Gambar 1. Mekanisme ekspresi reseptor LDL yang diinduksi statin. Statin menurunkan
kadar kolesterol intraseluler, membebaskan SREBP, dan mempromosikan SREBP
untuk mengikat elemen pengikat regulasi sterol (SRE/sterol regulatory binding
element) dari reseptor HMG-CoA reductase dan LDL, yang menyebabkan peningkatan
ekspresi HMG-CoA reduktase dan reseptor LDL.
Statin menurunkan LDL-C hingga 60% dan dianggap sebagai agen lini pertama
untuk pencegahan primer dan sekunder ASCVD. Menurunkan LDL-C dianggap sebagai
penyumbang utama penurunan risiko penyakit jantung koroner. Selain itu, efek
pleiotropik yang dimediasi oleh statin juga dapat berperan dalam efek
menguntungkannya dalam pencegahan ASCVD. Sebagai contoh, statin menghambat
peradangan dengan mengurangi ekspresi beberapa protein yang terlibat dalam
pembentukan plak aterosklerotik, menginduksi apoptosis yang menyebabkan
berkurangnya hiperplasia dan restenosis, menghambat proliferasi dan aktivasi sel imun,
dan memperbaiki fungsi endotel. Fungsi endothelial yang membaik ini terjadi karena
statin meningkatkan produksi oksida nitrat (NO), mengurangi produksi spesies oksigen
reaktif (ROS) yang menghasilkan penurunan oksidasi LDL, meningkatkan stabilitas
plak, menghambat adhesi platelet dan agregasi, dan menormalkan arus keluar simpatis.
Inhibitor absorpsi intestinal sterol
Ezetimibe menghambat kolesterol dan protein absorpsi fosfat (Niemann-Pick
C1-Like 1, NPC1L1) yang ada di sel jejunum intestin, yang secara efektif menghambat
penyerapan kolesterol usus dari sumber makanan dan dari empedu, baik dengan adanya
kolesterol diet atau tidak. Hal ini dapat mengurangi konsentrasi kolesterol hepatik dan
LDL-C sirkulasi pada tingkat yang sama dengan statin yang kurang poten, dan karena
itu, studi klinis pada akhirnya dapat mengungkapkan luaran yang serupa (Gambar 2).
Diterjemahkan dari:
Yingzi Chang and Jacques Robidoux. Dyslipidemia management update. Current
Opinion in Pharmacology 2017, 33:47–55