, pasien terpasang infus NaCl di tangan kananya, pasien dengan kesadaran
composmentis dan pasien terbaring lemah di tempat tidur dengan kondisi kaki
kirinya di fiksasai karena patah. klien juga terpasang drain dengan produksi drain
sekitar 50 cc. hasil monitor TTV, TD: 120/80 mmHg, N: 85 x/menit, RR: 18
x/menit, suhu: 36,50 C.
2. Riwayat penyakit yang pernah dialami (Riwayat Penyakit Dahulu) :
Pasien mengatakan tidak ada riwayat sakit yang sama dan tidak ada penyakit
seperti hipertensi, DM, Asma dan penyakit lainya.
3. Riwayat kesehatan keluarga :
Pasien mengatakan tidak ada dalam keluarga yang memiliki riwayat penyakit yang
sama dengan pasien.

D. Kesadaran (kualitatif): composmentis


Skala koma Glasgow (kuantitatif)
a) Respon motorik :6
b) Respon bicara :5
c) Respon membuka mata :4
Jumlah : 15
Kesimpulan : tidak ada masalah dan pasien dalam kesadaran penuh.
E. Tanda vital
1. Tekanan darah: 120/80 mmHg
MAP: 93,3 mmHg (nilai normal 60-100 mmHg)
Kesimpulan : tidak ada masalah.
2. Suhu : 36,50C di: Axila
3. Pernapasan: 18 x/menit
Irama : Teratur.
4. Nadi : 85 x/menit
Irama : teratur
F. Pemeriksaan fisik
a) Rambut
Keadaan rambut : rambut tampak rapi, persebaran rambut tampak merata,
rambut tampak berwarna hitam.
Kebersihan rambut : rambut tampak bersih.
Kulit Kepala : tampak bersih, tidak terdapat benjolan dan lesi.
b) Mata
Kornea : tampak putih.
Pupil : pupil isokor
Lensa mata : normal
Tekanan intra okuler (TIO) : tidak ada tekanan pada intra kranial
Palpebra/conjungtiva : konjungtiva tidak anemis
Sclera : tidak ikterik
c) Telinga
 Pina : tampak normal tidak ada kelainan.
 Kanalis : tampak normal
 Membran timpani : tampak normal
 Fungsi Pendengaran: n o r m a l
 Hidung : Bentuk hidung simetris, bersih, septum berada ditengah
dan tidak ada polip.
e) Mulut
 Rongga mulut
Kebersihan Rongga mulut : tampak bersih.
Kelembaban mukosa : tampak lembab
 Gusi : tampak berwarna merah mudah.
 Gigi : tampak bersih, tidak ada karies gigi.
 Gigi palsu : tampak tidak menggunakan gigi palsu.
 Kemampuan mengunyah keras : klien tampak mampu mengunyak keras.
 Kebersihan Lidah : tampak bersih.
 Warna lidah :berwarna merah muda, dengan bintik-bintik kecil
atau papila.
 Warna bibir : tampak merah mudah.
f) Leher
Inspeksi
Bentuk leher : tampak normal.
Penggunan Tracheostomi: tidak mengunakan tracheostomi.
JVP: tidak dikaji dan diukur. (normal: < 8 cmH2O)
Kesimpulan : tidak di ukur.
Kelenjar tiroid: tampak normal dan tidak teraba massa.
g) Thorax dan pernapasan
 Inspeksi:
Bentuk thorax : simetris.
Retraksi interkostal : tidak ada retraksi dada
Sianosis : tidak ada
Stridor : tidak ada
 Palpasi :
Vocal premitus : tidak ada
Krepitasi : tidak ada krepitasi
 Perkusi : sonor
 Auskultasi :
Suara napas : vesikuler
Suara tambahan : tidak ada
h) Jantung
 Inspeksi :
Ictus cordis : tidak terlihat
 Palpasi :
Ictus cordis : tidak teraba
 Perkusi :
Batas atas jantung : normal
Batas bawah jantung : normal
Batas kanan jantung : normal
Batas kiri jantung : normal
 Auskultasi :
Bunyi jantung II A : normal
Bunyi jantung II P : normal
Bunyi jantung I T : normal
Bunyi jantung I M : normal
Bunyi jantung III irama gallop : tidak ada
Murmur : tidak ada
Bruit : Aorta :
A.Renalis : normal
A. Femoralis : normal
 CRT : < 2 detik.
i) Abdomen :
 Inspeksi :
 Auskultasi : tidak ada distensi pada perut, tidak terdapat bekas luka.
Peristaltik usus: 15 x/menit
 Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba membesar.
 Perkusi : timpani
Distensi abdomen: tidak ada distensi abdomen.
j) Urogenetalia
Palpasi kandung kemih: tampak kosong .
Nyeri ketuk ginjal: negatif
Mulut uretra : tidak dikaji.
Anus :
 Peradangan : normal tidak terdapat peradangan
 Hemoroid : tidak ada
 Fistula : tidak ada fistula .

k) Columna vetebralis:

Inspeksi : Klien tidak mengalami kelainan pada tulang belakang seperti kifosis,
skoliosis, dan lordosis.
Postur tubuh: tinggi.
Bentuk tulang belakang: tampak normal.
 Palpasi : adanya nyeri tekan pada daerah punggung dan ekstremitas
bawah bagian kiri.
 Kaku kuduk : tidak ada
l) Ekstermitas
 Atrofi otot: tidak adanya atrofi otot
 Rentang gerak :
Kaku sendi : tidak ada
Nyeri sendi : tidak ada
Fraktur : tampak fraktur tertutup di kaki bagian kiri.
Parese : tidak ada
Paralisis : tidak ada
 Uji kekuatan otot
Kanan kiri
Tangan 5 5
Kaki 5 1

Keterangan :
Nilai 5 : kekuatan penuh
Nilai 4 : kekuatan kurang dibandingkan sisi yang lain
Nilai 3 : mampu menahan tegak tapi tidak mampu
melawan tekanan
Nilai 2 : mampu menahan gaya gravitasi tapi dengan
sentuhan akan jatuh
Nilai 1 : tampak kontraksi otot, ada sedikit gerakan
Nilai 0 : tidak ada kontraksi otot, tidak mampu bergerak
 Refleks fisiologi : positif
 Refleks patologi : positif
 Babinski kiri dan kanan: positif
 Clubing jari-jari : tidak ada
 Varises tungkai : tidak ada
 Gaya jalan : klien tidak mampu berjalan karena fraktur yang
di alaminya.
 Anggota gerak yang cacat : tidak ada
 Fiksasi: : tampak fiksasi kaki kiri.
m) Kulit :
Kebersihan kulit : tampak bersih.
Warna kulit: kulit tampak berwarna putih.
 Edema: tidak ada edema.
 Ikterik: tidak ada
 Tanda-tanda radang : tidak ada
 Keringat dingin : tidak ada
 Basah : tidak ada
 Lesi : tidak terdapat lesi.
n) Uji Saraf Kranial
N I: Olfaktorius
Klien tidak ada masalah dengan indra penciumanya
N II: Optikus
Pasien tidak ada masalah pada indra penglihatannya
N III, IV, VI : Okulomotor, troklear, abdusen
Pasien tidak ada masalah dengan pergerakan bola mata.
N V : Trigeminal
Sensorik : Pasien bisa merasakan sensasi di wajah
Motorik : : Pasien mampu menguyah dengan keras

N VII : Fasieal
Sensorik : Tidak mengalami masalah pada indra pengecap
Motorik : Tidak ada masalah dengan pergerakan otot wajah pasien.
N VIII : Auditoris
Vestibularis : Tidak ada masalah
Akustikus : Tidak ada masalah dengan indra pendengaran klien
N IX: Glosofaring
Pasien mampu menelan dengan baik makanan yang dimakannya
N X: Vagus
Pasien masih bisa merasakan sensasi seperti lapar, sakit dll.
N XI: Asesoris
klien dapat menggerakan bahu dan dapat melawan tahanan.
N XII: Hipoglosus
Pasien tidak mengalami masalah pada pergerakan otot lidah.
G. Pengukuran status gizi
1. Lingkar lengan atas: tidak dikaji.
2. Tinggi badan: 170 cm
3. Berat badan: 60 kg
4. IMT (Indeks Massa Tubuh) : 20,7 (Kesimpulan : IMT klien normal).
Genogram

62

Keterangan:
: perempuan

: laki-laki
: meninggal

: pasien umur 62 tahun.


Pasien merupakan anak ke empat dari 8 bersaudara, pasien belum menikah dan
belum mempunyai anak.
IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
A. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
a) Keadaan sebelum sakit: pasien mengatakan sebelumnya pasien belum pernah
mengalami patah tulang yang sama seperti di alaminya sekarang.
b) Keadaan sejak sakit: pasien mengatakan kondisinya sekarang masih lemas dan
kaki kirinya sakit dank lien belum BAB sejak 3 hari selama di RS.
B. POLA NUTRISI DAN METABOLIK
a) Keadaan sebelum sakit: pasien mengatakan makan normal 3 x sehari dengan
komposisi makanan nasi, sayur, lauk dan buah, pasien biasa menghabiskan satu
porsi makanan setiap kali makan. Minum air putih sehari 8- 10 gelas.
b) Keadaan sejak sakit : pasien mengatakan selama dirawat pasien makan 3 x
sehari dengan komposisi makanan nasi, sayur, lauk dan buah dengan kondisi
makanan lembek, pasien tidak mampu menghabiskan satu porsi makanan yang
sudah disiapkan oleh RS. Minum 7-8 gelas dalam sehari.
c) Observasi : Pasien makan 3 x sehari. Pasien hanya bisa menghabiskan ½ porsi
makanan yang sudah disiapkan oleh pihak RS. Minum air putihnya cukup
dalam sehari.
C. POLA ELIMINASI
a) Keadaan sebelum sakit : pasien mengatakan BAB normal 1 x sehari dengan
konsistensi lembek dan berwarna kuning. BAK normal 4-5 x sehari berwarna
kuning.
b) Keadaan sejak sakit :
 Buang air besar : saat dikaji pasien belum BAB selama 3 hari.
Frekuensi : tidak ada
Konsistensi : tidak ada
Warna : tidak ada
 Buang air kecil : pasien menggunakan pampers
Frekuensi : sedikit
Warna : kuning pekat
D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
a) Keadaan sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum sakit pasien melakukan
aktivitas untuk BAB dan BAK nya dilakukan sendiri tanpa bantua siapapun.
b) Keadaan sejak sakit : pasien mengatakan semenjak klien sakit semua kegiatan di
urus oleh keluarganya karena kaki kirinya patah.
 Mobilisasi: bantuan orang

Keterangan:

0: mandiri
1: bantuan dengan alat
2: bantuan orang
3: bantuan alat dan orang
4 : bantuan penuh
E. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT

a) Keadaan sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum sakit waktu tidurnya 7-8
jam dalam sehari, siang hari juga ada waktu untuk istirahat tidur lamanya
kurang lebih satu jam. Dengan kualitas tidurnya nyenyak.

b) Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan pola istirahat dan tidurnya tidak baik.
Tidur malamnya hanya 5-6 jam dengan kualitas tidur tidak nyenyak, dan
pasien mengatakan susah tidur karena gelisah dengan sakit kaki yang
dialaminya.
F. POLA PERSEPSI KOGNITIF
a) Keadaan sebelum sakit : pasien mengatakan awalnya klien mengalami jatuh di
tangga 2 minggu yang lalu karena licin dan tidak bisa bangun dan pasien di
bantu oleh keluarga dibawah ke RS Prima Medika.
b) Keadaan sejak sakit : pasien mengatakan tidak menyangka bahwa kakinya
sampai patah.
G. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI
a) Keadaan sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum sakit selalu menjaga
kesehatan, karena kalau kesehatan terjaga dan terjamin yang pasti segala usaha
dan aktifitas berjalan dengan baik.
b) Keadaan sejak sakit : pasien mengatakan merasa gelisah dengan kondisi
kakinya dan itu membuat dia tidak bisa tidur dan nafsu makannya menurun.
H. POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA
a) Keadaan sebelum sakit: pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan
kelompok baik, dan juga teman kantornya.
b) Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga baik,
keluarganya selalu setia menjaganya dan keluarganya sering datang
mengunjunginya.
I. POLA REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS
a) Keadaan sebelum sakit: pasien mengatakan tidak ada kelainan pada daerah
reproduksi dan klien merupakan seorang laki-laki.
b) Keadaan sejak sakit : klien merupakan seorang laki-laki dan klien belum
menikah.
J. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES
a) Keadaan sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum sakit pasien merupakan
seorang tenaga kerja di perusahaan Farmasi sudah 25 tahun dan pasien selalu
bekerja setiap hari.
b) Keadaan sejak sakit : pasien mengatakan merasa bersyukur dengan kondisi
sampai saat ini.
K. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN
a) Keadaan sebelum sakit : pasien mengatakan kalau dirinya menganut agama
Kristen protestan dan mengimani kepercayaannya dengan sering pergi beribada.
b) Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan selama sakit segala aktifitas terganggu
termasuk kegiatan beribadahnya. Tetapi selalu berdoa untuk mohon
kesembuhannya.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis pemeriksaan Parameter Hasil Satuan Nilai rujukan
29-06-2022 BA % 0.10 % 0.0-2.0
Darah lengkap (DL) NE # 18.78 103/uL 2.50-7.50
NE % 93.80 % 47-80
LY% 1.90 % 13-40
MO% 4.20 % 2.0-11.0
EO % 0.00 % 0.0-5.0
WBC 20.00 103/uL 4.1-11.0
LY# 0.37 103/uL 1.00-4.00
MO# 0.83 103/uL 0.10-1.20
EO# 0.00 103/uL 0.00-0.50
BA# 0.02 103/uL 0.0-0.1
RBC 4.76 103/uL 4.0-5.2
HGB 14.70 g/dL 12.0-16.0
HCT 42.90 % 36.0-46.0
MCV 90.10 Fl 80.0-100.0
MCH 30.90 Pg 26.0-34.0
MCHC 34.30 g/dL 31-36
RDW 11.70 % 11.6-14.8
PLT 569.00 103/uL 140-440
NLR 49.37 < = 3.13
MPV 9.60 FL 6.80-10.0
02-07-2022 PPT 14.9 Detik 10.8-14.4
PPT/INR INR 1.05 0.9-1.1
APTT APTT 35.2 Detik 24-36

VI. TERAPI

a. Farmakologi:
a) NaCl 0,9% 500 ml tiap 1 12 jam (2 x 1)
b) Ibuprofen 400 mg tiap 8 jam PO
c) Aquabidest 25 ml injeksi (2 x 1) 1 tiap 12 jam IV
d) Lovenox (enoksaparin) 40 mg /0,4 ml injeksi (2x1) 1 tiap 12 jam
e) Seftriaxon 1 g injeksi (2x1) 1 tiap 12 jam
f) Cuticle classic 10 cm x 10 cm
g) Kasa steril 7,5 x 7,5 one med.
h) Paracetamol 500 mg tablet (4x1) tiap 6 jam
b. Non Farmakologi:
a. Manajemen nyeri
b. Dukungan ambulasi
c. Perawatan luka.
VII. DIET

1. Diet makanan biasa energy 2268 kkal.


2. Protein 76 gr (bentuk nasi 3x, snack 2x per hari).
ANALISA DATA
No Data subyektif dan data obyektif Etiologi Masalah
1. Data subyektif: Fraktur femur Nyeri akut
 Pasien mengatakan terasa
sangat nyeri di kaki kiri Pergeseran fragmen
tepatnya di selakangan tulang
pahan bagian kiri.
 Pasien mengatakan gelisah Spasme otot dan
karena nyeri yang dirasakan kerusakan jaringan
 Pasien mengatakan sulit
tidur karena nyeri Pelepasan mediator nyeri
P: fraktur femur
Q: seperti teremas Impuls ke otak
R: kaki kiri di selangkangan
paha kiri Respon nyeri
S: 6
T: hilang timbul (kurang Nyeri akut
lebih 5 menit)
Data obyektif:
 Pasien tampak meringis
kesakitan
 Klien tampak bersikap
protektif( posisi
menghindari nyeri).
 Nafsu makan berubah
2. Data subyektif: Fraktur femur Gangguan mobilitas fisik
 Klien mengatakan sulit
menggerakan ektermitas Pergeseran fragmen
bawah bagian kirinya tulang
karena nyeri yang dirasakan
di pangkal pahanya. Deformitas
 Klien mengatakan nyeri
saat bergerak Gangguan fungsi
 Klien mengatakan merasa ekstermitas
cemas atau gelisah saat
bergerak Rentang gerak terbatas
Data obyektif:
 Klien tampak enggan Gangguan mobilitas fisik
melakukan pergerakan
 Kekuatan otot menurun
tangan kanan kiri
5 5
kaki 5 1
 Rentang gerak (ROM)
menurun
 Fisik klien tampak lemah
 Gerakan klien terbatas
3. Data subyektif: Adanya fraktur Ansietas
 Pasien mengatakan merasa
khawatir dengan kondisi Gangguan psikologis
yang dialaminya sekarang
 Klien mengatakan sulit Kecemasan
tidur
Data obyektif:
 Klien tampak gelisah
 Klien tampak tegang
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama/Umur : Tn. E.W

Ruang/Kamar: Angsoka 1/ 104 bad 2

N Diagnose Keperawatan
o

1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d pasien mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah,
sulit tidur, nafsu makan berubah, bersikap protektif akibat kondisi klinis terkait cedera
traumatis.

2. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan musculoskeletal d.d nyeri saat bergerak,
mengeluh sulit menggerakan esktermitas, merasa cemas saat bergerak akibat kondisi
klinis terkait fraktur.

3. Ansietas b.d krisis situiasional d.d pasien merasa khawtir dengan akibat dari kondisi yang
dihadapi akibat kondisi klinis terkait penyakit akut (fraktur femur).

RENCANA TINDAKAN (INTERVENSI)


Nama klien : Tn. E.W
No. Register : 22030807
Umur : 62 Tahun
Diagnose medis : CF Left Neck Femur
Ruang : Angsoka 1
Alamat : Jl. Gn Sari A no. 40 Padang Sambilan Denpasar
No Diagnose Tujuan dan Intervensi Rasional
keperawatan Kriteria hasil
1. Nyeri akut b.d Setelah diberikan Manajemen nyeri
agen pencedera asuhan Observasi:
fisik d.d pasien keperawatan 1. Identifikasi lokasi, 1. Untuk mengetahui
mengeluh selama 3x 24 jam karakteristik, durasi, kualitas nyeri
nyeri, tampak diharapkan frekuensi, kualitas,
meringis, tingkat nyeri intensitas nyeri
gelisah, sulit menurun, dengan 2. Identifikasi skala 2. Untuk mengetahui
tidur, nafsu kriteria hasil: nyeri skala nyeri pasien
makan 1. Keluhan 3. Identifikasi respons 3. Untuk mengetahui
berubah, nyeri nyeri non verbal jenis nyeri klien
bersikap menurun 4. Identifikasi faktor 4. Untuk mengetahui
protektif akibat 2. Meringis yang memperberat faktor-faktor yang
kondisi klinis menurun dan memperingan memperberat nyeri
terkait cedera 3. Sikap nyeri
traumatis. protektif 5. Identifikasi pengaruh 5. Agar bisa
menurun nyeri pada kualitas memberikan intervensi
4. Gelisah hidup mengurangi nyeri
menurun 6. Monitor efek 6. Pemberian analgetik
5. Kesulitan samping penggunaan bisa meredakan rasa
tidur analgetik. nyeri
menurun Terapeutik:
6. Nafsu 7. Berikan teknik 7. Teknik relaksasi
makan nonfarmakologi napas dalam bisa
membaik untuk mengurangi mengurangi rasa nyeri
7. Pola tidur nyeri (teknik
membaik relaksasi napas
dalam)
8. Hindari lingkungan
8. Control lingkungan
yang memperberat nyeri
yang memperberat
rasa nyeri
9. Agar pola tidur klien
9. Fasilitasi istirahat
tidak terganggu karena
dan tidur (atur posisi
nyeri dengan atur posisi
semi fowler atau
klien.
fowler)
10. Agar klien
Edukasi:
mengetahui penyebab
10. Jelaskan penyebab,
atau pemicu nyerinya.
periode, dan pemicu
11. Agar klien bisa
nyeri
11. Jelaskan strategi mandiri mengatasi
meredakan nyeri nyerinya
12. Anjurkan 12. Penggunaan
menggunakan analgetik secara tepat
analgetik secara tepat bisa meredakan nyeri
Kolaborasi: dengan cepat
13. Kolaborasi
pemberian analgetik 13. Paracetamol bisa
paracetamol 500 mg meredakan nyeri yang
tablet (4x1) tiap 6 dialami oleh klien
jam .

2. Gangguan Setelah diberikan Dukungan ambulasi 1. Nyeri


mobilitas fisik asuhan Observasi: memepengaruhi
b.d gangguan keperawatan 1. Identifikasi aktivitas klien
musculoskeleta selama 3x24 jam adanya nyeri atau terhambat
l d.d nyeri saat diharapkan keluhan fisik 2. Agar mengetahui
bergerak, mobilitas fisik lainya. halangan dalam
mengeluh sulit klien meningkat, 2. Identifikasi melakukan
menggerakan dengan kriteria toleransi fisik ambulasi
esktermitas, hasil: melakukan 3. Agar klien tidak
merasa cemas 1. Pergeraka ambulasi jatuh sementara
saat bergerak n 3. Monitor kondisi melakukan
akibat kondisi ekstermita umum selama ambulasi
klinis terkait s melakukan 4. Mobilisasi di
fraktur. meningkat ambulasi tempat tidur
2. Kekuatan Terapeutik: dilakukan agar
otot 4. Fasilitasi klien tidak betres
meningkat melakukan total
3. Rentang mobilisasi fisik di 5. Agar klien
gerak tempat tidur melakukan
(ROM 5. Libatkan keluarga aktivitas setiap
meningkat untuk membantu hari dengan
4. Nyeri pasien dalam keluarga.
menurun meningkatkan 6. Agar klien
5. Kelemaha ambulasi mengetahui
n fisik Edukasi: tujuan dalam
menurun. 6. Jelaskan tujuan ambulasi
6. Kecemasa dan prosedur 7. Mobilisasi dini
n menurun melakukan merupakan
7. Gerakan ambulasi tindakan awal
terbatas 7. Anjurkan dalam melakukan
menurun mobilisasi dini ambulasi
8. Anjurkan 8. Agar klien
mobilisasi terbiasa dalam
sederhana yang melakukan
harus dilakukan. ambulasi dari
jarak yang dekat.
3. Ansietas b.d Setelah diberikan Reduksi ansietas 1. Tingkat ansietas
krisis asuhan Observasi: dapat mempengaruhi
situiasional d.d keperawatan 1. Identifikasi saat intervensi selanjutnya
pasien merasa selama 3x24 jam tingkat ansietas 2. Untuk mengetahui
khawtir dengan diharapkan berubah tanda-tanda ansietas
akibat dari tingkat ansietas 2. Monitor tanda-tanda 3. Suasana terapeutik
kondisi yang menurun, dengan ansietas bisa membuat
dihadapi akibat kriteria hasil: 3. Ciptakan suasana ansietas berkurang
kondisi klinis 1. Verbalisasi terapeutik untuk 4. Agar klien bisa
terkait kebingungan menumbuhkan mengatasi ansietas
penyakit akut menurun kepercayaan 5. Pendekatan yang
(fraktur 2. Verbalisasi 4. Pahami situasi yang tenang dan
femur). khawatir membuat ansietas menyakinkan bisa
akibat kondisi 5. Gunakan pendekatan membuat pasien
yang dihadapi yang tenang dan percaya kepada
menurun menyakinkan perawat agar bisa
3. Perilaku 6. Tempatkan barang memberikan terapi.
gelisah pribadi yang 6. Barang pribadi bisa
menurun memberikan membuat kecemasan
4. Perilaku kenyamanan klien berkurang
tegang Edukasi: 7. Teknik relaksasi bisa
menurun 7. Latih teknik relaksasi membuat cemas
5. Pola tidur berkurang.
membaik.

PELAKSANAAN TINDAKAN (IMPLEMENTASI)


Nama klien : Tn. E.W
No. Register : 22030807
Umur : 62 Tahun
Diagnose medis : CF Left Neck Femur
Ruang : Angsoka 1
Alamat : Jl. Gn Sari A no. 40 Padang Sambilan Denpasar
No Tanggal Jam Implementasi Evaluasi
.
dx.
1. 30-06- 14.00 1. Mengidentifikasi lokasi, S:
2022 karakteristik, durasi, frekuensi,  Pasien mengatakan
kualitas, intensitas nyeri terasa sangat nyeri di
14.05 2. Mengidentifikasi skala nyeri kaki kiri tepatnya di
14.10 3. Mengidentifikasi respons nyeri selakangan pahanya
non verbal yang bagian kiri.
14.15 4. Mengidentifikasi faktor yang  Pasien mengatakan
memperberat dan memperingan gelisah karena nyeri
nyeri yang dirasakan
5. Mengidentifikasi pengaruh  Pasien mengatakan
14.20 nyeri pada kualitas hidup sulit tidur karena
6. Memonitor efek samping nyeri
14.25 penggunaan analgetik. P: fraktur femur
7. Memberikan teknik Q: seperti teremas
14.30 nonfarmakologi untuk R: kaki kiri di
mengurangi nyeri (teknik selangkangan
relaksasi napas dalam) pahanya yang kiri.
8. Mengontrol lingkungan yang S: 6
15.00 memperberat rasa nyeri T: hilang timbul
9. Memfasilitasi istirahat dan tidur (kurang lebih 5
15.10 (atur posisi semi fowler atau menit)
fowler). O:
10. Menjelaskan penyebab,  Pasien tampak
15.20 periode, dan pemicu nyeri meringis kesakitan
11. Menjelaskan strategi  Klien tampak
15.30 meredakan nyeri bersikap protektif
12. Menganjurkan menggunakan (posisi menghindari
15.35 analgetik secara tepat nyeri).
13. Mengolaborasi pemberian  Nafsu makan berubah
15.40 analgetik paracetamol.
 Pasien tampak
mengkonsumsi
paracetamol sebagai
analgetik pereda
nyerinya.
A: tingkat nyeri belum
menurun
P: manajemen nyeri
dilanjutkan.
2. 30-06- 16.00 1. Mengidentifikasi adanya nyeri S:
2022 atau keluhan fisik lainya.  Klien mengatakan
16.05 2. Mengidentifikasi toleransi fisik sulit menggerakan
melakukan ambulasi ektermitas bawah
16.10 3. Memonitor kondisi umum bagian kirinya
selama melakukan ambulasi karena nyeri yang
16.15 4. Memfasilitasi melakukan dirasakan di pangkal
mobilisasi fisik di tempat tidur pahanya.
16.20 5. Melibatkan keluarga untuk  Klien mengatakan
membantu pasien dalam nyeri saat bergerak
meningkatkan ambulasi  Klien mengatakan
16.30 6. Menjelaskan tujuan dan merasa cemas atau
prosedur melakukan ambulasi gelisah saat bergerak
16.35 7. Menganjurkan mobilisasi dini S:
16.40 8. Menganjurkan mobilisasi  Klien tampak enggan
sederhana yang harus dilakukan. melakukan
pergerakan
 Kekuatan otot
menurun
tangan kanan kiri
5 5
kaki 5 1
 Rentang gerak
(ROM) menurun
 Fisik klien tampak
lemah
 Gerakan klien
terbatas
 Tampak ADL di
bantu penuh oleh
keluarga.
A: mobilitas fisik belum
meningkat
P: dukungan ambulasi
dilanjutkan.
3. 30-06- 17.00 1. Mengidentifikasi saat tingkat S:
2022 ansietas berubah  Pasien mengatakan
17.05 2. Memonitor tanda-tanda ansietas merasa khawatir
17.10 3. Menciiptakan suasana dengan kondisi yang
terapeutik untuk menumbuhkan dialaminya sekarang
kepercayaan  Klien mengatakan
17.20 4. Memahami situasi yang sulit tidur karena
membuat ansietas cemas yang
17.30 5. Menggunakan pendekatan yang dirasakanya.
tenang dan menyakinkan O:
17.40 6. Menempatkan barang pribadi  Klien tampak gelisah
yang memberikan kenyamanan  Klien tampak tegang
18.00 7. Melatih teknik relaksasi
 Klien tampak
menggunakan bantal
peluknya untuk
menahan kakinya
yang sakit.
A: tingkat ansietas menurun
P: reduksi ansietas.
1. 01-07- 08.00 1. Mengidentifikasi lokasi, S:
2022 karakteristik, durasi, frekuensi,  Pasien mengatakan
kualitas, intensitas nyeri terasa nyeri di kaki
08.10 2. Mengidentifikasi skala nyeri kiri tepatnya di
08.20 3. Mengidentifikasi respons nyeri selakangan pahanya
non verbal yang bagian kiri.
08.30 4. Mengidentifikasi faktor yang  Pasien mengatakan
memperberat dan memperingan merasa rileks dengan
nyeri kondisinya sekarang.
08.40 5. Mengidentifikasi pengaruh  Pasien mengatakan
nyeri pada kualitas hidup sulit tidur karena
09.00 6. Memonitor efek samping nyeri
penggunaan analgetik. P: fraktur femur
09.20 7. Memberikan teknik Q: seperti teremas
nonfarmakologi untuk R: kaki kiri di
mengurangi nyeri (teknik selangkangan paha
relaksasi napas dalam) kiri
10.00 8. Mengontrol lingkungan yang S: 5
memperberat rasa nyeri T: hilang timbul
10.15 9. Memfasilitasi istirahat dan tidur (kurang lebih 5
(atur posisi semi fowler atau menit)
fowler). O:
10.30 10. Menjelaskan penyebab,  Pasien tampak
periode, dan pemicu nyeri meringis kesakitan
10.35 11. Menjelaskan strategi  Klien tampak
meredakan nyeri bersikap protektif
10.50 12. Menganjurkan menggunakan (posisi menghindari
analgetik secara tepat nyeri).
11.00 13. Mengolaborasi pemberian
 Nafsu makan cukup
analgetik paracetamol.
membaik
 Pasien tampak
mengkonsumsi
paracetamol sebagai
analgetik pereda
nyerinya.
A: nyeri klien menurun
P: manajemen nyeri
dilanjutkan
2. 01-07- 11.05 1. Mengidentifikasi adanya nyeri S:
2022 atau keluhan fisik lainya.  Klien mengatakan
11.10 2. Mengidentifikasi toleransi fisik sulit menggerakan
melakukan ambulasi ektermitas bawah
11.15 3. Memonitor kondisi umum bagian kirinya
selama melakukan ambulasi karena nyeri yang
11.20 4. Memfasilitasi melakukan dirasakan di pangkal
mobilisasi fisik di tempat tidur pahanya.
11.25 5. Melibatkan keluarga untuk  Klien mengatakan
membantu pasien dalam nyeri saat bergerak
meningkatkan ambulasi O:
11.30 6. Menjelaskan tujuan dan  Klien tampak
prosedur melakukan ambulasi perlahan melakukan
11.35 7. Menganjurkan mobilisasi dini pergerakan
11.40 8. Menganjurkan mobilisasi  Kekuatan otot
sederhana yang harus dilakukan. menurun
tangan kanan kiri
5 5
kaki 5 1
 Rentang gerak
(ROM) menurun
 Fisik klien tampak
segar
 Gerakan klien
terbatas
 Tampak ADL
sebagianya dibantu
oleh keluarganya.
 Tampak klien
bergerak miring kiri
dan kanan di tempat
tidur.
A: mobilitas fisik cukup
menurun
P: dukungan ambulasi
dilanjutkan.
3. 01-07- 11.50 1. Mengidentifikasi saat tingkat S:
2022 ansietas berubah  Pasien mengatakan
11.55 2. Memonitor tanda-tanda ansietas merasa khawatir
11.60 3. Menciptakan suasana terapeutik dengan kondisi yang
untuk menumbuhkan dialaminya sekarang
kepercayaan  Klien mengatakan
12.00 4. Memahami situasi yang tidurnya sudah terasa
membuat ansietas agak nyaman dan
12.10 5. Menggunakan pendekatan yang nyenyak
tenang dan menyakinkan O:
12.20 6. Menempatkan barang pribadi  Klien tampak gelisah
yang memberikan kenyamanan  Klien tampak rileks
12.30 7. Melatih teknik relaksasi A: tingkat ansietas sedang
P: reduksi ansietas
dilanjutkan.
1. 02-07- 1. Mengidentifikasi lokasi, S:
2022 karakteristik, durasi, frekuensi,  Pasien mengatakan
kualitas, intensitas nyeri terasa nyeri di kaki
2. Mengidentifikasi skala nyeri kiri tepatnya di
3. Mengidentifikasi respons nyeri selakangan pahan
non verbal bagian kiri.
4. Mengidentifikasi faktor yang  Pasien mengatakan
memperberat dan memperingan sudah merasa rileks
nyeri karena bisa mengatasi
5. Mengidentifikasi pengaruh nyerinya.
nyeri pada kualitas hidup  Pasien mengatakan
6. Memonitor efek samping tidurnya cukup baik
penggunaan analgetik. dan nyenyak
7. Memberikan teknik P: fraktur femur
nonfarmakologi untuk Q: seperti teremas
mengurangi nyeri (teknik R: kaki kiri di
relaksasi napas dalam) selangkangan paha
8. Mengontrol lingkungan yang kiri
memperberat rasa nyeri S: 3
9. Memfasilitasi istirahat dan tidur T: hilang timbul
(atur posisi semi fowler atau (kurang lebih 5
fowler). menit)
10. Menjelaskan penyebab, O:
periode, dan pemicu nyeri  Pasien tampak sedikit
11. Menjelaskan strategi meringis kesakitan
meredakan nyeri  Klien tampak
12. Menganjurkan menggunakan bersikap protektif
analgetik secara tepat (posisi menghindari
13. Mengolaborasi pemberian nyeri).
analgetik paracetamol.
 Nafsu makan sudah
membaik.
 Klien tampak minum
paracetamol sebagai
analgetik untuk
pereda nyerinya.
A: tingkat nyeri sedang
P: manajamen nyeri
dilanjutkan.
2. 02-07- 1. Mengidentifikasi adanya nyeri S:
2022 atau keluhan fisik lainya.  Klien mengatakan
2. Mengidentifikasi toleransi fisik sudah bisa secara
melakukan ambulasi perlahan
3. Memonitor kondisi umum menggerakan
selama melakukan ambulasi ektermitas bawah
4. Memfasilitasi melakukan bagian kirinya .
mobilisasi fisik di tempat tidur  Klien mengatakan
5. Melibatkan keluarga untuk sedikit nyeri saat
membantu pasien dalam bergerak.
meningkatkan ambulasi  Klien mengatakan
6. Menjelaskan tujuan dan tidak cemas dan
prosedur melakukan ambulasi terbiasa menggerakan
7. Menganjurkan mobilisasi dini kakinya.
8. Menganjurkan mobilisasi O:
sederhana yang harus dilakukan.  Klien tampak
melakukan
pergerakan
 Kekuatan otot cukup
membaik.
tangan kanan kiri
5 5
kaki 5 3
 Rentang gerak
(ROM) cukup
membaik
 Fisik klien tampak
kuat
 Gerakan klien tidak
terbatas
A: mobilitas fisik cukup
meningkat
P: dukungan ambulasi
dilanjutkan.
3. 02-07- 1. Mengidentifikasi saat tingkat S:
2022 ansietas berubah  Pasien mengatakan
2. Memonitor tanda-tanda ansietas merasa legah dengan
3. Menciiptakan suasana kondisinya yang lebih
terapeutik untuk menumbuhkan membaik.
kepercayaan  Klien mengatakan
4. Memahami situasi yang tidurnya membaik
membuat ansietas dan nyenyak.
5. Menggunakan pendekatan yang O:
tenang dan menyakinkan  Klien tampak legah
6. Menempatkan barang pribadi  Klien tampak rileks
yang memberikan kenyamanan
A: tingkat ansietas menurun
7. Melatih teknik relaksasi
P: reduksi ansietas
dihentikan.
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama klien : Tn. E.W
No. Register : 22030807
Umur : 62 Tahun
Diagnose medis : CF Left Neck Femur
Ruang : Angsoka 1
Alamat : Jl. Gn Sari A no. 40 Padang Sambilan Denpasar

No. Tanggal Jam Evaluasi Tanda

dx. Tangan

1. 02-07- 10.00 S:

2022  Pasien mengatakan terasa nyeri di kaki kiri


tepatnya di selakangan pahan bagian kiri.
 Pasien mengatakan sudah merasa rileks karena
bisa mengatasi nyerinya.
 Pasien mengatakan tidurnya cukup baik dan
nyenyak
P: fraktur femur
Q: seperti teremas
R: kaki kiri di selangkangan paha kiri
S: 3
T: hilang timbul (kurang lebih 5 menit)
O:
 Pasien tampak sedikit meringis kesakitan
 Klien tampak bersikap protektif (posisi
menghindari nyeri).
 Nafsu makan sudah membaik.
 Klien tampak minum paracetamol sebagai
analgetik untuk pereda nyerinya.
A: tingkat nyeri sedang
P: manajamen nyeri dilanjutkan.

2. 02-07- 11.00 S:

2022  Klien mengatakan sudah bisa secara perlahan


menggerakan ektermitas bawah bagian kirinya .
 Klien mengatakan sedikit nyeri saat bergerak.
 Klien mengatakan tidak cemas dan terbiasa
menggerakan kakinya.
O:
 Klien tampak melakukan pergerakan
 Kekuatan otot cukup membaik.
tangan kanan kiri
5 5
kaki 5 3
 Rentang gerak (ROM) cukup membaik
 Fisik klien tampak kuat
 Gerakan klien tidak terbatas
A: mobilitas fisik cukup meningkat
P: dukungan ambulasi dilanjutkan.

3. 02-07- 12.00 S:

2022  Pasien mengatakan merasa legah dengan


kondisinya yang lebih membaik.
 Klien mengatakan tidurnya membaik dan
nyenyak.
O:
 Klien tampak legah
 Klien tampak rileks
A: tingkat ansietas menurun
P: reduksi ansietas dihentikan.
DAFTAR OBAT YANG DIBERIKAN PADA PASIEN
1. Paracetamol
Nama obat : paracetamol
Klasifikasi/golongan obat: anti analgetik
Dosis umum : 500 mg tiap 6 jam
Dosis untuk pasien yang bersangkutan: 500 mg tiap 6 jam
Cara pemberian obat: PO
Mekanisme kerja dan fungsi obat: untuk menurunkan nyeri.
Alasan pemberian obat pada pasien yang bersangkutan: untuk meredakan nyeri
Kontraindikasi: pada pasien dengan riwayat hipersensivitas dan penyakit hepar aktif
derajat berat.
Efek samping obat: sakit kepala, mual dan muntah, sulit tidur, perut bagian atas terasa
sakit, urin berwarna gelap, penyakit kuning.

2. Lovenox (enoxaparin)
Nama obat : enoxaparin
Klasifikasi/golongan obat: antikoagulan, antiplatelet dan fibrinolitik.
Dosis umum : 10.000 IU/mL
Dosis untuk pasien yang bersangkutan: 40 mg /0,4 ml injeksi (2x1) 1 tiap 12 jam
Cara pemberian obat: SC.
Mekanisme kerja dan fungsi obat: untuk mencegah thrombosis vena dalam serta
mengatasi DVT (deep vein thrombosis) akut.
Alasan pemberian obat pada pasien yang bersangkutan: untuk menghentikan perdarahan.

Anda mungkin juga menyukai