Komponen darah dan obat-obatan tertentu paling sering diberikan secara sistemik
untuk meningkatkan oksigenasi dan mengurangi perdarahan yang dikarenakan
kekurangan bahan pembekuan (koagulasi) tertentu (Buku Pedoman Latihan untuk
Terapi Komponen darah,1996; Nuttall et al,2003;Roberts et al,2004). Diperkirakan
bahwa lebih dari 22 juta komponen darah ditransfusikan setiap tahun di United states
dan ≥60% dari transfusi ini diberikan untuk pasien obstetri dan bedah (Wallace et al,
1993). Transmisi penyakit menular ( hepatitis c, hepatitis B, HIV, cytomegalovirus),
reaksi transfusi nonhemolitik dan hemolitik, dan imunosupresi berpotensi berlawanan
secara terus menerus dari terapi komponen darah. Sebagai contoh, walaupun kerasnya
perlindungan untuk penyakit menular, ada paling sedikit (1:3000) resiko penularan
hepatitis C dan lebih sedikit (1:100.000 sampai 1:1.000.000) resiko penularan HIV
(Dietz et al,1996). Resiko penggabungan dari transfusi darah allogen diperkirakan
0,0001% setiap tahun (resiko penggabungan pada kecelakaan mobil diperkirakan
0,002% setiap tahun) (Donahue et al,1992; Graham, 1993). Harga gabungan terapi
komponen darah besar tetapi dapat dikurangi dengan buku pedoman transfusi. (Buku
Petunjuk latihan untuk Terapi Komponen Darah,1996; Nuttall et al,2003).
Penerapan topikal hemostatik digunakan untuk mengontrol perdarahan permukaan
dan oozing kapiler. Pengganti darah kekurangan aktivitas koagulasi tetapi diberikan
secara sistemik untuk menggantikan dan mempertahankan volume cairan
intravaskular.
KOMPONEN DARAH
Keuntungan komponen darah yaitu (a)penggantian jika terjadi kekurangan protein,
sel atau prokoagulan darah, (b)meminimalisasi kemungkinan sirkulasi yang
2
berlebihan, (c)menghindari transfusi donor plasma yang tidak penting, yang mana
bisa mengandung antibodi atau antigen yang tidak dikehendaki. Pengurusan
komponen tertentu direkomendasikan pada semua kondisi selain hemoragik
(perdarahan) akut. Pada keadaan hemoragik (perdarahan) akut, whole blood (darah
lengkap) diindikasikan untuk mengganti kemampuan membawa oksigen dan volume
cairan intravaskuler. Satu unit whole blood (darah lengkap) dapat dibagi menjadi
beberapa komponen (Tabel 36-1).
Tabel 36.1
Komponen yang tersedia untuk Whole Blood
Komponen Isi Perkiraan Volume (ml) Shelf-Life
Packed eritrosit eritrosit 300 35 hari di dalam
CPDA-1
Leukosit 42 hari didalam Adsol
3
menghasilkan sesutau yang dapat dinilai pada waktu transfusi. Adenin meningkatkan
kemampuan hidup eritrosit dengan mengizinkan sel untuk membuat kembali
adenosine triphosphat (ATP) yang diperlukan untuk reaksi metabolik bahan bakar.
Glukosa ditambahkan untuk mempertahankan glikolisis selama penyimpanan yang
lama dengan adenin. Nefrotoksisitas presipitasi dari metabolit adenin di dalam
tubulus renalis tidak seperti pertimbangan perkiraan jumlah darah CPDA-1 (60 unit)
yang akan dibutuhkan sebelum tingkat toksik terjadi. Penambahan bahan ekstra ke
dalam citrate-phosphat-dextrose (adenin, glukosa, manitol, sodium klorida)
menghasilkan Adsol dan peningkatan waktu penyimpanan menjadi 42 hari. Adsol
mengandung sekitar 100ml salin tambahan, pembuatan hematokrit dari paket eritrosit
disimpan pada Adsol 55% -70%.
4
Tanggal tidak dapat digunakannya lagi bekuan eritrosit yang disimpan pada suhu 65C
adalah selama 3 tahun. Pertama-tama, unit sel darah tersebut akan mencair dan
mengalami gliserolisasi kembali atau tercuci kesalinannya, akan tetapi, itu di luar 24
jam. Fungsi normal dari bekuan packed eritrosit setelah penyimpanan yang
berlangsung lama mencerminkan pertahanan konsentrasi dari 2,3-diphosphogliserat
dan ATP di dalam eritrosit pada tingkat yang tidak jauh berbeda pada saat sel darah
dibekukan. Indikasi mayor untuk bekuan eritrosit adalah sebagai sumber tipe darah
yang jarang (Chaplin, 1984). Sebaliknya, harga bekuan eritrosit begitu mahal untuk
menjelaskan penggunaanny yang terus menerus. Selanjutnya, transmisi virus hepatitis
masih dapat terjadi setelah pemberian bekuan eritrosit (Alter et al,1978).
Penggunaan Klinik
Packed eritrosit dipilih bila tujuan transfusi adalah untuk meningkatkan kemampuan
mebawa oksigen pada keadaan ketiadaan preexisting hipovolemia. Beberapa klinisi
percaya bahwa packed eritrosit dapat digunakan untuk menggantikan kehilangan
darah <1.500ml pada orang dewasa. Satu unit packed eritrosit biasanya,
meningkatkan hematokrit 3% atau konsentrasi hemoglobin 1g/dl pada dewasa yang
tanpa perdarahan beratnya 70kg. Kontrol studi tidak ditunjukkan untuk membedakan
konsentrasi hemoglobin pada pemberian eritrosit yang memperbaiki hasil. Transfusi
eritrosit jarang diindikasikan jika konsentrasi hemoglobin 10g/dl;khususnya ketika
anemia akut (Buku Petunjuk Latihan untuk Terapi Komponen Darah,1996).
Penentuan apakah konsentrasi hemoglobin menengah/moderate (96-10 g/dl)
membenarkan atau mebutuhkan transfusi eritrosit harus berdasarkan pada resiko
pasien untuk mengalami komplikasi dari oksigenasi yang tidak adekuat.
Pemberian packed eritrosit difasilitasi oleh pengangkatan kembali mereka dengan
larutan kristaloid (5% glikosa di dalam larutan garam 0,9%, normosol) untuk
mengurangi kekentalan. Cairan Ringer Laktat harus tidak digunakan untuk tujuan ini
karena adanya ion kalsium dapat merangsang penggumpalan. A diluent hipotonik
5
dengan respect pada plasma (larutan glukosa) dapat menyebabkan osmotik lisis dari
eritrosit yang dimasukkan.
Platelet Concentrates
Platelet dapat diberikan sebagai platelet concentrates baik dari multiple donor atau
dari donor tunggal (proses berkelanjutan dimana memindahkan platelet dan
mengembalikan semua komponen darah yang lain). Platelet concentrates disiapkan
dengan sentrifugasi dari sitrat whole blood selama 8 jam setelah pengambilan. Rata-
rata unit tunggal platelet mengandung 5,5 -10 juta platelet yang mana begitu kecil
untuk efek terapi yang adekuat pada orang dewasa dengan trombositopenia; platelet
concentrates dari empat sampai sepuluh donor biasanya dikombinasikan (penyatuan
concentrates). Donor tunggal unit plateletpheresis mengandung kurang lebih 40 juta
platelet dan dianggap sama dengan 6 unit yang diperoleh dari whole blood. Volume
plasma dari unit 6 random maupun unit plateletpharesis adalah 250-300 ml. Satu unit
plateletpheresis akan meningkatkan jumlah platelet 5.000-10.000 sel/ml3. Dosis terapi
biasanya adalah satu platelet per10kg berat badan. Platelet kehilangan
kemampuannya untuk beragregasi ketika disimpan di dalam refrigerator. Oleh sebab
itu, platelet disimpan pada suhu ruangan dan harus digerakkan konstan secara halus
untuk memudahkan pertukaran gas. Suhu ruangan memudahkan pertumbuhan
bakteri, dan sepsis adalah komplikasi yang fatal dari transfusi platelet (Kruskal,1997).
Untuk mengurangi resiko sepsis, penyimpanan platelet selama kurang dari 5 hari.
Walaupun platelet concentrates hanya mengandung sedikit eritrosit, mereka
mengandung plasma dalam jumlah yang besar (leukosit) dan dikehendaki pemberian
berdasarkan kemampuan kompatibilitas ABO. Demikian juga, jumlah kecil dari
eritrosit yang ada dapat menyebabkan imunisasi Rh jika platelet dari donor yang
memiliki Rh positif diberikan kepada resipien yang memiliki Rh negatif. Oleh karena
itu, platelet yang memiliki Rh yang sesuai harus digunakan pada ibu yang melahirkan
anak. Platelet memiliki antigen HLA (Human Leukosit Antigen) pada membran sel
mereka dan pasien yang peka terhadap antigen ini akan merusak platelet yang
6
dimasukkan, hal ini menunjukkan tidak adanya efek menyembuhkan. Pada pasien ini,
pemberian platelet HLA tipe khusus adalah salah satu cara yang efektif. Tidak adanya
radiasi ultraviolet pada platelet consentrates menurunkan kejadian immune mediated
refractoriness untuk transfusi platelet.
Penggunaan klinik
Pasien obstetri dan bedah biasanya membutuhkan transfusi platelet jika jumlah
platelet <50.000 sel/ml3 dan jarang membutuhkan terapi jika jumlahnya >100.000
sel/ml3 (Buku Petunjuk Latihan Terapi Komponen Darah;1996). Pada jumlah platelet
pertengahan (50.000-100.000 sel/ml3), faktor yang menentukan adalah berdasar
resiko pasien terhadap adanya perdarahan yang berarti. Namun, jumlah platelet pada
pasien obstetri dan bedah yang mungkin mengalami perdarahan yang meningkat tidak
diketahui. Pada pasien non bedah, perdarahan spontan tidak biasanya dengan jumlah
platelet >10.000 sel/ml3 (Rebulla et al,1997). Transfusi platelet boleh dilakukan
walaupun secara nyata jumlah platelet adekuat jika diketahui adanya disfungsi
platelet dan perdarahan mikrovaskuler. Waktu perdarahan adalah tes untuk semua
fungsi platelet tetapi tidak ditemukan sebagai pertanda perdarahan bedah (rogers and
Levin;1990). Sebagai perbandingan, tromboelastogram dapat dipercaya
mencerminkan kualitas dan kuantitas abnormalitas platelet. (Gambar 36-1)(mallet dan
Cox,1992)
Trombositopenia tidak berefek pada kejadian perdarahan postpartum karena
hemostatis setelah pemisahan plasenta sebagian besar secara mekanis.
Trombositopenia sedang didapatkan pada kurang lebih 15% wanita hamil dengan
hipertensi. Dengan HELLP sindrom (hemolisis, peningkatan enzim hati, jumlah
platelet yang rendah), trombositopenia lebih berbahaya, tetapi resolusi secara spontan
biasnya terjadi pada hari keempat post partum.
7
Fresh Frozen Plasma adalah plasma yang dipisahkan dari eritrosit dan platelet yang
diperoleh dari sumbangan whole blood (darah lengkap) dan disimpan pada suhu -18
ºC atau di bawahnya dalam waktu 8 jam setelah pengambilan. Dapat juga disimpan
pada suhu -18 ºC selama 12 bulan. Setelah mencair didalam air yang bersuhu 37 ºC,
unit harus dimasukkan dalam beberapa jam. Fresh Frozen plasma mengandung
semua prokoagulan kecuali platelet dalam konsentrasi 1 unit/ml, sama baiknya
inhibitor kejadian alami. Empat-lima unit platelet concentrates, satu unit donor
tunggal apheresis platelet, atau satu unit whole blood (darah lengkap) memberikan
quanuty dari sebuah faktor koagulasi sama dengan yang diperoleh pada satu unit
fresh frozen plasma.
Satu unit fresh frozen plasma mengandung sekitar 200-250 ml. Volume Fresh Frozen
Plasma yang lebih besar (sekitar 400-600 ml) disiapkan oleh plasmapheresis dari
donor tunggal dipilih sebagai pengganti unit FFP dari donor yang berbeda. Substansi
sodium yang berlebihan dihubungkan dengan pemberian FFP kompatibilitas untuk
antigen ABO dikehendaki, tetapi crossmatching tidak penting. Reaksi alergi yang
membahayakan hidup dapat terjadi, dan transmisi penyakit termasuk hepatitis dan
HIV bisa terjadi (Bove,1985).
Penggunaan Klinik
Dosis permulaan untuk FFP biasanya 2 unit (400-500ml) atau 1 unit plasmapheresis
untuk menghentikan akut perdarahan karena kekurangan faktor koagulasi yang
diperkuat dengan (a) waktu protombin >1,5 kali normal (biasanya >18 detik) (b)
waktu tromboplastin parsial (aPPT) >1,5 kali normal ( biasanya >55-60 detik) atau
(c) uji faktor koagulasi <25% aktivitas (Practise Guidelines Development Task Force
of The College of American Phatologists,1994). Tromboelastografi memberikan
metode khusus untuk memonitoring atau mengawasi koagulasi yang memberikan
informasi tentang aktivitas fibrinolisis dan fungsi platelet yang tidak tersedia secara
umum dari layar koagulasi rutin (lihat gambar 36.1 (Mallet dan Cox, 1992). Untuk
memutuskan kebutuhan transfusi FFP secara berulang, waktu paruh faktor koagulasi
9
harus dipertimbangkan. Karena faktor VII mempunyai waktu paruh (5-6 jam) lebih
pendek dari pada faktor yang lainnya, waktu protrombin akan diperpanjang segera
dari pada aPPT. Pasien dengan perdarahan harus pula dinilai. Ada data yang
menyarankan hubungan antara koagulopati klinik, tes laboratorium dari koagulasi dan
kebutuhan FFP yang masih belum jelas (Murray et al, 1988; Miller,1995).
FFP (5-8 ml/kg) dianjurkan untuk keperluan mendesak atau terapi warfarin yang
diperlukan sebelum operasi keadaan darurat. Penggunaan FFP yang tidak teratur
untuk memanajemen pasien dengan defisiensi antitrombin yang memerlukan heparin
untuk pembedahan atau penatalaksanaan trombosis. Konsisten dengan kemampuan
FFP untuk memberikan suplement antitrombin adalah pengamatan bahwa pemasukan
material ini berpotensi mempunyai efek pada sistem heparinization (gambar 36.2)
(Barnette et al,1988). FFP dipertimbangkan untuk penatalaksanaan perdarahan terus
menerus pada pasien yang menerima transfusi darah dalam jumlah yang banyak
(>5.000ml pada orang dewasa) khususnya ketika pengukuran waktu PPT atau aPPT
tidak dapat diperoleh segera (Practice Guidelines for Blood Component Therapy,
1996). Tidak mungkin mendokumentasikan efek yang bermanfaat dari FFP ketika
digunakan sebagai strategi dalam pelaksanaan transfusi pada pasien dengan
perdarahan yang banyak dan tidak dijelaskan adanya kekurangan faktor pembekuan
(Bove,1985). Bahkan jika eritrosit pekat digunakan untuk mengganti kehilangan
darah sama dengan satu volume darah, faktor pembekuan dalam bentuk FFP boleh
tidak diperlukan untuk mempertahankan PPT atau aPPT pada nilai normal (Murray,et
al,1988). FFP tidak disarankan untuk penanganan hipovolemia atau
hipoalbuminemia.
10
Gambar 36.2
Penambahan FFP secara invitro ke
dalam darah yang mengandung
heparin memperpanjang waktu
koagulasi yang teraktivasi (ACT)
secara signifikan (*p<0,5). (From
barnette RB, Shupak RC, Pontius J,
et al. Efek Plasma Segar Beku
secara In vitro terhadap Waktu
Koagulasi Aktif pada Pasien
Cardiopulmoner. Anestesi Analog
1988,07:57-60;dengan izin)
di dalam ruang intravaskuler dengan eliminasi waktu paruh sekitar 12 jam. Multipel
transfusi dari cryopresipitates dapat menghasilkan hiperfibrinogenemia,
menitikberatkan pada kandungan substansi fibrinogen pada persiapan transfusi.
Perdagangan faktor VIII concentrates, untuk membandingkan donor tunggal
cryopresipitate, mengandung faktor antihemophilic dalam jumlah standar
(Hoyer,1981). Bagaimanapun juga, persiapan ini lebih mahal daripada faktor
antihemophilic cryopresipitated dan mempunyai potensi resiko lebih besar untuk
penularan penyakit virus karena mereka disiapkan dari penyatuan plasma yang
diperoleh dari sejumlah besar donor. Tentu saja, hepatitis merupakan efek samping
merugikan yang paling banyak dari hasil penyatuan plasma, mencerminkan donor
multipel merupakan sumber fibrinogen yang ada. Anemia hemolitik dapat terjadi jika
faktor antihemophilic cryopresipitated diberikan pada individu dengan kelompok
antigen eritrosit A, B, atau AB. Pasien ini harus diterapi dengan cryoprecipitate dari
tipe khusus atau tipe donor O yang mempunyai sedikit antibodi.
Penggunaan Klinik
Cryoprecipitate berguna untuk pengobatan hemofilia A karena ini mengandung faktor
VIII konsentrasi tinggi (80-120 unit) di dalam volume yang hanya sekitar 10 ml
(Practice Guidelines Development Task Force of The American College of
Pathologists,1994). Kurang lebih 10%-15% pasien hemofilia A mengembangkan
penghambat imunoglobulin yang menonaktifkan faktor antihemofilik yang
dimasukkan. Pengujian terhadap inhibitor ini disarankan sebelum pemasukan
cryoprecipitate untuk hemofilia, khususnya secara preoperatif. Pasien hemofilia A
dengan tingkat faktor VIII>5% normal biasanya tidak megalami perdarahan spontan.
Hemostatis efektif selama dan sesudah pembedahan, bagaimanapun juga
membutuhkan faktor VIII dipertahankan pada tingkat ≥40% dari normal selama 7-10
hari (Ellison,1997).
Cryoprecipitate disarankan sebagai profilaksis pada perioperatif tanpa perdarahan
atau pasien peripartum dengan defisiensi fibrinogen kongenital atau penyakit von
12
Desmopressin
Desmopresin, sebuah analog synthetic dari hormon vasopressin arginin (lebih dikenal
sebagai hormon antidiuretik) meningkatkan aktivitas faktor VIII pada pasien dengan
hemofilia ringan-sedang dan penyakit von Willebrand’s (lihat bab 23). Dosis 0,3-0,5
μg/kg yang diberikan secara intravena sebelum dan segera sesudah pembedahan gigi
dapat mencegah perdarahan abnormal. Bahkan, kolesistektomi dan tonsilektomi telah
ditunjukkan dengan sukses pada pasien hemofilia yang diberi desmopresin. Obat ini
telah diberikan untuk meningkatkan hemostatis setelah prosedur pembedahan
kardiopulmoner yang rumit, kemungkinan mencerminkan desmopressin
menyebabkan pelepasan faktor von Willebrand’s yang penting untuk aktivitas
adekuat dari faktor VIII dan adhesi optimal dari platelet (Czer et al,1987, Salzman et
al,1986). Namun, pemberian rutin desmopressin kepada pasien pembedahan jantung
tidak merubah kehilangan darah setelah pembedahan kardiopulmoner (Hackman et
al,1989). Penurunan tekanan darah sistemik dihubungkan dengan bukti adanya
vasodilatasi perifer yang bisa terjadi dalam hubungan dengan pemasukan
desmopressin (D’Allauro dan Johns,1988). Dibandingkan dengan komponen darah,
pemberian desmopressin tidak memasukkan resiko penularan penyakit virus.
13
Faktor IX Concentrate
Faktor IX concentrate (kompleks protombin, komponen tromboplastin plasma)
disiapkan dari penyatuan plasma. Preparat faktor antihemophilic cryopecipitated tidak
mengandung faktor IX. Faktor IX concentrates dapat dimasukkan tanpa typing dan
crossmatching. Reaksi hipervolemia tidak terjadi karena konsentrasi alami dari hasil
ini dan jumlah kecil dari cairan yang diperlukan untuk pemberian. Faktor IX
concentrates stabil sekurang-kurangnya 12 jam pada suhu ruangan setelah
reconstitution..
Faktor IX concentrates mempunyai potensi signifikan untuk hepatitis karena hasil
penyatuan produk ini. Sebagai tambahan, terdapat resiko tinggi dari komplikasi
trombotic yang berhubungan dengan pemasukan, diduga sebagai pencerminan
konsentrasi tinggi dari protombin dan faktor X yang merupakan hasil dari pemberian
faktor IX (Fuerth dan Mahrer,1981). Komplikasi ini biasanya terlihat terutama pada
pasien dengan penyakit hati sebelumnya.
Antifibrinolitik
Antifibrinolitik sintetik (aminocaproic acid, tranexamic acid) dan alami (aprotinin)
menurunkan perdarahan postoperatif dan memerlukan transfusi setelah
cardiopulmonary bypass, pembedahan skoliosis, transplantasi hati orthotopic, dan
pembedahan traktus urinarius bagian bawah (gambar 36-3) (lihat bab 22) (Casati et
al,2001;Dowd et al,2002; Kluger et al, 2003; Neilipovitz et al,2001;Pleym et
14
al,2003). Efek antifibrinolitik dari obat ini adalah untuk pembentukan kompleks
reversibel dengan plasminogen yang mencegah fibrinolisis yang akan terjadi secara
normal dengan pengaktifan plasminogen menjadi plasmin. Hasil dari penghambatan
ini, fibrin tidak lisis, yang mana mengikuti bentuk bekuan yang lebih stabil dan
menurunkan resiko terjadinya perdarahan kembali. Fibrinolisis adalah mekanisme
putative dari perdarahan akibat cardiopulmonary bypass. Pengobatan dengan inhibitor
fibrinolitik dihubungkan dengan resiko kecenderungan peningkatan trombotic.
Trombosis aorta yang fatal telah dijelaskan pada pasien yang diterapi dengan
aminocaproic acid selama penggantian katup aorta (Fanashawe et al,2001).
Pemberian aminocaproic acid pada keadaan perdarahan uretra dan ginjal tidak
disarankan karena dapat menyebabkan pembentukan gumpalan beku pada uretra dan
kemungkinan obstruksi. Tentu saja, aminocaproic acid yang tidak diubah
diekskresikan dengan cepat oleh ginjal. Aminocaproic acid tidak mengontrol
perdarahan yang disebabkan oleh trombositopenia atau kerusakan faktor koagulasi
lainnya.
Granulocyte Concentrates
Leukopheresis adalah proses pemusingan secara terus menerus atau intermiten untuk
memperoleh granulocytes selama subsequent infusion untuk treat infeksi (Highby
and Burnett,1980). Granulosit telah memberikan manfaat bagi pasien yang masih
dalam proses penyembuhan setelah transplantasi sumsum tulang. Fungsi fagositik dan
microbicidal dari sekumpulan granulosit ada selama 48 jam.
Demam sering mengiringi transfusi granulosit dan dapat diperbaiki dengan pemberian
antipiretik dan antihistamin. Granulosit harus diberikan perlahan-lahan untuk
15
Albumin
Albumin diperoleh dari pemisahan plasma manusia yang tidak reaktif untuk
hepatitis. Faktor koagulasi dan antibodi kelompok darah tidak ada. Pada kenyatannya,
rangsangan albumin meningkat di dalam volume cairan intravaskuler dapat
mengencerkan konsentrasi plasma dari faktor koagulan. Albumin dipanaskan selama
10 jam pada suhu 60ºC, yang mana tampak untuk menghilangkan bahaya dari
transmisi penyakit virus. Preparat albumin mengandung sodium caprylate,
acetyltryptophanate atau keduanya sebagai stabilizer, dan disimpan selama 3 tahun.
Albumin, 25 g, ekuivalen secara osmotik dengan sekitar 500ml plasma tetapi hanya
mengandung sekitar 1/7 dari jumlah sodium pada beberapa volume plasma.
Hipoalbuminemia adalah indikasi dengan frekuensi yang paling sering untuk
pemberian albumin. Albumin juga mengikat bilirubin dan telah diberikan selama
pertukaran transfusi untuk terapi hiperbilirubinemia. Pemberian hipertonik 25%
albumin akan menarik 3-4 ml cairan dari ruangan interstitial ke dalam ruangan cairan
intravascular tiap 1 ml albumin yang diberikan. Hal ini adalah alasan mengapa 25%
albumin tidak disarankan untuk diberikan pada pasien dengan gagal jantung atau
dalam kondisi anemia. Cairan 5% albumin isotonik dengan plasma dan paling sering
diberikan tanpa dicairkan dengan kecepatan 2-4ml/menit. Pada pasien unit perawatan
intensif, pemberian albumin atau normal saline (larutan normal) untuk resusitasi
cairan memberikan hasil yang sama pada 28 hari (the safe study
investigators,2004;Boldt,2000)
Aktivitas antioxidan
16
Penggunaan Klinik
Pemecahan protein plasma diberikan untuk menangani shock hipovolemik dan
menyediakan protein bagi pasien dengan hipoproteinemia. Ini juga efektif untuk
penanganan awal shock pada bayi dan anak kecil dengan dehidrasi, hemokonsentrasi,
dan kekurangan elektrolit karena diare. Walaupun dosis disesuaikan dengan respons
individu, biasanya pengobatan hipovolemia atau hipoproteinemia yaitu dengan 20-30
ml/kg IV dari pemecahan protein plasma (75-100 g protein). Sebuah penangkis
penting untuk penggunaan plasma protein fraction dalam penanganan hipovolemia
adalah tingginya harga dan terbatasnya persediaan dibandingkan dengan pengganti
darah.
17
Hipotensi yang menyertai pemasukan plasma protein fraction secara cepat telah
dihubungkan dengan adanya aktivator prekallikrein yang berperan penting dalam
produksi bradikinin dengan menghasilkan vasodilatasi perifer (Bland et al,1973;
Isbister dan Fisher,1980). Tingkat aktivator prekallikrein dalam plasma protein
fraction telah diturunkan sejak laporan ini dan hipotensi tidak terlihat lebih lama
terjadi.
Tanda hipovolemia dapat terjadi ketika plasma protein fraction diberikan pada pasien
dengan peningkatan volume cairan intravaskular. Pemberian plasma protein fraction
dalam jumlah yang banyak kepada pasien dengan fungsi ginjal terganggu telah
dilaporkan menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan alkalosis metabolik
(Rahilly dan Berl,1979).
HEMOSTATICS TOPIKAL
Hemostatik topikal memasukkan sponge gelatin yang dapat diserap atau film,
selulosa yang teroksidasi, kolagen dan hemostat mikrofibrillar, dan trombin. Bahan
ini dapat membantu mengontrol perdarahan permukaan dan oozing kapiler yang
berhubungan dengan pembedahan traktus biliar, hepatektomi sebagian, reseksi atau
18
perlukaan pankreas, limpa, atau ginjal; dan pembedahan mulut, neurologi dan
otolaringologi. Walaupun biasanya tidak berbahaya, adanya kontaminasi bakteri pada
sisi pemakaian dari hemostatik topikal dapat memperburuk infeksi.
kontraksi cicatricial. Produk ini tidak boleh digunakan untuk permanen packing atau
implantasi di dalam fraktur karena mereka mengganggu regenerasi tulang
menyebabkan pembentukan kista.
Thrombin
Thrombin adalah protein steril yang diperoleh dari protombin bovine. Ini diterapkan
secara topikal sebagai bubuk atau di dalam sebuah larutan untuk mengontrol oozing
kapiler prosedur operative dan memperpendek keefektivan waktu perdarahan dari sisi
yang bocor (punctured site) pada pasien dengan perbaikan hepar (heparinized).
20
Thrombin dikombinasikan dengan gelatin sponge tetapi harus tidak digunakan untuk
membasahkan microfibrillar colagen hemostat. Trombin secara sendirian tidak
mengontrol perdarahan arteri.
Ketika diterapkan pada jaringan yang digundulkan (denuded tissue), trombin dibuat
tidak aktif oleh antithrombin dan oleh absorpsi menjadi fibrin. PH <5 juga
menginaktivasi trombin. Absorpsi sistemik berbeda, dan penyuntikan secara IV
langsung tidak disarankan karena menghasilkan trombosis yang dapat berakibat fatal.
Reaksi alergi kemungkinan secara teori (theoretical possible) ketika trombin
digunakan.
Hydroxyethyl Starch
Hydroxyethil starch (hetastarch) adalah sebuah kompleks polisakarida (rata-rata berat
molekul 450.000 dalton) yang tersedia di dalam 6% dan 10 % larutan aqueous untuk
pengembangan volume intravaskuler ( plasma menggantikan tempat 5% albumin)
selama periode perioperatif (gambar 36-4)(Beyer et al,1997; Warren dan
Durrieex,1997). Pada kenyataannya hydroxyethyl starch dan albumin memeperluas
21
Farmakokinetik
22
Efek samping
Hydroxyethyl starch dicampur dengan koagulasi dan berkumpul di dalam jaringan.
Serum makroamylasemia mungkin mengikuti transfusi hydroxyethyl starch. Untuk
alasan ini, concentration serum amylase sebagai marker diagnostik dari penyakit
pankreas harus tidak diandalkan selama 3-5 hari hari setelah pemasukan hydroxyethyl
starch. Pruritus yang dihubungkan dengan endapan dari hydroxyethyl starch di dalam
kulit dapat diobati dengan capsaicin topikal (Szelmies et al,1994). Pengaruh yang
merugikan pada fungsi imun dapat menyertai pemberian hydroxyethyl starch (Soldt
et al, 1996).
Koagulopati
Hydroxyethyl starch telah dihubungkan dengan perpanjangan dari activated partial
thromboplastin time dan penurunan di dalam konsentrasi plasma dari faktor VIII,
faktor von Willebrand dan fibrinogen tambah penurunan fungsi platelet yang terlihat
berdasar pada dosis yang diberikan (egli et al,1997; Warren and Durieux,1997). Low
molecular weight hydroxyethyl starch berkompromi dengan koagulasi darah slightly
daripada high molecular weight tapi perbedaannya tidak signifikan (lamniki et
al;2000). Amplitudo maksimum dari tromboelastogram ditekankan pada pasien yang
menerima, mengindikasikan pembentukan gumpalan beku dengan penurunan
kekuatan (Kuitunen et al;1993). Larutan hydroxyethyl starch, ketika diberikan pada
23
DEXTRAN
Dextran 70 adalah water soluble polymer gukosa (polisakarida) disintesis oleh
bakteria tertentu dari sukrosa. Berat molekular rata-rata dextran 70 adalah sekitar
70.000dalton dan tekanan osmotik koloid sekitar 350mOsm/L. Berat molekul tinggi
dextran diberikan untuk menghasilkan berat molekul rendah dextran (dextran-40)
dengan berat molekul sekitar 40.000 dalton dan tekanan osmotik koloid lebih tinggi.
Dextran dieliminasi secara besar-besaran melalui ginjal walaupun sejumlah kecil
dimetabolisme. Ambang ginjal untuk dextran adalah berat molekul sekitar 55.000
dalton. Lebih banyak dextran 40 daripada dextran 70 disaring oleh glomerolus.
Dextran 70 persist dalam sirkulasi selama 72 jam dan digabungkan dengan aktivasi
platelet. Pada akhirnya, dextran 70 diturunkan secara enzimatik menjadi glukosa.
Penggunaan Klinik
High molecular weight dextran dipertahankan didalam ruangan intravaskular selama
12 jam. Untuk alasan ini, mereka adalah alternatif yang cocok untuk darah atau
plasma untuk perluasan volume cairan intravaskular. Untuk penggantian volume
cairan intravaskular, dosis maksimum yang direkomendasikan selama 24 jam pertama
adalah 20ml/kg IV dan kemudian 10mg/kg IV pada hari subsequent. Terapi harus
tidak berlanjut selama lebih dari 5 hari. Larutan spesial dextran (32% dextran-70)
digunakan di dalam histereskopi untuk membantu menggelembungkan dan mengairi
cavum uteri dan untuk menurunkan kemungkinan adhesi tuba setelah pembedahan
24
tuba rekonstruktif untuk infertilitas. Karena dextran ini kemungkinan diabsorpsi, efek
merugikan sama dengan yang ditemukan setelah pemberian IV. Sebagai contoh,
absorpsi vaskular dari larutan ini mungkin sufficient untuk menghasilkan oedem
pulmonal (Mangar et al,1991). Dextran-40 dipertahankan intravaskular selama 2-4
jam dan digunakan paling sering untuk mencegah tromboembolism dengan
menurunkan kekentalan darah. Dextran juga mungkin mempengaruhi ketaatan
(adherence) leukosit yang menyarankan kemungkinan peranan di dalam iskemia /
reperfusi injury (Steinbauer et al,1998)
Efek samping
Efek samping potensial dari dextran harus dipertimbangkan sebelum pengganti darah
dipilih di dalam lieu safer, walaupun lebih mahal, produk seperti albumin atau
pemecahan protein plasma.
Reaksi Alergi
Reaksi alergi dextran disebabkan oleh sirkulasi dextran reactive imunoglobin G
antibodies yang ada pada kebanyakan orang dewasa (Dieterich et al,1995). Kejadian
reaksi alergi setelah pemberian high-atau low molecular weight dextran kelihatan
pada kurang lebih 1:3.000 administrasi (Isbister dan Fisher,1980). Meskipun
demikian, low molecular weight dextran kemungkinan mempunyai pertimbangan
antigen potensia lebih sedikit daripada high molecular weight dextran. Pengeluaran
heparin mungkin bermanifestasi sebagai urtikaria, angioedema, hipotensi dan
bronkospasm. Pemberian dextran yang tidak berlanjut biasanya adalah sufficient
treatment, tetapi pada kasus-kasus yang jarang, reaksi alergi yang membahayakan
hidup membutuhkan agresif terapi. Tentu saja, reaksi alergi yang fatal telah terjadi
selama pemberian IV sama kecilnya 10 ml dari dextran-70 (Isbister dan Fisher,1980).
Rouleaux Formation
Larutan dextran,regardless dari berat molekul mereka, dapat mendorong
pembentukan rouleaux dan dicampurkan dengan subsequent crossmatching dari
darah. Untuk alasan ini, darah untuk crossmatching harus diperoleh sebelum
pemberian dextran. Dextran dapat juga digabungkan dengan tes tertentu dari fungsi
ginjal dan fungsi hati dan menyebabkan peningkatan palsu di dalam konsentrasi gula
darah.
GELATIN
Larutan gelatin (Hemaccel8, Gelofusin@) memiliki berat molekul rata-rata sekitar
35.000 dalton dan mendekati isotonik. Larutan yang tidak mahal ini mempunyai
waktu paruh intravascular relatif pendek walaupun itu melampaui larutan koloid.
Metabolisme di dalam hati dan gelatin dieliminasi secara lengkap ........(tidak kebaca)
26
pada diuresis osmosis. Masalah koagulasi berbeda dan ketika mereka terjadi
kemungkinan berhubungan dengan hemodilusi. Ada sedikit resiko (<1%) untuk
immune mediated hipersensitivity. Gelatin mendorong pelepasan histamin yang
berhubungan dengan hipotensi, bronkospasme, dan cutaneous rash.
HEMOGLOBIN SOLUTIONS
Larutan alami dari hemoglobin (bebas stroma) menyediakan kapasitas pembawa
oksigen (oxygen carrying capacity) tetapi mempunyai waktu kerja terbatas karena
clearance cepat dari sirkulasi. Sebagai contoh, hemoglobin bebas mempunyai
eliminasi waktu paruh 10-30 menit,merefleksikan jalurnya ke dalam sistem fagosit
eksresi renal cepat (Jones,1995). Tekanan osmotik koloid tinggi dari larutan
hemoglobin menghalang-halangi administrasi mereka pada konsentrasi >7g/dl.
Hemoglobin di dalam larutan dioksidasi secara bertahap menjadi methemoglobin dan
harus di simpan di dalam lingkungan bebas oksigen. Produk hemoglobin buatan
manusia dalam jumlah besar yang berasal dari eritrosit manusia kemungkinan tidak
dapat dikerjakan dengan mudah karena darah donor dalam persediaan yang terbatas.
Hemoglobin based oxygen carriers mengkombinasikan oksigen transport dengan
volume expanding properties dan mungkin berguna untuk pengobatan anemia dan
shock hemoragik. Adanya peningkatan level dari larutan ini di dalam plasma,
pengukuran konsentrasi serum laktat mungkin di bawah perkiraan menunjukkan
undertreatment dari pasien.
PERFLUOROCARBONS
Perfluorocarbon adalah inert synthetic compounds (bahan campuran sintetik yang
lamban) yang melarutkan molekul oksigen dan karbondioksida dalam jumlah besar
(oxygen carrying colloid) (Dietz et al,1996;Tremper,1999). Kandungan Oksigen pada
perfluorocarbon seimbang secara langsung terhadap tekanan parsial oksigen. Karena
perfluorocarbon menukarkan gas melalui difusi sederhana, mereka memuat dan
membongkar oksigen dua kali lebih cepat daripada hemoglobin. Karena
perfluorocarbon sangatlah hidrofobik, obat ini memerlukan emulsifikasi dengan
surfaktan untuk menciptakan sebuah formula yang cocok untuk pemberian IV .
Pemberian fluorocarbon secara intravaskular dikeluarkan lengkap secara exhalasi dan
juga dibersihkan dari sirkulasi secara fagositosis dan pemberian secara subsequent ke
dalam retikuloendotelial sistem, yang mana mereka diekskresikan secara progresif
melalui paru. Walaupun generasi kedua dari fluorocarbon telah meningkatkan oxygen
carrying capacity, mereka melarutkan oksigen pada tekanan parsial ambient masih
terbatas. Short intravaskular persistence poor shelf life, ketidakstabilan temperatur,
dan efek samping, yang termasuk pengambilan dari sistem retikuloendotelial dan
gangguan dari mekanisme surfactant pulmonal membatasi penyebaran larutan ini.
Perfluorocarbon tidak berefek pada koagulasi tetapi kelihatan sebagai platelet di
dalam automated cell counters, yang dapat menghasilkan perkiraan berlebihan jumlah
platelet khususnya di dalam sampel darah trombositopenia 9Cuignet et al,2000;Leese
et al, 2000). Fluososl DA 20% diizinkan hanya untuk delivery oksigen (tidak sebagai
pengganti eritrosit) selama angioplasty coronary ketika balon dipompa.