Anda di halaman 1dari 23

Pembentukkan Darah dan Defesifit pada

Komponennya
Agustina
10201121/F8
Agustinafhie@yahoo.co.id
Universitas Kristen Krida Wacana,Fakultas Kedokteran

Jalan Arjuna Utara No 6, Jakarta Barat 11510

Pendahuluan
Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai
jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung
berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai
penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.Darah manusia
berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila
kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein
pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan
tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir
dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung
menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap
oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena
pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darahaorta.
Darah membawa oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut
pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava
superior dan vena cava inferior.Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme,  obat-
obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan dibawa ke ginjal untuk dibuang
sebagai air seni.
Pembahasan

1. Darah

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup tingkat tinggi yang


berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri

Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari
darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang
dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan
kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.

Volume Darah secara keseluruhan kira-kira satu per dua belas berat badan atau lima
liter.Darah terdiri dari:

 Plasma darah

Plasma adalah larutan yang mengandung substansi dengan berat molekul rendah atau
tinggi, yang merupakan 10% dari volumenya. Protein plasma mencakup 7% dari volume dan
garam anorganiknya sebesar 0,9%; sisa volume sebesar 10% itu terdiri atas beberapa
senyawa organik-misalnya asam amino, vitamin, hormon, lipoprotein-dari berbagai asal.
Protein plasma utama adalah albumin; alfa, beta, dan gamma globulin; lipoprotein, dan
protein yang berpartisipasi dalam pembekuan darah, seperti protrombin dan fibrinogen.
Albumin adalah unsur yang terbanyak dijumpai, mempunyai peran fundamental dalam
mempertahankan tekanan osmotik darah. 7-8% protein dan metabolit yang larut protein
plasma dapat dibagi menjadi 3 kelompok: albumin: 60%, mempertahankan tekanan osmotik
darah ,globulin: alat transpor lipid dan vitamin, fibrinogen: berperan penting dalam
mekanisme pembekuan darah, 1-2%: urea, glukosa, asam amino, lemak, hormon dan vitamin

Plasma juga mengandung: ion-ion kimia: sodium, potasium, kalsium dan magnesium
kation: klorida dan bikarbonat —> elektrolit, penting untuk mempertahankan tekanan
osmotik plasma dan kadar p
 Sel-sel darah:

 Trombosit

Trombosit adalah fragmen sel mirip cakaram, dan tak berinti, dengan garis
tengah 2-4 μm. Sel ini berasal dari fragmentasi megakariosit poliploid raksas yang
ada di sumsum tulang. Trombosit mempermudah pembekuan darah dan membantu
memperbaiki celah dalam dinding pembuluh darah, yang mencegah kehilangan darah.
Nilai normal trombosit berkisar dari 200.000 sampai 400.000 per mikroliter darah.
Jangka hidup trombosit dalam darah lebih kurang 10 hari.Berperan dalam pembekuan
darah turut serta mengontrol ukuran pembuluh darah melalui pelepasan prostaglandin
dan prostasiklin

 Eritrosit

Jumlah sel darah yang normal pada laki-laki adalah 4,6 – 6,2 juta/ μL. Pada
wanita, 4,2-5,4 juta/ μL . Jumlah total sel darah merah dalam sirkulasi darah kurang-
lebih 2,5-1013. Kadar normal hemoglobin adalah 14-18 g/dL bagii laki-laki dan 12-16
g/dL bagi wanita. Nilai hematokrit (volume packed red blood cells) bagi laki-laki dan
wanita masing-masing 42-52% dan 37-47% lama hidup sel darah merah yang normal
adalah 120 hari; ini berarti bahwa kurang dari 1 % darah populasi sel darah merah
akan digantikan setiap harinya. Sel darah merah baru yang muncul dalam sirkulasi
darah masih mengandung ribosom dan unsur-unsur dari retikulum endoplasma. Lama
hidup sel darah merah dapat memendek secara dramatis pada berbagai keadaan
anemia hemolitik. Jumlah retikulosit akan meningkat secara nyata pada keadaan ini
karena sumsum tulang berupaya untuk mengimbangi pemecahan sel darah merah
yang cepat tersebut dengan cara meningkatkat jumlah sel darah merah muda yang
baru di dalam sirkulasi darah. Berbentuk cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua
sisinya terdapat 5.000.000 sel darah dalam milimeter kubik darah di bentuk di dalam
sumsum tulang bertugas membawa O2 dan CO2 yang terikat pada hemoglobin.

 Leukosit

Leukosit dibagi dalam 2 kelompok: granulosit (leukosit polimorfonuklear) dan


agranulosit (leukosit mononuklear). Granulosit memiliki inti dengan 2 atau lebih
lobus dan mencakup neutrofil, basofil, dan eosinofil. Granulosit mengandung
glikogen dan daapt berfungsi di daerah yang miskin oksigen, seperti daerah inflamasi.
Sedangkan agranulosit tidak memiliki granul spesifik. Intinya berbentuk bulat dan
tidak melengkung nyang meliputi limfosit dan monosit.

Golongan darah

 A, B, AB, O
 Rh(+), Rh (-)

Tekanan darah

satuan: mmHg

tekanan sistolik yaitu :

tekanan yang terjadi pada saat kontraksi puncak ventrikel = tekanan puncak yang terjadi pada
arteri oleh darah yang dipompa jantung selama kontraksi ventrikel
normal: + 120 mmHg

tekanan diastolik yaitu :

tekanan yang terjadi selama fase istirahat jantung antara 2 kontraksi ventrikel = tahanan pada
arteri elastis dan arteriol = tahanan pembuluh

normal: < 90 mmHg

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah (blood pressure = BP) :

 perubahan curah jantung (cardiac output = CO)


 perubahan tahanan perifer total ( total peripheral resistance = TPR)
 dinyatakan dengan rumus; BP = CO X TPR

Curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh jantung dalam satu menit normal:
5-6 liter/menit

rumus: CO = HR X SV

2. Sistem Sirkulasi

System sirkulasi terdiri dari tiga komponen dasar yaitu :

1. Jantung berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk
menimbulkan gradient tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke
jaringan. Darah, seperti cairan lain, mengalir dari daerah bertekanan lebih tinggi ke
daerah bertekanan lebih rendah sesuai penurunan tekanan gradient tekanan.
2. Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan mendistribusikan
darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan kemudian mengembalikanya ke
jantung.
3. Darah berfungsi sebagai medium transportasi tempat bahan-bahan yang akan
disalurkan dilarutkan atau diendapkan.

Darah berjalan secara kontinu melalui system sirkulasi ke dan dari jantung melalui dua
lengkung vaskuler (pembuluh darah) tepisah, keduanya berawal dan berakhir di jantung (lihat
gambar). Sirkulasi paru terdiri dari lengkung tertutup pembuluh-pembuluh yang
mengangkut darah antara jantung dan paru, sedangkan sirkulasi sistemik terdiri dari
pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah antara jantung dan system organ.
Jika darah dikeluarkan dari sistem sirkulasi, darah akan membeku. Bekuan ini
membentuk unsur berbentuk dan cairan bening kekuningan yang disebut serum, yang
memisahkan diri dari bekuan.

Hematokrit adalahsuatu perkiraan volume tumpukan eritrosit per unit volume darah.
Nilai normalnya adalah 40-50% pada pria dan 35-45% pada wanita.

Darah merupakan suatu media pengangkut yang mengangkut O2, CO2, metabolit dan
hormon. Oksigen terutama terikat pada hemoglobin eritrosit, sedangkan karbondioksida
−¿ ¿
diangkut oleh larutan dalam plasma sebagai CO2 dan HCO3 , selain terikat pada protein
eritrosit (khususnya hemoglobin)

7 Sistem Sirkulasi

2.1.7.1 Sirkulasi paru

Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik (dari seluruh tubuh) masuk ke atrium kanan
melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Darah tersebut telah diambil O 2-nya dan
ditambahi dengan CO2. Darah yang miskin akan oksigen tersebut mengalir dari atrium
kanan melalui katup trikuspidalis ke ventrikel kanan, yang memompanya keluar melalui
arteri pulmonalis ke paru. Dengan demikian, sisi kanan jantung memompa darah yang
miskin oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru, darah akan kehilangan CO2-nya dan
menyerap O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah
kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini melalui katub bikuspid atau mitral kemudian
mengalir ke dalam ventrikel kiri , bilik pompa yang memompa atau mendorong darah ke
semua sistim tubuh kecuali paru.

2.1.7.2 Sirkulasi sistemik

Darah kaya oksigen kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik pompa yang
memompa atau mendorong darah ke semua sistim tubuh kecuali paru melalui arteri besar
yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri yag disebut aorta. Aorta bercabang menjadi
arteri besar dan mendarahi berbagai jaringan tubuh.

Darah arteri yang sama tidak mengalir dari jaringan ke jaringan. Jaringan akan
mengambil O2 dari darah dan menggunakannya untuk menghasilkan energi. Dalam
prosesnya, sel-sel jaringan akan membentuk CO 2 sebagai produk buangan atau produk sisa
yang ditambahkan ke dalam darah. Kemudian darah yang menjadi kekurangan O2 dan
mengandung CO2 berlebih akan kembali ke sisi kanan jantung dan memasuki siklus paru.
Selesailah satu siklus dan terus menerus berulang siklus yang sama setiap saat.
Kedua sisi jantung akan memompa darah dalam jumlah yang sama. Volume darah yang
beroksigen rendah yang dipompa ke paru oleh sisi jantung kanan memiliki volume yang sama
dengan darah beroksigen tinggi yang dipompa ke jaringan oleh sisi kiri jantung. Sirkulasi
paru adalah sistim yang memiliki tekanan dan resistensi rendah, sedangkan sirkulasi sistemik
adalah sistim yang memiliki tekanan dan resistensi yang tinggi. Oleh karena itu, walaupun
sisi kiri dan kanan jantung memompa darah dalam jumlah yang sama, sisi kiri melakukan
kerja yang lebih besar karena ia memompa volume darah yang sama ke dalam sistim dengan
resistensi tinggi. Dengan demikian otot jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada otot di
sisi kanan sehingga sisi kiri adalah pompa yang lebih kuat.

Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke atrium ke
ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu
arah. Katup jantung terletak sedemikian rupa sehingga mereke membuka dan menutup secara
pasif karena perbedaan gradien tekanan. Gradien tekanan ke arah depan mendorong katup
terbuka sedangkan gradien tekanan ke arah belakang mendorong katup menutup.

2.1.7.1. Sirkulasi Koroner

Efisiensi jantung sebagai pompa bergantung pada nutrisi dan oksigenesi otot jantung
melalui sirkulasi koroner. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan epikardium jantung,
membawa oksigen dan nutrisi ke miokardium melalui cabang-cabang intermiokardial yang
kecil-kecil. Untuk dapat mengetahui akibat penyakit jantung koroner, maka kita harus
mengenal terlebih dahulu distribusi arteria koronaria ke otot jantung dan system konduksi

Jantung menerima O2 melalui arteri koronaria

Dua cabang utama a. koronaria:

1. A koronaria kiri
 A desending aterior
 A sirkumfleksa
2. A koronaria kanan
 interventrikuler posterior
 desending posterior

arteri untuk nodus sinoatrial dan nodus atrioventrikuler

1. Gangguan pada aliran darah ---> O2 untuk miokardium kurang


2. Pembentukan obstruksi lemak (plak ateromatous) sepanjang dinding pembuluh darah
(aterosklerosis) --> aliran darah berkurang untuk periode waktu lama
3. Konstriksi/spasme atau trombus ---> aliran darah dapat berkurang dengan cepat dan
intermiten
4. Gangguan aliran pembuluh darah yang berat ---> nyeri dada (angina pektoris)
5. Vena koronaria membawa darah “kotor” dari otot jantung, bermuara ke
atrium kanan
2.1.7.2. Sirkulasi darah

Sirkulasi darah janin

Peredaran darah terjadi pada janin dalam kandungan agak berlainan dengan perdaran
darah orang yang telah dilahirkan atau orang dewasa. Keistimewaan perdaran darah janin
dalam kandungan yaitu oksigen dan zat makanan yang diperlukan diambil dari darah ibu.

Hal ini dimungkinkan karena adanya hal-hal berikut ini :

a. Foramen ovale : lubang diantara atrium deksra dan atrium sinistra. Lubang ini akan
tertutup sesudah bayi lahir.
b. Dustus ateriosus botalli : pebulu darah yang menghubungkan arteri pulmonalis
dengan aorta.
c. Duktus vonosus : pe,bulu darah yang menghubungkan umbilikalis dengan vena kava
inferior.
d. Plasenta : jaringan dinding rahim yang banyak mempunyai jonjot mengandung
pembulu darah yang berfungsi sebagai tempat pertukaran zat, dimana zat yang di
perlukan akan diambil dari darah ibu dan yang tidak berguna akan dikeluarkan.
Plasenta terbentuk kira-kira minggu kedelapan yang menempel pada endometriumdan
terikat kuat sampai bayi lahir.
Fungsi plasenta :
 Menydiakan makanan untuk janin dalam kandungan yang di ambil dari darah
ibu,
 Bekerja sebagai paru-paru fetus dengan menyediakan oksigen pada janin
dalam kandungan,
 Menyingkirkan sisa pembakaran dari janin,
 Penghalang mikroorganisme penyakit masuk ke dalam janin.
e. vena umbilikasis : yaitu pembulu darah yang membawa darah dari plasenta ke
peredaran darah janin. Darah yang dibawa oleh vena umbilikasis banyak mengandung
zat makanan dan oksigen .
f. arteri umbilikasis : pembulu darah yang membawa darah janin ke plasenta
jumlahnya sua buah. Kedua pebulu darah ini membawa zat sisa makanan dan karbon
sioksida dari tubuh bayi ke dalam plsenta. Arteri dan vena umbilikasis tebungkus
menjadi satu dalam satu saluran yang disebut duktus umbilikasis atau tali pusat.

Jalannya peredaran darah

Dari plasenta melalui vena umbilikalis, darah yang banyak mengandung zat makanan dan
oksigen dialirkan kedalam tubuh janin melalui vena kava inferior dan vena porta menuju
atrium dekstra.

Dari atrium sinistra melalui foramen ovale. Darah yang berasal dari ventrikel sinistra
diedarkan ke seluruh tubuh dan dari ventrikel dekstra melalui arteri pulmonalis menuju paru-
paru, karena paru-paru belum bekerja maka darah dari arteri pulmonalis tersebut malalui
duktus arteriosus botali masuk ke aorta dan diedarkan ke seluruh tubuh.

Darah yang telah digunakan oleh janin banyak mengandung zat-zat sisa pembakaran dan
sisa makanan. Darah ini berjalan melalui arteri aliaka interna masuk ke arteri umbilikalis
melalui duktus umbilikalis masuk ke plasenta.

Perubahan pada waktu bayi lahir


Pada saat lahir, bayi akan segera menagis dengan kuat sambil bernafas sehingga udara
akan diisap ke paru-paru. Pada saat itu paru-paru mengmbang dan terjadilah perubahan yang
besar dalam tubuh bayi.

Saat paru-paru mengembang akan menarik darah dari arteri pulmonalis sehingga duktus
arterius botali tertutup. Pada saat darah mengalir ke paru-paru, oksigen yang terkandung
dalam darah akan diidap masuk ke ruang alveoli sedangkan korbon dioksiada akan
dikeluarkan aleh paru-paru melalui jalan pernafasan.

Darah yang sudah dibersikan oleh paru-paru akan dialikan ke vena pulmonalis
menyebabkan septum antara atrium dekstra dan atrium sinistra mendapat tekanan yang kuat
sehingga klep yang terdapat pada foramen ovale tertutup. Pada saat tali pusat diikat dan di
potong, hubungan perdaran darah antara bayi dan ibu terputus.

Gambar : sirkulasi

2.1 PEMBULUH DARAH


2.2.1 Sistem arteri

Terdiri dari lapisan :

 TUNICA INTIMA

a) ENDOTEL = epitel squamosa sederhana yang melapisi arteri, jantung, klep, dan
valvula. Fungsinya permeabilitas, transpor, sintesis, dan sekresi ACE
b) JARINGAN IKAT SUBENDOTEL
c) LAMINA ELASTICA NTERNA = berfungsi komunikasi antar sel

 TUNICA MEDIA = terdiri dari sel otot polos, sel elastin, dan serabut jaringan ikat
 TUNICA ADVENTITIA = terdiri dari sel, serabut jaringan ikat, tempat melekatnya
pembuluh darah ke struktur sekitarnya, syaraf, pembuluh darah kecil, serta limfe
Pada saat keluar dari jantung, darah mempunyai tekanan yang tinggi
arteri mempunyai dinding yang tebal, berotot dan agak elastic makin jauh dari jantung, arteri
besar menjadi lebih berotot, dan jumlah jaringan elastis berkurang arteri akan bercabang-
cabang menjadi lebih kecil dan lebih banyak, arteri yang terkecil disebut arteriol kapiler
merupakan perpanjangan dari tunika intima arteriol, menghubungkan arteriol dan venul —>
menjembatani penyediaan darah ke jaringan dan pengembalian darah ke jantung

Sistem vena:

Dibandingkan dengan arteri: diameter lebih besar, dinding lebih tipis, lebih lunak dan relatif
tidak berotot tekanan aliran darah balik ke jantung lebih rendah
vena yang terkecil disebut venul vena dan venul mempunyai katup-katup untuk mencegah
aliran balik dari darah Vena: pembuluh darah yang membawa darah ke jantung Arteri:
pembuluh darah yang membawa darah dari jantung Mikrosirkulasi: sirkulasi darah melalui
pembuluh darah yang paling kecil —> diperlukan untuk kehidupan jaringan

Mikrosirkulasi :

berfungsi untuk menyediakan O2 dan nutrisi untuk jaringan dan mengeluarkan CO2 dan zat-
zat sisa terdiri dari arteriol, kapiler dan venul aliran darah melalui kapiler menyediakan
pertukaran gas dan nutrisi antara darah dan jaringan —> aliran nutrisi darah yang tidak
melalui kapiler —> aliran nonnutrisi atau shunt

Otot polos arteriol dapat berkontraksi —> dapat menyempit —> menimbulkan tahanan
terhadap aliran darah —> mengatur jumlah darah yang melalui mikrosirkulasi ke jaringan O2
berdifusi ke jaringan dan CO2 masuk ke kapiler karena perbedaan tekanan Aliran nutrisi dan
zat-zat sisa dalam melintasi dinding pembuluh darah —> karena perbedaan tekanan

Aliran darah diatur oleh: pusat vasomotor di otak berhubungan dengan sel otot polos arteriol
zat-zat metabolit lokal, katekolamin, norepinefrin, perubahan pH, perubahan tekanan oksigen,
beberapa obat-obatan.

2.2.2. Sirkulasi Darah Aorta

1. Aorta asendens : muncul pada basis ventrikel sinistra berjalan ke atasa dan depan,
panjangnya kira-kira 5cm, mempunyai dua cabang yaitu arteri koronia dekstra dan
arteri koronia sinstra.
a. Arteri koronia dekstra : berasal dari sinus anterior memberikan darah untuk
jantung kanan, memperdarahi sel otot miokardium.
b. Arteri koronia sinistra : memberikan darah untuk jantung kiri berasal dari sinus
posterior aorta untuk memperdarahi otot lapisan jantung miokardium.
2. Arkus aorta : merupakan lanjutan aorta asendens melengkung kea rah kiri, terletak di
belakang manubrium sterni berjalan ke atas, ke belakang dank ke kiri trakea sedikit
turun ke bawah sampai vertebra torokalis keempat. Arkus aorta mempnyai cabang-
cabang sebagai berikut :
a. Arteri brakhiosepalika (arteri anonima) : merupakan arteri terbesar setelah aorta,
mempunyai cabang.
1. Arteri korotis komunis dekstra, memberikan darah untuk kepala,
2. Arteri subklavia dekstra memberikan darah untuk anggota gerak atas bagian
kanan.

b. Arteri subklavia sinistra: memberikan darah untuk kepala.


c. Arteri karotis komunis sinistra: memberikan darah untuk anggota gerak atas bagian
kiri.

3. Aorta desendens: merupakan lanjutan dari arkus aorta menurun mulai dari vertebrata
torakalis IV. Setelah itu berjalan di sebelah kiri korpus vertebra setinggi angulus
sterni, kemudian berlanjut pada mediastinum posterior sampai vertebrae XII melewati
hiatus aortikus diafragma berlanjut sampai vertebra lumbalis IV kemudian bercabang
dua menjadi aorta torakalis dan aorta abdominalis.

a. Aorta torakalis: merupakan lanjutan dari arkus aorta, menurun mulai dari vertebra
torakalis ke-4 sampai vertebra lumbalis IV. Aorta berjalan di sebelah kiri korpus
vertebra setinggi angulus sterni kemudian berjalan ke bawah manubriun sterni
posterior sampai vertebra XII melewati hiatus aortikus diafragma di garis tengah
berlanjut ke bawah sampai ke lumbalis IV. Aorta torakalis mempunyai cabang-
cabang yaitu rongga torak dan dinding torak.

b. Aorta abdominalis: mulai pada vertebra torakalis XII sampai ke lumbikalis IV.
Aorta abdominalis bercabang dua, yaitu arteri iliaka kommunis dekstra dan arteri
iliaka kommunis sinistra.

Vena Yang Masuk Ke Jantung

1. vena kava superior: vena besar yang menerima darah dari bagian atas leher dan
kepala yang dibentuk oleh persatuan dua vena brakiosepalika yang masuk ke atrium
dekstra.vena azigos bersatu pada permukaan posterior vena kava superior sebelum
masuk ke perikardium.
2. vena kava inferior: merupakan vena besar yang menerima darah darah dari alat
tubuh bagian bawah,menembus sentrum tendinium setinggi vertebra torakalis dan
masuk ke bagian bawah atrium dekstra.
3. vena pulmonalis: dua vena pulmonalis yang meninggalkan paru-paru membawa
darah beroksigen(banyak mengandung oksigen) dan masuk ke atrium sinistra.

Vena Yang Bermuara Ke Vena Kava Superior

vena yang berawaltepat di belakang angulus ,mandibulare dan menyatu dengan vena
aurikularisa posterior lalu melintas muskulus sternocledomastoideus tepat di atas klavikula
dan menembus fasia servikalis frofunda dan mencurahkan isinya ke vena subklavia.vena ini
memiliki cabang-cabang berikut.

1. vena aurikularis posterior:turun melintasi muskulus sternokledomastoideus tepat di


atas klavikula menembus fasia servikalis profunda.
2. vena retro mandibularis:menerima darah dari mandibularis.
3. vena subklavia:cabang dari vena aurikularis posterior.
4. vena jugularis eksrterna posterior: bergabung dengan vena jugularis eksterna untuk
mengurus bagian kulit kepala dan leher.
5. vena suprakapularis :menerima darah dari otot bahu bagian atas.
6. vena jugularis anterior:berawal tepat di bawah dagu, menyatu turu ke leher atas
jugularis lalu berjalan ke bawah ke muskulus sternokledomastoideus dan
mencurahkan isinya ke vena jugularis eksterna.

Vena yang bermuara ke vana kava inferior

1. Vena torasika interna: bersatu membentuk pembuluh darah tunggal dan


mengalirkan darah ke vena brakiosepalika.
2. Vena dinding anterior dan lateral abdomen: darah yang yang berasal dari
pembuluh ini di kumpulkan ke jalinan vena-vena,dari umbilikus di alirkan ke vena
aksilaris melalui vena torakalis dan ke bawah vena femoralis melalui vena epigastrika
superfisialis.
a. Vena savena magna :menghubungkan vena melalui umbilikalis sepanjang
ligamentum terres ke vena porta dan membentuk anastomisis vena porta dan
vena sisztemik yang penting.
b. Vena epigastrika superior,vena efigastrika inferior dan vena sirkumfleksa
ileum fropundus mengalirkandarah ke venma iliaka eksterna.
c. Vena intrerkostalis posterior mengalirkan darah ke vena azigo,vena lumbaris
dan vena kava inferior.
2.2.3. Sirkulasi Kapiler

Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil di sebut juga pembuluh rambut. Pada
umumnya kapiler meliputi sel-sel jaringan karena secara langsung berhubungan dengan sel.
Pembuluh kapiler terdiri atas kapiler arteri dan kapiler vena.
1. Kapiler arteri. Kapiler arteri merupakan tempat berakhirnya arteri. Semakin kecil
arteri maka akan semakin hilang lapisan dinding arteri sehingga kapiler hanya
mempunyai satu lapisan yaitu lapisan endotelium. Lapisan ini sangat tipis sehingga
memungkinkan cairan darah/limfe merembes keluar jaringan membawa air, mineral,
dan zat makanan. Proses pertukaran gas pertukaran antara pembuluh kapiler dengan
jaringan sel kapiler arteri bertujuan menyediakan oksigen dan menyingkirkan karbon
dioksida.
2. Kapiler vena. Lapisan kapiler vena hampir sama dengan kapiler arteri. Fungsi kapiler
vena adalah membawa zat sissa yang tidak terpakai oleh jaringan berupa zat ekskresi
dan karbon dioksida. Zatsissa tersebut di bawa keluar dari tubuh melalui venolus,
vena, dan akhirnya keluar tubuh melalui tiga proses yaitu pernapasan, keringat dan
feses.

Pintu masuk ke kapiler dilingkari oleh sfingter yang terbentuk dari otot polos. Bila
sfingter maka darah akan memasuki kapiler tetapi bila tertutup maka darah langsung masuk
dari arteriole ke venolus dan tidak melalui kapiler.

Tekanan darah pada kapiler arteri turun sampai 30 mmHg, hingga di ujung kapiler vena
menjadi 10 mmHg. Tekanan kapiler akan meningkat bila arteriole berdilatasi karena pada
saat arteriole berdilatasi, sfinter kapiler juga akan relaksasi sehingga banyak darah masuk ke
dalam kapiler.

Kapiler membuka dan menutup dengan kecepatan 6-12 kali/menit. Relaksasi kapiler
terjadi sebagai respons terh ar oksigen yang terjadi dalam darah. Relaksasi tersebut
menimbulkan banyak darah yang mencapai jaringan sehingga terjadi peningkatan aktivitas
metabolik. Sfingter kapiler yang menuju ke kulit akan berelaksasi sebagai respons terhadap
peningkatan suhu tubuh, sedangkan peningkatan sirkulasi melalui kapiler disebabkan oleh
turunnya suhu tubuh.

3. Pembentukkan Sel Darah (Hematopoiesis )

Merupakan proses pembentukan komponen sel darah, dimana terjadi proliferasi,


maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak.
Proliferasi sel menyebabkan peningkatan atau pelipat gandaan jumlah sel, dari satu sel
hematopoietik pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah. Maturasi merupakan proses
pematangan sel darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah yang
terbentuk memiliki sifat khusus yang berbeda-beda.
Proses yang terjadi bisa lebih jelas dilihat melalui gambar di bawah ini .
Sewaktu sel – sel darah diproduksi ada sebagian kecil dari sel-sel ini yg masih
bertahan persis seprti sel prulopoten asalnya dan di simpan dalm sum-sum tulang guna
mempertahankan supla sel-sel darah tsb. Jumahnya akan berkurang sesuai dgn pertmbahan
usia .
Berbagai commited stem cells,bila ditumbuhkan dalam biakan , akan menghasilkan
koloni tipe sel darah yang spesifik . Suatu CSC yang menghasilkan eritrosit disebut unit
pembentuk koloni eritrosit,dan singkatan CFU_E digunakan untuk menandi jenis sel stem.
Pertumbuhan dan reproduksi berbagai sel stem diatur oleh bermacam-macam protein
yang disebut penginduksi pertumbuhan, yang memiliki cirri khas trsendiri. Sala satunya
adalah interleukin-3 yang memulai pertumbuhan dan reproduksi hampir semua jenis CSC
yang berbeda-beda ,seangkan yang lain hanya mengiduksikan pertumbuhan dari tipe-tipe sel
yang spesifik.
Pada tahap perkembangan awal embryogenesis sel-sel darah muncul dari mesoderm yolk
sac. Beberapa saat kemudian hati, limfa berfungsi sebagai jaringan hematopoietiksementara,
tetapi menjelang bulan kedua klavikula telah mulai menulang dan mulai membentuk sumsum
tulang dipusatnya. Selanjutnya dari sisa kerangka melaju sumsum tulang menjadi jaringan
hematopoietic utama. Sesuadah lahir dan masa kanak-kanak, eritosit, leukosit granuler,
monosit dan trombosit berkembang dari sel induk yang terdapat di sumsum tulang.

Kelompok Sel Induk Pluripoten

Sel induk atau sel pluripoten yang terdapat pada sumsum tulang membelah secara terus
menerus dan anak selnya membentuk tipe sel yang khusus. Sel anakan ini berdeferensiasi
secara irreversibel. Sel induk pluripoten dapat menghasilkan semua tipe sel darah.
Selanjutnya sel berploriferasi membentuk anak sel dengan potensial yang berkurang.

Kelompok sel induk unipoten

Sel unipoten menghasilkan sel prekusor karakteristik morfologi berdeferensiasi untuk


pertama kali dan mengarah pada tipe sel yang akan terbentuk. Kelompok ini merupakan
bagian terbesar dari sel berinti dalam sumsum tulang. Jumlah mitosis yang terjadi sejak tahap
sel induk unipotensial s/d sel matang (eritrosit, granulosit dan
sebagainya) dapat berjumlah tiga s/d 20x. Selama proses pertumbuhan sel matang terjadi dua
proses penting yaitu

1. mitosis

2. diferensiasi.

Yang dimaksud dengan berdiferensiasi adalah proses di mana sel dalam bentuk yang lebih
matang. Sel-sel ini semua mudah diidentifikasi dengan pewamaan biasa. Perlu diketahui
bahwa sel-sel darah yang berada pada tahap "belum" matang pada prinsipnya tidak keluar
dari sumsum tulang; baru keluar dari sumsum tulang jika telah mencapai bentuk matang.

Berikut adalah hasil deferensiasi sel induk unipoten dalam pembentukan tipe sel:

Pematangan Eritrosit (Eritropoesis)

Proses eritropoesis dimulai dari sel induk multipoten. Dari beberapa sel induk multipotensial
terbentuk sel-sel induk unipotensial yang masing-masing hanya membentuk satu jenis sel
misalnya eritrosit. Proses pembentukan eritrosit ini disebut eritropoesis. Sel induk unipoten
yang membentuk eritrosit termuda yang dapat diidentifikasi secara morfologis dengan
pewarnaan sitokimia adalah sel proeritroblas. Dalam keadaan normal 20% dari sel sumsum
tulang yang berinti adalah sel berinti pembentuk eritrosit. Sel berinti pembentuk eritrosit ini
biasanya tampak berkelompok-kelompok dan biasanya tidak masuk ke dalam sinusoid. Baru
pada tahap retikulosit (tak berinti lagi) sel-sel ini menjadi lebih bebas satu sama lain dan
dapat masuk ke dalam sinusoid untuk terus masuk dalam aliran darah. Sel induk unipoten
yang committed akan mulai bermitosis sambil berdiferensiasi menjadi sel eritrosit bila
mendapat rangsangan eritropoetin. Selain merangsang proliferasi sel induk unipoten,
eritropoetin juga merangsang mitosis lebih lanjut sel promonoblas, normoblas basofilik dan
normoblas polikromatofil. Biasanya diperlukan 35x mitosis untuk mengubah proeritroblas
mencapai tahap terakhir dari sistim eritropoesis yang masih berinti. Pada tahap ini inti sel
sudah piknotis dan segera dikeluarkan dari sel. Sel eritrosit termuda yang tidak berinti disebut
retikulosit yang kemudian berubah menjadi eritrosit.

Dalam proses pembentukan sel darah merah, rangsangan oleh eritropoetin dalam
jumlah yang amat kecil saja akan merangsang sel unipotensial yang committed untuk segera
membelah diri dan berdiferensiasi menjadi proeritroblas. Morfologi sel induk unipotensial
yang committed untuk membentuk eritrosit sukar dibedakan dengan limfosit tua; seperti
halnya sel induk multipotensial. Dengan sekali rangsangan maka proliferasi dan pematangan
eritroblas akan berlangsung selama 7 hari dan selanjutnya akan berhenti dalam 23 minggu.
Bila dirangsang lagi atau kadar eritropoetin yang diberikan cukup banyak, maka pada hari ke
810 akan terjadi pembentukan koloni baru lagi. Ada dua proses yang memegang peranan
utama dalam

proses pembentukan eritrosit dari sel induk unipotensial :

1.pembentuk deoxyribonucleic acid (DNA) dalam inti sel

2.pembentuk Hb dalam plasma eritrosit

Tahapan proses pembentukan eritrosit sebagai berikut :

1. Proeritroblas

Ini adalah sel yang paling awal dikenal dari seri eritrosit dan dianggap sebagaihasil
diferensiasi hemositoblas atau sel induk pluripoten, dengan cara terlibatnya sel progenitor
eritroid. Proeritroblas adalah sel yang terbesar, dengan diameter sekitar 15-20 µm. inti
mempunyai ppola kromatin yang seragam, yang lebih nyata daripada pola
kromatinhemositoblas, serta satu atau dua anak inti yang mencolok. Jumlah sitoplasma lebih
banyak daripada hemositoblas dan bersifat basofil sedang. Setelah mengalami sejumlah
pembelahan mitosis, proeritoblas, menjadi eritroblas basofil.

2. Eritroblas Basofil (prorubrisit)

Eritroblas basofil agak lebih kecil daripada proeritroblas, dan diameter rata-rata 10
µm. intinya mempunyai heterokromatin padat dalam jala-jala kasar dan anak inti b iasanya
tidak jelas.Sitoplasma jarang basofil, menunjukkan peningkatan lebih lanjut dari jumlah
ribosom bebas dan poliribosom. Hemoglobin terus dibentuk tetapi tertutup oleh basofil.

3. Eritroblas polikromatofil (rubrisit atau normoblas polikromatik)

Eritroblas basofil membelah berkali-kali secar mitosis dan menghasilkan sel-sel yang
memerlukan hemoglobin cukup untuk dapat diperlihatkan didalam sediaan yang diwarnai.
Intieritroblas polikromatofil mempunyai jala kromatin lebih padat daripada eritoblas basofil
dan selnya lebih kecil. 
4. Normoblas (metarubrisit atau eritroblas ortokromatik)

Metarubrisit berukuran 8 hingga 11 mikron atau sedikit lebih besar dari eritrosit. Inti
metarubrisit kecil, berkormatin padat letakknya eksentrik atau mendekati pinggir sitoplasma,
dan berwarna biru gelap. Sitoplasma metarubrisit mulai didominasi oleh warna merah
karena hemoglobin yang terbentuk semakin banyak.

5. Retikulosit

Retikulosit adalah sel eritrosit yang belum matang, dan kadarnya dalam eritrosit


manusia sekitar 1%. Retikulosit berkembang dan matang di sumsum tulang merah dan
disirkulasikan dalam pembuluh darah sebelum matang menjadi eritrosit. Seperti eritrosit,
retikulosit tidak memiliki inti sel (nukelus). Sel ini disebut retikulost karena memiliki
jaringan seprti retikuler pada ribosom RNA. Retikuler ini hanya dapat diamati di
bawah mikroskop dengan pewarnaan tertentu seperti perwarnaa supravital dengan metilen
biru baru.

Produksi & Destruksi Heme_Porfirin (Katabolisme)

Heme disintesis di dalam sel hidup melalui sebuah lintasan yang sudah banyak
diteliti. Dua buah bahan senyawanya adalah suksinil-KoA yang berasal dari siklus asam
sitrat di mitokondria, dan asam amino glisin. Piridoksal fosfat juga diperlukan pada reaksi
ini untuk “mengaktifkan” glisin. Produk reaksi kondensasi antara suksinil-KoA dan gisin
adalah asam α -amino- β -ketoadipat yang dengan cepat mengadakan dekarboksilasi untuk
membentuk δ -aminolevulinat (ALA). Rangkaian reaksi ini dikatalasis oleh enzim ALA
sintase yang merupakan enzim pengendali laju reaksi pada biosintesis porfirin di hai
mamalia. Sisnteis ALA terjadi di mitokondria. Di dalam sitosol dua buah molekul ALA
mengalami kondensasi oleh enzim ALA dehidratase untuk membentuk dua molekul air dan
satu molekul porfobilinogen (PBG). ALA dehidratase merupakan enzim yang mengandung
seng dan sensitif terhadap inhibisi oleh timbal sebagaimana terdapat pada keracunan timbal.
Pembentukan tetrapirol siklik, yaitu suatu porfirin, terjadi lewat kondensasi empat
molekul PBG. Keempat molekul ini mengadakan kondensasi secarfa kranial-ke-kaudal
hingga terbentuk tetrapirol linier, yaitu hidroksimetilbilana. Reaksi tersebut dikatalisis oleh
enzim uroporfirinogen I sintase, yang juga dikenal sebagai enzim PBG deaminase.
Hidroksimetilbilana mengadakan reaksi siklisasi spontan untuk membentuk uroporfirinogen
I, atau diubah menjadi uroporfirinogen III melalui kerja uroporfirinogen III kosintase.

Uroporfirinogen III diubah menjadi koproporfirinogen III melalui dekarboksilasi


semua gugus asetat (A) yang mengubahnya menjadi substituen metil (M). Reaksi tersebut
dikatalisis oleh enzim uroporfirinogen dekarboksilase yang juga mampu mengubah
uroporfirinogen I menjadi koproporfirinogen I. Koproporfirinogen III kemudian memasuki
mitokondria dan di dalam mitokondria diubah menjadi protoporfirinogen III serta kemudian
menjadi protoporfirin III.

Tahap akhir pada sisntesis heme meliputi proses penyatuan besi fero dengan
protoporfirin di dalam sebauh rekasi yang dikatalisis oleh enzim heme sintase atau
ferokelatase, yaitu enzim metokondria lainnya. Sekitar 85% sisntesis heme rterjadi pada sel-
sel prekusor eritroid di dalam sumsum tulang dan mayoritasnya terjadi di dalam hepatosit.

Penutup

Anda mungkin juga menyukai