TABEL 32-1
SEDIAAN OBAT UNTUK PENGOBATAN GANGGUAN LIPID
TABEL 32-2
PILIHAN OBAT UNTUK PENGOBATAN GANGGUAN LIPID
Abnormalitas
Obat Tunggal Kombinasi Obat
Lipid/Lipoprotein
Lipoprotein densitas rendah Statin Statin dan Resin
meningkat
Trigliserida <200mg/dL Resin Resin dan Niasin
Niasin Statin dan Niasin
Cholestyramine
Cholestyramine adalah garam klorida dari pertukaran ion resin yang awalnya
digunakan untuk mengontrol pruritus pada pasien dengan konsentrasi asam
empedu plasma yang meningkat akibat kolestasis (Gambar 32-1). Resin ini
mengikat asam empedu dalam usus, mengganggu sirkulasi enterohepatik dan
meningkatkan ekskresi fekal yang meningkatkan sintesis asam empedu hati dari
tempat penyimpanan kolesterol. Hal ini meningkatkan produksi reseptor LDL hati
yang meningkatkan penyerapan kolesterol LDL dari darah dan menurunkan kadar
kolesterol LDL plasma. Aktivitas HMG CoA-reduktase juga meningkat. Resin
pengikat asam empedu dapat dikombinasikan dengan asam nikotinat, lovastatin,
gemfibrozil, atau probucol.
5
Efek Samping
Palatabilitas yang rendah dan konstipasi adalah keluhan umum pada pasien yang
diobati dengan cholestyramine. Asupan cairan yang tinggi bermanfaat dalam
mengurangi konstipasi. Sifat obat yang seperti pasir tersebut dapat menurunkan
kepatuhan pasien. Kemungkinan terdapat peningkatan sementara pada konsentrasi
fosfatase alkali dan transaminase di dalam plasma. Nyeri perut merupakan efek
samping yang jarang terjadi.
Karena cholestyramine adalah bentuk klorida dari pertukaran ion resin,
asidosis hiperkhloremik dapat terjadi, terutama pada pasien yang lebih muda dan
lebih kecil dalam dosis yang relatif lebih besar. Absorpsi vitamin yang larut dalam
lemak mungkin terganggu, dan hipoprothrombinemia secara teori mungkin
terjadi. Cholestyramine dapat berikatan dengan obat lain (thiazid, warfarin,
digitalis, beta-blocker) dan mengganggu absorpsi obat-obat ini. Untuk alasan ini,
obat yang lain harus diberikan setidaknya 1 jam sebelum atau 4 jam setelah
pemberian cholestyramine.
Colestipol
Colestipol adalah obat pengikat empedu dengan efek farmakologis mirip dengan
cholestyramine.
Statin
Statin adalah obat yang bekerja sebagai inhibitor dari HMG-CoA (rate-limiting
enzyme) yang mengkatalisis konversi substrat, HMG-CoA menjadi mavalonate,
yang merupakan langkah awal dan rate-limiting dalam biosintesis kolesterol.
6
Efek Samping
Statin biasanya ditoleransi dengan keluhan yang paling umum adalah gangguan
pencernaan, kelelahan, dan sakit kepala. Waktu protrombin dapat meningkat pada
pasien yang diobati dengan warfarin. Neuropati perifer dan sindrom seperti lupus
telah dilaporkan (Knopp, 1999). Jarang tetapi merupakan efek samping yang
potensial dari terapi statin termasuk disfungsi hati dan miopati.
Disfungsi hati
Peningkatan konsentrasi aminotransferase plasma yang persisten terjadi pada
0,5% sampai 2% dari pasien yang diobati dan tergantung dosis. Penghentian obat
dianjurkan jika konsentrasi aminotransferase plasma meningkat lebih dari tiga kali
normal. Progresi menjadi kegagalan hati sangat jarang.
Miopati
Statin dan obat penurun kolesterol lainnya dapat menyebabkan miopati (biasanya
reversibel) yang ditandai dengan kelemahan otot skeletal proksimal, mialgia, dan
peningkatan konsentrasi kreatin phosphokinase plasma dan perubahan miopatik
8
Farmakokinetik
Statin diabsorpsi secara bervariasi dari saluran pencernaan setelah proses ingesti
per oral. Resin pengikat asam empedu dapat menurunkan absorpsi obat-obatan ini.
Lovastatin dan simvastatin adalah prodrug yang membutuhkan metabolisme
dengan membentuk asam beta-hidroksi terbuka menjadi farmakologi aktif.
Atorvastatin, fluvastatin, dan pravastatin diberikan sebagai bentuk asam beta-
9
Niasin
Niasin (asam nikotinat) adalah vitamin B-kompleks yang larut dalam air yang
menghambat sintesis VLDL di hati dengan mekanisme yang tidak diketahui.
Selain itu, niasin menghambat pelepasan asam lemak bebas dari jaringan adiposa
dan meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase. Hasil dari efek ini adalah
penurunan 15% sampai 30% konsentrasi kolesterol LDL plasma yang
berhubungan dengan dosis, penurunan 20% sampai 50% pada trigliserida, dan
peningkatan 20% sampai 30% pada HDL. Niasin tidak menghasilkan perubahan
yang dapat dideteksi dalam sintesis kolesterol, juga tidak mengubah ekskresi asam
empedu.
Farmakokinetik
Niasin mudah diabsorpsi dari saluran pencernaan dan mengalami metabolisme
hepar tingkat pertama yang luas. Jalur utama dari metabolisme adalah metilasi
membentuk N-methylnicotinamide. Niasin juga mengalami konjugasi dengan
gliserin untuk menghasilkan asam nikotinurat. Metabolit mengalami ekskresi
10
lewat ginjal dan pada dosis tinggi, niasin mengalami ekskresi melalui ginjal dalam
keadaan tidak berubah.
Efek Samping
Niasin tidak seperti resin dan statin, memiliki banyak efek samping yang dapat
membatasi kegunaannya. Efek samping yang paling umum adalah flushing pada
kulit hebat yang diinduksi prostaglandin yang terjadi pada sekitar 10% dari
pasien. Aspirin yang diberikan 30 menit sebelum ingesti niasin menurunkan
flushing, sedangkan konsumsi alkohol mencetuskan flushing. Nyeri perut, mual
dan muntah, diare, dan malaise merupakan keluhan yang umum pada pasien yang
dirawat.
Disfungsi hati berwujud sebagai peningkatan aktivitas transaminase
plasma dan ikterus kolestasis dapat terkait dengan dosis besar niasin. Meskipun
mekanisme yang mana niasin atau salah satu metabolit menyebabkan kerusakan
hati tidak diketahui, terdapat bukti yang menunjukkan hal tersebut lebih
disebabkan efek toksik langsung yang terkait dosis daripada reaksi idiosinkrasi
obat. Preparat kristalin dari niasin kurang menyebabkan hepatotoksisitas
dibandingkan preparat lepas lambat. Niasin tidak dianjurkan untuk administrasi
untuk pasien dengan penyakit hati.
Hiperglikemia dan toleransi glukosa abnormal dapat terjadi pada pasien
nondiabetes yang diobati dengan niasin. Konsentrasi asam urat plasma meningkat,
dan kejadian arthritis gout juga meningkat. Niasin dapat memperbesar vasodilatasi
dan hipotensi ortostatik yang terkait dengan obat-obatan antihipertensi. Penyakit
ulkus peptikum dapat mengalami reaktivasi akibat pemakaian niasin. Tampaknya
ada peningkatan risiko miopati otot skeletal jika obat ini diberikan dalam
kombinasi dengan statin, terutama lovastatin. Absorpsi niasin tidak terganggu
ketika terapi kombinasi dengan resin pengikat asam empedu dilakukan.
FIBRATE
Fibrate adalah derivat dari asam fibrat dan merupakan obat yang paling efektif
11
Gemfibrozil
Gemfibrozil adalah derivat dari asam fibrat yang merupakan obat yang paling
dapat ditorelansi dengan baik untuk pengobatan pasien dengan peningkatan
konsentrasi trigliserida plasma dengan atau tanpa bertambahnya konsentrasi
kolesterol LDL plasma (Gambar 32-3). Obat ini menghasilkan penurunan 40%
sampai 50% trigliserida plasma, peningkatan 10% sampai 35% konsentrasi HDL
yang tergantung dosis, sedangkan pengaruh pada konsentrasi LDL adalah
bervariasi. Peningkatan aktivitas lipase lipoprotein yang diinduksi obat ini
kemungkinan merupakan mekanisme efek dari gemfibrozil dalam menurunkan
trigliserida. Kerja dari fibrate ini menggambarkan aktivasi faktor transkripsi
spesifik (reseptor yang diaktivasi proliferator peroksisom) yang mengakibatkan
up-regulasi gen lipase lipoprotein dan oksidasi dari asam lemak. Induksi lipase
lipoprotein berperan dalam lipolisis dari lipoprotein yang kaya dengan trigliserida,
VLDL, dan kilomikron. Ketika konsentrasi LDL meningkat, ini dianggap
menggambarkan peningkatan katabolisme VLDL dan karenanya meningkatkan
produksi LDL. Niasin atau resin pengikat asam empedu dapat ditambahkan untuk
pengobatan jika peningkatan konsentrasi kolesterol LDL plasma lebih tinggi
daripada peningkatan yang dipandang dapat diterima.
Farmakokinetik
Gemfibrozil diabsorpsi dengan baik dari saluran pencernaan setelah pemberian
12
Efek Samping
Efek samping gemfibrozil yang paling umum adalah gangguan pencernaan (nyeri
perut, mual) dan sakit kepala. Gemfibrozil meningkatkan kadar kolesterol
(litogenisitas) dari empedu dan dapat meningkatkan pembentukan batu empedu.
Kejadian miopati otot skeletal dan risiko rhabdomiolisis meningkat ketika obat ini
diberikan dalam kombinasi dengan statin, terutama lovastatin. Pengaruh
antikoagulan warfarin diperkuat oleh gemfibrozil, kemungkinan menggambarkan
perpindahan gemfibrozil dari binding site di albumin. Peningkatan enzim
transaminase plasma yang ringan dapat terjadi pada pasien yang diobati.
Mengingat ketergantungan pada ekskresi ginjal untuk eliminasi dan adakalanya
meningkat dalam tes fungsi hati, mungkin lebih bijaksana untuk menghindarkan
pemberian obat ini pada pasien dengan penyakit ginjal atau hati yang sudah ada
sebelumnya. Kematian non kardiovaskuler dapat meningkat pada pasien yang
diobati (Gould dkk, 1995). Sebagai contoh, konsentrasi kolesterol plasma yang
rendah dapat menjadi predisposisi pasien terkena stroke hemoragik, terutama jika
terdapat hipertensi sistemik (Law dkk, 1994). Namun demikian, banyak dari
peningkatan kematian pada konsentrasi kolesterol plasma yang sangat rendah
disebabkan penyakit-penyakit tertentu yang menurunkan konsentrasi kolesterol.
Fenofibrate
Fenofibrate adalah sebuah prodrug yang dihidrolisis oleh esterase menjadi
metabolit aktif, asam fenofibrat. Asam fenofibrat dimetabolisme melalui
konjugasi dengan asam glukoronat yang mengalami ekskresi ginjal yang
ekstensif. Waktu paruh eliminasi fenofibrate adalah sekitar 20 jam. Absorpsi
fenofibrate meningkat bila obat ini diberikan dengan makanan. Ikatan dengan
13
Clofibrate
Clofibrate adalah derivat asam fibrat asli untuk pengobatan konsentrasi trigliserida
plasma yang meningkat. Obat ini tidak lagi dianggap sebagai obat pilihan,
terutama karena kekhawatiran terhadap efek samping non kardiovaskuler yang
dapat meningkat pada pasien yang diobati (Gould dkk, 1995). Clofibrate
merupakan pilihan pada pasien dengan hipertrigliseridemia berat yang tidak
mentolerir atau tidak peka terhadap niasin dan/atau gemfibrozil. Efek samping
dari clofibrate mirip seperti yang dijelaskan pada gemfibrozil.