Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

TRANSFUSI DARAH

OLEH

SRI WAHYUNINGSIH
(NIM 00320020)

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

(Sri Muharti, Ners., M.Kep) (Yulia Yasman, Ners., M.Kep)

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AWAL BROS BATAM
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH

1. DEFINISI
Transfusi darah adalah rangkaian proses memindahkan darah atau komponen
darah dari donor kepada resipien. Pada kasus-kasus tertentu, transfusi darah dapat
sangat bermanfaat atau bahkan menyelamatkan nyawa pasien. Transfusi darah pada
praktik klinik dapat menggunakan berbagai jenis komponen, baik darah lengkap
(whole blood), sel darah merah pekat (packed red cells/PRC), sel darah merah yang
dicuci (washed erythrocytes/WE), trombosit, plasma segar beku (fresh frozen
plasma/FFP), kriopresipitat, dan sebagainya sesuai indikasi. Tujuan transfusi darah
secara umum untuk mengembalikan serta mempertahankan volume normal peredaran
darah, mengganti kekurangan komponen selular darah, meningkatkan oksigenasi
jaringan, serta memperbaiki fungsi homeostasis pada tubuh. Sari Pediatri 2016;18(4):325-31
Transfusi darah adalah proses menyalurkan darahatau produk berbasis darah
dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan
dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan
trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah.( A.
Harryanto Reksodiputro,1994). Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari
seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit (respien).

Tujuan transfuse darah :

 Memelihara dan mempertahankan kesehatan donor.


 Memelihara keadaan biologis darah atau komponen – komponennya agar tetap
bermanfaat.
 Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran
darah (stabilitas peredaran darah).
 Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah.
 Meningkatkan oksigenasi jaringan.
 Memperbaiki fungsi Hemostatis.
 Tindakan terapi kasus tertentu.
Manfaat transfuse darah

 Dapat mengetahui golongan darah


 Dapat menambah cairan darah yang hilang di dalam tubuh
 Dapat menyelamatkan jiwa pasien

Jenis Transfusi darah

 Transfusi PRC Tujuan transfusi PRC adalah untuk menaikkan Hb pasien tanpa
menaikkan volume darah secara nyata. Keuntungan menggunakan PRC
dibandingkan dengan darah jenuh adalah:
- Kenaikan Hb dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan.
- Mengurangi kemungkinan penularan penyakit.
- Mengurangi kemungkinan reaksi imunologis
- Volume darah yang diberikan lebih sedikit sehingga kemungkinan overload
berkurang
- Komponen darah lainnya dapatdiberikan pada pasien lain.
- Transfusi suspensi trombosit
Tujuan transfusi suspensi trombosit adalah menaikkan kadar trombosit darah.
Dosis suspensi trombosit yang diperlukan dapat dihitung kira-kira sebagai
berikut : 50 ml suspensi trombosit menaikkan kadar trombosit 7500-
10.000/mm pada resipien yang beratnya 50 kg.Suspensi trombosit diberikan
pada penderita trombositopeni bila :1) didapat perdarahan 2)untuk mencegah
perdarahan pada keadaan dimana ada erosi yang dapat berdarah bila kadar <
35.000/mm. 3) untuk mencegah perdarahan spontan bila kadar trombosit <
15.000/m
 Transfusi dengan suspensi plasma beku (Fresh Frozen Plasma)
Plasma segar yang dibekukan mengandung sebagian besar faktor pembekuan di
samping berbagai protein yang terdapat didalamnya; karena itu selain untuk
mengganti plasma yang hilang dengan perdarahan dapat dipakai sebagai
pengobatan simptomatis kekurangan faktor pembekuan darah. Fresh Frozen
Plasma (PIT) tidak digunakan untuk mengobati kebutuhan faktor VIII dan faktor
IX (Hemofilia); untuk ini digunakan plasma Cryoprecipitate.Pada transfusi
dengan FFP biasanya diberikan 48 kantong (175225 ml) tiap 68 jam bergantung
kebutuhan.
 Transfusi dengan darah penuh (Whole Blood)
Transfusi dengan darah penuh diperlukan untuk mengembalikan dan
mempertahankan volume darah dalam sirkulasi atau mengatasi renjatan.

Reaksi transfuse

Reaksi transfuse adalah reaksi yang terjadi selama tranfusi darah yang tidak
diinginkan berkaitan dengan tranfusi itu. sejak dilakukannya tes komatibilitas untuk
menentukan adanya antibody terhadap antigen sel darah merah, efek samping
transfusi umumnya disebabkan oleh leokosit , trombosit dan protein plasma.

Gejala bervariasi mungkin tidak terdapat gejala atau gejalanya tidak jelas, ringan
samapi berat.hal ini disebabkan oleh hemolisis intravaskuler atau ekstravaskuler yang
disebabkan oleh reaksi antibody terhadap anti gen :
- rasa panas atau rasa terbakar sepanjang vena
- warna kemerahan pada wajah
- nyeri dada
- nyeri pinggang bawah
- mual dan muntah
- demam dan sakit kepala
- mengigil
- gejala syok hipotensi,takikardia,gelisah,dispnea
- ruam kulit,urtikaria,edma wajah atau lidah
- asma ( pada keadaan alergi )

2. ANATOMI FISIOLOGI
ANATOMI FISIOLOGI DARAH
Gambar 1.1 Struktur pembentuk sel darah

Gambar 1.2 Komponen darah

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah
cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah.
Volume darah secara keseluruhan kira-kira merupakan 1/12 berat badan atau kira-kira 5
liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan 45% sisanya terdiri atas sel darah.
Angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume sel darah yang dipadatkan
yang berkisar anatara 40-47. Diwaktu sehat volume darah adalah konstan dan sampai
batas tertentu diatur oleh tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan dalam jaringan.
Kandungan yang ada di dalam darah :
- Air : 91%
- Protein : 3% (albumin, globulin, protombin, dan fibrinigen)
- Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat,
magnesium, kalsium dan zat besi.
- Bahan Organik    : 0.1% (glukosa, lemakasam urat, keratinin, kolesterol, dan
asam amino)
Fungsi Darah :
a. Sebagai alat pengangkut, yaitu :
 Mengambil oksigen / zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh
jaringan tubuh.
 Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
 Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan
keseluruh jaringan / alat tubuh.
 Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk
dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.
 Mengedarkan hormon yaitu hormon untuk membantu proses fisiologis.
b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan
perantaraan leukosit dan antibodi / zat-zat anti racun.
c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh.
d. Menjaga kesetimbangan asam basa jaringan tubuh untuk menghindari kerusakan.
Karakteristik Darah :
 Volume darah : 7% - 10% BB (5 Lt pada dewasa normal)
 Komponen darah : Eritrosit, Leukosit, trombosit →40% - 45% volume darah;
tersuspensi dalam plasma darah
 PH darah : 7,37 – 7,45
 Temp : 38°C
 Viskositas lebih kental dari air dengan BJ 1,041 – 1,067
Bagian-Bagian Darah
1) Sel-Sel Darah
 Eritrosit (Sel darah merah)
Anatomi : Merupakan cakram bikonkaf yang tidak berinti, ukurannya 0.007
mm, tidak bergerak, banyaknya kira-kira 4,5-5 juta/mm³, warnanya kuning
kemerah-merahan karena didalamnya mengandung hemoglobin (hemoglobin
adalah protein pigmen yang meberi warnamerah pada darah. Hemoglobin terdiri
atas protein yang di sebut globin dan pigmen non-protein yang disebut heme.),
setiap eritrosi mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin, sifatnya kenyal
sehingga dapat berubah bentuk sesuai dengan pembuluh darah yang dilalui.
Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terbentuk dari
asam amino. Mereka juga memerlukan zat besi wnita memerlukan lebih banyak
zat besi karena beberapa diantaranya dibuang sewaktu menstruasi. Sewaktu hsmil
diperlukan zat besi dalam jumlah yang lebih banyak lagi untuk perkembangan
janin dan pembuatan susu.
Sel darah merah dibentuk didalam sumsum tulang, terutama dari tulang
pendek, pipih, dan tak beraturan dari jaringan konselus pada ujung tulang pipa
dan dari sumsum dalam batang iga-iga dan dari sternum.
Perkembangan sel darah dalam sumsum tulang melalui berbagai tahap
mula-mula besar dan berisi nukleus tetapi tidak ada hemoglobin; kemudian
dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangan nukleusnya dan baru diedarkan ke
dalam sirkulasi darah.
Rata-rata panjang hidup sel darah merah kira-kira 115 hari. Sel menjadi
usang dan dihancurkan dalam sistema retikulo-endotelial, terutama dalam limpa
dan hati. Globin dan hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk digunakan
sebagai protein dalam jaringan-jaringan dan zat besi dalam hem dari hemoglobin
dikeluarkan untuk digunakan dalam pembentukan sel darah merah lagi. Sisa hem
dari hemoglobin diubah lagi menjadi bilirubin (pigmen kuning) dan biliverdin
yaitu yang berwarna kehijau-hijauan yang dapat dilihat pada perubahan warna
hemoglobin yang rusak pada luka memar.
Bila terjadi perdarahan maka sel merah dengan hemoglobinnya sebagai
pembawa oksigen, hilang. Pada perdarahan sedang, sel-sel itu diganti dalam
waktu beberapa minggu berikutnya. Tetapi bila kadar hemoglobin turun sampai
40% atau dibawahnya, maka diperlukan tranfusi darah.
Fungsi : Mengikat oksigen dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh
jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk
dikeluarkan melalui paru-paru / melalui jalan pernafasan.
Produksi Eritrosit (Eritropoesis):
 Terjadi di sumsum tulang dan memerlukan besi, Vit B12, asam folat,
piridoksin (B6)
 Di pengaruhi oleh O₂ dalam jaringan
 Masa hidup : 120 hari
 Eritrosit tua dihancurkan di sistem retikuloendotelial (hati dan limpa)
 Pemecahan Hb menghasilkan bilirubin dan besi. Besi berkaitan dengan protein
(transferin) dan diolah kembali menjadi Hb baru.
 Leukosit (Sel darah putih)
Anatomi : Berbentuk bening, tidak bewarna, memiliki inti, lebih besar dari sel
drah merah (eritrosit), dapat berubah dan bergerak dengan perantaraan kaki palsu
(psedoupodia),dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel
darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat, sekitar 7000-
25000 sel per tetes. Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai
10000 (rata-rata 8000) sel darah putih.
Leukosit selain berada di dalam pembuluh darah juga terdapat di seluruh
jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit di sebabkan oleh masuknya
kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang ada di dalam darah akan lebih banyak
dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam
kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari
serangan penyakit tersebut.
Rentang kehidupan leukosit setelah di produksi di sumsum tulang,
leukosit bertahan kurang lebih satu hari di dalam sirkulasi sebelum masuk ke
jaringan. Sel ini tetap dalam jaringan selama beberapa hari, beberapa minggu,
atau beberapa bulan, tergantung jenis leukositnya.
Fungsi : sebagai pertahan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit
penyakit / bakteri yang masuk kedalam jaringan RES (sistem retikuloendotel),
tempat pembikannya didalam limpa dan kelenjar limfe, sebagai pengangkut yaitu
mengangkut membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke
pembuluh darah.
Macam-Macam Sel Darah Putih (Leukosit), meliputi :
a) Agranulosit
Sel leukosit yang tidak mempunyai granula di dalamnya, yang terdiri dari :
b) Limfosit 
yaitu macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe,
bentuknya ada yang besar dan kecil, didalam sitoplasmanya tidak terdapat
glandula dan intinya besar, banyaknya kira-kira 15%-20%. rentang hidupnya
dapat mencapai beberapa tahun.
Striktur : Limfosit mengandung nukleus bulat berwarna biru gelap yang
dikelilingi lapisan tipis sitoplasma. Ukurannya bervariasi ukuran kecil 5 µm –
8 µm, ukuran terbesar 15 µm
Fungsi : membunuh dan memakan bakteri yang masuk kedalam jaringan
tubuh dan berfungsi juga dalam reaksi imunologis.
c) Monosit
terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar dari limfosit, mencapai
3%-8% jumlah total.
Struktur : merupakan sel darah terbesar. Memilik protoplasma yang
lebar, berwarna biru abu-abu mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan, inti
selnya bulat dan panjang, warnanya lembayung muda.
Fungsi : sangat fagositik dan sangat aktif. Sel ini siap bermigrasi melalui
pembuluh darah. Jika monosit telah meninggalkan aliran darah, maka sel ini
menjadi hitosit jaringan (makrofag tetap).
d) Granulosit
Disebut juga leukosit granular yang terdiri dari :
e) Neutrofil
atau disebut juga polimorfonuklear leukosit banyaknya mencapai 50%-60%.
Struktur : neutrofil memiliki granula kecil berwarna merah muda dalam
sitoplasmanya dan banyak bintik-bintik halus / glandula. Nukleusnya memiliki
3-5 lobus yang terhubungkan dengan benang kromatin tipis. Diameternya
mencapai 9 µm – 12 µm
Fungsi : pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses
peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga juga yang memberikan
tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri, aktivitas dan matinya neutrofil
dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.
f) Eusinofil
mencapai 1%-3% jumlah sel darah putih.
Struktur : memiliki granula sitoplasma yang kasar dan besar, dengan
pewarnaan oranye kemerahan. Sel ini memiliki nukleus berlobus dua, dan
berdiameter 12 µm – 15 µm.
Fungsi : merupakan fagosti lemah, jumlahnya akan mengikat saat terjadi
alergi atau penyakit parasit, tetapi akan berkurang selama stres
berkepanjangan. Sel ini berfungsi dalam detoksifikasi hestamin yang di
produksi sel mast dan jaringan yang cedera saat inflamasi berlangsung.
g) Basofil
mencapai kurang dari 1% jumlah leukosit.
Struktur ; memiliki sejumlah granula sitoplasma besar yang bentuknya
tidak beraturan dan akan bewarna keunguan sampai hitam serta
memperlihatkan nukleus berbentuk S. Diameternya 12 µm – 15 µm.
Fungsi : bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen
dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.
 Trombosit (Sel pembeku darah
Anatomi : trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan
ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih,
normal pada orang dewasa 200.000-300.000/mm³. Bagian inti yang merupakan
fragmen sel tanpa nukleus yang berasal dari sumsum tukang. Ukuran trombosit
mencapai setengah ukuran sel darah merah. Sitoplasmanya terbungkus suatu
membran plasma dan mengandung berbagai jenis granula yang berhubungan
dengan proses koagulasi darah.
Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang
kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Trombosit memiliki masa hidup
dalam drah antara 5-9 hari. Trombosit yang tua atau mati di ambil dari sistem
perdaran darah, terutama oleh makrofag jaringan. Lebih dari separuh trombosit
diambil oleh makrofag dalam limpa, pada waktu darah melewati organ tersebut.
Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu
terjadinya peristiwa pembekuan darah yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen
mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka. Ketika kita luka maka darah akan
keluar, trombosit pecah dan akan mengeluarkan zat yang di namakan
trombokinase. Trombokinase ini akan bertemu dengan protrombin dengan
pertolongan Ca2+ akan menjadi trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin
yang merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang tidak teratur
letaknya, yang akan menahan sel darah, dengan demikian terjadilah pembekuan.
Protrombin ini dibuat di dalam hati dan untuk membuatnya diperlukan vitamin
K, dengan demikian vitamin K penting untuk pembekuan darah.
Fungsi : memegang peranan penting dalam pembekuan darah
(hemostatis). Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah
tidak lekas membeku sehingga timbul perdarahan yang terus-menerus.
 Plasma Darah
Anatomi : merupakan komponen terbesar dalam darah dan merupakan bagian
darah yang cair, tersusun dari air 91%, protein plasma darah 7%, asam amino,
lemak, glukosa, urea, garam sebanyak 0,9%, dan hormon, antibodi sebanyak
0,1% .
 Protein Plasma :
Mencapai 7% dari plasma dan merupakan satu-satunya unsur pokok plasma
yang tidak dapat menembus membran kapiler untuk mencapai sel. Ada 3 jenis
protein plasma yang utama :
 Albumin adalah protein yang terbanyak, sekitar 55%-60% tetapi ukurannya
paling kecil. Albumin di sintesis di dalam hati dan bertanggung jawab
untuk tekanan osmotik koloid darah. Mempertahankan tekanan osmotik
agar normal (25 mmHg).
 Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma. Alfa dan beta globulin
disintesis di hati, dengan fungsi utama sebagai molekul pembawa lipid,
beberapa hormone, berbagai subtrat, dan zat penting lainnya. Gamma
globulin (immunoglobulin) fungsi utama berperan sebagai antibody.
 Fibrinogen membentuk sekitar 4% protein plasma. Disintesis di hati dan
merupakan komponen esensial dalam mekanisme pembekuan darah.
Fungsi : mengangkut sari makanan ke sel-sel serta membawa sisa
pembakaran dari sel ke tempat pembuangan selain itu plasma darah juga
menghasilkan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit atau zat antibodi.
Proses Pembekuan Darah
Pembekuan darah yaitu darah yang mengeras dan menjadi sel yang bersatu.
Hal ini dikarenakan di dalam darah terdapat sel-sel yang dapat membentuk
jaringan secara cepat. Inilah kenapa disebut membeku karena darah yang cair itu
dapat seolah-olah “mengeras” dengan cepat. Namun proses ini terjadi jika
terdapat jaringan tubuh yang rusak, yang mengakibatkan drah keluar dari
pembuluh darah. Bila tidak, darah hanya akan beredar menyuplai zat-zat yang
dibutuhkan oleh organ tubuh. Dalam proses pembekuan darah ada beberapa zat
yang dibutuhkan, yakni trombosit atau keping darah, fibrinogen, protrombin,
kalsium dan vitamin K.
Ketika luka terjadi yang mengakibatkan rusaknya jaringan tubuh, merobek
pembuluh darah hingga darah keluar, maka hati akan menggenjot produksi
produksi komponen yang ada di trombosit maupun plasma darah yang bernama
fibrinogen. Fibrinogen adalah sebuah glikoprotein yang ada dalam plasma darah
dalam bentuk cairan dan trombosit dalam bentuk granula yang semuanya
dihasilkan oleh hati. Fibrinogen ini yang kemudian melakukan proses koagulasi
darah dan meningkatkan viskositas darah. Proses ini akan menghasilkan trombin
dan protrombin dengan bantuan Ca2+ dan vitamin K. Trombin yang terbentuk
akan memecah fibrinogen menjadi benang fibrin. Bersamaan dengan proses ini,
terjadi pengendapan LDL yang memacu proses terbentuknya plak dan memicu
agregasi trombosit yang pecah mengeluarkan trombokinase untuk merubah
protrombin menjadi trombin dan proses kembali ini menyebabkan semakin
banyaknya benang fibrin yang terbentuk.
Proses Pembentukan Sel Darah
Terjadi awal masa embrional, sebagian besar pada hati dan sebagian kecil pada
limpa. Pada minggu ke-20 masa embrional mulai terjadi pada sumsum tulang.
Semakin besar janin peranan pembentukan sel darah terjadi pada sumsum tulang.
Setelah lahir semua sel darah dibuat di sumsum tulang, kecuali limfosit yang juga
di bentuk di kelenjar limfe, thymus dan lien. Setelah usia 20 tahun sumsum tulang
panjang tidak memproduksi lagi drah kecuali bagian proximal, humerus, dan tibia.
1. INDIKASI TINDAKAN
a. Kehilangan darah akut bila 20-30% total volume darah hilang dan perdarahan terus
terjadi
b. Anemia berat
c. Syok septik
d. Memberikan plasma dan trombosit sebagai tambahan factor pembekuan karena
komponen darah yang lain tidak ada
e. Transfusi tukar pada neonates dengan ikterus berat
2. KONTRA INDIKASI TINDAKAN
Kontraindikasi umum pemberian transfusi adalah hipersensitivitas terhadap prouk komponen
darah yang diberikan. Terdapat juga kontraindikasi spesifik untuk masing-masing
komponen darah sebagai berikut:
Whole Blood
Transfusi whole blood dikontraindikasikan pada pasien dengan risiko kelebihan cairan
yang meningkat seperti pada kondisi anemia kronik dan gagal jantung. Tranfusi ini juga
dikontraindikasikan pada kondisi yang membutuhkan terapi monokomponen (misal fresh
frozen plasma pada koagulopati) dan komponen darah spesifik tersedia.
Packed Red Cell
Packed red cell sebaiknya tidak digunakan untuk anemia yang dapat dikoreksi dengan
terapi nontransfusi (misal anemia defisiensi besi) kecuali koreksi segera diperlukan.
Terapi ini juga tidak boleh digunakan hanya untuk meningkatkan volume darah dan/atau
tekanan onkotik.
Konsentrat Trombosit
Konsentrat trombosit dikontraindikasikan pada keadaan pencegahan perdarahan pada
pasien yang akan dioperasi, kecuali sudah ada data yang jelas bahwa pasien mengalami
defisiensi trombosit. Konsentrasi trombosit ini juga dikontraindikasikan pada pasien
dengan idiopathic autoimmune thrombocytopenic purpura (ITP), thrombotic
thrombocytopenic purpura (TTP), haemolytic uremic syndrome (HUS), heparin induced
thrombocytopenia (HIT), disseminated intravascular coagulation (DIC) yang tidak
ditangani serta sepsis yang disertai trombositopenia.
Pada kondisi destruksi autoimun platelet seperti ITP, pemberian platelet
dikontraindikasikan karena tidak akan menunjukkan manfaat klinis. Hal ini terjadi karena
platelet yang ditransfusikan akan mengalami destruksi segera sama seperti platelet pasien.
Fresh Frozen Plasma
Pada kondisi defisiensi faktor pembekuan darah spesifik dan komponen tersebut tersedia,
fresh frozen plasma tidak boleh diberikan. Fresh frozen plasma juga tidak boleh diberikan
pada kondisi defisiensi vitamin K jika koreksi dapat tercapai dengan suplementasi
vitamin K.
Albumin
Cairan albumin dikontraindikasikan pada kondisi anemia berat atau gagal jantung.
Faktor Pembekuan Darah Spesifik
Tidak terdapat kontraindikasi khusus pada pemberian transfusi komponen pembekuan
darah spesifik seperti faktor VIII, IX, atau X.[4]
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hb dan
suplai oksigen
b. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan (terkait dengan rendahnya hemoglobin
dan hematocrik )
c. Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan pendarahan
d. Resiko cidera yang berhubngan dengan transfuse
e. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi.
f. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat.
4. TUJUAN TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Mampu melakukan aktifitas sehari hari secara mandiri
b. Tidak terjadi cedera pada saat transfusi
c. Meningkatkan konsentrasi oksigen pada jaringan
d. Tidak terjadi infeksi

5. DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2. EGC : Jakarta
Sari Pediatri 2016;18(4):325-31. Transfusi Rasional pada Anak. Pustika Amalia
Wahidiyat, Nitish Basant Adnani Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
https://www.nerslicious.com/anatomi-fisiologi-darah/
https://ogibadisca.wordpress.com/2007/09/29/asuhan-keperawatan-klien-dengan-anemia/
https://irmaasusil.wordpress.com/tag/askep-transfusi-darah/

Anda mungkin juga menyukai