Anda di halaman 1dari 14

Penanganan Hiperlipidemia

1. Terapi non-farmakologi
1. Perubahan gaya hidup

Pasien harus menjalankan modifikasi gaya hidup. Rekomendasi perubahan gaya


hidup dapat mempengaruhi penurunan kadar lipid di dalam tubuh pasien.
Perubahan gaya hidupyang dapat dilakukan

a. Terapi diet untuk mengurapi asupan lemak total, lemak jenuh, dan
kolesterol untuk mencapai berat tubuh yang diinginkan.
b. Penurunan berat badan sebanyak 10% untuk pasien yang memiliki
berat badan berlebih.
c. Aktivitas fisik dilakukan dengan intensitas sedang yang mencakup
setidaknya 30 menit sebanyak 4 – 6 kali selama seminggu dengan
pengeluaran minimal 200kkal/hari. Kegiatan yang disarankan meliputi
jalan cepat, bersepeda statis, ataupun berenang.
2. Kurangin asupan kolesterol dan asam lemak jenuh. Asupan lemak jenuh,
lemak trasns, dan kolesterol harus dibatasi, sedangkan makronutrien yang
menurunkan kadar LDL-C harus mencakup tanaman stanol/sterol ( 2g/ hari)
dan serat larut air (10-25g/hari).
3. Peningkatan asupan serat dalam bentuk oat, pectin dan produk psyllium bias
menurunkan asupan lemak total dan kolesterol LDL (5% sampai 20%). Bagi
orang dewasa, disarankan untuk mengkonsumsi diet rendah kalori yang terdiri
dari buah – buahan dan sayuran ( ≥ 5 porsi/hari).
4. Berhenti merokok. Merokok merupakan faktor risiko kuat, terutama untuk
penyakit jantung coroner, penyakit vaskuler perifer, dan stroke. Merokok
mempercepat pembentukan plak pada koroner dan dapat menyebabkan
rupture plak sehingga sangat berbahaya bagi orang dengan aterosklerosis
koroner yang luas. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa merokok
memiliki efek nengatif yang besar pada kadar K-HDL dan rasio K-LDL/K-
HDL. Merokok juga memiliki efek negatif pada lipid postprandial, termasuk
trigliserida. Berhenti merokok minimal dalam 30 hari dapat meningkatkan K-
HDL secara signifikan.

Pengaruh perubahan gaya hidup terhadap kadar lipid


2. Terapi Farmakologi

Efek terapi obat pada lipid dan lipoprotein dapat dilihat pada Tabel

Obat pilihan yang direkomendasikan untuk setiap fenotipe lipoprotein diberikan

Produk yang tersedia dan dosisnya disajikan dalam Tabel


1. Bile Acid Resin (Cholestyramine, colestipol, Colesevelam).
Khasiat: Mengobati hiperkolesterolemia primer (hiperkolesterolemia familial,
familial dikombinasikan hiperlipidemia, jenis IIa hyperlipoproteinemia). Efektif
untuk mengurangi kadar LDL-C dan memiliki kemampuan untuk mengurangi
kejadian CHD pada Bile acid resins have appeal in the management of
hypercholesterolemia because they have a strong safety record established from years of
use, effectively lower LDL-C, and demonstrated the ability to reduce CHD events in the
Coronary Primary Prevention Trial
Mekanisme kerja: Aksi utama bar adalah untuk mengikat asam empedu dalam lumen
usus, dengan gangguan bersamaan sirkulasi enterohepatik asam empedu, yang
menurunkan ukuran asam empedu dan merangsang sintesis hepatik asam empedu
dari kolesterol. Penipisan kantung hati dari kolesterol dari peningkatan biosintesis
kolesterol dan peningkatan jumlah LDL-R pada membran hepatosit, merangsang
tingkat katabolisme disempurnakan dari plasma dan menurunkan kadar LDL.
Peningkatan biosintesis kolesterol hati dapat disejajarkan dengan peningkatan
produksi VLDL hati, dan, akibatnya, bar dapat memperburuk hipertrigliseridemia
pada pasien dengan hiperlipidemia gabungan.
Efek samping: Keluhan GI sembelit, kembung, penuh epigastrium, mual, dan perut
kembung. Efek samping ini dapat diatasi dengan meningkatkan asupan cairan,
memodifikasi diet untuk meningkatkan curah, dan menggunakan pelunak feses.
Potensi efek samping lain gangguan penyerapan vitamin A, D, E, dan K yang larut
dalam lemak; hipernatremia dan hyperchloremia; Obstruksi GI; dan mengurangi
bioavailabilitas obat asam seperti warfarin, nicotinic asam, tiroksin, acetaminophen,
hidrokortison, hydrochlorothiazide, loperamide, dan mungkin besi. Interaksi obat
dapat dihindari dengan memberi jarak pemberian selang waktu 6 jam atau lebih
antara BAR dan obat-obatan lainnya.
Tekstur pasir dan bulk dapat diminimalkan dengan mencampur bubuk dengan
minuman jeruk atau jus. Colestipol mungkin memiliki rasa yang lebih baik daripada
cholestyramine karena tidak berbau dan tidak berasa.

2. Niasin
Khasiat: Terapi kombinasi hiperlipidemia atau pilihan kedua terapi kombinasi untuk
hiperkolesterolemia. Lini pertama atau alternatif pengobatan hipertrigliseridemia dan
diabetes dislipidemia.
Mekanisme kerja: mengurangi sintesis VLDL hati, menyebabkan penurunan sintesis
LDL. Niasin juga meningkatkan HDL dengan mengurangi katabolisme nya. Niasin
menghambat mobilisasi asam lemak bebas dari jaringan adiposa perifer ke hati,
sehingga akan menghasilkan pengurangan sekresi partikel VLDL oleh hati. Hal ini
menunjukkan keefektifannya dalam menurunkan kadar trigliserida. Niasin
mengurangi jumlah apolipoprotein AI yang terekstraksi dan dikatabolis dari HDL
selama penyerapan kolesterol hepatik. Akibatnya kolesterol apolipoprotein yang
mengandung partikel HDL akan disirkulasikan dari hati ke sel perifer, menjaga level
HDL dan meningkatkan transport kolesterol terbalik.
Efek samping: Niasin punya banyak efek samping yang umum.
Kontraindikasi: pasien dengan penyakit hati, gout, dan diabetes.
Nicotinamide tidak boleh digunakan dalam pengobatan hiperlipidemia karena tidak
efektif menurunkan kolesterol atau trigliserida.

3. HMG-CoA Reductase Inhibitors (Atorvastatin, Fluvastatin, Lovastatin,


Pravastatin, Rosuvastatin, Simvastatin)
Khasiat: Sebagai monoterapi, statin paling ampuh sebagai agen penurun LDL total
dan kolesterol dan ditoleransi dengan baik. Total LDL dan kolesterol berkurang 30%
atau lebih tergantung dosis. Statin dapat digunakan sebagai pencegahan primer, terapi
statin direkomendasikan sebagai bagian dari pengelolaan dan strategi pencegahan
primer penyakit kardiovaskular pada dewasa yang memiliki 20% atau 10 tahun risiko
lebih besar terkena penyakit kardiovaskular. Target untuk kolesterol total dan
kolesterol LDL tidak dianjurkan jika indikasi pemberian statin untuk pencegahan
primer. Statin sebagai pencegahan sekunder, terapi direkomendasikan pada pasien
dewasa yang disertai dengan bukti klinis kelainan kardiovaskular.
Mekanisme Kerja: Statin menghambat 3-hidroksi-3-methylglutaryl koenzim A
(HMG-CoA) reduktase, mengganggu konversi HMG-CoA menjadi mevalonate, fase
rate-limiting dalam biosintesis kolesterol de novo. Mengurangi Sintesis LDL dan
katabolisme disempurnakan LDL dimediasi melalui LDL-R muncul menjadi
mekanisme utama untuk efek penurun lipid. Pengurangan kolesterol hepatoseluler
akan mengakibatkan naiknya reseptor proteinLDL dengan demikian akan terjadi
clearance partikel LDL yang bersirkulasi pada darah. Semua statin memiliki
kemampuan untuk menurunkan level trigliserida dengan cara peningkatan
pembersihan sisa VLDL pada sirkulasi sistemik dan pengurangan sekresi partikel
VLDL dari hati.
Efek Samping: Sembelit pada <10% dari pasien yang memakai statin, peningkatan
serum aminotransferase (terutama SGPT), kadar kreatin kinase tinggi, miopati, dan
kadang rhabdomyolysis.
Kombinasi statin dan BAR dapat meningkatkan LDL-R, menyebabkan degradasi
lebih besar dari kolesterol LDL; sintesis kolesterol intraseluler terhambat; dan
mengganggu daur ulang enterohepatic asam empedu.
Kombinasi statin dan ezetimibe merupakn kombinasi yang baik, ezetimibe
menghambat penyerapan kolesterol di perbatasan usus dan menambahkan 12%
sampai 20% pengurangan lebih lanjut bila dikombinasikan dengan statin atau obat
lain.

Klasifikasi Statin berdasarkan kemampuan menurunkan LDL

4. Fibric Acids / Asam Fibrat (Gemfibrozil, Fenofibrate, Clofibrate)


Khasiat: menurunkan kadar VLDL, meningkatkan kadar kolesterol HDL.
Mekanisme kerja: Monoterapi fibrat efektif mengurangi VLDL, tapi bisa terjadi
kenaikan LDL dan nilai total kolesterol relatif tidak berubah. Konsentrasi plasma
HDL akan naik 10% sampai 15% atau lebih dengan fibrat. Gemfibrozil menurunkan
sintesis VLDL, oleh apolipoprotein B bersamaan dengan laju eliminasi lipoprotein
kaya trigliserid dari plasma. Fibrat mengaktifkan peroxisome-proliferator activated
receptors alpha (PPARα) yang memberikan efek pada lemak dalam darah. Reseptor
PPARα terletak pada nucleus. Stimulasi pada PPARα akan menekan gen yang
mensintesis apolipoprotein C-III dan menstimulasi gen pada reseptor sintesis LDL.
Sehingga terjadi peningkatan lipolisis trigliserida dari VLDL dan akan dibuang
melalui reseptor hepatic LDL. Stimulasi PPRAα juga akan meningkatkan oksidasi
fatty acid yang akan mengurangi sintesis trigliserida di hati. Selain itu, akan
meningkatkan sintesis apolipoprotein A-1, bagian penting dalam pembentukan HDL
sehingga meningkatkan transport kolesterol secara terbalik.
Efek Samping: masalah Gastro Intestinal 3-5%, ruam 2%,pusing 2,4%, peningkatan
kadar transaminase dan alkali-fosfatase 4,5% dan 1,3%, gemfibrozil meningkatkan
pembentukan batu empedu. Sindrom myositis dari myalgia, kelemahan, kekakuan,
malaise, dan peningkatan creatine kinase dan aspartat aminotransferase dapat terjadi
pada pasien dengan insufisiensi ginjal. Dapat meningkatkan efek antikoagulan oral.

5. Ezetimibe
Khasiat: Monoterapi pilihan untuk dikombinasi dengan statin. Dosisnya 10 mg sekali
sehari, diberikan dengan atau tanpa makanan. Saat digunakan sendiri, menghasilkan
pengurangan kolesterol LDL sekitar 18%. Bila ditambah statin, ezetimibe
menurunkan LDL 12%-20%.
Mekanisme kerja: Ezetimibe mengganggu penyerapan kolesterol di usus. Ezetimibe
akan mengganggu dengan mengaktifkan absorpsi kolesterol dari lumen usus ke
enterosit dengan berikatan ke transporter NPC1L1 yang merupakan transporter yang
bertanggung jawab atas pengambilan makanan dan kolesterol empedu ke usus kecil.
Dengan menghambat absorpsi kolesterol, maka kurang dari 50% kolesterol akan
ditransportasikan dari usus ke hati dengan kilomikron. Efek dari inhibisi absorpsi
kolesterol akan meningkatkan ekskresi di gastrointestinal sebesar 70%, berkurangnya
konsentrasi kolesterol hepatic sebesar 50%, meningkatnya sintesis kolesterol hepatic
sebesar 90%, dan kurang lebih 20% LDL-C akan dibawa ke sirkulasi sistemik.
Efek samping: diare, batuk, arthralgia, kelelahan.

6. Suplemen Minyak Ikan


Khasiat: Diet tinggi omega-3 asam lemak tak jenuh ganda (dari minyak ikan),
sebagian besar umumnya asam eicosapentaenoic (EPA), mengurangi kolesterol,
trigliserida, LDL, dan VLDL dan dapat meningkatkan kolesterol HDL. Baik untuk
pasien hipertrigliseridemia, dosis harian 4 g / hari, Produk ini menurunkan trigliserida
sebesar 14% sampai 30% dan meningkatkan HDL sekitar 10%. Minyak ikan sangat
sering digunakan pada pasien yang memiliki hipertriglisemia yang tidak dapat
disembuhkan dengan obat penurun kadar TG ( niacin dan fibrat).
Efek Samping: Komplikasi suplementasi minyak ikan seperti trombositopenia dan
gangguan perdarahan telah dicatat, terutama dengan dosis tinggi (EPA, 15 sampai 30
g / hari).

Rekomendasi pengobatan:
1. Pengobatan tipe I hyperlipoproteinemia diarahkan menuju penurunan kilomikron
berasal dari lemak diet dengan pengurangan berikutnya di trigliserida plasma.
Total asupan lemak harian sebaiknya tidak lebih dari 10 sampai 25 g / hari, atau
sekitar 15% dari total kalori. Penyebab sekunder hipertrigliseridemia harus
dikeluarkan, dan, jika ada, gangguan yang mendasarinya harus diobati dengan
tepat.
2. Hiperkolesterolemia primer (hiperkolesterolemia familial, familial dikombinasikan
hiperlipidemia, jenis IIa hyperlipoproteinemia) diperlakukan dengan Bar, statin,
niacin, atau ezetimibe.
3. Gabungan hyperlipoproteinemia (tipe IIb) dapat diobati dengan statin, niacin, atau
gemfibrozil untuk menurunkan LDL-C tanpa mengangkat VLDL dan trigliserida.
Niasin adalah agen yang paling efektif dan dapat dikombinasikan dengan BAR.
Sebuah BAR sendirian di gangguan ini dapat meningkatkan VLDL dan
trigliserida, dan penggunaan sebagai agen tunggal untuk mengobati gabungan
hyperlipoproteinemia haru dihindari. Tipe III hyperlipoproteinemia dapat diobati
dengan fibrat atau niacin. Meskipun fibra telah diusulkan sebagai obat pilihan,
niacin adalah alternatif wajar karena kurangnya data pendukung kardiovaskular
sebuah manfaat kematian dari fibrat dan karena mereka berpotensi efek samping
yang serius. Suplemen minyak ikan dapat menjadi alternatif terapi.
Tipe V hyperlipoproteinemia memerlukan pembatasan ketat diet lemak . Terapi obat
dengan fibrat atau niacin diindikasikan jika respon terhadap diet saja tidak cukup.
Trigliserida rantai menengah, yang diserap tanpa pembentukan chylomicron, dapat
digunakan sebagai suplemen makanan untuk asupan kalori jika diperlukan untuk
kedua jenis I dan V
Dosis obat untuk hyperlipidemia
Terapi farmakologi untuk obesitas

1. Orlistat
Orlistat bekerja selektif dalam menghambat lipase gastrointestinal dengan
cara menghambat pembentukan asam lemak bebas dari trigliserida makanan,
sehingga absorpsi lemak makanan menurun.
Dosis : 120 mg yang diberikan segera sebelum, saat, dan hingga 1 jam setelah
setiap makan besar (maksimal 360 mg/hari). Pemberian dosis tersebut
memberikan hasil yaitu lemak dapat berkurang sampai 30%. Maksimal terapi
pengobatan 2 tahun. Tidak direkomendasikan bagi anak-ana
Efek samping: feses lunak, nyeri abdomen, flatus, fecal urgency atau
incontinence yang paling sering terjadi selama 1-2 bulan pertama dengan
derajat ringan sampai sedang dan cenderung membaik seiring berlanjutnya
penggunaan.

2. Lorcaserin
Lorcaserin merupakan agonis reseptor serotonin selektif (5HT-2c) yang
disetujuin untuk manajemen berat badan kronis. Aktivasi reseptor 5HT-2c
akan menghasilkan penekanan nafsu makan yang dapat menyebabkan
penurunan badan. Lorcaserin harus dihentikan apabila tidak terjadi penurunan
berat badan hinga minggu ke 12.
Efek samping yang dihasilkan yaitu sakit kepala, sembelit, kelelahan dan
mulut kering,

3. Sibutramin
Sibutramin menghambat norepinefrin yang akan menimbulkan rasa kenyang
dan menekan nafsu makan dan mengurangi asupan kalori oleh karena efek
anoreksan yang dikandung oleh obat ini. Selain itu, sibutramin juga
meningkatkan pengeluaran energi dan mengurangi kecepatan metabolisme
yang turun terkait penurunan berat badan.
Farmakokinetik : Obat ini diabsorpsi secara cepat dengan pemakaian secara
oral. Waktu yang diperlukan sibutramin untuk mencapai kadar puncaknya
ialah 1 hingga 2 jam. Metabolisme lintas pertama terjadi di hati, terutama oleh
CYP3A4. Obat ini diekskresi terutama melalui urin. Makanan dapat
mengurangi kadar puncak M1 (27%) dan M2 (32%) dalam darah, dan waktu
untuk mencapai kadar puncak memanjang menjadi 3 jam.
Dosis : Dosis awal sebesar 10 mg diberikan 1 kali/ hari dengan atau tanpa
makan. Bila penurunan berat badan tidak signifikan, maka dosis dapat
ditingkatkan setelah 4 minggu pemakaian menjadi total 15 mg 1 kali/hari.
Efek samping : mulut kering, anoreksia, sakit kepala, konstipasi, insomnia,
peningkatan tekanan darah dan detak jantung, dan aritmia (memerlukan
pengawasan lebih lanjut).

4. Fentermin – Topiramate
Kombinasi fentermin dengan topiramate ditujukan untuk berat badan kronis.
Dosis bertahap fentermn dimulai dari 3,75 hingga 15 mg dan topiramate 23
hingga 92 mg selama 4 bulan. Pemakaian harus dihentikan apabila penurunan
berat badan tidak mencapai 5% selama 12 minggu. Efek samping yang
dihasilkan yaitu konstipasi, mulut kering, insomnia.

(Koda-kimble et al., 2009;;Dipiro, 2015; Tim Penyusun Revisi Panduan


Pengelolaan Dislipidemia, 2015).

Tim Penyusun Revisi Panduan Pengelolaan Dislipidemia. 2015. Panduan Pengelolaan


Dislipidemia. PB Perkeni
Koda-Kimble, Mary Anne, Lloyd Yee, Alldredge, Brian K., Corelli, Robin L.,
Guglielmo, B. Joseph, Kradjan, Wayne A., Williams, Bradley R., 2009. Applied
Therapeutics : The Clinical Use of Drugs 9th Edition. Lippincott Williams & Wilkins
: Pennsylvania.

Dipiro.JT., 2015, Pharmacoterapy Handbook 9th edition, Mc Graw Hill, New


York.

Anda mungkin juga menyukai