Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) PADA Ny.

B DI
RUANG DAHLIA RSUD KOTA SURAKARTA
Disusun untuk memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Praktik Klinik Keperawatan Medikal
Bedah I

Disusun oleh :
Chabelita Candrakila
P27220019015

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
2021
ASUHAN KEPERAWATAN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) PADA Ny. B DI
RUANG DAHLIA RSUD KOTA SURAKARTA

A. PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN


Pengkajian dilakukan pada hari Selasa, 05 Oktober 2021 pada pukul 09.00 WIB. Data
diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan klien dan keluarga,
pemeriksaan laboratorium dan catatan rekam medis.

Karakteristik Demografi
1) Identitas Klien
Nama Klien : Ny. B
Umur : 63 tahun
Status perkawinan : Kawin
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Tanggal MRS : 04 Oktober 2021
Jam MRS : Pukul 19.00 WIB
Tingkat pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Wonosari, Gondangrejo, Karanganyar
Diagnosa Medis : CKD on HD (Stage V)
No. RM : 001217xx
Alasan masuk RM : Klien mengatakan lemes, sesek

2) Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. W
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 38 tahun
Agama : Islam
Hubungan dengan klien : Anak

3) Riwayat Kesehatan Klien dan Tahap Perkembangan


a. Keluhan Utama : klien mengatakan badannya lemas, lelah, mual.
b. Riwayat Penyakit Sekarang : klien mengatakan sesak nafas serta badannya lemas,
kemudian dipasang infus dan masker O2 NRBM 3 lpm di ruang Dahlia.
c. Riwayat Penyakit Dahulu : Klien mengatakan sudah menderita gagal ginjal sejak
3 tahun yang lalu, dan telah menjalani cuci darah 6 bulan di RSUD Kota
Surakarta. Klien mengatakan ada riwayat hipertensi. Keluarga klien (Tn. W)
mengatakan tidak ada riwayat alergi yang dialami oleh klien.
d. Riwayat Keluarga (Genogram 3 generasi)

Hipertensi

Ny. B CKD on
Tn. W
(63 th) HD

Keterangan :

: Laki-laki : Anak

: Perempuan : tinggal serumah

: Meninggal : Klien

e. Riwayat Spiritual
- Sebelum sakit : Sebelum sakit klien menganut agama Islam, klien
tidak mengalami hambatan melakukan ibadah.
- Saat sakit : klien mengatakan mengalami hambatan dan hanya
bisa berdoa di tempat tidur.

4) Perubahan Pola Kesehatan Klien


a. Pola pemeliharaan
- Sebelum sakit : klien ketika sakit pergi ke pelayanan kesehatan untuk
berobat, namun setahun yang lalu telat kontrol ke rumah sakit dikarenakan
maraknya pandemi Covid-19.
- Sebelum Sakit :
b. Pola aktivitas latihan
- Sebelum sakit : Klien sebelum sakit dapat melakukan tugas rumah
tangga secara mandiri
- Saat sakit : Selama sakit aktivitas klien dibantu oleh keluarga
c. Pola nutrisi
- Sebelum sakit : Sebelum sakit klien mengatakan makan 3x sehari,
porsi sedang. Minum kurang lebih 600 cc perhari
- Saat sakit : Klien mengatakan hanya makan sedikit setengah porsi,
dan minum hanya 400 cc sehari
d. Pola eliminasi
- Sebelum sakit : Sebelum sakit klien mengatakan BAB 1x sehari,
dengan konsistensi lembek, dan BAK kurang lebih 200 cc dengan konsistensi
kuning pekat, bau khas urin.
- Saat sakit : Saat sakit klien mengatakan sulit BAB kadang BAB 2
hari sekali dengan konsistensi lembek warna kuning, dan BAK kurang
lebih 200 cc per hari dengan konsistensi warna kuning keruh, bau khas urin
e. Pola tidur-istirahat
- Sebelum sakit : Klien mengatakan sebelum sakit dapat tidur
nyenyak 7 jam perhari dam berdoa sebelum tidur
- Saat sakit : klien mengalami kesulitan tidur
f. Pola toleransi-koping stress : Ny. B tidak mengalami stress panjang karena
setiap ada masalah selalu didiskusikan dengan keluarganya
g. Pola reproduksi : Ny. B sudah tidak punya keinginan untuk
berhubungan seksual karena semenjak ia sakit
h. Personal Higiene
- Sebelum sakit : Klien mandi 2 kali sehari, klien mengatakan
dapat mandi sendiri, klien keramas dengan menggunakan shampo, klien
kadang-kadang dipotong kukunya.
- Saat sakit : selama dirawat di rumah sakit keluarga klien
mengatakan hanya bisa diseka-seka 2 kali dalam 2 hari, klien jarang keramas,
klien jarang dipotong kukunya

f. Pemeriksaan Fisik Klien

Keadaan umum Penampilan :


Klien tampak lemas, hanya berbaring ditempat tidur
Kesadaran Umum : Sedang
Kesadaran :
Compos Mentis (CM)
GCS : 4-5-6
TTV
TD : 130/100 mmHg
N : 83 x/menit
S : 36,2˚C
RR : 30 x/menit
TB : 155 cm
BB : 55 kg
Pemeriksaan fisik
Kepala Inspeksi :
Bentuk kepala normal, rambut tipis, beruban, rambut
kurang tertata rapi, tidak ada benjolan, dan lesi, wajah
simetris
Palpasi :
Tidak ada tanda tanda edema
Mata Inspeksi :
Mata simetris, bentuk alis tebal, pupil isokor, sklera
normal, konjungtiva pucat, pergerakan bola mata
normal, reflek cahaya (+), pandangan sedikit berkurang
Hidung Inspeksi :
Hidung simetris, fungsi penciuman baik, peradangan
tidak ada, polip (-), sekret (-), pernafasan cuping hidung
(+)
Mulut dan Inspeksi :
tenggorokan Mukosa bibir kering, gigi ompong, karies gigi (+),
nafsu makan menurun, gusi tidak berdarah
Telinga Inspeksi :
Tidak menggunakan alat bantu dengar, simetris, telinga
bersih
Leher Inspeksi :
Tidak ada benjolan atau massa pada leher, tidak ada lesi
Palpasi :
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Thorak, Paru, Inspeksi : Bentuk dada simetris, Pergerakan dinding
Jantung dada simetris, tidak ada tarikan interkoste, keluhan
sesak (+), batuk (-), nyeri saat bernafas, pola nafas dan
irama irregular 30x/menit. Pulsasi iktus cordis (-)
Palpasi :
vokal fremitus bergetar, tidak ada benjolan
Perkusi :
Pekak pada paru kiri
Auskultasi :
Vesikular lemah, suara jantung normal S1 S2 tunggal,
ronchi paru kiri

- +
- +
-
Abdomen Inspeksi :
Asites (-), perut simetris, mual (+), muntah (-), tidak
ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada area epigastrik,
tidak ada pembesaran liver dan organ lain
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus normal 10-12x/menit
Ekstremitas dan Inspeksi :
persendian terpasang infus pada tangan kiri, ada odem pada tangan
kanan, terpasang AV manual pada brachial dekstra,
sianosis (-)
Palpasi :
turgor kulit menurun, crt <2 detik, terdapat edema pada
tangan sebelah kanan, akral dingin, kekuatan otot,

5 5
4 4
Genetalia Inspeksi :
Distensi kandung kemih (-), DC (-), produksi urin
kurang lebih 400 cc/24 jam
Palpasi :
Tidak ada nyeri pada kandung kemih
Keamanan Total skor penilaian risiko klien jatuh dengan skala
Lingkungan morse adalah 50 (Risiko Rendah)
Ekstremitas atas Ekstremitas atas kanan : tidak dapat digerakkan
Ekstremitas atas kiri : dapat digerakkan
Eekstremitas bawah Ekstremitas bawah kanan : lemas
Ekstremitas bawah kiri : lemas

g. Hasil Pengkajian Khusus


Pengkajian Status Fungsional dengan pemeriksaan Indeks Katz

Mandiri Tergantung
No Aktifitas
(nilai 1) (nilai 0)
1 Mandi dikamar mandi (gosok gigi, membersihkan, 0
dan
mengeringkan badan)
2 Menyiapkan pakaian, membuka & mengenakan 0
pakaian
3 Memakan makanan yang sudah disiapkan 1
4 Memelihara kebersihan diri utk penempilan diri 0
(menyisir
rambut, mencuci rambut, mencukur kumis)
5 BAB di WC (membersihkan & mengeringkan 1
daerah
bokong)
6 Dapat mengontrol pengeluaran feses 1
7 BAK di kamar mandi (membersihkan & 1
mengeringkan
daerah kemaluan)
8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih 1
9 Berjalan dilingkungan tempat tinggal tanpa alat 0
bantu
(tongkat)
10 Menjalankan ibadah sesuai Agama 1
11 Melakukan pekerjaan rumah (merapihkan tempat 0
tidur,memasak, mencucu dll)
12 Belanja untuk kebutuhan sendiri / keluarga 0
13 Mengelola keuangan (menyimpan, menggunakan
sendiri)
14 Menggunakan transpotasi umum utk pergi 0
15 Menyiapkan obat & minum obat sesuai aturan 1
(dosis,
waktu)
16 Merencanakan & mengambil keputusan untuk 1
kepentingan
penggunaan uang, aktifitas sosial yang dilakukan &
kebutuhan pelayanan kesehatan
17 Melakukan aktifitas di waktu luang (kegiatan 0
keagamaan,
social, rekreasi, olah raga, & menyalurkan hobi)
Jumlah nilai mandiri 8
Analisa hasil :
Skor 13 – 17 : mandiri
Skor 0 – 12 : ketergantungan
Berdasarkan data, maka Ny. B memperoleh nilai 7 (tujuh). Ny. B memiliki
ketergantungan dalam aktivitas sehari-hari.

h. Hasil Pemeriksaan Diagnostik Klien

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan


Tanggal pemeriksaan 04-10-2021
Pukul 16:51 WIB
Darah lengkap
Hemoglobin LL 5.5 gr/dL 11.7 – 15.5
Leukosit 6.42 10^3/mm^3 3.60 – 11.00
Eritrosit L 2.40 juta/mm^3 3.80 – 5.20
Trombosit 220 ribu/mm^3 140 – 440
Hematokrit LL 17 % 35.0 – 47.0
Hitung jenis leukosit
Basofil 0 % 0-1
Eosinofil 1 % 1–4
Limfosit L 11 % 20 – 40
Monosit H9 % 2–8
Neutrofil Batang 3 % 2–6
Neutrofil Segmen H 76 % 50 – 70
MCH L 22.9 pg 26.0 – 34.0
MCHC 32.2 g/dL 32.0 – 36.0
MCV L 71.3 fL 80.0 – 100.0
Rasio N/L H 6.91 < 3.13
*HFLC = 0.1% NILAI RUJUKAN = < 1.4%
KIMIA KLINIK
Elektrolit (Na, K, Cl)
Natrium (Na) 141 mmol/L 135 – 147
Kalium (K) 4.81 mmol/L 3.5 – 5.0
Klorida (Cl) 101 mmol/L 95 – 105

SGOT (AST) H 41 U/L


SGPT (ALT) 18 U/L
Ureum H 105 mg/dL
Creatinin H 6.3 mg/dL
Glukosa Darah 127 mg/dL
Sewaktu
IMUNOLOGI
Rapid Antigen
SARD CoV-2
Rapid Antigen Negatif Negatif
SARD CoV-2
Catatan :
- Hasil negatif tidak menyingkirkan kemungkinan terinfeksi SARS
CoV-2 sehingga masih berisiko menularkan ke orang lain, disarankan
tes ulang atau tes konfirmasi dengan NAAT ( Nucleic Acid
Amplification Test ) bila probabilitas pretes relatif tinggi, terutama
bila pasieen bergejala atau diketahui memiliki kontak dengan orang
yang terkonfirmasi Covid-19.
- Hasil Negatif dapat terjadi pada kondisi kuantitas antigen pada
spesimen dibawah level deteksi alat.
i. Terapi Farmakologi Klien

Terakhir kontrol : 30/09/2021


Cara
Nama
pembe Dosis Indikasi Efek samping
Obat
rian
NaCl 0,9 % IV Mikro NaCl 0.9% Pemberian dosis besar
lini merupakan dapat menyebabkan
sediaan infus penumpukan natrium
steril yang dan udem.
mengandung
elektrolit untuk
mengganti cairan
tubuh yang hilang
karena beberapa
faktor, misalnya
dehidrasi, serta
menjaga
keseimbangan
kadar air dalam
tubuh.
NaCl 0.9% juga
berfungsi untuk
mengatur kerja
dan fungsi otot
jantung,
mendukung
metabolisme
tubuh, dan
merangsang kerja
saraf.
Ceftriaxone IV 2 gr / Untuk mengatasi Efek samping
inj. 24 jam infeksi bakteri ceftriaxone yang sering
gram negatif terjadi meliputi reaksi
maupun gram lokal pada area injeksi,
positif. Dosis eosinofilia,
ceftriaxone yang trombositosis, diare, dan
diberikan leukopenia. Ceftriaxone
biasanya berkisar memiliki interaksi
antara 1–2 gram dengan larutan atau obat
per 12 atau 24 lain. Sebagai contohnya
jam, tergantung ceftriaxone bereaksi
pada penyakit dan dengan larutan yang
tingkat keparahan mengandung kalsium
infeksi. Dosis yang akan membentuk
maksimal yang presipitat.
dapat diberikan
adalah 4
gram/hari.
Furosemid IV 2 amp / Udem karena Sangat umum: gangguan
inj. 8 jam penyakit jantung, elektrolit, dehidrasi,
hati, dan ginjal. hipovolemia, hipotensi,
Terapi tambahan peningkatan kreatinin
pada udem darah. 
pulmonari akut Umum: hemokonsentras
dan udem otak i, hiponatremia,
yang diharapkan hipokloremia,
mendapat onset hipokalemia,
diuresis yang kuat peningkatan kolesterol
dan cepat. darah, peningkatan asam
urat darah, gout,
enselopati hepatik pada
pasien dengan
penurunan fungsi hati,
peningkatan volume
urin. 
Tidak
umum: trombositopenia,
reaksi alergi pada kulit
dan membran mukus,
penurunan toleransi
glukosa dan
hiperglikemia, gangguan
pendengaran, mual,
pruritus, urtikaria, ruam,
dermatitis bulosa,
eritema multiformis,
pemfigoid, dermatitis
eksfoliatif, purpura,
fotosensitivitas. 
Jarang:  eosinofilia,
leukositopenia,
anafilaksis berat dan
reaksi anafilaktoid,
parestesia, vakulitis,
muntah, diare, nefritis
tubulointerstisial,
demam. 
Sangat jarang: anemia
hemolitik, anemia
aplastik, agranulositosis,
tinnitus, pankreatitis
akut, kolestasis
intrahepatik,
peningkatan
transaminase. 
Tidak diketahui
frekuensinya: hipokalse
mia, hipomagnesemia,
alkalosis metabolik,
trombosis,
sindroma Stevens-
Johnson, nekrolisis
epidermal toksik,
pustulosis eksantema
generalisata akut (Acute
Generalized
Exanthematous
Pustulosis/AGEP),
reaksi obat dengan
eosinofilia dan gejala
sistemik (Drug Reaction
with Eosinophilia and
Systemic
Symptom/DRESS),
peningkatan natrium
urin, peningkatan
klorida urin,
peningkatan urea darah,
gejala gangguan fungsi
mikturisi,
nefrokalsinosis dan/atau
nefrolitiasis pada bayi
prematur, gagal ginjal,
peningkatan
risiko persistent ductus
arteriosus pada bayi
prematur usia seminggu,
nyeri lokal pada area
injeksi.
Candesarta PO 1x16 Indikasi Efek samping
n 16 mg mg candesartan candesartan dapat
adalah untuk berupa hipotensi–
menangani terutama bila pasien
hipertensi pada juga menerima diuretik,
orang dewasa dan membatasi asupan
anak berusia ≥1 garam, mengalami
tahun, serta untuk dehidrasi, atau
menangani gagal menjalani dialisis.
jantung pada Hipotensi dapat
orang dewasa. menyebabkan keluhan
Dosis candesartan pusing dan/atau rasa
yang digunakan ingin pingsan. Pasien
akan bervariasi dengan hipotensi
tergantung simtomatik mungkin
indikasi memerlukan
pengobatan, usia pengurangan dosis
pasien, dan candesartan dan/atau
respons tekanan diuretik, serta menerima
darah terhadap penggantian cairan.
terapi. Keadaan ini harus
diperbaiki sebelum
kembali memulai terapi
dengan candesartan,
pusing, penurunan
fungsi ginjal,
hiperkalemia, dan reaksi
alergi seperti ruam kulit,
urtikaria, dan pruritus.
Interaksi obat dengan
candesartan dapat terjadi
pada penggunaan
bersama lithium, obat
antiinflamasi nonsteroid
(OAINS), aliskiren, dan
obat
golongan angiotensin-
converting
enzyme (ACE) inhibitor.
Amlodipine PO 1x1 Untuk terapi Nyeri abdomen, mual,
tab 10 mg hipertensi dan palpitasi, wajah
profilaksis angina memerah, edema,
dengan dosis awal gangguan tidur, sakit
5 mg sekali sehari kepala, pusing, letih;
dan dapat Jarang terjadi, gangguan
ditingkatkan saluran cerna, mulut
sampai 10 mg per kering, gangguan
hari pengecapan, hipotensi,
pingsan, nyeri dada,
dispnea, rhinitis,
perubahan perasaan,
tremor, paraestesia,
gangguan kencing,
impoten, ginekomastia,
perubahan berat badan,
mialgia, gangguan
penglihatan, tinitus,
pruritus, ruam kulit
(termasuk adanya
laporan eritema
multiform), alopesia,
purpura dan perubahan
warna kulit;
Sangat jarang, gastritis,
pankreatitis, hepatitis,
jaundice, kolestasis,
hiperplasia pada gusi,
infark miokard, aritmia,
vaskulitis, batuk,
hiperglikemia,
trombositopenia,
angioedema dan
urtikaria.

Clonidine PO 3x1 Untuk hipertensi, Mulut kering, sedasi,


tab profilaksis depresi, retensi cairan,
migraine, bradikardia, fenomena
menopausal
Raynaud, sakit kepala,
flushing, nyeri
kanker, dan pusing, eforia, tidak bisa
attention deficit tidur, ruam kulit, mual,
hypersensitivity konstipasi, impotensi
disorder / ADHD. (jarang).
Dosis inisial
dimulai dari 50
mcg, 2-3 kali
sehari, kecuali
untuk menopausal
flushing.
Penyesuaian dosis
perlu dilakukan
pada penderita
gangguan fungsi
ginjal.
NRM 3 lpm Indikasi Kontraindikasi :
penggunaan non- penggunaan non-
rebreathing rebreathing oxygen
oxygen mask mask (NRM) tidak
(NRM) antara memiliki kontraindikasi
lain untuk pasien absolut. Namun, ada
yang mengalami beberapa kondisi medis
kondisi medis yang meningkatkan
akut yang masih risiko toksisitas oksigen
sadar penuh, dan hiperoksemia, atau
bernapas spontan, penyalahgunaan terapi
memiliki volume oksigen. Pasien yang
tidal yang cukup, berisiko mengalami
serta memerlukan toksisitas oksigen
terapi oksigen biasanya adalah pasien
konsentrasi yang berisiko terhadap
tinggi. NRM retensi karbondioksida
dapat seperti pasien dengan
dipertimbangkan riwayat paru obstruktif
pada kelompok kronik (PPOK), obesitas
pasien yang berat, fibrosis kistik,
perjalanan deformitas dinding dada,
penyakitnya penyakit neuromuskular,
sangat berpeluang dan bronkiektasis.
membaik dengan
intervensi segera,
misalnya penyakit
paru obstruktif
kronik (PPOK),
edema paru akut,
dan asthma berat;
sehingga NRM
dapat membantu
memperbaiki
gejala klinis serta
mengurangi risiko
tindakan intubasi
jalan napas. Pada
pasien yang
mungkin
memiliki indikasi
relatif untuk
menjalani tata
laksana jalan
napas tingkat
lanjut namun
masih
menunjukkan
refleks protektif
jalan napas yang
baik, misalnya
batuk dan muntah
yang adekuat,
penggunaan NRM
juga bisa
dipertimbangkan.

Pemeriksaan Laju Filtrasi Glomerular/GFR


GFR = (140 – umur ) x kgBB x 0.85
( 72 x 2.28 mg/dL )
= ( 140 – 63 ) x 55 kg x 0.85
( 72 x 2.28 mg/dL)
= 3.599,75 / 164.16
= 21,928
B. ANALISIS DATA
Analisa Data pada klien Ny. B di Ruang Dahlia RSUD Kota Surakarta

No. Data Penunjang Etiologi Problem


1. DS : Uremia Nausea (D.0076)
- Klien mengatakan merasa mual
- Klien mengatakan merasa ingin
muntah
- Klien mengatakan tidak nafsu
makan

DO :
- Klien terlihat pucat
- Kadar ureum meningkat ( Ureum
H 105 mg/dL )
- Kesadaran : Compos Mentis
(CM)
- GCS : 4-5-6
- TTV
TD : 130/100 mmHg
N : 83 x/menit
S : 36,2˚C
RR : 30 x/menit

2. DS : Kelemahan Intoleransi aktivitas


- Klien mengatakan badan terasa (D.0056)
lemas, lelah
- Klien mengatakan sesak napas

DO :
- Tekanan darah dan nadi
meningkat

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan gagal ginjal kronis / Chronic
Kidney Disease (CGK) adalah :
1. Nausea berhubungan dengan Uremia ditandai dengan klien mengatakan merasa mual,
ingin muntah, tidak nafsu makan, klien terlihat pucat serta Kadar ureum meningkat
(Ureum H 105 mg/dL)
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan klien
mengatakan badan terasa lemas, lelah dan sesak napas serta, tekanan darah dan nadi
meningkat

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Perencanaan disesuaikan dengan diagnosa, berdasarkan Standar intervensi keperawatan
indonesia (SIKI, 2018) dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI, 2018):

Dx. Hari, Tujuan dan


Diagnosa Rencana Keperawatan
Kep tanggal Kriteria Hasil
1 Selasa, Nausea Setelah dilakukan Manajemen Mual
05 berhubungan tindakan (I.03117)
Oktober dengan keperawatan selama Observasi
2021 Uremia 2x24 jam maka 1. Identifikasi
ditandai nausea membaik pengalaman mual
dengan klien dengan kriteria hasil: 2. Monitor mual (mis.
mengatakan 1. Nafsu makan Frekuensi, durasi, dan
merasa mual, membaik tingkat keparahan)
ingin muntah, 2. Keluhan mual
Terapeutik
tidak nafsu menurun
1. Kendalikan faktor
makan, klien 3. Pucat membaik
lingkungan penyebab
terlihat pucat 4. Takikardia
(mis. Bau tak sedap,
serta Kadar membaik (60-100
suara, dan rangsangan
ureum kali/menit)
visual yang tidak
meningkat
menyenangkan)
( Ureum H
2. Kurangi atau hilangkan
105 mg/dL )
keadaan penyebab
mual (mis. Kecemasan,
ketakutan, kelelahan)
Edukasi
1. Anjurkan istirahat dan
tidur cukup
2. Anjurkan sering
membersihkan mulut,
kecuali jika
merangsang mual
3. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengatasi mual (mis.
Relaksasi, terapi
musik, akupresur)
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
antiemetik, jika perlu

2 Selasa, Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen Energi


05 Aktivitas tindakan (I.05178)
Oktober berhubungan keperawatan selama Observasi
2021 dengan 2x24 jam toleransi 1. Monitor kelelahan fisik
kelemahan aktivitas meningkat dan emosional
ditandai dengan kriteria hasil: 2. Monitor pola dan jam
dengan klien 1. Keluhan lelah tidur
mengatakan menurun Terapeutik
badan terasa 2. Saturasi oksigen 1. Lakukan latihan
lemas, lelah dalam rentang rentang gerak
dan sesak normal (95%- pasif/aktif
napas serta, 100%) 2. Libatkan keluarga
tekanan 3. Frekuensi nadi dalam melakukan
darah dan dalam rentang aktifitas, jika perlu
nadi normal (60-100 Edukasi
meningkat kali/menit) 1. Anjurkan melakukan
4. Dispnea saat aktifitas secara
beraktifitas dan bertahap
setelah 2. Anjurkan keluarga
beraktifitas untuk memberikan
menurun (16-20 penguatan positif
kali/menit) Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawataan pada Klien Ny. B di Ruang Dahlia RSUD Kota Surakarta

Dx.
Hari,
Kep Implementasi Respon Klien TTD
tanggal
1 Selasa, 05
Oktober
2021

08.00 WIB Melakukan terapi injeksi pagi DS : Klien mengatakan


bersedia diberi injeksi
obat
DO : Memberikan
injeksi obat melalui
threeway
08.15 WIB Mengkaji mual DS : Mual muncul
dengan durasi 10-30
menit
DO : Klien tampak
kurang bersemangat
08.20 WIB Menanyakan nafsu makan DS : Klien mengatakan
klien kurang nafsu makan
karena mual
DO : makanan klien
(bubut diit CKD) hanya
habis setengah
08.25 WIB Memberitahu keluarga untuk DS : -
menjauhkan klien dari bau tak DO : Keluarga
sedap langsung membuang
sampah bekas makan ke
dalam plastik hitam
kemudian, dibuang di
tong sampah
08.30 WIB Menganjurkan untuk istirahat DS :
yang cukup DO : Klien masih
mengatakan sulit tidur
karena rasa mual
Setelah diberi obat
klien mulai istirahat
08.40 WIB Menganjurkan membersihkan DS : Keluarga klien
mulut mengatakan nanti
sebelum makan
DO : -
09.00 WIB Mengajarkan teknik relaksasi DS : Klien mengatakan
napas dalam mau mengikuti teknik
relaksasi napas dalam
DO : Klien melakukan
teknik relaksasi napas
dalam dengan
cooperative
2 Selasa, 05
Oktober
2021

09.40 WIB Memonitor TTV DS : -


DO :
 TTV :
 TD : 130/100
mmHg
 RR : 30 x/menit
 N : 83 x/menit
 S : 36,2˚C

09.45 WIB Memberikan terapi injeksi DS : Klien mengatakan


bersedia diberi injeksi
obat
DO : Memberikan
injeksi obat melalui
threeway
09.45 WIB Menanyakan kelelahan fisik DS : Klien mengatakan
dan emosional klien badan terasa lemas,
lelah
DO : Wajah klien
tampak pucat
11.00 WIB Menanyakan pola dan jam DS : Klien mengatakan
tidur klien mengalami kesulitan
tidur
DO : -
1 Kamis, 06
Oktober
2021

08.00 WIB Memberikan terapi injeksi DS : Klien mengatakan


bersedia diberi injeksi
obat
DO : Memberikan
injeksi obat melalui
threeway

09.00 WIB Menanyakan apakah klien DS : Klien mengatakan


masih mual mual biasanya terjadi
ketika mau makan
DO : -
09.10 WIB Menanyakan nafsu makan DS : Klien mengatakan
klien nafsu makan sudah
membaik
DO : Makanan klien
(bubur diit CKD) sudah
habis
09.20 WIB Menganjurkan istirahat dan DS : -
tidur yang cukup DO : Klien istirahat dan
tidur
2 Kamis, 06
Oktober
2021
09.30 WIB Memberikan terapi injeksi DS : Klien mengatakan
bersedia diberi injeksi
obat
DO : Memberikan
injeksi obat melalui
threeway

09.35 WIB Memonitor TTV DS : Klien mengatakan


lemas mulai berkurang
DO :
 TTV :
 TD : 120/95
mmHg
 RR : 25 x/menit
 N : 85 x/menit
 S: 36˚C
09.40 WIB Melakukan teknik relaksasi DS : Klien mengatakan
napas dalam merasa lebih
mendingan ketika
setelah melakukan
teknik relaksasi napas
dalam
DO : Klien bisa
melakukan teknik
relaksasi napas dalam
dengan benar

F. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan pada Klien Ny. B di Ruang Dahlia RSUD Kota Surakarta

Dx. Hari, Evaluasi (SOAP) TTD


Kep tanggal
1 Hari 1

Selasa, S:
05 - Klien mengatakan merasa mual dan ingin muntah
Oktober - Klien mengatakan kurang nafsu makan karena mual
2021 O:
- Klien terlihat pucat
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi, dan tingkat
keparahan)
- Kendalikan faktor lingkungan penyebab (mis. Bau
tak sedap, suara, dan rangsangan visual yang tidak
menyenangkan)
- Anjurkan istirahat dan tidur cukup
- Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika
merangsang mual
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi
mual (mis. Relaksasi, terapi musik, akupresur)
- pemberian antiemetik, jika perlu

2 Hari 1

Selasa, S:
05 - Klien mengatakan badan terasa lemas, lelah
Oktober - Klien mengatakan sesak napas
2021
O:
- Tekanan darah dan nadi meningkat
- TTV :
 TD : 130/100 mmHg
 RR : 30 x/menit
 N : 83 x/menit
 S : 36,2˚C

A : Masalah belum teratasi


P : Lanjutkan intervensi
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola dan jam tidur
1 Hari 2

Rabu, S:
06 - Klien mengatakan mual sudah jarang muncul
Oktober - Klien mengatakan nafsu makan sudah membaik
2021 O:
- Klien tidak terlihat pucat
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup

2 Hari 2
Rabu, S:
06 - Klien mengatakan lemas sudah mulai berkurang
Oktober O:
2021 - Klien dapat melakukan tindakan relaksasi napas
dalam dengan benar
- TTV :
 TD : 120/95 mmHg
 RR : 25 x/menit
 N : 85 x/menit
 S: 36˚C
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai