Anda di halaman 1dari 7

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Analisis statistik

Entri dan analisis data dilakukan dengan menggunakan Paket Statistik untuk Ilmu
Sosial (SPSS). Uji Chi square / Fisher's exact digunakan untuk mengetahui hubungan
antara tingkat pengetahuan pemantauan pertumbuhan ibu dan status gizi anak.
Persentase dan tabulasi silang digunakan untuk menunjukkan tanggapan responden.
Sedangkan Metode simple random sampling digunakan dalam pemilihan sampel baik
di Puskesmas Karang Indah maupun kegiatan posyandu dari semua Wilayah kerja
Puskesmas Karang Indah.

Tabel.1 Karakteristik Sosial Demografi

Karakteristik Kategori Frequensi (%)


Umur Ibu (Tahun) 18-27 20 (40%)
28-37 23 (46%)
>38 7 (14%)
Pendidikan Tidak Sekolah -
SD 14 (28%)
SMP 9 (18%)
SMA 20 (40%)
Perguruan Tinggi 7 (14%)
Pekerjaan IRT 42 (84%)
Buruh 2 (4%)
Swasta 2 (4%)
PNS 4 (8%)
Suku Papua 28 (56%)
Nonpapua 22 (44%)
Agama Katholik 35 (70%)
Protestan 12 (24%)
Islam 3 (6%)
Umur Anak (Bulan) 0-5 bulan 5 (10%)
6-11 bulan 14 (38%)
12-18 bulan 11 (22%)
>18 bulan 20 (40%)
Jenis Kelamin Laki-laki 26 (52%)
Perempuan 24 (48%)
Analisis Data pada tabel 1.

Karakteristik sosio-demografis dari sampel penelitian

Usia rata-rata ibu adalah 28-37 tahun terdapat 23 sampel (46%) dengan usia minimal 17 tahun
dan maksimal 45 tahun masing-masing. Sebagian besar ibu mengenyam pendidikan formal
sebatas SMA dengan jumlah 20 sampel sekitar (40%) dengan mayoritas pekerjaan ibu adalah
IRT sebesar 42 sampel (84%), dari sampel rata-rata ibu berasal dari suku Papua yaitu 28 sampel
(56%), dan beragama Katholik dengan jumlah 35 sampel (70%). Pada data didapatkan usia rata-
rata anak sekitar > 18 bulan dengan jumlah 20 sampel (40%) dengan jenis kelamin terbanyak
adalah laki-laki sebesar 26 sampel (52 %).

Tabel 2. Pengetahuan Ibu terhadap pemantauan pertumbuhan

Karakteristik Kategori Frekuensi


1. Jika anda diajak ke puskesmas atau Pengukuran berat badan 12 (24%)
posyandu untuk pemantauan Imunisasi 23 (46%)
pertumbuhan, apa yang pertama kali Pengobatan anak kurang 6 (12%)
terpikirkan? gizi/malnutrisi
9 (18%)
Berobat anak sakit
25 (50%)
Menentukan status
2. Menurut anda apa pentingnya nutrisi anak 12 (24%)
pemantauan pertumbuhan anak? Mencerdaskan mengenai
pemberian makan anak
yang benar 12 (24%)
Tidak tahu 1 (2%)
Tidak penting
42 (84%)
3. Berapa kali seorang anak seharusnya Satu kali setiap bulan -
1 (2%)
dilakukan pemantauan pertumbuhan? Dua kali tiap bulan
2 (4%)
Sekali setiap 6 bulan 5 (10%)
Jika sakit saja
Tidak tahu 39 (78%)
6 (12%)
4. Pada usia berapa anak sebaiknya Sejak lahir 2 (4%)
dilakukan pemantuan pertumbuhan Sejak usia satu bulan 1 (2%)
Sejak usia satu tahun 2 (4%)
Tidak tahu
Tidak penting 1 (2%)
16 (32%)
26 (52%)
5. Menurut anda berapakah rentang usia Anak usia dibawah 18thn
7 (14%)
anak yang harus dilakukan pemantuan Anak usia dibawah 5thn
pertumbuhan? Anak usia dibawah 2 thn 7 (14%)
Tidak tahu 23 (46%)
11 (22%)
5 (10%)
6. Siapakah yang melakukan pemantauan Perawat
4 (8%)
pertumbuhan di fasilitas kesehatan? Bidan
Dokter 1 (2%)
Ahli gizi 1 (2%)
Tidak tahu 1 (2%)
41 (82%)
7. Dimanakah bisa dilakukan pemantuan Rumah sakit 6 (12%)
pertumbuhan anak? Klinik
Apotek 25 (50%)
Puskesmas
Tidak tahu 5 (10%)
1 (2%)
19 (38%)
8. Apa pentingnya kurva bertumbuhan Menunjukkan bagaimana
anak? pertumbuhan anak
Menunjukkan usia anak
Tidak penting
Tidak tahu

Analisis Data pada tabel 2.

Pengetahuan Ibu terhadap pemantauan pertumbuhan

Tabel 2. Menunjukkan tingkat pengetahuan ibu terhadap pemantauan pertumbuhan anak


melalui kuisuoner yang dibagikan. Mayoritas ibu menyebut imunisasi sebesar 23
sampel (46%), dan Pengukuran berat badan sebesar 12 sampel (24%) sebagai makna
pemantauan pertumbuhan. Sebagian besar 25 sampel (50%) ibu mengatakan
pemantauan pertumbuhan penting karena menentukan status gizi anak. Selain itu,
mayoritas (84%) mengatakan setiap ibu harus melakukan pemantauan pertumbuhan
kepada anaknya setiap sebulan sekali. Beberapa ibu (50%) mengatakan grafik
pertumbuhan menunjukkan bagaimana pertumbuhan anak. Dilihat dari tingkat
pengetahuan ibu secara keseluruhan, 12,4% berpengetahuan kurang sedangkan 87,6%
berpengetahuan baik.

Tabel 3. Hubungan antara Pengetahuan Ibu mengenai pemantauan pertumbuhan gizi


kurang dan gizi baik pada anak
Karakteristik Status Gizi
Gizi baik N = 41(%) Gizi kurang N = 9 (%) Total N =50 (%) P=value
Pengetahuan yang baik 38 (95%) 2 (5%) 40 (100) >0,05
Pengetahuan yang 3 (30%) 7 (70%) 10 (100)
buruk

Analisis Data tabel 3.

Berdasarkan data tabel 3. hubungan antara pengetahuan ibu mengenai pemantauan pertumbuhan
gizi kurang dan gizi baik pada anak, dalam penelitian ini didapatkan 50 sampel anak dinilai dari
status gizi berdasarkan BB/TB anak yang datang ke Puskesmas Karang Indah maupun ke
posyandu. Status gizi di klasifikasikan menjadi: Gizi lebih >+2 SD, Gizi baik ≥-2SD sampai +2
SD, Gizi Kurang -3 SD sampai < -2SD, Gizi buruk <-3SD. Berdasarkan klasifikasi dari 50
sampel didapatkan 41 anak yang bergizi baik dan 9 anak yang bergizi kurang.

Dari data kuesioner yang didapatkan dimana ibu dengan jawaban tidak tahu atau tidak penting
mengenai pertanyaan pentingnya kurva pertumbuhan anak serta pentingnya pemantahuan
pertumbuhan anak dianggap memiliki pengetahuan yang buruk dimana didapatkan 10 sampel,
dari 10 sampel didapatkan 70% dengan gizi kurang dan 30% dengan gizi baik, Hal ini
membuktikan bahwa tingkat pengetahuan ibu yang buruk mengenai pemantauan pertumbuhan
gizi pada anak dapat mempengaruhi status gizi pada anak.

Pada data didapatkan ibu dengan pengetahuan yang baik mengenai pemantauan pertumbuhan
status gizi yang didapatkan berdasarkan kuisuoner memiliki anak yang berstatus gizi baik
sebesar 95%, sedangkan 5% memiliki status gizi kurang hal.

BAB 5

PEMBAHASAN

Pemeliharaan kesehatan anak berfokus pada pencegahan dan peningkatan kesehatan.


Pemantauan pertumbuhan merupakan kegiatan utama posyandu, disertai dengan promosi
a-c
kesehatan dan kegiatan pelayanan kesehatan dasar lain seperti KIA dan imunisasi. . Sejalan
dengan konsep tersebut puskesmas Karang Indah juga menjalankan pemantuan pertumbuhan
pada saat anak berobat sakit ke puskesmas, ditambah dengan edukasi dan intervensi yang sesuai
pada saat kunjugan dilakukan. Meskipun demikian, tingkat pengetahuan ibu mengenai
pentingnya pemantauan pertumbuhan menjadi modal utama agar ibu membawa anaknya datang
dan anak dapat diketahui status kesehatan dan gizinya.

Tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita terhadap pemantauan pertumbuhan anak di
Puskesmas Karang Indah Kabupaten Merauke menunjukkan sebagian besar ibu (80.0%)
memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Tingkat pengetahuan tersebut serupa dengan yang
ditemukan pada negara berkembang lainnya pada penelitian oleh Bukari M dkk (87.6%) di kota
Tamale, Ghana. Tingkat pengetahuan yang baik di kota Tamale, Ghana dipengaruhi oleh edukasi
massal yang baik oleh tenaga kesehatan disana dan pelayanan pemantauan pertumbuhan yang
tersedia setiap bulannya.d Puskesmas kami juga aktif setiap bulannya melaksanakan posyandu di
berbagai daerah di kelurahan Karang Indah, yang meliputi Posyandu Melati, Posyandu Bangau,
Posyandu Teratai, Posyandu Mambruk, dan Posyandu Mawar. Studi kualitatif di Bandung,
Indonesia mengenai pelaksanaan pemantauan pertumbuhan posyandu menjelaskan bahwa
seorang ibu dapat mengetahui dan secara dini memeriksakan pertumbuhan anaknya sesuai
dengan pengetahuan yang dimilikinya, sehingga keadaan gizi yang memburuk dapat dicegah dan
status gizi baik dipertahankan.e

Studi kami menunjukkan kurangnya pengetahuan ibu dalam beberapa hal mengenai pemantauan
pertumbuhan. Sebagian menganggap pemantauan pertumbuhan adalah untuk imunisasi (46%).
Serupa dengan studi oleh Daniel B dkk (44%) dan studi di Etiopia lainnya. e,g Selain itu, masih
terdapat beberapa ibu yang tidak tahu (24%) apa pentingnya pemantauan pertumbuhan. Hanya
sebagian (50%) responden yang mengetahui pentingnya plotting atau menggambar kurva
pertumbuhan anak, serupa dengan studi lain oleh Daniel B dkk (45.2%) e dan negara-negara
lainnya seperti Arab (42.1%)f. Data tersebut menjelaskan bahwa banyak ibu yang datang ke
posyandu atau puskesmas tidak mengetahui maksud dan tujuan dari pemantauan pertumbuhan
anak. Intervensi berupa pencerdasan ibu dan keluarga dapat menggarisbawahi poin-poin tersebut
dalam edukasi mendatang.

Sebanyak 46% responden juga menganggap bahwa pemantauan pertumbuhan anak dilakukan
oleh bidan, bukan oleh perawat atau ahli gizi. Bidan masih dianggap memiliki peran yang
penting terhadap pengetahuan ibu mengenai kesehatan kehamilan maupun anak setelah
dilahirkan. Sebagian responden masih menganggap bahwa anak yang telah lahir masih tetap
dalam pengawasan bidan. Bidan memegang peranan besar dalam mengedukasi ibu untuk
memeriksakan pertumbuhan dan kesehatan anaknya sejak lahir.

Tingkat pengetahuan ibu mengenai pemantauan pertumbuhan tidak memiliki hubungan yang
bermakna terhadap status gizi anak di kelurahan Karang Indah, Kabupaten Merauke pada
penelitian kami. (p > 0.05) Hasil tersebut dapat dipengaruhi oleh jumlah sampel yang sedikit
baik secara keseluruhan ataupun jumlah sampel anak dengan status gizi yang tidak baik, yang
pada saat ini tidak dapat dipenuhi karena keterbatasan waktu dan sumber daya peneliti.
Kedepannya dapat dilakukan penelitian lanjutan yang melibatkan sampel lebih banyak agar
mewakili populasi dengan jumlah yang proporsional. Penelitian kualitatif terhadap populasi anak
dengan status gizi kurang atau buruk dapat dilakukan untuk menjelaskan lebih dalam terkait
pengetahuan, sikap dan perilaku ibu yang berkontribusi sebagai faktor risiko status gizi anaknya.

Referensi

a. Juliawan DE, Prabandari YS, Hartini TNS. Evaluasi program pencegahan gizi buruk melalui
promosi dan pemantauan pertumbuhan anak balita. Berita Kedokteran Masyarakat. 2010;
26(1):7-11.

b. Griffiths M, Rosso JD. Growth monitoring and the promotion and the promotion of healthy
young child growth: evidence of effectiveness and potential to prevent malnutrition the manoff
group. Geneva: UNICEF, 2007.

c. Setyowati M, Astuti R. Pemetaan Status gizi balita dalam mendukung keberhasilan pencapaian
millenium development goals (MDGs). Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2015;10(2):110-121.

d. Bukari M, Abubakari MM, Majeed M, Abizari AR, Wemakor A, Atosona A. Effect of


maternal growth monitoring knowledge on stunting, wasting and underweight among children 0–
18 months in Tamale metropolis of Ghana. BMC Res Notes 13, 45 (2020).
e. Daniel B, et al. Knowledge and attitude on growth monitoring and its associated factors among
mothers/guardians of children less than 2 Years in Areka Town, southern Ethiopia, 2017. J Nutr
Disord Ther. 2017;7(216):2161–0509.1000216.

f. Roberfroid D, Pelto GH, Kolsteren P (2007) Plot and see! Maternal comprehension of growth
charts worldwide. Trop Med Int Health 12: 1074-1086.

g. Selamawit MB, Albine M, Roman B (2014) Practices and challenges of growth monitoring
and promotion in Ethiopia: A qualitative study. J Health Popul Nutr 32: 441–451.

Anda mungkin juga menyukai