Anda di halaman 1dari 18

1

PENCEGAHAN STROKE

PRIMER
(SEBELUM STROKE)
 GAYA HIDUP SEHAT

 MODIFIKASI FAKTOR RISIKO


SEKUNDER
(SESUDAH STROKE)
 GAYA HIDUP SEHAT
 MENGENDALIKAN FAKTOR RISIKO
 ANTI PLATELET / ANTI KOAGULAN
 TERAPI BEDAH

• I. GAYA HIDUP SEHAT

1. POLA MAKAN SEHAT

2. STOP ROKOK , ALKOHOL & NARKOBA


3. OLAH RAGA TERATUR
4. MENGHINDARI KECEMASAN

• II. FAKTOR RISIKO


MAYOR
• HIPERTENSI
• PENYAKIT JANTUNG

• DM
• RIWAYAT STROKE

MINOR
• DISLIPIDEMIA
• FIBRINOGEN
• STRESS
• HIPERURICEMIA
• OBESITAS
2

STROKE KRIPTOGENIK
• PROTEIN S
• ANTI TROMBIN III
• HOMOSISTEIN
• PROTEIN C
• ANTIFOSFOLIPID ANTIBODI

• RISIKO RELATIF STROKE


FAKTOR RISIKO RISIKO RELATIF
HIPERTENSI ……………………… 6 X
DIABETES MELITUS ………………. 2–4X
PERNAH MENDERITA STROKE …….. 10 X
FIBRILASI ATRIUM ………………… 3 X
MEROKOK ………………………... 2 X
• PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO

1. HIPERTENSI :
• UPAYAKAN S<140 MMHG, D<90 MMHG
• KURANGI GARAM & OBESITAS, OLAH RAGA,
HIDUP RILEK

2. DIABETES MELLITUS :
• KENDALIKAN KADAR GULA DARAH DENGAN
DIET , OBAT DIABET, OLAH RAGA

3. FIBRILASI ATRIUM :
• REKOMENDASI : ASA ATAU ANTIKOAGULAN
4. DISLIPIDEMIA :
• MODIFIKASI DIET DAN OBAT ( STATIN )
3

PENGOBATAN

Pengobatan yang cepat dan tepat diharapkan dapat menekan mortalitas dan mengurangi
kecacatan. (Time is Brain). Tujuan utama pengobatan adalah untuk memperbaiki aliran darah ke
otak secepat mungkin dan melindungi neuron dengan memotong kaskade iskemik. Pengelolaan
pasien stroke akut pada dasarnya dapat di bagi dalam :
1. Pengelolaan umum, pedoman 5 B
1.a Breathing
1.b Blood
1.c Brain
1.d Bladder
1.e Bowel
2. Pengelolaan berdasarkan penyebabnya
2.a. Stroke iskemik
2.a.1. Memperbaiki aliran darah ke otak (reperfusi)
2.a.2. Prevensi terjadinya trombosis (antikoagualsi)
2.a.3. Proteksi neuronal/sitoproteksi
2.b. Stroke Hemoragik
2.b.1. Pengelolaan konservatif
2.b.1.a. Perdarahan intra serebral
2.b.1.b. Perdarahan Sub Arachnoid
2.b.2. Pengelolaan operatif
3. Pencegahan serangan ulang
4. Rehabilitasi

1. Pengelolaan umum, pedoman 5 B


1.a Breathing : Jalan nafas harus terbuka lega, hisap lendir dan slem untuk mencegah
kekurang oksigen dengan segala akibat buruknya. Dijaga agar oksigenasi dan ventilasi baik,
agar tidak terjadi aspirasi (gigi palsu dibuka). Intubasi pada pasien dengan GCS < 8. Pada kira-
kira 10% penderita pneumonia (radang paru) merupakan merupakan penyebab kematian utama
4

pada minggu ke 2 – 4 setelah serangan otak. Penderita sebaiknya berbaring dalam posisi miring
kiri-kanan bergantian setiap 2 jam. Dan bila ada radang atau asma cepat diatasi.

1.b Blood : Tekanan darah pada tahap awal tidak boleh segera diturunkan, karena dapat
memperburuk keadaan, kecuali pada tekanan darah sistolik > 220 mmHg dan atau diastolik >
120 mmHg (stroke iskemik), sistolik > 180 mmHg dan atau diastolik > 100 mmHg (stroke
hemoragik). Penurunan tekanan darah maksimal 20 %.
Obat-obat yang dapat dipergunakan Nicardipin (0,5 – 6 mcg/kg/menit infus kontinyu),
Diltiazem (5 – 40 g/Kg/menit drip), nitroprusid (0,25 – 10 g/Kg/menit infus kontinyu),
nitrogliserin (5 – 10 g/menit infus kontinyu), labetolol 20 –80 mg IV bolus tiap 10 menit,
kaptopril 6,25 – 25 mg oral / sub lingual.
Keseimbangan cairan dan elektrolit perlu diawasi
Kadar gula darah (GD) yang terlalu tinggi terbukti memperburuk outcome pasien stroke,
pemberian insulin reguler dengan skala luncur dengan dosis GD > 150 – 200 mg/dL 2 unit, tiap
kenaikan 50 mg/dL dinaikkan dosis 2 unit insulin sampai dengan kadar GD > 400 mg/dL dosis
insulin 12 unit.

1.c Brain : Bila didapatkan kenaikan tekanan intra kranial dengan tanda nyeri kepala,
muntah proyektil dan bradikardi relatif harus di berantas, obat yang biasa dipakai adalah manitol
20% 1 - 1,5 gr/kgBB dilanjutkan dengan 6 x 100 cc (0,5 gr/Kg BB), dalam 15 – 20 menit dengan
pemantauan osmolalitas antara 300 – 320 mOsm, keuntungan lain penggunaan manitol
penghancur radikal bebas.
Peningkatan suhu tubuh harus dihindari karena memperbanyak pelepasan neurotransmiter
eksitatorik, radikal bebas, kerusakan BBB dan merusak pemulihan metabolisme enersi serta
memperbesar inhibisi terhadap protein kinase. Hipotermia ringan 30C atau 33C mempunyai
efek neuroprotektif.
Bila terjadi kejang beri antikonvulsan diazepam i.v karena akan memperburuk perfusi
darah kejaringan otak
5

1.d Bladder : Hindari infeksi saluran kemih bila terjadi retensio urine sebaiknya dipasang
kateter intermitten. Bila terjadi inkontinensia urine, pada laki laki pasang kondom kateter, pada
wanita pasang kateter.

1.e Bowel : Kebutuhan cairan dan kalori perlu diperhatikan, hindari obstipasi, Jaga supaya
defekasi teratur, pasang NGT bila didapatkan kesulitan menelan makanan. Kekurangan albumin
perlu diperhatikan karena dapat memperberat edema otak

2. Pengelolaan berdasarkan penyebabnya


2.a. Stroke iskemik
2.a.1. Memperbaiki aliran darah ke otak (reperfusi)
Usaha menghilangkan sumbatan penyebab stroke merupakan upaya yang paling ideal,
obat trombolisis yang sudah di setujui oleh FDA adalah rt-PA (recombinan tissue plasminogen
activator) dengan dosis 0,9 mg/kgBB maksimal 90 mg (10% diberikan bolus & sisanya infus
kontinyu dalam 60 menit). Sayangnya bahwa pengobatan dengan obat ini mempunyai
persyaratan pemberian haruslah kurang dari 3 jam, sehingga hanya pasien yang masuk rumah
sakit dengan onset awal dan dapat penyelesaian pemeriksaan darah, CT Scan kepala dan inform
consent yang cepat saja yang dapat menerima obat ini.
Cara lain memperbaiki aliran darah antara lain dengan memperbaiki hemorheologi seperti
obat pentoxifillin yang yang mengurangi viskositas darah dengan meningkatkan deformabilitas
sel darah merah dengan dosis 15 mg/kgBB/hari. Obat lain yang juga memperbaiki sirkulasi
adalah naftidrofuril dengan memperbaiki aliran darah melalui unsur seluler darah dosis 600
mg/hari selama 10 hari iv dilanjutkan oral 300 mg/hari.
2.a.2. Prevensi terjadinya trombosis (antikoagualsi)
Untuk menghindari terjadinya trombus lebih lanjut terdapat dua kelas pengobatan yang
tersedia yaitu anti koagulan dan anti agregasi trombosit.
Anti koagulan diberikan pada pasien stroke yang mempunyai risiko untuk terjadi emboli
otak seperti pasien dengan kelainan jantung fibrilasi atrium non valvular, thrombus mural dalam
ventrikel kiri, infark miokard baru & katup jantung buatan. Obat yang dapat diberikan adalah
heparin dengan dosis awal 1.000 u/jam cek APTT 6 jam kemudian sampai dicapai 1,5 – 2,5 kali
kontrol hari ke 3 diganti anti koagulan oral, Heparin berat molekul rendah (LWMH) dosis 2 x 0,4
6

cc subkutan monitor trombosit hari ke 1 & 3 (jika jumlah < 100.000 tidak diberikan), Warfarin
dengan dosis hari I = 8 mg, hari II = 6 mg, hari III penyesuaian dosis dengan melihat INR pasien.
Pasien dengan paresis berat yang berbaring lama yang berrisiko terjadi trombosis
vena dalam dan emboli paru untuk prevensi diberikan heparin 2 x 5.000 unit sub cutan atau
LMWH 2 x 0,3 cc selama 7 – 10 hari.
Obat anti agregasi trombosit mempunyai banyak pilihan antara lain aspirin dosis
80 – 1.200 mg/hari mekanisme kerja dengan menghambat jalur siklooksigenase, dipiridamol
dikombinasi dengan aspirin aspirin 25 mg + dipiridamol SR 200 mg dua kali sehari dengan
menghambat jalur siklooksigenase, fosfodiesterase dan ambilan kembali adenosin, cilostazol
dosis 2 x 50 mg mekanisme kerja menghambat aktifitas fosfodiesterase III, ticlopidin dosis 2 x
250 mg dengan menginhibisi reseptor adenosin difosfat dan thyenopyridine dan clopidogrel
dosis 1 x 75 mg dengan menginhibisi reseptor adenosin difosfat dan thyenopyridine.

2.a.3. Proteksi neuronal/sitoproteksi


Sangat menarik untuk mengamati obat-obatan pada kelompok ini karena diharapkan
dapat dengan memotong kaskade iskemik sehingga dapat mencegah kerusakan lebih lanjut
neuron. Obat-obatan tersebut antara lain :
CDP-Choline bekerja dengan memperbaiki membran sel dengan cara menambah
sintesa phospatidylcholine, menghambat terbentuknya radikal bebas dan juga menaikkan sintesis
asetilkolin suatu neurotransmiter untuk fungsi kognitif. Meta analisis Cohcrane Stroke Riview
Group Study (Saver 2002) 7 penelitian 1963 pasien stroke iskemik dan perdarahan, dosis 500 –
2.000 mg sehari selama 14 hari menunjukkan penurunan angka kematian dan kecacatan yang
bermakna. Therapeutic Windows 2 – 14 hari.
Piracetam, cara kerja secara pasti didak diketahui, diperkirakan memperbaiki integritas
sel, memperbaiki fluiditas membran dan menormalkan fungsi membran. Dosis bolus 12 gr IV
dilanjutkan 4 x 3 gr iv sampai hari ke empat, hari ke lima dilanjutkan 3 x 4 gr peroral sampai
minggu ke empat, minggu ke lima sampai minggu ke 12 diberikan 2 x 2,4 gr per oral,.
Therapeutic Windows 7 – 12 jam.
Statin, diklinik digunakan untuk anti lipid, mempunyai sifat neuroprotektif untuk iskemia
otak dan stroke. Mempunyai efek anti oksidan “downstream dan upstream”. Efek downstream
adalah stabilisasi atherosklerosis sehingga mengurangi pelepasan plaque tromboemboli dari
7

arteri ke arteri. Efek “upstream” adalah memperbaiki pengaturan eNOS (endothelial Nitric
Oxide Synthese, mempunyai sifat anti trombus, vasodilatasi dan anti inflamasi), menghambat
iNOS (inducible Nitric Oxide Synthese, sifatnya berlawanan dengan eNOS), anti inflamasi dan
anti oksidan.
Cerebrolisin, suatu protein otak bebas lemak dengan khasiat anti calpain, penghambat
caspase dan sebagai neurotropik dosis 30 – 50 cc selama 21 hari menunjukkan perbaikan fungsi
motorik yang bermakna.

2.b. Stroke Hemoragik


2.b.1.a Pengelolaan konservatif Perdarahan Intra Serebral
Pemberian anti perdarahan : Epsilon aminocaproat 30 - 36 gr/hari, Asam Traneksamat 6 x
1 gr untuk mencegah lisisnya bekuan darah yamg sudah terbentuk oleh tissue plasminogen.
Evaluasi status koagulasi seperti pemberian protamin 1 mg pada pasien yang mendapatkan
heparin 100 mg & 10 mg vitamin K intravena pada pasien yang mendapat warfarin dengan
prothrombine time memanjang.
Untuk mengurangi kerusakan jaringan iskemik disekeliling hematom dapat diberikan
obat-obat yang mempunyai sifat neuropriteksi.

2.b.1.b Pengelolaan konservatif Perdarahan Sub Arahnoid


Bed rest total selama 3 minggu dengan suasana yang tenang, pada pasien yang sadar,
penggunaan morphin 15 mg IM pada umumnya diperlukan untuk menghilangkan nyeri kepala
pada pasien sadar.
Vasospasme terjadi pada 30% pasien, dapat diberikan Calcium Channel Blockers dengan
dosis 60 – 90 mg oral tiap 4 jam selama 21 hari atau 15 – 30 mg/kg/jam selama 7 hari, kemudian
dilanjutkan per oral 360 mg /hari selama 14 hari, efektif untuk mencegah terjadinya vasospasme
yang biasanya terjadi pada hari ke 7 sesudah iktus yang berlanjut sampai minggu ke dua setelah
iktus. Bila terjadi vasospasme dapat dilakukan balance positif cairan 1 – 2 Liter diusahakan
tekanan arteri pulmonalis 18 – 20 mmHg dan Central venous pressure 10 mmHg, bila gagal juga
dapat diusahakan peningkatan tekanan sistolik sampai 180 – 220 mmHg menggunakan dopamin.

2.b.2. Pengelolaan operatif


8

Tujuan pengelolaan operatif adalah : Pengeluaran bekuan darah, Penyaluran cairan


serebrospinal & Pembedahan mikro pada pembuluh darah.
Yang penting diperhatikan selain hasil CT Scan dan arteriografi adalah keadaan/kondisi
pasien itu sendiri :

Rehabilitasi
Tujuan rehabilitasi ialah :
- Memperbaiki fungsi motoris, bicara, dan fungsi lain yang terganggu
- Adaptasi mental; sosial dari penderita strke, sehingga hubungan interpersonal menjadi normal
- Sedapat mungkin harus dapat melakukan aktivitas sehari-hari
…meliputi…
• Contoh :belajar berjalan, berpakaian, atau makan hanya dengan satu tangan,berjalan,
tidur dll.
Rehabilitasi dini harus segera dikerjakan sedini mungkin à apabila pasien sudah stabil.
• POSITIONING
Keutamaan
• faktor penting dlm memberikan pasien kesempatan untuk dpt bergerak normal kembali
• Dilakukan 24jam/hari
• mencegah komplikasi, seperti : aspirasi, nyeri punggung, gg. pernafasan
• Posisi tidur
Pada fase akut (0-3 minggu), posisi tidur pasien sangat penting, karena pasien dalam
keadaan lemah dan bila sikap yg dilakukan salah, dapat menjadi kaku yg dapat merugikan u/
penyembuhan.
 Di tempat tidur lengan yg sakit harus diluruskan dgn bahu kedepan. Tungkai yg lumpuh
harus dalam posisi sewajar mungkin.
usahakan merubah posisi pasien secara teratur, pada waktu miring ke sisi yg sakit,
usahakan tidak lebih dari 20 menit.
 Berbaring terlentang :
posisi kepala, leher dan punggung harus lurus. Letakan bantal dibawah lengan yg
lumpuh secara hati-hati, sehingga bahu terangkat keatas dgn lengan agak ditinggikan dan
9

memutar kearah luar, siku dan pergelangan tangan agak ditinggikan. Letakan juga bantal
dibawah paha yg lumpuh dgn posisi agak memutar kearah dalam, lutut agak ditekuk.
 Miring kesisi yg sehat :
- bahu yg lumpuh harus menghadap kedepan,
- lengan yg lumpuh memeluk bantal dengan siku diluruskan
- kaki yg lumpuh diletakan didepan, paha dan tungkai yg sehat menyilang di bawah
tungkai yg lumpuh dgn diganjal bantal.
 Miring ke sisi yg lumpuh :
- lengan yang lumpuh menghadap ke depan, pastikan bahu tidak memutar secara
berlebihan
- tungkai yg lumpuh agak ditekuk, tungkai yg sehat menyilang di atas tungkai yg
lumpuh dgn diganjal bantal.
• Duduk

 Duduk dikursi dengan sandaran yang lurus. Duduk yg lurus dgn sendi-sendi paha dan
lutut tertekuk 90 derajat.
 Mendudukan pasien di belakang meja kerja, di mana kedua lengan bisa beristirahat
diatas meja, sebaiknya simetris.
 Dengan topangan untuk lengan, bahu jangan terlalu tinggi / terlalu rendah.
 Duduk di atas kursi yg keras, untuk mencegah pola duduk yg tidak simetris.
pada saat penderita duduk dikursi bisa dilakukan latihan-latihan untuk keseimbangan,
karena tanpa keseimbangan yg baik tidak mungkin bisa berdiri / berjalan dengan baik.
 Bila penderita sudah mampu menjaga keseimbangan waktu duduk, letakan bantal
dibelakang kepala, leher dan bahu yang lumpuh.

• Positioning: Sitting
• Berdiri dan keseimbangan
Dari duduk di kursi ke berdiri, pasien harus :
 Berdiri dengan ke dua kaki berdampingan, agak terbuka
 Waktu berdiri lengan yg terlipat digerakan ke depan untuk memindahkan titik berat badan
ke depan untuk mempermudah berdiri.
10

 Jangan menggunakan tongkat, karena memperkuat pola statis.


 Pembantu ( perawat atau anggota keluarga) berdiri di jurusan gerakan, agar pasien tidak
jatuh.
 Pada saat latihan diusahakan untuk mendapatkan pembebanan yg simetris dgn cara
bertumpu pada kedua tungkai.
 Sediakan cermin besar supaya penderita dapat melihat, apakah berdirinya sudah tegak/
belum.
 Berikan kesempatan pada pasien untuk berusaha berdiri sendiri semaksimal mungkin
• Berjalan
Berjalan dalam situasi latihan dilakukan tidak memakai tongkat, karena terlalu
banyak bertumpu dengan bagian badan yang sehat pada tongkat, menambah kuatnya
kekuatan pada bagian yang sakit.
 terapis menopang pasien dan memberi arah dan gerakan dgn cara meletakan tangannya
pada panggul pasien.
 Dimulai dengan belajar mempertahankan keseimbangan kearah samping maupun ke
depan dan ke belakang.
 Menjaga supaya panggul pasien yang sakit tidak berpindah ke belakang.
 Sesudah langkah pertam dilakukan dengan baik, berat badan dipindahkan ke sisi yg sehat
melalui pergeseran panggul. Karena itu tungkai yg sakit dapat mengayuh ke depan.
• LATIHAN BERJALAN
• Penderita menggunakan walker : berdiri tegak, kedua kaki sejajar bahu, kedua lengan
lurus, cegah retraksi panggul, fleksi atatu hiperekstensi lutut, eksternal rotasi sendi panggul
dan fleksi siku bagian yang sakit. Gerakkan tubuh ke depan dan ke belakang.
• Dimulai dengan posisi yang sama, fleksi-ekstensikan lutut dengan sendi panggul tetap
ekstensi. Kemudian tungkai yang sakit di belakang, lakukan fleksi-ekstensi lutut dan sendi
panggul ikut bergerak.
• Gerakan jalan di tempatIkuti pola jalan yang benar, yaitu mulai dari tumit menginjak
lantai, dilanjutkan kaki rata di lantai, gerak selanjutnya tidak dikerjakan bagi pasien yang
masih mengalami kesulitan melangkah; ada baiknya menggunakan trolley.
• Bina Wicara
• Prinsip bina wicara ialah motivasi, stimulasi dan repetisi
11

• Pasien perlu mendapat motivasi untuk melatih bicaranya


• Jangan dibiarkan menggunakan bahasa isyarat dalam percakapan sehari-hari, juga di
rumahnya
• Keluarga diberi tahukan untuk tidak membiarkan pasien memakai bahasa isyarat
• Pasien harus dipaksakan mengucapkan kata disamping isyarat yang dipakainya
• Pengulangan atau repetisi perlu dilakukan secara teratur
• Stimulasi taktil juga dapat dipakai bila diperlukan
• Activity of Daily Living
• Makan à latihan menelan
• Pasien memegang kerongkongan untuk merasakan proses menelan
• Gunakan peralatan makan khusus bila diperlukan
• Berpakaian
Mengenakan Baju è
• Memasukkan lengan yang lemah terlebih dahulu
• Tarik baju ke atas, putar lalu masukkan tangan yg sehat
Mengenakan Celana è
• Masukkan tungkai yg lemah,lalu yg sehat
• Bila keseimbangan diri sudah bagus à celana ditarik ke atas
• Kamar mandi
• Beri pegangan yg menempel di dinding kloset
• Berpegangan pada dinding kamar mandi
• Psychotherapy
• Psikoterapi à suatu hubungan antar pribadi, yang digunakan oleh yang dilatih dan yang
terlatih (psychotherapists) untuk menolong klien di dalam permasalahan hidup.
• Biasanya psikoterapi direkomendasikan à kepada seseorang sedang bergulat dengan
masalah kehidupan, yang menyakitkan atau mengganggu individu.
• Psikoterapi dapat berhasil à klien tersebut datang terapi atas kemauan sendiri dan
mempunyai hasrat yang besar untuk berubah.
• definisi
12

• Cara pengobatan dengan ilmu kedokteran terhadap gangguan mental emosional dengan
mengubah pola pikiran, perasaan, dan perilaku agar terjadi keseimbangan dalam diri
individu tersebut
• Dalam Psikoterapi sangat diperlukan hubungan yg baik antara dokter dan pasien
• Tujuan
• Menguatkan daya tahan mental yg telah dimiliki pasien
• Mengembangkan daya tahan mental yg baru dan yg lebih baik untuk mempertahankan
fungsi pengontrolan diri
• Meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan
• Tipe Psikoterapi
Behaviour Therapy
Cognitive Therapy
Family Therapy
Group Therapy
Interpersonal Therapy
Psychodynamic Therapy
• Behaviour Therapy
• Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang terganggu
menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri
- Self-Monitoring à pasien diminta untuk tetap melakukan kegiatan
sehari2nya. Dari situ, terapis dpt mengetahui apa yg pasien lakukan stp hari.
- Schedule of Weekly Activities à pasien & terapis bekerja sama
membuat kegiatan baru yg positif.
- Role Playing à mebantu pasien membangun kemampuan baru yg dpt
meningaktkan interaksi sosial.
- Behavior Modification à pasien diberi reward jika melakukan kegiatan
positif [memberi motivasi]
• Cognitive Therapy
• Psikologi kognitif, dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif (daya pikir
dan daya ingat) rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai- nilai moral etika.
• Terapis bekerja dengan pasien menghadapi pikiran yg salah.
13

• Dengan menunjukkan jalan alternatif dlm mengamati situasi, pandangan hidup dan mood
pasien akan meningkat.
• Family Therapy
• psikoterapi keluarga dimaksudkan untuk memulihkan penderita dan keluarganya.
• Terapi kognitif, terapi interpersonal, atau terapi perilaku mungkin juga dilakukan dalam
terapi keluarga. Tetapi yg plg sering adalah terapi interpersonal.
- Genogram à meneliti hubungan, peristiwa masa lampau yg berdampak pada
emosi pasien.
- Systemic Interpretation
- Communication Training à Dysfunctional pola komunikasi di dalam
keluarga dikenali dan dikoreksi. Pasien diajar bagaimana cara mendengarkan,
bertanya dan menjawab secara tidak defensif.
• Group Therapy
• Terapi kelompok menyediakan perawatan psikoterapi dalam suatu format di mana ada
satu therapist dan enam sampai duabelas peserta dengan permasalahan terkait.
• Keuntungan dari terapi kelompok :
- Increased feedback à pasien dapt menerima umpan balik dari peserta lain.
- Modeling à pasien dpt meniru metode dari peserta lain yg
memiliki permasalahan yg terkait.
- Less expensive
- Improve social skills à Pemimpin kelompok (therapist) sering membantu
peserta untuk belajar berkomunikasi dengan jelas dan secara efektif satu sama lain di
dalam kelompok.
• Interpersonal Therapy
• Therapy hubungan antar pribadi memusat pada hubungan antar pribadi dari orang
tertekan. Gagasan untuk therapy hubungan ini adalah tekanan itu dapat ditangani dengan
meningkatkan pola komunikasi dan bagaimana orang tersebut berhubungan dengan (orang)
yang lain.
- Identification of Emotion à Membantu orang mengidentifikasi emosi
mereka (berasal dari mana)
- Expression of Emotion à membantu menyatakan emosi pasien dgn jalan baik.
14

- Dealing With Emotional Baggage à Dengan memperhatikan bagaimana


masa lampau mempengaruhi suasana hati dan perilaku mereka.
• Psychodynamic Therapy
• Therapy Psychodynamic adalah pendekatan kepada pasien untuk membawa ke perasaan
mereka yg benar, sehingga mereka dapat mengalami dan memahami perasaannya.
• Hasil yang diharapkan pada terapi ini adalah kesadaran dan pemahaman dari pasien itu
sendiri menyangkut pengaruh dari perilaku masa lampau.
15

TERAPI FARMAKOLOGI
• Depresi
• Depresi adalah suatu gangguan yg heterogen
• Depresi terbagi :
- Distimia
- Depresi mayor
- Depresi yang tdk terklasifikasi
• Distimia
• Suatu bntuk gangguan mood depresi yg ditandai dgn ketiadaan kesenangan/ kenikmatan
hidup yg berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 thn.
• Depresi mayor
• Keadaan perasaan sedih, melankolis,/ murung yg berlanjut à menggangu kehidupan
sehari² pasien/ fungsi sosial.
• Antidepresi generasi I
• MAO (mono-amin-oksidase) inhibitor
• Antidepresi Trisiklik
• Antidepresi Generasi II
• SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor)
• Indikasi
• Depresi mayor (indikasi tersering)
• Gangguan panik
• Gangguan obsesive kompulsif Kompulsi (impuls yg tdk tertahankan utk
melakukan sejumlah aksi yg bertentangan dgn pertimbangan/ kehendak yg lebih baik) utk
melakukan berulang² tingkah laku tertentu.
• Nyeri kronik
• AntiDepresi Trisiklik
• Imipiramin suatu derivat dibenzazepin
• Amitriptilin derivat dibenzosikloheptadin
16

• Derivat dibenzazepin telah dibuktikan dapat mengurangi keadaan depresi terutama


depresi endogen, perbaikan berwujud sebagai perbaikan suasana
perasaan(mood),bertambahnya aktivitas fisik.
• Mekanisme Kerja
• Menghambat ambilan kembali neurotransmiter di otak.
• Terdapat perbedaan potensi dan selektivitas hambatan ambilan kembali berbagai
neurotranmiter, ada yg sgt sensitif terthdp norepinefrin, serotonin, & dopamin
• Farmakodinamik
• Efek Psikologik
-Pasien depresi à tjd peningkatan alam perasaan
-pasien normal àtdak meningkatkan perasaan alam,cpt lelah
• Susunan SSP
Imipiramin memperlihatkan efek antimuskarinik àshg tjd penglihatan kabur, mulut krg,
obstipasi, retensi urin.
• Farmakodinamik (2)
• Kardiovaskuler
Pemberian imipramin dlm dosis terapi jg menimbulkan hipotensi ortostatik.Dlm dosis
toksik dpt menimbulkan aritmia & takikardi
• Sediaan
• Imipramin tablet b’lapis gula 10 & 25 mg dan dlm bentuk sediaan suntik 25 mg/2ml
biasanya dosis dimulai dgn 75 / 100 mg terbagi dlm beberapa kali p’berian. P’berian u/ 2
hari pertama
• Desmetilpiramin tersedia dlm bentuk tablet 25 mg dosis p’mulaan biasanya 3 x 25 mg
/hari selama 7-10 hari
• Sediaan
• Amitriptilin tersedia dlm 10 & 25 mg dan dlm bentuk larutan suntik 100 mg / 10 ml dosis
p’mulaan 75 mg /hari
• Efek samping
• Pengeluaran keringat yg berlebihan (mekanisme blom diketahui)
• Dibenzazepin m’nyebabkan perasaan lemah dan lelah
17

• Pasien lanjut usia paling sering m’derita pusing, hipotensi postural, sembelit, sukar
b’kemih dan udem juga tremor
• MAO inhibitor
• MAO dlm tubuh berfungsi dlm proses diaminasi oksidatif katekolamin di mitokondria.
Proses ini dihambat oleh penghambat MAO krn terbentuk suatu kompleks antara p’hambat
MAO dan MAO. Akibatnya kadar epinefrin, norepinefrin naik.
• Penghambat MAO tidak hanya m’hambat MAO tetapi jg enzim2 lain krn itu dpt
m’ganggu metabolisme obat di hati.
• Efek antidepresinya br terlihat 2 – 3 mgg
• Indikasi
• MAO inhibitor digunakan u/ mengatasi depresi tetapi pengunaannya sangat toksik.
• Hasil stimulasi psykiatri o/ penghambat MAO tdk selalu baik, byk keadaan depresi yg
tidak dpt diubah sama sekali
• Sediaan
• Isokarboksazid sbg tablet 10 mg, dosis 3x 10 mg/hari, efek terapi baru terlihat stelah 1-4
mgg
• Nialamid tablet 25 & 100mg, sifat obat ini krng toksik dan krng efektif.
• MAO tipe A, moklobemid à m’hambat MAO –A secara spesifik & reversibel. Jd
moklobemid m;hambat deaminasi katekolamin
• SSRI
• Golongan obat ini krng m’perlihatkan pengaruh thd sist kolinergik, adrenergik atau
histaminergik sehingga, efek samping lebih ringan.
• Masa kerjanya panjang 15-24 jam
• Obat yg t’masuk gol ini adalah fluoksetin, paroksetin, sentralin, fluvoksamin.
• Interaksi Farmakodinamik
• Interaksi farmakodinamik yg b’bahaya akan t’jd bila SSRI dikombinasikan dgn MAO
inhibitor yaitu akan terjadi peningkatan efek serotonin scr brlebihan yg disebut sindrom
serotonin dgn gejala hipertemia, kekakuan otot, kejang, gang perilaku dan gang tanda vital.
• Fluoksetin
• Merupakan SSRI yg plng luas digunakan krn obat ini krng menyebabkan antikolinergik,
hampir tdk menimbulkan sedasi dan cukup diberikan 1x /hari.
18

• Dosis awal 20mg/hari diberika setiapa pagi, bila dk diperoleh ef terapi selama bbrp mgg
dosis dpt ditingkatkan 20 mg / hari hingga 30 mg /hari
• Sertralin
• Suatu SSRI yg bersifat lbh selektif thdp SERT (transporter serotonin) dan kurang selektif
thdp DAT (transporter dopamin).
• Sama dengan fluoksetin dapat meningkatkan benzodiazepin, klozapin & warfarin
• Flufoksamin
• Efek sedasi dan antimuskarinik krng dari fluoksetin.
• Obat ini cenderung meningkatkan metabolik oksidatif benzodiazepin, klozapin, teofilin,
dan warfarin
• Paroksetin
• Obat ini dpt meningkatkan kadar klozapin, teofilin, & warfarin.
• Iritabilitas terjadi pd penghentian obat secara mendadak

Anda mungkin juga menyukai