Anda di halaman 1dari 13

Lampiran

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS


PADA KLIEN NY.V DENGAN HERPES ZOSTER
Seorang pasien bermama Ny.V berumur 56 tahun, mengalami plenting dan
bruntusan serta memanjang di dahi dan kelopak mata kiri sejak 3 hari yang lalu. Mulanya
muncul merah dan plenting sedikit di dahi kiri lalu bertambah banyak sampai ke kelopak
mata kiri. Kelopak mata terasa nyeri dan berat jika digerakkan. Penderita juga
merasakankan nyeri dikulit daerah muncul plenting. Sehari sebelumnya penderita
mengeluh tidak enak badan dan demam ringan. Belum pernah berobat untuk keluhan ini.
Saat pengkajian didapatkan : TD : 120/80 mmHg, RR : 16 x/menit, Suhu: 380C.

3.1 PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.V
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Tanggal Pengkajian : 29-08-2019
2. RIWAYAT KESEHATAN
A. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh plenting – plenting dan bruntusan serta nyeri pada dahi dan
kelopak mata kiri
B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Sejak 3 hari yang lalu, klien merasakan muncul plenting-plenting, bruntusan
di dahi dan kelopak mata kiri. Awal mula kemunculannya merah dan plenting
sedikit di dahi kiri lalu bertambah banyak sampai ke kelopak mata kiri.
Saat kelopak mata digerakkan olek klien terasa nyeri dan berat. Klien juga
merasakankan nyeri dikulit daerah muncul plenting. Sehari sebelumnya klien
mengeluh tidak enak badan dan demam ringan. Klien belum pernah berobat
untuk keluhan ini. Klien mengkonsumsi paracetamol untuk menurunkan
demamnya.

24
C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Klien mengatakan pernah menderita penyakit cacar air.
D. RIWAYAT LINGKUNGAN
Klien mengatakan dirinya tinggal di tempat yang jauh dari perkotaan dan,
dekat dengan sungai, tempat tinggalnya termasuk pemukinan padat
penduduk.
E. POLA KESEHATAN
a. Pola Aktifitas-Latihan
Di rumah : Pasien mengatakan sebelum sakit, Pasien melakukan
aktivitas sehari-harinya secara mandiri
Di RS : Pada saat sakit dibantu oleh keluarganya karena merasa
tidak enak badan
b. Pola Nutrisi dan Metabolik
Di rumah : Klien makan 2-3x/ hari ,minum dalam sehari : 500-
1000cc/hari minum air putih, susu dan teh
Di RS : Klien mengatakan menghabiskan makanan yang telah
disediakan
c. Pola Eliminasi
Di rumah : BAB: 1-2 kali/sehari, konsistensi lembek, berwarna
kecoklatan, BAK: 4-5 kali / hari dengan warna kuning
jernih
Di RS : pola eliminasi diakukan secara mandiri dan dibantu ke
kamar mandi
d. Pola Istirahat tidur
Di rumah : klien mengatakan tidur dalam sehari biasanya sekitar
10 jam
Di RS : klien mengatakan di RS sulit untuk tidur bila nyeri
timbul.
e. Pola kebersihan diri
Di rumah : klien mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari,
keramas 2-3 kali per-minggu, gunting kuku 1 kali per-
minggu

25
Di RS : klien mengatakan mandi sendiri tetapi sedikit susah
dan harus menghindari bagian yang terdapat plenting.
F. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
GCS : 4,5,6
Akral : Teraba hangat
TTV
TD :120/80 mmHg
Nadi : 70 x/menit
Suhu : 380 C
Respirasi : 16x/menit
Sp02 : 98%
a. Pemeriksaan kepala
Inspeksi : bentuk kepala : normopchepal
Rambut : warna rambut hitam beruban
Kondisi kepala : tampak bersih, tidak terdapat lesi
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan

b. Pemeriksaan mata
Inspeksi : Pada mata kanan Mata berwarna merah, Kotoran mata tidak
berlebihan, tidak ada darah yang keluar, ada cukup banyak cairan
yang keluar, terdapat edema pada mata kanan, konjungtiva
hiperemesis pada mata kanan, terdapat injeksi konjungtiva pada
mata kanan, bola mata normal pada kedua mata, kornea pada
mata kanan mengalami edema, lensa pada mata kanan terlihat
keruh, gerakan mata makan sedikit susah untuk bergerak, pupil
mata kanan midriasis, iris berwarna coklat.
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada mata.
c. Pemeriksaan hidung
Inspeksi : Tepat berada ditengah, tidak terdapat secret, persebaran warna
kulit merata, tidak ada bekas luka, tidak ada pernafasan cuping
hidung.

26
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan.
d. Pemeriksaan telinga
Inspeksi : Daun telinga: simetris
Kondisi lubang telinga: bersih, terdapat sedikit serumen,
membrane timpani utuh
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
e. Pemeriksaan mulut
Inspeksi : Warna bibir merah muda, tidak sianosis, uvula tempat
berada ditengah, gusi berwarna merah muda, lidah tampak
berwarna merah muda, mukosa bibir kering
f. Pemeriksaan leher
Inpeksi : Kondisi kulit: bersih, tidak ada lesi
Palpasi : Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran kalenjar tiroid.
Vena jugularis : tidak ada pembesaran vena jugularis.
Trakea : tidak ada deviasi trakea
Kalenjar limfe : tidak teraba pembesaran kalenjar limfe.
Tidak terdapat benjolan leher pada bagian dexstra
Tidak menggunakan otot bantu pernafasan leher
g. Pemeriksaan Thorax
Inspeksi :
Dada : simetris, tidak terdapat bekas luka, tidak
ada lesi, persebran warna kulit merata
Jantung : tampak detakan ictus cordis pada ICS 5
Paru-paru : pergerakan dinding dada kanan dan kiri
Simetris
Palpasi :
Pada dada : tidak ada nyeri tekan
Jantung : Teraba getaran ictus cordis 1 cm di ICS
midklavikular garis sinistra.
Paru-paru : getaran suara pada lapang paru sama,
simetris antara paru-paru kanan dan kirI
Perkusi :
Jantung : pada ICS 3-5 kiri terdengar pekak

27
Paru-paru : pada ICS 1 -5 kanan terdengar sonor pada
ICS 1-2 kiri terdengar sonor
Auskultasi :
Jantung : Terdengar bunyi jantung S1 dan S2
terdengar tunggal dan tidak terdapat bunyi jantung
tambahan seperti gallop dan murmur
Paru-paru : Tidak terdengar suara nafas tambahan seperti ronchi dll
h. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen normal, tidak terdapat lesi,tidak ada
bekas operasi.
Auskultasi : Bising usus 16x/menit
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan dibagian abdomen, tidak
terdapat benjolan.
Perkusi : terdengar suara timpani pada abdomen.
i. Pemeriksaan Muskoloskeletal
Inspeksi : Simetris ekstermitas atas dan bawah, tidak terdapat lesi
(bekas luka) pada ektermitas atas dan bawah
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada ekstermitas atas dan
bawah.
j. Pemeriksaan Neurologi
GCS = 4,5,6
k. Pemeriksaan lain terkait mata
Hasil visus mata kanan = 1/60
Hasil visus mata kiri = 5/6
l. Pemeriksaan Diagnostik
Tzanck smear (+)

28
3.2 ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1 DS : Varicela Zoster Virus
Klien mengatakan bahwa Nyeri akut
Inflamasi dan neuralgia
kelopak mata terasa nyeri
berat
dan berat saat digerakkan.
Klien merasakankan nyeri di
Virus aktif ikut serabut
kulit daerah muncul plenting saraf sensorik
dan bruntusan.
Neuritis
DO :
Pelepasan mediator
Terdapat vesikel yang nyeri
bergerombol di area sekitar
Nyeri Akut
kelopak mata kiri.
Vesikel tersebut berwarna
merah
suhu : 38 ° C

2 DS :
Klien mengatakan bahwa Varicela Zoster Virus
tubuhnya merasa tidak Hipetermia
enak, demam dan nyeri. Herpes Zoster
DO:
Perangsangan zat
- Suhu : 380C
pirogen
- Kulit teraba hangat
Rangsang titik patokan
suhu

Respon

Demam

Hipetermia

29
3. DS : Varicela Zoster Virus
Klien mengatakan bahwa
Reaksi alergi
terdapat plenting-plenting Gangguan citra
Timbul eritmia tubuh
dan bruntusan di dahi
memanjang ke mata kiri Vesikel berkelompok
sejak 3 hari yang lalu
Terdapat bula
DO: kemerahan
Terdapat vesikel yang
Perubahan pigmentasi
bergerombol di area sekitar kulit
kelopak mata kiri.
Kerusakan integritas
Vesikel tersebut berwarna kulit
merah
Perubahan fisik

Gangguan Citra Tubuh

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN


Diagnosa Keperawatan sesuai prioritas adalah sebagai berikut :
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi virus.
2. Hipertermi berhubungan dengan penyakit.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan.

30
3.4 Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi virus
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam nyeri yang dirasakan berkurangatau dapat diadaptasi oleh klien

NOC: Tingkat Nyeri 2 dan 3 NIC


Kontrol Nyeri 1 dan 4
Skala outcome 1 2 3 4 5 Pain Management (4092)
1. Lakukan pengkajian komprehensif mengenai nyeri klien (nyeri pasien
Penggunaan analgesic
tersebut terjadi pada saat pasien menelan makanan)
Ekspresi wajah
2. Minimalkan faktor yang menimbulkan nyeri pada klien
3. Ajarkan mengenai managemen nyeri (teknikdistraksi misalnya, napas
Nyeri yang dilaporkan
dalam)
Menggunakan tindakan 4. Ajarkan klien untuk memonitor nyeri (respon yang dilami oleh pasien
pengurangan nyeri tanpa sendiri dapat diidentifikasi)
analgesik/non farmakologi
5. Anjurkan untuk istirahat agar meminimalkan nyeri
Keterangan penilaian 6. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan professional untuk pemberian
1: sangatberat/tidak pernah menunjukkan
analgesic efektif untuk Pereda nyeri
2: berat/jarang menunjukkan
3: cukup/ kadang menunjukkan
4: Ringan/sering menunjukkan
5: Tidakada/konsisten

31
2. Hipertermi berhubungan dengan penyakit.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam nyeri yang dirasakan berkurangatau dapat diadaptasi oleh klien

NOC: NIC
1. Lakukan monitor suhu tubuh pasien.
Skala outcome 1 2 3 4 5 2. Berikan kompres dingin di kepala dan aksila.
3. Pertahankan tirah baring total selama fase akut
Peningkatan suhu tubuh
4. Pertahankan asupan cairan minimal 2.500ml sehari.
Pemberian kompres dingin
5. Kolaborasi pemberian analgetik-antipiretik.
Pemakaian analgetik-antipiretik

Keterangan penilaian :
Peningkatan suhu tubuh (axilla) :
1 : > 400C (demam)
2 : 390C
3 : 380C
4 : 37,40C
5 : 34,7-36,40C (normal)
Pemberian kompres dingin, analgetik-antipiretik :
1: sangat sering diberikan

32
2: sering diberikan
3: kadang-kadang diberikan
4: jarang diberikan
5: tidak diberikan

3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan.


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan klien dapat mengontrol perubahan fisiknya.

NOC NIC
Self Esteem Peningkatan citra tubuh
Skala 1 2 3 4 5 1. Kaji secara verbal dan non verbal respon klien
Outcome (Sangat (banyak (cukup (sedikit (Tidak terhadap tubuhnya
terganggu) terganggu) terganggu) terganggu) terganggu) 2. Jelaskan tentang pengobatan, perawatan,
Interakasi kemajuan, dan prognosis penyakit
sosial 3. Motivasi klien mengungkapkan perasaannya
4. Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam
Kekuatan kelompok kecil
personal

33
3.5 Implementasi
Nama Pasien :
No. Registrasi :
Tanda Tangan
Hari / No. Diagnosis
Jam Implementasi dan Nama
tanggal Keperawatan
Perawat
1 1. melakukan pengkajian
komprehensif mengenai nyeri klien
(nyeri pasien tersebut terjadi pada
saat pasien menelan makanan)
2. Meminimalkan faktor yang
menimbulkan nyeri padaklien
3. Mengajarkan mengenai
managemen nyeri (teknikdistraksi
misalnya, napas dalam)
4. Mengajarkan klien untuk
memonitor nyeri (respon yang
dilami oleh pasien sendiri dapat
diidentifikasi)
5. Menganjurkan untuk istirahat agar
meminimalkan nyeri
6. MelakukanKolaborasi dengan
tenaga kesehatan professional
untuk pemberian analgesic efektif
untuk Pereda nyeri
2 1. Melakukan monitor suhu tubuh
pasien.
2. Memberikan kompres dingin di
kepala dan aksila.
3. Mempertahankan tirah baring total
selama fase akut
4. Mempertahankan asupan cairan
minimal 2.500ml sehari.
5. Melakukan kolaborasi pemberian
analgetik-antipiretik.
3 1. Mengkaji secara verbal dan non
verbal respon klien terhadap
tubuhnya
2. Menjelaskan tentang pengobatan,
perawatan, kemajuan, dan
prognosis penyakit
3. Memotivasi klien mengungkapkan
perasaannya
4. Memfasilitasi kontak dengan
individu lain dalam kelompok kecil
5. Memindahkan objek yang bisa
menyebabkan pasien jatuh

34
3.5 Evaluasi Keperawatan
Dx
Evaluasi Ttd
Kep
S : pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
O:
No Tingkat Nyeri: Indikator S.A S.T S.Ak
1 Ekspresi wajah 2 5 3
2 Nyeri yang dilaporkan 2 5 3
1. No Kontrol Nyeri: Indikator S.A S.T S.Ak
1 Menggunakan analgesik yang 1 5 4
direkomendasikan
2 Menggunakan tindakan non 1 5 3
farmakologi
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan rencana tindakan sesuai program
S: Pasien mengatakan masih merasakan tidak enak badan dan
2
demam
O:
No Indikator S.A S.T S.Ak

1 Peningkatan suhu tubuh 4 5 1


2 Pemberian kompres dingin 2 5 3
3 Pemakaian 1 4 3
analgetik-antipiretik
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan rencana tindakan sesuai program
3 S : pasien masih mengatakan terdapat plenting-plenting dan
bruntusan di area dahi dan memanjang ke kelopak mata kiri
O:
No Interakasi sosial S.A S.T S.Ak

1 Kekuatan personal 2 5 3
2 Interakasi sosial 2 5 3

A : masalah teratasi sebagian


P : pertahankan kondisi

35
DAFTAR PUSTAKA

36

Anda mungkin juga menyukai