DARAH
Darah berasal dari bahasa Yunani haima yang artinya darah. Dalam darah terkandung
hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Hemoglobin merupakan protein
pengangkut oksigen.
1.1. KOMPONEN DARAH
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah,
angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan
yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang
membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
1. Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari
segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah
juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita
penyakit anemia. Jumlah pada pria dewasa sekitar 5 juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar
4 juta sel/cc darah. Kadar Hb inilah yang dijadikan patokan dalam menentukan penyakit
Anemia. Eritrosit berusia sekitar 120 hari.
1. Keping-keping darah atau trombosit (0,6 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah. Normal berkisar antara
200.000-300.000 keping/mm
1. Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan
benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Fungsi
utama dari leukosit tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing yang
masuk ke dalam tubuh. Peningkatan jumlah lekosit merupakan petunjuk adanya infeksi.
Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang
kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia. Jumlah sel pada orang dewasa berkisar
antara 6000 9000 sel/cc darah.Plasma darah adalah bagian yang tidak mengandung sel
darah. Komposisi plasma darah :
1. Air
2. Protein
Protein plasma terdiri dari :
1. Albumin
( 57% )
2. Globulin
( 40% )
( 3% )
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin
pada klien anemia.
3. Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi (misalnya: faktor pembekuan
untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).
4. Meningkatkan oksigenasi jaringan.
5. Memperbaiki fungsi Hemostatis.
2.2 INDIKASI TRANSFUSI DARAH
Dalam pedoman WHO disebutkan :
1. Transfusi tidak boleh diberikan tanpa indikasi kuat.
2. Transfusi hanya diberikan berupa komponen darah pengganti yang hilang/kurang.
Berdasarkan pada tujuan di atas, maka saat ini transfusi darah cenderung memakai komponen
darah disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya kebutuhan akan sel darah merah, granulosit,
trombosit, dan plasma darah yang mengandung protein dan faktor-faktor pembekuan.
Indikasi transfusi darah dan komponen-konponennya adalah :
1. Anemia pada perdarahan akut setelah didahului penggantian volume dengan cairan.
2. Anemia kronis.
3. Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen.
4. Plasma loss atau hipoalbuminemia.
5. Kehilangan sampai 30% EBV umumnya dapat diatasi dengan cairan elektrolit saja.
Kehilangan lebih daripada itu, setelah diberi cairan elektrolit perlu dilanjutkan dengan
transfusi jika Hb<8 gr/dl.
2.3. JENIS TRANSFUSI DARAH
Darah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit, darah lengkap juga mempunyai
kandungan trombosit dan faktor pembekuan labil (V, VIII). Volume darah sesuai kantong
darah yang dipakai yaitu antara lain 250 ml, 350 ml, 450 ml. Dapat bertahan dalam suhu
42C. Darah lengkap berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit dan plasma secara
bersamaan. Hb meningkat 0,90,12 g/dl dan Ht meningkat 3-4 % post transfusi 450 ml darah
lengkap. Tranfusi darah lengkap hanya untuk mengatasi perdarahan akut dan masif,
meningkatkan dan mempertahankan proses pembekuan. Darah lengkap diberikan dengan
golongan ABO dan Rh yang diketahui. Dosis pada pediatrik rata-rata 20 ml/kg, diikuti
dengan volume yang diperlukan untuk stabilisasi.
Indikasi :
1. Penggantian volume pada pasien dengan syok hemoragi, trauma atau luka bakar
2. Pasien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari 25% dari volume
darah total.
Rumus kebutuhan whole blood
6 x Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB
Ket :
-Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal
-Hb pasien : Hb pasien saat ini
Darah lengkap ada 3 macam. Yaitu :
1. Darah Segar
Yaitu darah yang baru diambil dari donor sampai 6 jam sesudah pengambilan. Keuntungan
pemakaian darah segar ialah faktor pembekuannya masih lengkap termasuk faktor labil (V
dan VIII) dan fungsi eritrosit masih relatif baik. Kerugiannya sulit diperoleh dalam waktu
yang tepat karena untuk pemeriksaan golongan, reaksi silang dan transportasi diperlukan
waktu lebih dari 4 jam dan resiko penularan penyakit relatif banyak.
1. Darah Baru
Yaitu darah yang disimpan antara 6 jam sampai 6 hari sesudah diambil dari donor. Faktor
pembekuan disini sudah hampir habis, dan juga dapat terjadi peningkatan kadar kalium,
amonia, dan asam laktat.
1. Darah Simpan
Darah yang disimpan lebih dari 6 hari sampai 35 hari. Keuntungannya mudah tersedia setiap
saat, bahaya penularan lues dan sitomegalovirus hilang. Sedang kerugiaannya ialah faktor
pembekuan terutama faktor V dan VIII sudah habis. Kemampuan transportasi oksigen oleh
eritrosit menurun yang disebabkan karena afinitas Hb terhadap oksigen yang tinggi, sehingga
oksigen sukar dilepas ke jaringan. Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar 2,3 DPG. Kadar
kalium, amonia, dan asam laktat tinggi.
Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah dipekatkan dengan
memisahkan komponen-komponen yang lain. Packed cells banyak dipakai dalam pengobatan
anemia terutama talasemia, anemia aplastik, leukemia dan anemia karena keganasan lainnya.
Pemberian transfusi bertujuan untuk memperbaiki oksigenasi jaringan dan alat-alat tubuh.
Biasanya tercapai bila kadar Hb sudah di atas 8 g%.
Untuk menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl diperlukan PRC 4 ml/kgBB atau 1 unit dapat
menaikkan kadar hematokrit 3-5 %. Diberikan selama 2 sampai 4 jam dengan kecepatan 1-2
mL/menit, dengan golongan darah ABO dan Rh yang diketahui.
Kebutuhan darah (ml) :
3 x Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB
Ket :
-Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal
-Hb pasien : Hb pasien saat ini
Tujuan transfusi PRC adalah untuk menaikkan Hb pasien tanpa menaikkan volume darah
secara nyata. Keuntungan menggunakan PRC dibandingkan dengan darah jenuh adalah:
1. Mengurangi kemungkinan penularan penyakit
2. Mengurangi kemungkinan reaksi imunologis
3. Volume darah yang diberikan lebih sedikit sehingga kemungkinan overload berkurang
4. Komponen darah lainnya dapat diberikan pada pasien lain.
Indikasi: :
1. Kehilangan darah >20% dan volume darah lebih dari 1000 ml.
2. Hemoglobin <8 gr/dl.
3. Hemoglobin <10 gr/dl dengan penyakit-penyakit utama : (misalnya empisema, atau
penyakit jantung iskemik)
4. Hemoglobin <12 gr/dl dan tergantung pada ventilator.
Dapat disebutkan bahwa :
Hb sekitar 5 adalah CRITICAL
Hb sekitar 8 adalah TOLERABLE
Hb sekitar 10 adalah OPTIMAL
Transfusi mulai diberikan pada saat Hb CRITICAL dan dihentikan setelah mencapai batas
TOLERABLE atau OPTIMAL
1. Frozen Wash Concentrated Red Blood Cells (Sel Darah Merah Pekat Beku yang
Dicuci)
Diberikan untuk penderita yang mempunyai antibodi terhadap sel darah merah yang menetap.
1. Washed red cell
Washed red cell diperoleh dengan mencuci packed red cell 2-3 kali dengan saline, sisa plasma
terbuang habis. Berguna untuk penderita yang tak bisa diberi human plasma. Kelemahan
washed red cell yaitu bahaya infeksi sekunder yang terjadi selama proses serta masa simpan
yang pendek (4-6 jam). Washed red cell dipakai dalam pengobatan aquired hemolytic anemia
dan exchange transfusion.(3) Untuk penderita yang alergi terhadap protein plasma
1. Darah merah pekat miskin leukosit
Kandungan utama eritrosit, suhu simpan 42C, berguna untuk meningkatkan jumlah
eritrosit pada pasien yang sering memerlukan transfusi. Manfaat komponen darah ini untuk
mengurangi reaksi panas dan alergi.(6)
Komponen ini terdiri dari darah lengkap dengan isi seperti PRC, plasma dihilangkan 80 % ,
biasanya tersedia dalam volume 150 ml. Dalam pemberian perlu diketahui golongan darah
ABO dan sistem Rh. Apabila diresepkan berikan dipenhidramin. Berikan antipiretik, karena
komponen ini bisa menyebabkan demam dan dingin. Untuk pencegahan infeksi, berikan
tranfusi dan disambung dengan antibiotik.
Indikasi :
Pasien sepsis yang tidak berespon dengan antibiotik (khususnya untuk pasien dengan kultur
darah positif, demam persisten /38,3 C dan granulositopenia).
Suspensi trombosit
Pemberian trombosit seringkali diperlukan pada kasus perdarahan yang disebabkan oleh
kekurangan trombosit. Pemberian trombosit yang berulang-ulang dapat menyebabkan
pembentukan thrombocyte antibody pada penderita. (3) Transfusi trombosit terbukti
bermanfaat menghentikan perdarahan karena trombositopenia. Komponen trombosit
mempunyai masa simpan sampai dengan 3 hari.(2)
Indikasi pemberian komponen trombosit ialah :
1. Setiap perdarahan spontan atau suatu operasi besar dengan jumlah trombositnya
kurang dari 50.000/mm3. Misalnya perdarahan pada trombocytopenic purpura,
leukemia, anemia aplastik, demam berdarah, DIC dan aplasia sumsum tulang karena
pemberian sitostatika terhadap tumor ganas.
Plasma
Plasma darah bermanfaat untuk memperbaiki volume dari sirkulasi darah (hypovolemia, luka
bakar), menggantikan protein yang terbuang seperti albumin pada nephrotic syndrom dan
cirhosis hepatis, menggantikan dan memperbaiki jumlah faktor-faktor tertentu dari plasma
seperti globulin.(3)
Macam sediaan plasma adalah:
1. Plasma cair
Diperoleh dengan memisahkan plasma dari whole blood pada pembuatan packed red cell.
1. Plasma kering (lyoplylized plasma)
Diperoleh dengan mengeringkan plasma beku dan lebih tahan lama (3 tahun).
1. Fresh Frozen Plasma
Dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar dan langsung dibekukan pada suhu
-60C. Pemakaian yang paling baik untuk menghentikan perdarahan (hemostasis).(3)
Kandungan utama berupa plasma dan faktor pembekuan, dengan volume 150-220 ml. Suhu
simpan -18C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun. Berguna untuk meningkatkan
faktor pembekuan bila faktor pembekuan pekat/kriopresipitat tidak ada. Ditransfusikan dalam
waktu 6 jam setelah dicairkan. Fresh frozen plasma (FFP) mengandung semua protein plasma
(faktor pembekuan), terutama faktor V dan VII. FFP biasa diberikan setelah transfusi darah
masif, setelah terapi warfarin dan koagulopati pada penyakit hepar. Setiap unit FFP biasanya
dapat menaikan masing-masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang dewasa.
Sama dengan PRC, saat hendak diberikan pada pasien perlu dihangatkan terlebih dahulu
sesuai suhu tubuh.
Pemberian dilakukan secara cepat, pada pemberian FFP dalam jumlah besar diperlukan
koreksi adanya hypokalsemia, karena asam sitrat dalam FFP mengikat kalsium. Perlu
dilakukan pencocokan golongan darah ABO dan system Rh.
Efek samping berupa urtikaria, menggigil, demam, hipervolemia.
Indikasi :
-
- Neutralisasi hemostasis setelah terapi warfarin bila terdapat perdarahan yang mengancam
nyawa.
- Adanya perdarahan dengan parameter koagulasi yang abnormal setelah transfusi massif
-
Komponen utama yang terdapat di dalamnya adalah faktor VIII, faktor pembekuan XIII,
faktor Von Willbrand, fibrinogen. Penggunaannya ialah untuk menghentikan perdarahan
karena kurangnya faktor VIII di dalam darah penderita hemofili A.
Cara pemberian ialah dengan menyuntikkan intravena langsung, tidak melalui tetesan infus,
pemberian segera setelah komponen mencair, sebab komponen ini tidak tahan pada suhu
kamar. (2)
Suhu simpan -18C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun, ditransfusikan dalam
waktu 6 jam setelah dicairkan. Efek samping berupa demam, alergi. Satu kantong (30 ml)
mengadung 75-80 unit faktor VIII, 150-200 mg fibrinogen, faktor von wilebrand, faktor XIII
Indikasi :
-
Hemophilia A
Sistem ABO
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung
dalam darahnya, sebagai berikut:
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B
dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A hanya dapat
menerima darah dari orang dengan golongan darah A atau O.
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah B hanya dapat menerima darah dari orang
dengan dolongan darah B atau O
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan
B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang
dengan golongan darah AB dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah
ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah
AB tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan
darah O dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO
apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O hanya
dapat menerima darah dari sesama O
Sistem Rhesus
Sistem rhesus ini ditemukan melalui penyuntikan sel-sel darah merah kera Macacca rhesus
kepada marmot (guinea-pig) untuk mendapatkan anti serum. Anti serum yang didapat
ternyata bereaksi dengan sel-sel darah merah. ,antigen-Rh yang ditemukan dalam darah kera
Macaca rhesus oleh Landsteiner dan Wiener pada tahun 1940 itu juga ditemukan dalam darah
manusia.
Berdasarkan ada tidaknya antigen-Rh, maka golongan darah manusia dibedakan atas dua
kelompok, yaitu :
1.Rhesus positif, bila dalam darah merahnya terdapat faktor Rh pada permukaan sel darah
merahnya
2.Rhesus negatif, bila dalam darah merahnya tidak terdapat faktor Rh pada permukaan sel
darah merahnya
Jika seseorang Rh(+), maka ia dapat menerima darah dengan Rh(+) atau Rh(-). Sedangkan
orang dengan Rh(-), hanya bisa menerima darah dengan Rh (-) saja. Oleh karena itu darah
Rh(-) sering disediakan untuk operasi-operasi darurat dimana tidak ada waktu lagi untuk
melakukan pengecekan golongan darah seseorang.
Untuk dapat menyumbangkan darah, seorang donor darah harus memenuhi syarat sebagai
berikut:[1]
1. calon donor harus berusia 17-60 tahun,
2. berat badan minimal 50 kg
3. kadar hemoglobin >12,5 gr%
4. tekanan darah 100-150 (sistole) dan 70-100 (diastole).
5. Nadi 30-100x/menit teratur
6. menandatangani formulir pendaftaranan
7. tidak mengalami gangguan pada pembeku darah
8. lulus pengujian kondisi berat badan, hemoglobin, golongan darah, dan pemeriksaan
oleh dokter
9. untuk menjaga kesehatan dan keamanan darah, calon donor tidak boleh dalam kondisi
atau menderita sakit seperti alkoholik, penyakit hepatitis, diabetes militus, epilepsi,
atau kelompok masyarakat risiko tinggi mendapatkan AIDS serta mengalami sakit
seperti demam atau influensa; baru saja dicabut giginya kurang dari tiga hari; pernah
menerima transfusi kurang dari setahun; begitu juga untuk yang belum setahun
menato, menindik, atau akupunktur; hamil; atau sedang menyusui.
Penyumbang darah (donor) disaring keadaan kesehatannya.
Denyut nadi, tekanan darah dan suhu tubuhnya diukur, dan contoh darahnya diperiksa untuk
mengetahui adanya anemia.
Ditanyakan apakah pernah atau sedang menderita keadaan tertentu yang menyebabkan darah
mereka tidak memenuhi syarat untuk disumbangkan.
Keadaan tersebut adalah hepatitis, penyakit jantung, kanker (kecuali bentuk tertentu misalnya
kanker kulit yang terlokalisasi), asma yang berat, malaria, kelainan perdarahan, AIDS dan
kemungkinan tercemar oleh virus AIDS.
Hepatitis, kehamilan, pembedahan mayor yang baru saja dijalani, tekanan darah tinggi yang
tidak terkendali, tekanan darah rendah, anemia atau pemakaian obat tertentu; untuk
sementara waktu bisa menyebabkan tidak terpenuhinya syarat untuk menyumbangkan darah.
Biasanya donor tidak diperbolehkan menyumbangkan darahnya lebih dari 1 kali setiap 2
bulan.
Untuk yang memenuhi syarat, menyumbangkan darah adalah aman.
Keseluruhan proses membutuhkan waktu sekitar 1 jam, pengambilan darahnya sendiri hanya
membutuhkan waktu 10 menit. Biasanya ada sedikit rasa nyeri pada saat jarum dimasukkan,
tetapi setelah itu rasa nyeri akan hilang.
Standard unit pengambilan darah hanya sekitar 0,48 liter.
Darah segar yang diambil disimpan dalam kantong plastik yang sudah mengandung bahan
pengawet dan komponen anti pembekuan.
Sejumlah kecil contoh darah dari penyumbang diperiksa untuk mencari adanya penyakit
infeksi seperti AIDS, hepatitis virus dan sifilis. Darah yang didinginkan dapat digunakan
dalam waktu selama 42 hari. Pada keadaan tertentu, (misalnya untuk mengawetkan golongan
darah yang jarang), sel darah merah bisa dibekukan dan disimpan sampai selama 10 tahun.
Karena transfusi darah yang tidak cocok dengan resipien dapat berbahaya, maka darah yang
disumbangkan, secara rutin digolongkan berdasarkan jenisnya; apakah golongan A, B, AB
atau O dan Rh-positif atau Rh-negatif. Sebagai tindakan pencegahan berikutnya, sebelum
memulai transfusi, pemeriksa mencampurkan setetes darah donor dengan darah resipien
untuk memastikan keduanya cocok: teknik ini disebut cross-matching.
Crossmatch adalah pemeriksaan serologis untuk menetapkan sesuai atau tidak sesuainya
darah donor dengan darah resipien. Dilakukan sebelum
transfusi darah dan bila terjadi reaksi transfusi darah.
Terdapat dua cara pemeriksaan, yaitu:
1. Crossmatch mayor : mencampur enitrosit donor (aglutinongen donor) dengan serum
resipien (aglutinin resipien)
2.
hasil Crossmatch minor, diartikan bahwa darah donor tidak sesuai dengan darah resipien
sehingga transfusi darah tidak dapat dilakukan dengan menggunakan darah donor itu
Bila Crossmatch mayor tidak menghasilkan aglutinasi, sedangkan dengan
Crossmatch minor terjadi aglutinasi, maka Crossmatch minor harus diulangi dengan
menggunakan serum donor yang diencerkan. Bila pemeriksaan terakhir ini ternyata tidak
menghasilkan aglutinasi, maka transfusi darah masih dapat dilakukan dengan menggunakan
darah donor tersebut. Bila pemeriksaan dengan serum donor yang diencerkan menghasilkan
aglutinasi, maka darah donor
itu tidak dapat ditransfusikan.
2.5 PROSES TRANSFUSI DARAH
1. Jelaskan prosedur kepada klien. Tentukan apakah klien pernah mendapatkan transfusi
sebelumnya dan catatan reaksi ,jika ada.
2. Minta klien untuk melaporkan gejala berikut: Menggigil, sakit kepala, gatal dan
kemerahan dengan segera.
3. Pastikan bahwa klien telah menandatangani format persetujuan / informed concern.
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan.
5. Buat jalur IV dengan kateter besar (diameter 18-G atau 19-G).
6. Gunakan selang infus yang mempunyai filterGantungkan wadah larutan NaCl 0,9%
untuk diberikan setelah menginfuskan/ pemberian transfusi darah.
7. Ikuti protokol institusi dalam mendapatkan produk darah dari bank darah. Minta darah
bila anda telah siap menggunakannya.
8. Dengan perawat yang lain, identifikasi kebenaran produk darah dan klien :
1. Periksa kompatibilitas yang tertera pada kantong darah dan informasi pada
kantong itu sendiri.
2. Untuk darah lengkap, periksa golongan ABO dan tipe RH pada catatan klien.
3. Periksa ulang produk darah dengan pesanan dokter.
4. Periksa tanggal kadaluarsa pada kantong darah.
5. Periksa darah terhadap adanya bekuan / gumpalan darah.
6. Tanyakan nama klien dan periksa / cocokkan dengan gelang tangannya/gelang
nama.
7. Dapatkan data dasar tanda-tanda vital klien.
8. Mulai untuk mentransfusikan darah :
Tanda-tanda reaksi hemolitik lain ialah menggigil, panas, kemerahan pada muka, bendungan
vena leher , nyeri kepala, nyeri dada, mual, muntah, nafas cepat dan dangkal, takhikardi,
hipotensi, hemoglobinuri, oliguri, perdarahan yang tidak bisa diterangkan asalnya, dan
ikterus. Pada penderita yang teranestesi hal ini sukar untuk dideteksi dan memerlukan
perhatian khusus dari ahli anestesi, ahli bedah dan lain-lain.
Tanda-tanda yang dapat dikenal ialah takhikardi, hemoglobinuri, hipotensi, perdarahan yang
tiba-tiba meningkat, selanjutnya terjadi ikterus dan oliguri.
Terapi reaksi transfusi hemolitik : pemberian cairan intravena dan diuretika. Cairan
digunakan untuk mempertahankan jumlah urine yang keluar. Diuretika yang digunakan
ialah :
1. Manitol 25 %, sebanyak 25 gr diberikan secara intravena kemudian diikuti pemberian
40 mEq Natrium bikarbonat.
2. Furosemid
Bila terjadi hipotensi penderita dapat diberi larutan Ringer laktat, albumin dan darah yang
cocok. Bila volume darah sudah mencapai normal penderita dapat diberi vasopressor. Selain
itu penderita perlu diberi oksigen. Bila terjadi anuria yang menetap perlu tindakan dialysis.
B. REAKSI TRANSFUSI NON HEMILITIK
1. Reaksi transfusi febrile
Tanda-tandanya adalah sebagai berikut : Menggigil, panas, nyeri kepala, nyeri otot, mual.
2. Reaksi alergi
a. Anafilaksis : Keadaan ini terjadi bila terdapat protein asing pada darah transfusi.
b. Urtikaria, paling sering terjadi dan penderita merasa gatal-gatal. Biasanya muka penderita
sembab.
Terapi yang perlu diberikan ialah antihistamin, dan transfusi harus disetop.
II. REAKASI NON IMUNOLOGI
a. Reaksi yang disebabkan oleh volume yang berlebihan.
b. Reaksi karena darah transfusi terkontaminasi
c. Virus hepatitis, Malaria, sifilis, virus CMG dan virus Epstein-Barr parasit serta bakteri.
e. AIDS
Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya reaksi selama transfusi, dilakukan beberapa
tindakan pencegahan. Setelah diperiksa ulang bahwa darah yang akan diberikan memang
ditujukan untuk resipien yang akan menerima darah tersebut, petugas secara perlahan
memberikan darah kepada resipien, biasanya selama 2 jam atau lebih untuk setiap unit darah.
Karena sebagian besar reaksi ketidakcocokan terjadi dalam15 menit pertama, , maka pada
awal prosedur, resipien harus diawasi secara ketat.
Setelah itu, petugas dapat memeriksa setiap 30- 45 menit dan jika terjadi reaksi
ketidakcocokan, maka transfusi harus dihentikan.
.1. Latar Belakang
Teknik transfusi darah ditemukan pada tanggal 3 Juni 1667, untuk pertama kalinya
dalam sejarah kedokteran dan operasi, dokter asal Perancis, Jean Baptist Denis berhasil
melakukan transfusi darah. Keberhasilan operasi transfusi darah pertama ini merupakan
lompatan besar dalam ilmu kedokteran karena sebelumnya, banyak sekali pasien yang harus
kehilangan nyawanya akibat kekurangan darah.(4)
Pengobatan dengan transfusi diakui serta diterima dalam dunia kedokteran, setelah Dr.
Karel Landsteiner menemukan golongan darah A, B, AB dan O pada tahun 1940 dan patokan
inilah yang dipakai sampai sekarang di dunia.(3)
Teknik pemisahan plasma darah ditemukan 3 Juni 1904, Charles Richard Drew,
seorang dokter penemu teknik pemisahan dan pengawetan plasma darah, terlahir ke dunia di
kota Washington D.C. Ia menuntut ilmu kedokteran di McGill University di Montreal,
Kanada. Pada tahun 1938, Drew mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di
Columbia Univesity, New York dan di sana ia melakukan penelitian terhadap berbagai
problem yang ditemukan dalam transfusi darah. Selama penelitian itu, dia menemukan bahwa
plasma darah atau cairan darah yang tidak mengandung sel, dapat dikeringkan dan disimpan
dalam waktu lama tanpa mengalami kerusakan. Penemuan besar Charles Drew ini mendapat
sambutan dari dunia inetrnasional dan pada tahun 1939, Drew menerima bantuan dana dari
Asosiasi Transfusi Darah dan ia membuka bank penyimpanan darah di Columbia
Presbyterian Hospital. Pada tahun 1940, Charles Drew menerima gelar doktor dan menjadi
warga AS kulit hitam pertama yang menerima gelar ini. Charles Drew meninggal dunia tahun
1950 akibat kecelakaan mobil.(4)
I.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui tentang definisi transfusi darah,
macam bentuk sediaan darah serta komponen darah, indikasi pemberian transfusi darah,
komplikasi dan reaksi transfusi darah.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Definisi
Transfusi darah ialah pemindahan darah dari donor ke dalam peredaran darah
penerima (resipien).(2) Definisi lain adalah sutu proses pekerjaan memindahkan darah dari
orang yang sehat kepada oarang yang sakit.(3)
Darah tersusun dari komponen-komponen eritrosit, leukosit, trombosit dan plasma
yang mengandung faktor pembekuan. Pemberian komponen darah yang diperlukan saja dapat
dibenarkan daripada pemberian whole blood yang lengkap, prinsip ini lebih ditekankan lagi
pentingnya di bidang pediatri dikarenakan bayi maupun anak yang sedang tumbuh tidak perlu
diganggu sistem imunologisnya oleh antigen yang tidak diperlukan. Pemberian whole blood
hanya dilakukan atas indikasi anemia pasca perdarahan yang akut dan untuk transfusi tukar.(2)
II.2. Macam-macam bentuk sediaan darah dan komponen darah
a. Darah lengkap (whole blood)
Darah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit, darah lengkap juga
mempunyai kandungan trombosit dan faktor pembekuan labil (V, VIII). Volume darah sesuai
kantong darah yang dipakai yaitu antara lain 250 ml, 350 ml, 450 ml. Dapat bertahan dalam
suhu 42C. Darah lengkap berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit dan plasma secara
bersamaan. Hb meningkat 0,90,12 g/dl dan Ht meningkat 3-4 % post transfusi 450 ml darah
lengkap.(6)
b. Sel darah merah
Packed red cell diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran plasma secara tertutup
atau septik sedemikian rupa sehingga hematokrit menjadi 70-80%. Volume tergantung
kantong darah yang dipakai yaitu 150-300 ml. Suhu simpan 42C. Lama simpan darah 24
jam dengan sistem terbuka.(3)
Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah dipekatkan
dengan memisahkan komponen-komponen yang lain. Packed cells banyak dipakai dalam
pengobatan anemia terutama talasemia, anemia aplastik, leukemia dan anemia karena
keganasan lainnya. Pemberian transfusi bertujuan untuk memperbaiki oksigenasi jaringan dan
alat-alat tubuh. Biasanya tercapai bila kadar Hb sudah di atas 8 g%.
Dosis transfusi darah didasarkan atas makin anemis seseorang resipien, makin sedikit
jumlah darah yang diberikan per et mal di dalam suatu seri transfusi darah dan makin lambat
pula jumlah tetesan yang diberikan. Hal ini dilakukan untuk menghindari komplikasi gagal
jantung. Dosis yang dipergunakan untuk menaikkan Hb ialah dengan menggunakan rumus
empiris:
Kebutuhan darah (ml) = 6 x BB (kg) x kenaikan Hb yang diinginkan.
Penurunan kadar Hb 1-2 hari pasca transfusi, maka harus dipikirkan adanya auto
immune hemolytic anemia. Hal ini dapat dibuktikan dengan uji coombs dari serum resipien
terhadap eritrosit resipien sendiri atau terhadap eritrosit donor. Keadaan demikian pemberian
washed packed red cell merupakan komponen pilihan disamping pemberian immuno
supressive (prednison, imuran) terhadap resipien.(2)
yang sama.
plasma terbuang habis. Berguna untuk penderita yang tak bisa diberi human plasma.
Kelemahan washed red cell yaitu bahaya infeksi sekunder yang terjadi selama proses serta
masa simpan yang pendek (4-6 jam). Washed red cell dipakai dalam pengobatan aquired
hemolytic anemia dan exchange transfusion.(3)
jumlah eritrosit pada pasien yang sering memerlukan transfusi. Manfaat komponen darah ini
untuk mengurangi reaksi panas dan alergi.(6)
dan aplasia sumsum tulang karena pemberian sitostatika terhadap tumor ganas. Splenektomi
pada hipersplenisme penderita talasemia maupun hipertensi portal juga memerlukan
pemberian suspensi trombosit prabedah. Komponen trombosit mempunyai masa simpan
sampai dengan 3 hari.(2)
Macam sediaan:
Platelet Rich Plasma dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar. Penyimpanan
34C sebaiknya 24 jam.
Berguna untuk meningkatkan jumlah trombosit. Peningkatan post transfusi pada dewasa ratarata 5.000-10.000/ul. Efek samping berupa urtikaria, menggigil, demam, alloimunisasi
Antigen trombosit donor.(6)
Dibuat dengan cara melakukan pemusingan (centrifugasi) lagi pada Platelet Rich
Plasma, sehingga diperoleh endapan yang merupakan pletelet concentrate dan kemudian
memisahkannya dari plasma yang diatas yang berupa Platelet Poor Plasma. Masa simpan
48-72 jam.(3)
e. Plasma
Plasma darah bermanfaat untuk memperbaiki volume dari sirkulasi darah
(hypovolemia, luka bakar), menggantikan protein yang terbuang seperti albumin pada
nephrotic syndrom dan cirhosis hepatis, menggantikan dan memperbaiki jumlah faktor-faktor
tertentu dari plasma seperti globulin.(3)
Plasma diperlukan untuk penderita hiperbilirubinemia. Komponen albumin di dalam
plasma yang diperlukan untuk mengikat bilirubin bebas yang toksis terhadap jaringan otak
bayi. Tindakan ini biasanya mendahului suatu tindakan transfusi tukar. Dosis yang diperlukan
ialah 35 ml/kgbb. Penggunaan sebagai plasma expander pada renjatan, substitusi protein pada
kesulitan masukan oral jarang dilakukan.(2)
Plasma cair
Diperoleh dengan memisahkan plasma dari whole blood pada pembuatan packed red
cell.
suhu -60C. Pemakaian yang paling baik untuk menghentikan perdarahan (hemostasis).(3)
Kandungan utama berupa plasma dan faktor pembekuan labil, dengan volume 150220 ml. Suhu simpan -18C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun. Berguna untuk
meningkatkan faktor pembekuan labil bila faktor pembekuan pekat/kriopresipitat tidak ada.
Ditransfusikan dalam waktu 6 jam setelah dicairkan. Efek samping berupa urtikaria,
menggigil, demam, hipervolemia.(6)
Cryopresipitate
Komponen utama yang terdapat di dalamnya adalah faktor VIII atau anti hemophilic
globulin (AHG), faktor pembekuan XIII, faktor Von Willbrand, fibrinogen. Penggunaannya
ialah untuk menghentikan perdarahan karena kurangnya AHG di dalam darah penderita
hemofili A. AHG tidak bersifat genetic marker antigen seperti granulosit, trombosit atau
eitrosit, tetapi pemberian yang berulang-ulang dapat menimbulkan pembentukan antibodi
yang bersifat inhibitor terhadap faktor VIII. Karena itu pemberiannya tidak dianjurkan
sampai dosis maksimal, tetapi sesuai dosis optimal untuk suatu keadaan klinis.(2)
Pembuatannya dengan cara plasma segar dibekukan pada suhu -60C, kemudian
dicairkan pada suhu 4-6C. Akibat proses pencairan terjadi endapan yang merupakan
cryoprecipitate kemudian dipisahkan segera dari supernatant plasma.(3)
Heated plasma
Plasma dipanaskan pada suhu 60C selama 10 jam. Bahaya hepatitis berkurang.
Heated plasma mengandung albumin 88%, globulin 12%, NaCL 0,06%, coprylic acid Na
0,02%, Na acetyl tuphtophen 0,02%, natrium cone 50 mEq/L
Albumin
Dibuat dari plasma, setelah gamma globulin, AHF dan fibrinogen dipisahkan dari
plasma. Kemurnian 96-98%. Dalam pemakaian diencerkan sampai menjadi cairan 5% atau
20% 100 ml albumin 20% mempunyai tekanan osmotik sama dengan 400 ml plasma biasa
II.3. Manfaat komponen darah
Komponen darah diberikan melalui transfusi dimaksudkan agar transfusi tepat guna,
pasien memperoleh hanya komponen darah yang diperlukan, mengurangi reaksi transfusi,
mengurangi volume transfusi, meningkatkan efisiensi penggunaan darah, serta
memungkinkan penyimpanan komponen darah pada suhu simpan optimal.(6)
II.4. Indikasi (1,5)
a. Sel darah merah
Indikasi satu-satunya untuk transfusi sel darah merah adalah kebutuhan untuk
memperbaiki penyediaan oksigen ke jaringan dalam jangka waktu yang singkat.
kehilangan darah yang akut, jika darah hilang karena trauma atau pembedahan, maka
baik penggantian sel darah merah maupun volume darah dibutuhkan.
Gagal ginjal, anemia berat yang berkaitan dengan gagal ginjal diobati dengan
transfusi sel darah merah maupun dengan eritropoetin manusia rekombinan.
Penderita yang tergantung transfusi seperti pada talasemia berat, anemia aplastik dan
anemia sideroblastik membutuhkan transfusi secara teratur.
Penyakit sel bulan sabit, beberapa penderita ini juga membutuhkan transfusi secara
teratur, terutama setelah stroke.
Indikasi lain untuk transfusi pengganti pada penyakit hemolitik neonatus, malaria
berat karena plasmodium falciparum dan septikemia meningokokus.
Gagal sumsum tulang yang disebabkan oleh penyakit atau pengobatan mielotoksik.
Kelainan fungsi trombosit, yaitu berupa kelainan fungsi trombosit yang diturunkan
seperti pada penyakit Glanzmann, sindrom Bernard-Soulier, dan defisiensi tempat
penyimpanan trombosit. Penderita defek fungsi trombosit yang didapat, sekunder
terhadap mieloma, paraproteinemia dan uremia.
Pintas kardiopulmoner, baik selama atau setelahnya perdarahan dapat terjadi karena
trombositopenia akibat pengenceran, begitu juga karena gangguan fungsi trombosit.
c. Indikasi transfusi granulosit terbatas untuk kasus tertentu saja. Transfusi granulosit harus
dipertimbangkan hanya untuk alasan seperti :
Neutropenia persisten dan infeksi berat yang terdapat bukti jelas infeksi bakteri atau
jamur yang tidak dapat dikendalikan dengan pengobatan dengan antibiotik yang tepat
selama 48-72 jam.
Fungsi neutrofil abnormal dan infeksi persisten seperti pada penyakit granulomatosa
kronis dan sebagian kasus mielodisplasia.
Sepsis neonatus, terutama pada bayi prematur dengan sepsis dapat mengalami
manfaat transfusi granulosit, walaupun keefektifannya tidak terbukti.
Reaksi-reaksi transfusi.
Sensitisasi imunologis
Transfusi haemochromatosis.
Pyrogen mungkin terdapat dalam material yang ditransfusikan atau dari alat yang
dipakai untuk transfusi. Pyrogen merupakan produk metabolisme bakteri.
2. Reaksi alergi terdiri dari 2 mekanisme yaitu antigen dari donor dan antibodi dalam
serum orang sakit bereaksi, antibodi dalam serum donor yang secara pasif ditransfer
pada pasien beredar dengan antigen yang ada pada pasien. Antigen mungkin terdapat
pada sel darah putih atau trombosit atau pada plasma donor.
3 reaksi alergi :
- Anafilaksis dengan gejala syok disertai atau tanpa pireksia, dapat terjadi kegagalan
sirkulasi primer akut, nadi cepat, tekanan darah turun, pernapasan berat.
- Urtikaria bersifat umum, reaksi berat dapat timbul asma, peningkatan temperatur,
menggigil, sakit kepala, nausea, muntah dan pernapasan berat.
- Pireksia sulit dibedakan dengan reaksi pirogen.
3. Sirkulasi yang overload terjadi karena setelah pemberian yang cepat dan banyak
terutama karena tambahan cairan koloid dan seluler, terjadi terutama pada penderita
anemia, kelainan jantung atau degenerasi pembuluh darah. Reaksi demam dapat
mendahului reaksi muatan sirkulasi berlebih.
4. Reaksi hemolitik terjadi setelah transfusi darah inkompatibel, reaksi yang diakibatkan
oleh transfusi darah yang sudah hemolisis invitro. Mekanisme kerusakan sel darah
merah non imunologis/kerusakan invitro.
5. Reaksi darah yang terkontaminasi bakteri khas dengan tanda kenaikan temperatur
sampai 42C, gangguan sirkulasi perifer, hypotensi dan nadi cepat.
6. Intoksikasi citrat akibat pengumpulan citrat dalam darah dan pengurangan ion
calcium, citrat diekskresikan oleh ginjal dan dimetabolisme dalam hepar, dapat
terakumulasi dalam darah selama transfusi pasien dengan penyakit liver dan ginjal
yang berat dan dapat terjadi gagal jantung.
Fungsi Plasma, Sel Darah Merah, Sel Darah Putih dan Keping Darah
- Darah merupakan jaringan yang tersusun atas plasma, sel darah merah,
sel darah putih, dan keping darah. Kurang lebih 55% bagian dari darah
adalah plasma. Darah mempunyai fungsi utama sebagai alat transportasi
dimana darah dipompa oleh jantung dan dialirkan ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah. Berikut sel-sel dan komponen penyusun darah serta Fungsi
Plasma, Sel Darah Merah, Sel Darah Putih dan Keping Darah:
1. Plasma
Plasma adalah bagian cair darah dan sebagian besar tersusun oleh air.
Sekitar 91% plasma darah terdiri atas air. Selebihnya adalah zat terlarut yang
terdiri dari protein plasma (albumin, protrombin, fibrinogen, dan antibodi),
garam mineral, dan zat-zat yang diangkut darah (zat makanan, sisa
metabolisme, gas-gas, dan hormon).
2. Sel darah merah
Sel darah merah tidak memiliki inti sel dan mengandung hemoglobin. Jumlah
sel darah merah yang normal kurang lebih adalah 5 juta sel/mm3 darah. Sel
darah merah dibentuk pada tulang pipih di sumsum tulang dan dapat hidup
hingga 120 hari.
Fungsi sel darah merah: Megangkut sari-sari makanan dan oksigen ke
seluruh sel dan jaringan tubuh. Oksigen diangkut oleh Heimoglobin (Hb).
3. Sel darah putih
Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara
amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan
normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter
darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam
setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel
darah putih
Fungsi sel darah putih : Melindungi tubuh dari benda asing seperti bakteri
dan virus dengan cara memakan bakteri atau virus tersebut dengan
kemampuan fagositosis
4. Keping Darah
Keping darah berbentuk bulat atau lonjong. Ukurankeping darah lebih kecil
daripada sel darah merah. Jumlahnyakurang lebih 300.000 pada tiap 1 mm3
darah. Keping darah hidupnya singkat, hanya 8 hari.
Fungsi keping darah : Berperan dalam proses pembekuan darah
Itulah materi mengenai Fungsi Plasma, Sel Darah Merah, Sel Darah Putih
dan Keping Darah, semoga bermanfaat.
Hematologi
Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ pembentuk darah
dan penyakitnya. Asal katanya dari bahasa Yunani haima artinya darah.
Terdiri dari dua komponen:
1. Korpuskuler adalah unsur padat darah yaitu sel-sel darah Eritrosit, Lekosit, Trombosit.
2. Plasma Darah adalah cairan darah.
Fungsi Umum Darah:
1. Transportasi (sari makanan, oksigen, karbondioksida, sampah dan air)
2. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
3. Imunologi (mengandung antibodi tubuh)
4. Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator)
Eritrosit (Sel Darah Merah):
Merupakan bagian utama dari sel darah.
Jumlah pada pria dewasa sekitar 5 juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc
darah.
Berbentuk Bikonkaf, warna merah disebabkan oleh Hemoglobin (Hb) fungsinya adalah
untuk mengikat Oksigen.
Kadar Hb inilah yang dijadikan patokan dalam menentukan penyakit Anemia.
Eritrosit berusia sekitar 120 hari. Sel yang telah tua dihancurkan di Limpa . Hemoglobin
dirombak kemudian dijadikan pigmen Bilirubin (pigmen empedu).
Lekosit (Sel Darah Putih)
Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 9000 sel/cc darah.
Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing
yang masuk ke dalam tubuh.
Maka jumlah sel tersebut bergantung dari bibit penyakit/benda asing yang masuk tubuh.
Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 9000 sel/cc darah.
Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing
yang masuk ke dalam tubuh.
Maka jumlah sel tersebut bergantung dari bibit penyakit/benda asing yang masuk tubuh.
Peningkatan jumlah lekosit merupakan petunjuk adanya infeksi (misalnya radang paru-paru).
Lekopeni
Berkurangnya jumlah lekosit sampai di bawah 6000 sel/cc darah.
Lekositosis
Bertambahnya jumlah lekosit melebihi normal (di atas 9000 sel/cc darah).
Fungsi fagosit sel darah tersebut terkadang harus mencapai benda asing/kuman jauh di luar
pembuluh darah.
Kemampuan lekosit untuk menembus dinding pembuluh darah (kapiler) untuk mencapai
daerah tertentu disebut Diapedesis.
Gerakan lekosit mirip dengan amoeba Gerak Amuboid.
Jenis-jenis Lekosit
Granulosit
Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki butir-butir kasar (granula).
Jenisnya adalah eosinofil, basofil dan netrofil.
Agranulosit
Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granola. Jenisnya adalah limfosit dan monosit.
Eosinofil
mengandung granola berwama merah (Warna Eosin) disebut juga Asidofil. Berfungsi pada
reaksi alergi (terutama infeksi cacing).
Basofil
mengandung granula berwarna biru (Warna Basa). Berfungsi pada reaksi alergi.
Netrofil
(ada dua jenis sel yaitu Netrofil Batang dan Netrofil Segmen). Disebut juga sebagai sel-sel
PMN (Poly Morpho Nuclear). Berfungsi sebagai fagosit.
Limfosit
(ada dua jenis sel yaitu sel T dan sel B). Keduanya berfungsi untuk menyelenggarakan
imunitas (kekebalan) tubuh.
sel T4 = imunitas seluler
sel B4 = imunitas humoral
Monosit
merupakan lekosit dengan ukuran paling besar
Disebut pula sel darah pembeku.
Jumlah sel pada orang dewasa sekitar 200.000 500.000 sel/cc.
Di dalam trombosit terdapat banyak sekali faktor pembeku (Hemostasis) antara lain adalah
Faktor VIII (Anti Haemophilic Factor)
Jika seseorang secara genetis trombositnya tidak mengandung faktor tersebut, maka orang
tersebut menderita Hemofili.
Plasma Darah
Terdiri dari air dan protein darah Albumin, Globulin dan Fibrinogen.
Cairan yang tidak mengandung unsur fibrinogen disebut Serum Darah.
Protein dalam serum inilah yang bertindak sebagai Antibodi terhadap adanya benda asing
(Antigen).
Zat antibodi adalah senyawa Gama Globulin.
Tiap antibodi bersifat spesifik terhadap antigen dan reaksinya bermacam-macam.
Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen = Presipitin.
Antibodi yang dapat menguraikan antigen = Lisin.
Antibodi yang dapat menawarkan racun = Antitoksin.
Komponen plasma
yellowish clear liquid, composed of water, proteins and other solutes.
Water = 90%
Proteins = (all synthesized by the liver)
Albumin = 54%, regulates osmotic pressure
2. Monosit: inti satu berukuran besar, bersifat fagosit, dan dapat bergerak.
3. Neutrofil: granula berwarna merah kebiruan, bersifat fagosit, dan dapat bergerak.
4. Basofil: granula berwarna biru, bersifat fagosit dan dapat bergerak.
5. Eosinofil: granula berwarna merah, bersifat fagosit, dan dapat bergerak.
Leukosit berfungsi sebagai pertahanan tubuh. Limfosit melindungi tubuh dengan cara
membentuk antibodi, sedangkan leukosit yang lain melindungi tubuh dengan cara memakan
kuman yang masuk ke dalam tubuh.
Leukosit agranulosit dibentuk di dalam kelenjar limfa, sedangkan leukosit granulosit
dibentuk oleh jaringan retikulo endotelium di dalam sumsum tulang.
D. Trombosit
Trombosit (sel darah beku/keping darah) memiliki ciri-ciri antara lain berbentuk tidak teratur,
berukuran lebih kecil dari leukosit dan eritrosit, tidak berinti, dan rapuh (mudah pecah).
Trombosit dibentuk dari fagmentasi (pecahan) megakariosit (sebuah sel dengan inti sangat
besar). Umur trombosit sekitar 10 hari. Trombosit yang mati akan dihancurkan oleh limpa.
Trombosit berperan penting dalam pembekuan darah. Karena sifatnya yang rapuh, trombosit
akan pecah dan mengeluarkan faktor antihemofili berupa enzim trombokinase
(tromboplastin) ketika pembuluh darah terluka. Dengan bantuan ion kalsium, dan vitamin K,
trombokinase akan mengubah protombrin di dalam plasma darah menjadi trombin.
Kemudian, trombin akan mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin. Benangbenang fibrin inilah yang akan menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi.