Anda di halaman 1dari 5

Nama : Chlary Sthasy G.

NPM : 1543050060

Matakuliah : Farmakoterapi III

HIPERLIPIDEMIA

1. Definisi
Hiperlipidemia didefinisikan sebagai terjadinya peningkatan satu atau lebih kolesterol ,
fosolipid, atau trigliserida. Hiperlipidemia juga biasanya dikaitkn dengan meningkatnya total
kolesterol dan trigliserida, penurunan HDL, peningkatan apolipoprotein B, dan peningkatan
LDL (Dipiro, 2005). Hiperlipidemia ditandai dengan meningkatnya serum kolesterol total
(LC), LDL (Low Density Lipoprotein), VLDL (Very Low density Lipoprotein), dan penurunan
HDL (High Density Lipoprotein) (Khera dan Aruna, 2012).
Lipoprotein yang utama adalah:
 Kilomikron: lipoprotein yang paling besar, dibentuk di usus dan membawa trigliserida
yang berasal dari makanan
 VLDL (Very Low Density Lipoproteins): berfungsi sebagai sarana untuk mengekspor
trigliserida ke jaringan perifer. VLDL mengandung Apo-B-100 dan Apo-C.
 LDL (Low Density Lipoproteins): terjadi didalam hepatosit dan dalam sebagian besar sel
bernukleus melibatkan endositosis yang diperantarai oleh reseptor berafinitas tinggi.
 HDL (High Density Lipoproteins): mendapatkan kolesterol dari jaringan perifer dari suatu
jalur yang melindungi homeostasis kolesterol sel. HDL juga dapat membawa ester kolestril
langsung ke hati melalui suatu reseptor pengait/ docking (reseptor scavenger, SR-BI) yang
tidak melakukan endositosis terhadap lipoprotein (Bertram, Katzung).

2. Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya Hiperlipidemia dibagi menjadi primer: berasal dari kelainan gen
tunggal yang diwarisi atau lebih sering disebabkan kkombinasi faktor genetic dan lingkungan.
Hiperlipidemia sekunder: disebabkan penyakit metabolik seperti diabetes mellitus, asupan
alkohol, hipotiroidisme, atau sirosis bilia primer.
Berdasrkan kadar HDL, VLDL dan Kolesterol serum:
a. Tipe I (Hiperkilomikronemia Familial): Peningkatan triasilgliserol serum; Defisiensi lipase
lipoprotein; Tidak ada hubunganya dengan penyakit jantung coroner; Pengobatan: Diet
rendah lemak, tidak ada obat yang efektif untuk ini.
b. Tipe IIA (Hiperkolesterolemia Familial): Peningkatan LDL, VLDL normal karena
penghambatan degradasi LDL, sehingga terdapat peningkatan kolesterol serum tetai
trigliseril normal; Disebabkan berkurangnya reseptor LDL normal; Bisa menyebabkan
penyakit jantung iskemik; Pengobatan: Diet rendah kolesterol dan rendah lemak jenuh,
heterozigot : kolestiramin / kolestipol dan/ lovastatin/ mevastatin. Homozigot: seperti
diatas ditambah niasin.
Tipe IIB (Hiperlipidemia Kombinasi Familial): Disebabkan produksi VLDL oleh hati
berlebihan; Pengobatan: pembatasan kolesterol dan lemak jenuh dalam diet serta alcohol,
terapi obat sama dengan IIA kecuali heterozigot juga menerima niasin.
c. Tipe III (Disbetalipoproteinemia Familial): Disebabkan overproduksi atau LDL kurang
digunakan, karena mutasi apolipoprotein;  Pengobatan: penuruna berat badan (jika perlu),
pembatasan diet kolesterol dan alkohol. Terapi obat termasuk niasin dan
kolofibrat/gemfibrozil atau lovastatin/mevastatin.
d. Tipe IV (Hipertrigliseridemia Familial), Kadar VLDL meningkat, LDL normal/menurun,
mengakibatkan kolesterol normal/meningkat dan peningkatan kadar triasilgliserol yang
beredar: Disebabkan overproduksi dan/atau berkurangnya pengeluaran VLDL
triasilgliserol dalam serum;  Pengobatan: menurunkan berat badan (jika perlu), pembatasan
diet karbohidrat yang terkontrol. Jika perlu terapi obat termasuk niasin dan/atau
gemfibrozil atau lovastatin.
e. Tipe V (Hipertrigliseridemia Campuran Familial): LDL dan kilomikron serum meningkat.
LDL normal atau berkurang, ini menyebabkan kadar kolesterol meningkat dan
triasilgliserol meningkat; Disebabkan overproduksi atau penurunan bersihan VLDL dan
kilomikron; Pengobatan: penurunan berat badan (jika perlu), diet harus mengandung
protein, rendah lemak dan karbohidrat yang terkontrol dan tidak boleh mengkonsumsi
alkohol, jika perlu terapi obat termasuk niasin, klofibrat dan/atau gemfibrozil atau
lovastatin/mevastatin.

3. Gejala & Diagnosa


Penderita hiperlipidemia umumnya tidak merasakan gejala yang spesifik, bahkan penderita
tidak merasakan adanya gejala penyakit sama sekali. Namun pada sebagian orang,
hiperlipidemia ditandai dengan:
 Sakit dada, Jantung berdebar, Berkeringat, Cemas, Nafas pendek, Hilangnya kesadaran
atau kesulitan berbicara atau bergerak, Sakit abdominal, Kematian mendadak.
  sakit kepala dan pegal-pegal sebagai gejala awal. Gejala ini muncul sebagai akibat dari
kekurangan oksigen. Kadar lipid yang tinggi akan menyebabkan aliran darah menjadi
kental sehingga oksigen menjadi kurang.
  Gejala yang lain adalah adanya endapan lemak yang akan membentuk suatu pertumbuhan
yang disebut xantoma di dalam tendo (urat daging) dan di dalam kulit.  Kadar trigliserida
(sampai 800 mg/dL atau lebih) bisa menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan gejala-
gejala lain misalnya nyeri perut yang hebat
Diagnosa pemeriksaan untuk penderita hiperlipidemia dilakukan dengan memeriksa kadar
lemak darah yang diambil setelah berpuasa selama 6-12 jam. Kadar lemak yang diperiksa
meliputi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida (Hasibuan, 2011).

4. Penatalaksanaan Terapi
a. Terapi Non-Farmakologi
Terapi non farmakologi, meliputi: diet, pengurangan berat dan peningkatan aktivitas fisik.
 Terapi diet yang objektif adalah dengan menurunkan langsung konsumsi lemak total,
lemak jenuh, dan kolesterol untuk mendapatkan bobot badan yang sesuai.
 Meningkatkan konsumsi lemak tak jenuh dan serat larut dalam bentuk oat, pectin, gum,
dan psyllium.
 Mengurangi atau menghentikan konsumsi rokok.
b. Terapi Farmakologi
Obat yang menurunka kadar lipoprotein serum:
1) Niasin (Asam nikotinat)
Mekanisme:  Vitamin larut air yang menghambat lipolisis dengan kuat dalam jaringan
lemak-penghasil utama asam lemak bebas yang beredar.  Hati umumnya menggunakan
asam lemak untuk mensintesis Triasilgliserol. Olehkarenanya niasin menurunkan
produksi trigliserol untuk memproduksi VLDL, VLDL turun  menyebabkan turunya
LDL. Contoh obat: niasin.
2) Derivat Fibrat
Mekanisme: Menybabakan penurunan triasilgliserol dengan memacu aktivitas lipase
lipoprotein, sehingga menghidrolisis triasilgliserol pada kilomikron dan VLDL,
sehingga mempercepat pengeluaran partikel-partikel ini dari plasma. Contoh obat :
gemfibrozil, klofibrat, dan fenofibrat.
3) Resin pengikat asam empedu
Mekanisme: Mengikat asam empedu dan kolesterol intestinal dan diekskresi melalui
feses, sehingga mencegah asam empedu kembali ke hati. Berkurangnya konsentrasi
asam empedu menyebabkan hepatosit meningkatkan konversi kolesterol ke asam
empedu, akibatnya konsentrasi kolesterol intraselular menurun, mengaktifkan hati untuk
meningktakan ambilan LDL, sehingga LDL plasma turun. Contoh obat : kolesteramin
dan kolestipol.
4) Probukol
Mekanisme: belum diketahui pasti, diduga probukol menghambat oksidasi kolesterol,
sehingga terjadi penguraian LDL-C yang teroksidasi oleh makrofag. Makrofag yang
dimuati kolesterol menjadi sel busa yang menempel pada endotel vaskular. Sel busa
yang menumpuk melepaskan faktor-faktor pertumbuhan yang merangsang proliferasi
otot polos dan klasifikasi plak. Contoh Obat: digitalis, kuinidin, sotalol,astemizol.
5) HMG-CoA reduktase inhibitor
Mekanisme:
 Inhibisi HMG-CoA reduktase : (lovastatin, fluvastatin, simvastatin) mencegah
sintesis kolesterol dengan menghambat pembentukan asam mevalonat yang
merupakan prekursor kolesterol, dan menghambat enzim HMG-CoA yang berperan
dalam sintesis kolesterol tersebut. Dengan menghambat sintesis kolesterol akan
menghabiskan simpanan kolesterol intraselular.
  Peningkatan reseptor LDL : Penghabisan kolesterol intraselular menyebabkan sel
meningkatkan jumlah reseptor LDL permukaan sel yang spesifik yang dapat
mengikat  dan menginternalisasikan LDL yang beredar. Sehingga hasil akhirnya
adalah penurunan kolesterol plasma karena sintesis berkurang dan katabolisme LDL.
Contoh obat : lovastatin, atorvastatin , simvastatin, pravastatin, dan fluvastatin.

Anda mungkin juga menyukai