Kelompok 4 OBAT
Daisy Liadiniar Triwigati (1765050127)
Michelle Mailangkay (1865050001)
DISLIPIDE
Safira Hani (1965050031) MIA
Charina Indhy Btari (1965050073)
LIPID PLASMA
Lipid plasma utama: kolesterol, trigliserida, fosfolipid, asam lemak
bebas.
Lipoprotein: mengangkut lipid dari tempat sintesis ke tempat
penggunaan
DISLIPIDEMIA DAN
HIPOLIPIDEMIK
• Kelainan metabolisme lipid ditandai dengan
peningkatan/ penurunan fraksi lipid dalam
Dislipidemia darah
Hiperlipoproteinemia monogenik
• Kelainan gen tunggal yang diturunkan.
Hiperlipoproteinemia Poligenik/
Multifaktorial
• Gabungan factor genetik dan factor
lingkungan
KLASIFIKASI HIPERLIPIDEMIA
(BERDASARKAN FENOTIP
PLASMA)
Peningkatan Utama dalam Plasma
Pola Lipoprotein
Lipoprotein Lipid
Pengaturan
Diet
Menghilangkan
Faktor Risiko
Pemberian
Obat
PENGATURAN DIET
Mengatur diet yang mempertahankan
berat badan normal dan mengurangi
kadar lipid plasma
Gemfibrozil : 600 mg ; 2 kali sehari ½ jam sebelum makan pagi dan makan
malam
INTERAKSI OBAT ASAM
FIBRAT
• Tidak boleh digunakan bersamaan dengan HMG-CoA
reductase inhibitor (simvastatin, serivastatin) dan
repaglinid.
Gemfibrozi
l • Antikoagulan (warfarin): pengurangan dosis warfarin
Klofibrat untuk mengurangi risiko perdarahan.
Bezafibrat
Etofibrat • Resin pengikat asam empedu (kolestipol): menurunkan
Fenofibrat bioavailabilitas gemfibrozil.
diminum.
RESIN
Efek samping : mual, muntah, dan konstipasi. Gangguan
absorbsi Vitamin A, D, K serta hipoprotrombinemia
Dosis :
Kolestiramin dan kolestipol ; 12-16 g sehari dibagi 2-4 bagian dengan
maksimum 3 kali 8 g ;
Colesevelam 2 x 3 tab @625 mg atau 6 tab sekaligus
• Simvastatin juga dapat meningkatkan risiko miopati, rhabdomyolysis, dan gagal ginjal akut, bila
digunakan bersamaan dengan obat-obat berikut: Antijamur, seperti itraconazole dan
ketoconazole.Antibiotik, seperti clarithromycin dan erythromycin, Vitamin B3
(niacin),Gemfibrozil,Ciclosporin,Danazol
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-0/210-hipolipidemik/2103-fibrat
24
• Ada beberapa interaksi yang dapat terjadi jika atorvastatin
dikonsumsi bersama dengan obat-obatan lain, yaitu:
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-0/210-hipolipidemik/2103-fibrat
25
Penggunaan rosuvastatin bersama dengan obat-obatan lain dapat
menimbulkan efek interaksi antarobat. Obat-obatan yang dapat
menimbulkan interaksi dengan rosuvastatin antara lain:
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-0/210-hipolipidemik/2103-fibrat
26
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat
penggunaan Pravastatin:
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-0/210-hipolipidemik/2103-fibrat
27
EFEK SAMPING STATIN
• Umumnya ditoleransi baik
• Dalam segi keamanan, perlu dilakukan pemeriksaan transaminase
pada awal pemberian, dan 3-6 bulan setelahnya jika normal : uji
ulang 6-12 bulan setelahnya
• Obat harus dihentikan jika didapat kadar transaminase yang tetap
tinggi atau bertambah tinggi.
• ES berbahaya : miopati, rabdomiolisis
ASAM NIKOTINAT
Dosis:
Dewasa: 3 x 100-200mg
Sediaan:
Tablet: 50mg, 100mg, dan 500mg
Injeksi: 50 mg dan 100 mg
PROBUKOL
MOA: menurunkan kadar LDL
Kadar HDL menurun lebih banyak rasio LDL : HDL kurang menguntungkan
https://www.drugs.com/drug-interactions/probucol.html
32
EFEK SAMPING &
KONTRAINDIKASI
PROBUKOL
ES : Gangguan GI tract ringan (diare, flatus, nyeri perut, dan mual)
Vital Sign
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Nadi : 85 kali per menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Pernafasan : 20 kali per menit
Suhu : 36,5° C
STATUS GENERALIS
Kepala dan Leher
Edem palpebra (-/-)
Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
Pembesaran KGB di leher (-)
Thorax
Paru-paru
Inspeksi : Thorax simetris, retraksi (-)
Palpasi : Vokal fremitus kanan – kiri simetris
Perkusi: Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonki (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : Batas atas SIC II linea parasternalis sinistra, batas kanan SIC IV linea
parasternalis dextra, batas kiri SIC IV linea midclavicularis sinistra.
Auskultasi : Bunyi jantung I & II reguler, mumur (-)
Abdomen
Inspeksi : Flat (+), distensi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal 5x/menit
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
Ekstremitas :
Akral hangat
Edema (-)
Sianosis (-)
Deformitas (-)
DIAGNOSIS
DISLIPIDEMIA
DM
HT I
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Kimia Klinik : Profil Lipid
GDP
HASIL PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Cholesterol Total 320 < 220 mg/dL
Trigliserida 232 70,0 – 140,0 mg/dL
HDL cholesterol 52 > 35 mg/dL
LDL cholesterol 222 < 130 mg/dL
Gula Darah Puasa 80 76,0 – 110 mg/dL
DISLIPIDEMIA
Dislipidemia suatu kelainan yang terjadi pada metabolisme
lipoprotein, baik itu berlebihan ataupun kekurangan. Keadaan yang
mungkin timbul dapat berupa peningkatan dari kadar kolesterol total,
kadar low density lipoprotein (LDL), dan kadar trigliserida serta
penurunan dari kadar high density lipoprotein (HDL) di dalam darah.
VLDL
• VLDL disekresi oleh hati digunakan untuk mengangkut trigliserida ke jaringan
• 60% Tg, 10-15% kolesterol total
IDL
• IDL merupakan zat perantara sewaktu VLDL dikatabolisme menjadi IDL.
• 30% Tg, 20% kolesterol, apoprotein B dan E
LDL
Lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar (70%). Hidrolisis LDL menghasilkan
kolesterol bebas yang berfungsi untuk sintesis sel membran dan hormone steroid.
HDL
HDL yang merupakan inverse predictor untuk resiko penyakit jantung koroner.
Kadar HDL menurun pada kegemukan, perokok, pasien diabetes yang tidak
terkontrol dan pemakai kombinasi estrogen-progestin. HDL memiliki efek
protektif yaitu mengangkut kolesterol dari perifer untuk di metabolisme di hepar
Lipoprotein (a)
Terdiri atas partikel LDL dan apoprotein sekunder selain apoB-100. Lipoprotein
jenis ini menghambat fibrinolisis atau bersifat aterogenik.
KLASIFIKASI
HIPERLIPIDEMIA
Klasifikasi Patogenik
1. Primer Dislipidemia primer memiliki penyebab yang tidak
jelas. Contoh dari dislipidemia primer adalah hiperkolesterolemia
monogenik, hiperkolesterolemia poligenik
2. Sekunder Dislipidemia sekunder memiliki penyakit dasar
seperti sindroma nefrotik, diabetes melitus, hipotiroidisme.
GEJALA KLINIS
Kebanyakan pasien adalah asimptomatik selama bertahun-tahun
sebelum penyakit jelas secara klinis.
Obat lini pertama yang danjurkan oleh NCEP-ATP III adalah HMG-
CoA reductase inhibitor
Pemantauan profil lipid dilakukan setiap 6 minggu. Bila target sudah
tercapai, pemantauan dilanjutakan setiap 4-6 bulan.
Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang
terjadi pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan akan
oksigen. Tetapi jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba (misalnya
jika sebuah bekuan menyumbat arteri), maka gejalanya akan timbul
secara mendadak.