Anda di halaman 1dari 4

TRANSFUSI DARAH

Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu
orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis
seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma,operasi, syok dan tidak
berfungsinya organ pembentuk sel darah merah ( A. Harryanto Reksodiputro,1994).
Menurut Perkins JT & Vender JS (1996), transfusi darah harus dilakukan dengan
indikasi yang jelas, karena pada saat ini komplikasi yang paling ditakutkan akibat transfusi
darah adalah penularan penyakit. Diantaranya hepatitis non-A,non-B (HCV) sebagai
komplikasi terbanyak akibat transfusi, HTLV-I (human T-cell leukemia/virus limfoma tipe I
dan CMV (sitomegalovirus) sampai infeksi yang paling ditakuti yang disebabkan oleh human
imunodefisiensi virus (HIV).
JENIS TRANSFUSI DARAH
1. Darah Lengkap (Whole Blood)
Darah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit dan komponen sampingan
yaitu trombosit, leukosit, plasma dan faktor pembekuan labil (V, VIII) (Miller RD, 2000).
Darah lengkap terbagi menjadi 3 macam yaitu :
a. Darah Segar
Yaitu darah yang baru diambil dari donor sampai 6 jam sesudah pengambilan.
Keuntungan pemakaian darah segar ialah faktor pembekuannya masih lengkap
termasuk faktor labil (V dan VIII) dan fungsi eritrosit masih relatif baik.
Kerugiannya sulit diperoleh dalam waktu yang tepat karena untuk pemeriksaan
golongan, reaksi silang dan transportasi diperlukan waktu lebih dari 4 jam dan
resiko penularan penyakit relatif banyak.
b. Darah Baru
Yaitu darah yang disimpan antara 6 jam sampai 6 hari sesudah diambil dari
donor. Faktor pembekuan disini sudah hampir habis, dan juga dapat terjadi
peningkatan kadar kalium, amonia, dan asam laktat.
c. Darah Simpan
Darah yang disimpan lebih dari 6 hari sampai 35 hari. Keuntungannya mudah
tersedia setiap saat, bahaya penularan lues dan sitomegalovirus hilang. Sedang
kerugiaannya ialah faktor pembekuan terutama faktor V dan VIII sudah habis.
Kemampuan transportasi oksigen oleh eritrosit menurun yang disebabkan karena
afinitas Hb terhadap oksigen yang tinggi, sehingga oksigen sukar dilepas ke
jaringan. Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar 2,3 DPG. Kadar kalium,
amonia, dan asam laktat tinggi.

2. Packed red cell
Packed red cell diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran plasma secara
tertutup atau septik sedemikian rupa sehingga hematokrit menjadi 70-80%.
Volume tergantung kantong darah yang dipakai yaitu 150-300 ml. Suhu simpan
42C. Lama simpan darah 24 jam dengan sistem terbuka (Stoelting RK, n d).
Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah
dipekatkan dengan memisahkan komponen-komponen yang lain. Packed cells
banyak dipakai dalam pengobatan anemia terutama talasemia, anemia aplastik,
leukemia dan anemia karena keganasan lainnya. Pemberian transfusi bertujuan
untuk memperbaiki oksigenasi jaringan dan alat-alat tubuh. Biasanya tercapai bila
kadar Hb sudah di atas 8 g%.
3. Washed Red Cell
Washed red cell diperoleh dengan mencuci packed red cell 2-3 kali dengan
saline, sisa plasma terbuang habis. Berguna untuk penderita yang tak bisa diberi
human plasma. Kelemahan washed red cell yaitu bahaya infeksi sekunder yang
terjadi selama proses serta masa simpan yang pendek (4-6 jam). Washed red cell
dipakai dalam pengobatan aquired hemolytic anemia dan exchange transfusion.
Untuk penderita yang alergi terhadap protein plasma (Stoelting RK, n d).

4. Darah Merah Pekat Miskin Leukosit
Kandungan utama eritrosit, suhu simpan 42C, berguna untuk
meningkatkan jumlah eritrosit pada pasien yang sering memerlukan transfusi.
Manfaat komponen darah ini untuk mengurangi reaksi panas dan alergi
(Greenburg AG, n d).

5. White Blood Cells (WBC atau leukosit)
Komponen ini terdiri dari darah lengkap dengan isi seperti PRC, plasma
dihilangkan 80 % , biasanya tersedia dalam volume 150 ml. Dalam pemberian
perlu diketahui golongan darah ABO dan sistem Rh. Apabila diresepkan berikan
dipenhidramin. Berikan antipiretik, karena komponen ini bisa menyebabkan
demam dan dingin. Untuk pencegahan infeksi, berikan tranfusi dan disambung
dengan antibiotik.
6. Konsentrat Trombosit
Komponen ini didapat dari darah segar dengan metode pemutaran dengan
waktu tertentu, sehingga akhirnya didapat konsentrat platelet yang volumenya 25-40
ml/unit yang berisi minimal 5,51010 platelet dan beberapa sel darah merah yang
tercampur di dalamnya bersama plasma untuk mempertahankan pH di atas 6 selama
waktu penyimpanan.( Contreras M & Mollison PI, n d)
7. Plasma
Dari 250 ml darah utuh diperoleh 125 ml plasma. Plasma banyak digunakan
untuk mengatasi gangguan koagulasi yang tidak disebabkan oleh trombositopenia,
mengganti plasma yang hilang, defisiensi imunoglobulin dan overdosis obat
antikoagulans. Tersedia sebagai :
a. Plasma Segar (Fresh Plasma)
Dari darah utuh segar (<6 jam). Berisi semua faktor pembekuan (juga
faktor labil) dan trombosit. Harus diberikan dalam 6 jam.
b. Plasma Segar Beku (Fresh Frozen Plasma)
Didapat dari pemisahan darah segar (darah donor kurang dari 6 jam)
dengan metode pemutaran, kemudian dibekukan dan disimpan pada
temperatur 30oC. Karena dibuat dari darah segar, maka hampir semua faktor-
faktor pembekuan masih utuh selama penyimpanan 30oC kecuali trombosit.
Tapi bila disimpan pada temperatur 4
o
C, maka semua faktor pembekuan yang
labil itu akan rusak menjadi plasma biasa (FK Universitas Airlangga, 2001)
8. Kriopresipitat
Komponen ini didapat dari pemisahan Fresh Frozen plasma yang dicairkan
pada suhu 4
o
C melalui metode pemutaran dengan waktu dan kecepatan pemutaran
tertentu kemudian diperoleh supernatan yang volumenya hanya 30-40 ml. Setiap unit
kriopresipitat mengandung faktor VIII kira-kira 100-150 UI, fibrinogen 80 mg,
plasma protein, dan faktor XIII. Jika disimpan pada suhu 30oC dapat bertahan
selama 12 bulan. Bila akan dipakai , dicairkan pada suhu 4
o
C dan segera diberikan
sebelum 6 jam.( Hewitt PE & Wagstaff W, 1995)
Sumber :
Hewitt PE, Wagstaff W. Donor darah dan Uji Donor darah. Dalam : Contreras
M,Ed. Petunjuk Penting Transfusi (ABC of Transfusion), edisi ke-2; alih bahasa
Oswari J. Jakarta : EGC,1995;1-4
Pedoman Pelaksanaan Transfusi Darah.RSUD Dr. Sutomo FK.Universitas
Airlangga. Edisi III.Tahun 2001.Surabaya
Contreras M, Mollison PI. Uji Sebelum Transfusi dan Kebijakan Pemesanan
darah. Dalam : Contreras M,Ed. Petunjuk Penting transfusi (ABC of Transfusion)
Edisi ke-2, alih bahasa Oswari J, Jakarta : EGC, 5-8
Greenburg AG. Intraoperative and Postoperative Transfusion in : Text Book
of Critical Care, Ayres SM (ed). Third edition. W.B.Saunders Company. Philadelphia,
pp: 1415-23
Stoelting RK : Blood Component and Substitutes in Pharmacology and
Phisiology in Anesthetic Practice, Third Edition, Lippincott-
Raven, Philadelphia.New York, pp: 554563
Miller RD : Update on Blood Transfusions, 2000 IARS Review Course
Lecture CD-ROM
Perkins JT, Vender JS : Transfusion Therapy in Physiologic and
Pharmacologic Bases of Anesthesia, Collins VJ (ed) Edisi , Williams & Wilkins,
Baltimore, 1996, pp:194-211

Anda mungkin juga menyukai